Tindak Pidana Menurut Kajian KUHP

dan Hukum Pidana Islam.” Adapun tinjauan kepustakaan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Tindak Pidana menurut

a. Tindak Pidana Menurut Kajian KUHP

Tindak Pidana ialah perbuatan yang melanggar larangan yang diatur oleh aturan hukum yang diancam dengan sanksi pidana. Dalam rumusan tersebut bahwa yang tidak boleh dilakukan adalah perbuatan yang menimbulkan akibat yang dilarang dan yang diancam sanksi pidana bagi orang yang melakukan perbuatan tersebut. Menurut Andi Hamzah tindak pidana adalah perbuaatan yang dilarang dan diancam dengan pidana oleh Undang-Undang. 6 Tindak Pidana dalam kamus hukum artinya adalah suatu perbuatan yang merupakan suatu tindak pidana yang dapat dijatuhi hukuman. 7 Moelyatno, tidak menggunakan istilah tindak pidana rumusan diatas, tetapi mengunakan kata “perbuatan pidana” kata perbuatan dalam perbuatan pidana Tiap-tiap perbuatan pidana harus terdiri atas unsur-unsur lahir, oleh karena itu perbuatan yang mengandung kelakuan dan akibat yang ditimbulkan adalah suatu kejadian dalam alam lahir. Disamping kelakuan dan akibat untuk adanya perbuatan pidana, biasanya diperlukan juga adanya hal ihwal atau keadaan tertentu yang menyertai perbuatan. 6 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Jakarta: Rajawali Pres, 2011, hal. 16. 7 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 28. Universitas Sumatera Utara mempunyai arti abstrak yaitu suatu pengertian yang merujuk pada 2 dua kejadian yang konkret yaitu: 8 1. Adanya kejadian tertentu yang menimbulkan akibat yang dilarang; dan 2. Adanya orang yang berbuat dan menimbulkan kejadian itu. Sedangkan pembentuk undang-undang telah menggunakan perkataan “strafbaar feit”untuk menyebutkan apa yang dikenal sebagai tindak pidana di dalam Kitab Undang-Undang Hukum PidanaKUHP tanpa memberikan suatu penjelasan mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan perkataan “strafbaar feit. Perkataan feit sendiri di dalam bahasa Belanda berarti sebahagian dari suatu kenyataan, sedangkan strafbaar feit itu dapat diterjemahkan sebagai suatu kenyataan yang dapat dihukum, yang sudah barang tentu tidak tepat,oleh karena kelak akan diketahui bahwa yang dapat dihukum itu sebenarnya adalah manusia sebagai pribadi dan bukan kenyataan, perbuatan atau tindakan. Hazewinkel- Suringa membuat rumusan yang umum dari strabaar feit sebagai perilaku manusia yang pada suatu saat tertentu telah ditolak dalam sesuatu pergaulan hidup tertentu dan dianggap sebagai perilaku yang harus diadakan oleh hukum pidana dengan menggunakan sarana-sarana yang bersifat memaksa yang terdapat di dalamnya. 9 Menurut Pompe perkataan strafbaarfeit secara teoritis dapat dirumuskan sebagai suatu: “pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukum yang dengan sengaja atau tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, di mana 8 Suharto R.M, Hukum Pidana Materiil: Unsur-Unsur Objektif Sebagai Dasar Dakwaan, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hal. 29 9 P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1997, hal. 1. Universitas Sumatera Utara penjatuhan hukuman terhadap pelaku itu adalah penting demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan umum”. Sangatlah berbahaya untuk mencari suatu penjelasan mengenai hukum positif yakni semata-mata dengan menggunakan pendapat secara teoritis. Perbedaan antara hukum positif dengan teori adalah semu. Oleh karena itu, yang terpenting dalam teori itu adalah tidak seorang pun dapat dihukum kecuali tindakannya benar-benar melanggar hukum dan telah dilakukan dalam bentuk schuld, yakni dengan sengaja atau tidak dengan sengaja. Adapun hukum kita juga mengenal adanya schuld kesalahan tanpa adanya suatu wederrechtelijk heid perbuatan melawan hukum. 10 J.E Jonkers memberikan dua pengertian mengenai strafbaar feit yaitu: 11 a. Definisi pendek memberikan pengertian “strafbaar feit” adalah suatu kejadian feit yang dapat diancam pidana oleh Undang-Undang; b. Definisi panjang atau lebih mendalam yang memberikan pengertian “strafbaar feit” adalah suatu kelakuan yang melawan hukum berhubung dilakukan dengan sengaja atau culpa oleh orang yang dapat di pertanggungjawabkan. Setelah melihat berbagai definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang disebut dengan tindak pidana adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarangan dan diancam pidana, dimana pengertian perbuatan di sini selain perbuatan yang bersifat aktif melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh 10 Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hal. 6. 11 Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, hal. 91. Universitas Sumatera Utara hukum juga perbuatan yang bersifat pasif tidak berbuat sesuatau yang sebenarnya diharuskan oleh hukum.

b. Tindak Pidana menurut Kajian Hukum Pidana Islam