1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latang belakang
Bagi masyarakat tradisional, alam dan segala materinya baik makhluk hidup, benda mati, dan segala energi yang ada adalah dunia religi mereka. Dalam konstruksi batin yang
demikian, maka kerap kali terdapat kepercayaan bahwa sesuatu yang terdapat di alam adalah perpanjangan tangan Dewa-dewa, Roh leluhur, atau yang Maha Kuasa. Sehingga segala
bentuk aktivitas religi masyarakat tradisional begitu dekat dengan lingkungan alamnya. Dalam konsepsi kebatinan masyarakat tradisional seringkali hadir mitos-mitos tentang asal
mula kehidupan, penciptaan manusia pertama, hukum karma, ajaran moral kehidupan, dewa- dewi kehidupan, Hari Penghabisan, hingga adanya negeri impian, ideal atau surga pasca
kehidupan di dunia. Menurut Mercie Eliade, mitos adalah hasil manusia arkhais, dalam melukiskan lintasan
supernatural ke dalam dunia mitos, yang dalam hal ini, telah menguak sebuah tabir misteri dengan mewahyukan peristiwa-peristiwa primodial yang sampai sekarang ini masih
diceritakan kembali dan dapat direprentasi, misalnya upacara-upacara ritual
1
. Mitos juga muncul pada masyarakat Dawan yang merupakan suku asli dari Kabupaten
Timor Tengah Selatan. Sebelum terbentuknya Kabupaten Timor Tengah Selatan. Masyarakat Dawan sendiri, mempunyai mitos bahwa gunung merupakan tempat kediaman Roh leluhur
mereka. Dari mitos ini masyarakat Dawan mempunyai imajinasi mengenai gunung sebagai tempat yang suci yang memberikan mereka kehidupan. Salah satu gunung yang disakralkan
oleh masyarakat Dawan yaitu gunung Mutis. Gunung Mutis sendiri berarti mencair atau menetes.
1
Mercie Eliade peny, the encylopedia of religion, vol 10, Nyu York: Moab-Nuad Macmillkan Publishing Company, 1987,hal 261
2
Mutis bagi masyarakat Timor, Nusa Tenggara Timur, dikenal sebagai gunung tertinggi dengan ketinggian 2.427 meter di atas permukaan laut, berada di batas dua daerah Kabupaten
Timor Tengah Utara TTU dan Timor Tengah Selatan TTS. Gunung Mutis tak hanya memiliki panorama alamnya nan eksotik, namun juga
menyimpan selaksa cerita mistis, magis dan historis. Masyarakat sekitar lereng Mutis yang dikenal dengan suku Dawan, sangat menghormati keberadaan Gunung Mutis yang keramat
itu. Puncak Mutis, yang tersimpan mistis dan historis itulah, menurut masyarakat Dawan di
Timor, memiliki penjaga dan penguasa tertinggi, hingga seluruh lapisan di lerengnya. Masyarakat Mollo sangat menghargai Gunung Mutis karena, gunung dalam kosmologi orang
Timor gunung merupakan suatu simbol sakral yang merupakan manifestasi keadaan dengan leluhur mereka. Masyarakat Mollo menganggap bahwa nenek moyang mereka berasal dari
Gunung Mutis.
2
Menurut masyarak Mollo, awalnya nenek moyang mereka datang dari wilayah Hindia belakang ke kepulau Timor dan menempati wilayah di sekitar Gunung Mutis,
dan mereka memutuskan untuk tinggal di Gunung Mutis, karena di atas Gunung Mutis terdapat empat sumber air dan tumbuh-tumbuhan yang dapat mereka konsumsi. Namun oleh
karena di atas gunung terdapat banyak binatang buas sehingga mereka menyebar kesebagian pulai Timor untuk menetap di wilayah-wilayah Timor lainnya. Mata air dari Gunung Mutis
yang mengalir memberi kehidupan pada masyarakat sekitar Gunung Mutis dan sekitarnya, keempat mata air tersebut yaitu Noel pune yang mengalir ke sungai Noel mina, sungai
terpanjang di kabupaten Timor Tengah Selatan, yang kedua sungaiNoel neanin yang mengalir ke wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, yang ketiga Noel aplai yang mengalir ke wilayah
Timor Leste, dan yang keempat Noel Lelo yang mengalir ke wilayah Kupang. Keempat mata air besar ini yang memberi kehidupan kepada sebagian besar wilaya daratan Timor besar,
2
Eben Nuban Timo, Pemberita Firman : Pencinta Budaya, Mendengar dan Melihat Karya Allah dalam Tradisi. Jakarta. BPK Gunung Mulia, 2005.39
3
sehingga menurut keyakinan mereka bahwa Gunung Mutis adalah seorang nenek yang masih hidup yang menyusui masyarakat TTS, Amfoang, Benenain, Noel mina dan Alor.
3
Gunung batu sebagai salah satu fenomena geografi di Timor oleh masyarakat dawan, khususnya masyarakat Mollo memiliki nilai mistik-magis dan dianggap suci sehingga harus
dihormati. Bila tidak maka akan mendatangkan musibah atau bencana berupa longsor, angin kencang, kekeringan dll. Tradisi ini dipertegas dalam filosofi orang Timor tentang alam
bumi. Bumi diidentifikasikan sesuai dengan struktur fital tubuh manusia. Tanah Naijan dilihatnya sebagai daging, Batu fatu dipandangnya sebagai tulang, Air oel adalah darah
yang terus mengalir dalam tubuh dan Hutan adalah paru-paru Faf yaitu yang merakit dan menyatukan semua unsur ini
4
. Oleh karena itu masyarakat Mollo sangat menghargai batu atau gunung yang adalah rumah mereka.
Kawasan Gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur tidak terlepas dari hadirnya gunung- gunung batu yang oleh masyarakat setempat disebut Faut Kanaf dan mata air di bawah kaki
Faut Kanaf yang disebut dengan nama Oe Kanaf atau air dari batu. Menurut masyarakat sekitar Gunung Mutis bahwa bukit-bukit batu yang merupakan mengandung unsur marmer
ini oleh masyarakat bermanfaat sebagai sumber kehidupan. Gunung-gunung batu dari alam semesta adalah anugerah kehidupan yang sempurna, karena merupakan pusat alam semesta
bagi Orang Mollo, bagi mereka gunung-gunung batu yang memberikan kehidupan pada masyarakat Mollo, karena dari gunung-gunung itu mengalir mata air dan juga memberikan
lahan untuk bertani dan beternak dan itu menjadi mata pencarian masyarakat Mollo sampai saat ini. Namun para investor mulai datang mengusik kawasan Gunung Mutis. Mereka ingin
mengeruk bukit-bukit batu marmer yang menjanjikan keuntungan berlipat ganda. Hadirnya
3
Bapak mateos Anin, Tokoh masyarakat. Wawancara, fia tlpn, taggl september 2015, Pukul 19.00 Wit
4
Olif Kause, Naitapan Batu Keramat Studi Tentang Pengkeramatan Batu Naetapan dan Dampaknya Bagi Masyarakat Desa Tunua, Kabupaten Timor Tengah Selatan Tesis, salatiga; Program Pa sca-Sarjana
Magister sosiologi Agama, 2013, hlm 3
4
sejumlah perusahaan penambangan yang mendapat ijin eksploitasi dengan mengantongi sejumlah dokumen resmi menambah deretan kecemasan masyarakat Fatumnasi dan
sekitarnya. Investor asing ini menuai aksi penolakan warga. Ibu Aleta Baun seorang pejuang perempuan masyarakat adat Mollo menyatakan
kekesalan atas prilaku eksploitatif investor yang bekerjasama dengan pemerintah untuk menambang marmer dari Faut Kanaf adalah suatu tindakan yang sangat tidak berpihak pada
kearifan masyarakat dan keberlangsungan tata-hidrology demi keberlangsungan hidup masyarakat. Di samping alasan yang bersifat ekologis, ada pula alasan yang di dasarkan pada
kultur atau kebudayaan masyarakat setempat. Batu yang sering mereka sebut Faot Kanaf memiliki hubungan langsung dengan sejarah enam belas marga masyarakat Mollo yang
tersebar di daratan pulau Timor. Hal inilah yang menentukan identitas masyarakat Mollo, sehingga masyarakat tidak pernah mengenal istilah marmer untuk ditambang. Masyarakat
hanya mengenal batu yang telah menghidupi masyarakat selama ini.
5
Oleh karena mitologi masyarakat Mollo yang kuat mengenai gunung sebagai gunung yang sakral dan suci inilah yang mendorong mereka dengan berbagai cara mempertahankan
kekayaan alam dan idenentitas mereka, karena menurut mereka Situs-situs ritual adat sejak nenek moyang mereka ada sana. Bahkan benda-benda situs yang dijadikan ritual adat juga
bisa saja hilang diambil mereka, melihat kondisi ini masyarakat Mollo tidak dapat menerima dan akhirnya mereka mulai bertindak, dengan berbagai cara mereka berjuang untuk menolak
pertambangan tersebut, sekalipun mereka harus diancam namum mereka tetap mempertaruhkan nyawa mereka untuk tetap mempertahankan apa yang menjadi hak dan
kekayaan mereka, beberapa upaya dilakukan oleh masyarakat Mollo dengan melaporkan
5
Malianti Banoet, perjuangan amam Aleta Baun dan kelompoknya menolak pertambangan marmer di Fatu Nausus, desa Faku Koto, kecamatan Mollo utara, Kabupaten TTS, Skripsi, Kupan,
2014, hal. 19
5
perusahaan itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM di Jakarta. Mereka juga melakukan upacara adat dengan sumpah adat berupa fanu.
6
Setiap masyarakat memiliki mitos-mitos, baik itu yang menyangkut asal-usul maupun kepercayaan, mitos-mitos tersebut merupakan kekayaan budaya yang dimiliki oleh
masyarakat arkhais dan kebudayaan itu juga yang menjadi identitas budaya mereka. Kekayaan tersebut bersumber dari pemikiran manusia yang berkembng menurut waktu dan
rasa keingintahuannya tentang dirinya selaku manusia. Sehingga mitos yang ada dalam masyarakat Mollo sangat dihargai dan dijaga oleh masyarakat Mollo pada masa lalu sampai
saat ini masih dijaga. Sehingga dari mitos tersebut masyarakat Mollo mempunyai imajinasi mengenai Gunung Mutis sebagai gunung suci. Dari mana leluhur mereka berasal, dan sumber
kehidupan mereka dapat dari gunung tersebut, sampai nanti mereka akan kembali ke gunung
tersebut. Bertolak dari kenyataan ini, penulis mengajukan tugas akhir dengan judul: “Mitos Gunung suci” Studi Historis Kultur Gunung Mutis Dalam Imajinasi
Masyarakat Mollo
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka pokok
penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan pokok penting yaitu:
1. Apa isi Mitos Gunung Mutis dalam pengetahuan orang Mollo?
2. Apa imajinasi orang Mollo tentang Gunung Mutis?
3. Apa saja pengaruh mitos Gunung Mutis dan imajinasi masyarakat tentang gunung itu
bagi masyarakat Mollo? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat dipahami bahwa mitologi masyarakat
dawan merupakan upaya masyarakat mencari makna dari kenyataan masa kini yang mereka hadapi di dalam tindakan-tindakan Primal-history yang dilakukan leluhur yang mereka
6
Fanu adalah : Syair-syair perang, yaitu kata-kata dalam bentuk sayair yang mengandung kuasa magis untuk mencelakankan musuh. Dan menekan kekuatan musuh. Juga merupakan ikrar kesetiaan kepada
leluhur
6
sembah dalam komunitas tersebut.
7
Dalam upayah mencari makna yang dilakukan masyakat Mollo lewat imajinasi mereka terhadap mitos yang berkembang dan menjadi identitas budaya
mereka maka tujuan akhir dari penilitian ini yaitu: 1.
Mendeskripsikan varian-varian mitos Gunung Mutis yang beredar dalam masyarakat Mollo
2. Mendeskripsikan bentuk-bentuk imajinasi orang Mollo tentang Gunung Mutis
3. Menganalisa bentuk-bentuk pengaruh mitos Gunung Mutis dan imajinasi masyarakat
Mollo terhadap gunung itu dalam perilaku masyarakat Mollo
1.2 Metode penelitian