Perkembangan Temuan Uang Palsu

Perkembangan Temuan Uang Palsu

Penemuan uang rupiah palsu selama 2017 menurun dibandingkan dengan penemuan pada 2016. Uang rupiah palsu yang ditemukan mencapai 164.903 lembar pada 2017, lebih rendah dari tahun 2016 sebanyak 211.661 lembar. Temuan uang palsu tahun 2017 tersebut terdiri dari laporan perbankan dan masyarakat sebanyak 157.474 lembar dan penyidikan Polri sebanyak 7.429 lembar (Grafik 9.18). Berdasarkan pecahan, temuan uang palsu didominasi oleh uang kertas pecahan Rp100.000 dan Rp50.000, masing- masing sebanyak 80.680 lembar (48,9%) dan 77.002 lembar (46,7%). Dengan perkembangan tersebut, rasio uang palsu turun dari 13 lembar menjadi 9 lembar per satu juta lembar uang yang diedarkan. Hal itu sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam mencegah dan menanggulangi peredaran uang palsu.

Grafik 9.1. Lorem Ipsum

Sumber: Bank Indonesia

I II III IV 2015

Juta bilyet

Grafik 9.17. Jumlah Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar

Grafik 9.1. Lorem Ipsum

Sumber: Bank Indonesia

Lembar Lembar per satu juta lembar UYD

Penyidikan Polri

Laporan Bank

Grafik 9.18. Temuan Uang Rupiah Palsu oleh

Kepolisian dan Laporan Perbankan

Boks 9.1.

efektif bila dimulai dari sektor-sektor yang bersifat

Gerakan massal seperti sektor transportasi. Dalam kaitan ini,

Bank Indonesia menumpuh langkah untuk mendorong

Nontunai dan

penggunaan uang elektronik (UE) dalam transaksi jalan tol

Elektronifikasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penggunaan

transaksi nontunai. Penggunaan UE memiliki keunggulan

Jalan Tol dibandingkan instrumen lain seperti kartu ATM/Debit

karena tersedia dalam nilai kecil, bersifat massal, dan lebih murah biaya operasinya. Selain itu, dalam batas saldo tertentu, UE juga mudah diperoleh dan tidak

pembayaran. Penggunaan transaksi nontunai S secara luas akan mendorong efisiensi ekonomi, baik Penggunaan UE secara luas dalam transaksi jalan

eiring dengan perkembangan teknologi, transaksi melalui prosedur formal sebagaimana halnya pembukaan nontunai muncul sebagai alternatif metode

rekening bank.

dalam konteks kecepatan, kemudahan, dan keamanan tol berpotensi memberikan banyak manfaat, baik bertransaksi, maupun dalam konteks penghematan biaya

bagi pengguna maupun pihak lain yang terkait. Bagi pencetakan, distribusi uang, dan pengelolaan kas (cash

pengguna, transaksi nontunai akan memberi rasa aman handling). Terkait dengan hal tersebut, Bank Indonesia

karena jumlah yang dibayar akurat sesuai dengan tarif. sejak tanggal 14 Agustus 2014 telah mencanangkan

Proses transaksi juga jauh lebih cepat dan nyaman karena Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) sebagai upaya

tidak diperlukan waktu tambahan untuk menghitung untuk mendorong peningkatan penggunaan nontunai

uang dan menyediakan uang kembalian jika dibutuhkan. di kalangan masyarakat, pelaku bisnis, dan lembaga

Bagi pengelola jalan tol, elektronifikasi pembayaran pemerintah. Melalui gerakan ini, masyarakat diharapkan

akan meningkatkan efisiensi biaya operasional dengan lebih aktif menggunakan alat pembayaran nontunai

mengurangi cash handling. Selain itu, transaksi nontunai sehingga tercipta less cash society (LCS) di tanah air.

dapat mengurangi sejumlah risiko seperti risiko fraud akibat proses manual yang dilakukan oleh manusia, risiko

Pada tahap awal implementasi, program GNNT kesalahan penghitungan penerimaan dan pengembalian, menghadapi hambatan utama berupa akseptasi

risiko penerimaan uang palsu, dan risiko keamanan masyarakat dan kesiapan infrastruktur. Hal tersebut

sewaktu penyetoran uang tunai ke bank. terkait dengan masih dominannya transaksi tunai pada

sistem pembayaran di Indonesia. Survei McKinsey Inisiasi penggunaan UE dalam transaksi jalan tol mengungkapkan bahwa porsi penggunaan uang

sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2012 namun tunai dalam transaksi pembayaran di Indonesia masih

belum optimal. Hal ini disebabkan penggunaan UE sangat tinggi yaitu 99,4%, sementara nontunai hanya

dalam transaksi jalan tol oleh perbankan pada saat itu berkontribusi 0,6%. 1 Untuk itu, penggunaan instrumen

dirasakan belum menguntungkan secara komersial dan pembayaran nontunai perlu diawali dengan akseptasi

masih bersifat eksklusif sebagai produk bank tertentu. masyarakat (sisi demand) karena membutuhkan

Selain itu, beban biaya operasional penggunaan perubahan perilaku dan kebiasaan. Perubahan perilaku

UE sepenuhnya masih menjadi tanggungan bank tersebut kemudian perlu disertai dengan penyediaan

penerbit. Untuk mengatasi hal ini, Bank Indonesia dan infrastruktur yang memadai (sisi supply). Kombinasi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyak akseptasi masyarakat dan ketersediaan infrastruktur

(PUPR) menginisiasi strategi elektronifikasi jalan tol menjadi kunci keberhasilan program gerakan nasional

yang pada tahap awal memiliki target berupa 100% nontunai yang diusung Bank Indonesia.

pembayaran nontunai di jalan tol pada Oktober 2017. Guna mencapai target ini ditempuh strategi multi-issuers

Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa yang memungkinkan pengguna jalan tol memiliki banyak kampanye transaksi pembayaran nontunai akan lebih

pilihan penerbit UE. Hadirnya banyak penerbit UE diharapkan mampu meningkatkan kesiapan layanan keuangan nontunai di jalan tol melalui kemudahan untuk

1 McKinsey and Company, Asia Pacific Payments Trends, Global Payment Summit 2013.

memperoleh dan melakukan isi ulang (top up) UE.

LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 9 | 181

Gambar 1. Gambar Boks 9.1 Tingkat Capaian Pembayaran Nontunai

Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (ruas baru)

Jawa Non Jabodetabek

Luar Jawa Gerbang Tol Full Non Tunai di Indonesia

83% Belawan - Medan Tj. Morawa 100% Telah Terimplementasi 100% Medan Binjai

SAM multi-applet 100% Tangerang - Merak 100% Pd.Aren - Serpong

100% Palembang - Indralaya (Ruas Baru)

48%

Makassar Seksi IV

94%

Kanci - Pejagan

48%

Ujung Pandang Seksi I, II

100% Pd.Aren - Ulujami

98%

Semarang A, B, C

98%

Semarang - Solo I, II

100% Bogor Ring Road

100% Nusa Dua-Ngurah Rai Tj. Benoa

Surabaya - Mojokerto 93%

95%

Pejangan - Pemalang

95%

Purbaleunyi

93% Palimanan - Kanci

100% Cinere - Jagorawi

100% Simpang Susun Waru Juanda

95%

Gempol - Pandaan

100%

Surabaya - Gempol

66%

Surabaya - Madura

Gempol - Pasuruan Penetrasi di atas 75%

93% Cikampek - Palimanan

95%

Penetrasi kurang dari 75%

100% Surabaya - Gresik

57%

Kertosono - Mojokerto

Sumber: Data Badan Pengatur Jalan Tol, diolah Keterangan: Data per tanggal 8 Des 2017

Untuk meningkatkan efisiensi dikembangkan gerbang tol pada 2018. Penerapan MLFF merupakan interoperabilitas dengan hadirnya satu mesin untuk

terobosan baru karena menggunakan teknologi nirsentuh beragam kartu (SAM multi-applet). Selain meningkatkan

(contactless) sehingga pengguna jalan tol tidak perlu efisiensi, penerapan SAM multi-applet ini juga mendorong

memperlambat atau menghentikan kendaraan untuk terjadinya konvergensi standar mesin reader UE di

melakukan pembayaran. Tarif tol akan secara otomatis sektor transportasi dan di luar sektor transportasi. Secara

ditagihkan kepada instrumen pembayaran yang telah bertahap, pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat

didaftarkan sebelumnya oleh pengguna. Setiap kendaraan perluasan akseptasi masyarakat terhadap instrumen

akan memiliki satu sumber pendanaan untuk penagihan pembayaran nontunai.

biaya tol. Jalan tol juga akan dilengkapi dengan kamera untuk mendeteksi titik awal masuk dan keluar

Sampai dengan akhir 2017, sebanyak 98% dari seluruh kendaraan sehingga besaran tarif dapat diperhitungkan ruas tol yang ada telah menerapkan transaksi nontunai

secara akurat.

(Gambar 1). Pencapaian ini sedikit di bawah target sebesar 100%, disebabkan oleh dua kendala. Pertama,

Guna mendukung penerapan MLFF, akan dibentuk masih rendahnya budaya penggunaan instrumen

electronic toll collection (ETC) yang bertanggung jawab nontunai, khususnya pada pengguna angkutan umum

menyiapkan infrastruktur dari front end hingga back end. dan angkutan berat. Kedua, masih terbatasnya fasilitas

ETC akan terhubung pada Gerbang Pembayaran Nasional pengisian ulang UE sehingga menyebabkan keengganan

(GPN) sehingga tercipta interkoneksi dan interoperabilitas masyarakat dalam menggunakan UE.

sistem pembayaran jalan tol. ETC juga akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk penerapan law enforcement

Implementasi elektronifikasi di jalan tol memiliki sasaran dalam rangka memastikan terjadinya pembayaran atas akhir berupa penerapan multi lane free flow (MLFF) di

penggunaan jalan tol.

182 | BAB 9 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017