Pengertian Margin Trading PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERUSAHAAN SEKURITAS DALAM TRANSAKSI ATAS FASILITAS MARGIN TRADING - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

kadaluwarsa. Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya, maka waran itu dapat dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila waktu untuk mendapatkannya sudah kadaluwarsa dan pemegang waran lalai menebusnya, maka waran tersebut akan menjadi kertas yang tidak bernilai lagi. 62 Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai bedging. Perdagangan yang dilakukana tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untuk rugi dan selisih antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti right, dan waran, indeks saham dan lndeks obligasi diperdagangkan secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk derivative ini secara future dan option. 63

4. Pengertian Margin Trading

Di pasar saham, margin merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan pialang saham kepada investor. Dikatakan fasilitas, karena memang perusahaan pialang saham memberikan semacam pinjaman kepada investor. Namun, pinjaman ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal, sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila berhasil menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya. Atau sebaliknya, berhasil melikuidasi posisi jualnya short selling, dengan membeli dengan harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan 62 Ibid, halaman 46 63 Loc. It. atas fasilitas yang disediakan perusahaan pialang berjangka itu, investor harus membayar bunga pinjaman dan fee. Margin trading atau perdagangan marjin merupakan salah satu bentuk kegaiatn transaksi efek yang menyerupai usaha bank yang dilakukan oleh perusahaan efek. 64 Sebagaimana dapat disimpulkan dari namanya, maka dengan melakukan atau memberikan fasilitas perdagangan secara marjin kepada nasabahnya, perusahaan efek pada dasarnya melakukan pembiayaan atas sebagian dana yang dibutuhkan oleh nasabah dalam melakukan kegiatan transaksi efeknya. Margin trading berarti perdagangan saham melalui pembelian saham dengan uang tunai dan meminjam kepada pihak ketiga untuk membayar tambahan saham yang dibeli. Harapan pembeli margin untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dengan modal yang sedikit. Dengan perdagangan secara marjin, kemampuan nasabah untuk bertansaksi akan meningkat denga disediakannya fasilitas pinjaman oleh perusahaan efek. Meskipun dalam nilai tranksaksinya nasabah memperoleh kesempatan untuk bertransaksi lebih banya, tetapi ini juga berarti menambah resiko yang harus dipikul oleh nasbaha mengingat sifat transaksi efek yang sangat fluktuatif. Oleh karena sifatnya yang mengandung resiko atas kekayaan nasabah, maka perdagangan marjin ini mendapat perhatian khusus dari otoritas pasar modal yang salah satunya adalah Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-019BEJ0897 tanggal 1 Agustus 1997. 64 Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, hal. 388-389 Meskipun margin memudahkan investor melakukan investasi, bukan berarti kemudahan itu merupakan keuntungan bagi investor. Artinya, kalau investor telah melakukan perdagangan dengan sistern margin pasti akan mendapat keuntungan. Ingat, margin trading merupakan cara perusahaan pialang berjangka untuk memperluas nasabahnya. Di sisi lain, bila investor memanfaatkan margin trading, berarti investor telah memutuskan melakukan investasi. Dengan investasi itu sudah melekat risiko yang harus ditanggungnya. Bahkan dalam literatur investasi, margin trading merupakan salah satu strategi investasi yang cenderung mendekati spekulasi. Sebab, jika terjadi kerugian investasi dengan sistem margin ini akan menciptakan nilai yang lebih besar dari investasi dengan sistem fisikcash trading.

B. TINJAUAN UMUM PERJANJIAN 1. Pengertian Perjanjian

Menurut ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam Bab Kedua Buku III KUHPerdata dengan menyatakan bahwa : “suatu perjanjian adalah perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Perbuatan yang disebutkan dalam rumusan awal ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata menjelaskan bahwa perjanjian hanya mungkin terjadi jika ada suatu perbuatan yang nyata. Baik dalam bentuk ucapan, maupun tindakan secara fisik dan tidak hanya dalam bentuk pikiran semata-mata sehingga suatu perjanjian adalah : 1. Suatu perbuatan ; 2. Antara sekurang-kurangnya dua orang atau lebih; 3. Perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara pihak-pihak yang berjanji. Berdasarkan pengertian diatas di dalamnya dapat dijumpai beberapa unsur yang memberi wujud pengertian perjanjian antara lain hubungan hukum yang menyangkut Hukum Kekayaan antara dua orang atau lebih yang memberi hak pada suatu pihak dan kewajiban pada pihak lain tentang suatu prestasi. Kalau demikian perjanjian adalah hubungan hukum yang oleh hukum itu sendiri diatur dan disahkan cara perhubungannya. Perjanjian yang mengandung hubungan hukum antara perorangan person adalah hal-hal yang terletak dan berada dalam lingkungan hukum. Itulah sebabnya hubungan hukum dalam perjanjian bukan suatu hubungan yang bisa timbul dengan sendirinya seperti yang dijumpai dalam harta benda dan kekeluargaan. Hubungan hukum antara pihak yang satu dengan yang lain dalam perjanjian tidak bisa timbul dengan sendirinya. Hubungan itu tercipta oleh karena adanya “tindakan hukum”. Tindakan perbuatan hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehinggga terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak lain untuk memperoleh “prestasi”. Sedangkan pihak lain itupun menyediakan diri dibebani dengan “kewajiban” untuk menunaikan prestasi. 65 65 M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung : Alumni, 1982, hal 6-7 Rumusan yang diberikan dalam Pasal 1313 KUHPerdata menegaskan bahwa perjanjian mengakibatkan seseorang mengikatkan dirinya terhadap orang lain. Ini berarti dari suatu perjanjian lahirlah kewajiban atau prestari dari satu atau lebih orang Pihak kepada satu atau lebih orang Pihak lainnya yang berhak atas prestasi tersebut. Rumusan ini memberikan konsekwensi hukum bahwa dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak, dimana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi debitur dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut kreditur masing-masing pihaknya ilmu hukum, pihak tersebut dapat juga terdiri dari satu atau lebih orang. Bahkan dengan berkembangnya ilmu hukum, pihak tersebut dapat juga terdiri dari satu atau badan hukum 66 . Dalam hukum perjanjian berlaku system terbuka yang maksudnya adalah masyarakat bebas mengadakan ataupun membuat perjanjian dengan pihak lain asal dari isi perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan ketertiban dan kesusilaan. Selain itu dalam mengadakan perjanjian diperlukan kesepakatan diantara para pihak. Perjanjian sah jika hal-hal pokok sudah disepakati oleh kedua pihak.

2. Unsur-Unsur Perjanjian