PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR PADA RAKABU FUNITURE DI SURAKARTA

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DI SURAKARTA

Tugas Akhir

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III

Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

FAISAL HERMAWAN

NIM. F 3105080

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

(3)

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

v

MOTTO

Ketika orang lain diam aku sudah berfikir dan berkata, ketika orang berfikir dan berkata aku telah berjalan, ketika orang lain sedang berjalan aku telah berlari, ketika orang lain mulai berlari aku telah menjadi yang terbaik


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta terima kasih atas segala kasih sayang,doa dan perhatian yang tak dapat dinilai dengan apapun.

2. Adekku Hafid,Shinta,Farell terima kasih atas

semangatnya.

3. Kakekku terima kasih atas doa dan perhatiannya. 4. Puspa Wijaya terima kasih telah memberikan doa

dan inspirasi.

5. Sahabatku Arif,Aswin,Dona,Jekek,Galih,Aris

terima kasih dukungannya.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya yang dilimpahkan kepada kami, sehingga setelah melalui proses yang panjang dan berbagai kesulitan yang selalu muncul akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan tugas akhir dengan judul “PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR PADA RAKABU FURNITURE”

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini tidak dapat berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya Tugas Akhir ini, khususnya kepada:

1. Dekan fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Program dan Sekretaris Program Diploma III Bisnis internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Izza Mafruhah, SE,.M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran dan segala kearifan beliau memberikan bimbingan,arahan hingga tersusunnya laporan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuannya. 5. Direktur utama PT. Rakabu Furniture yang telah berkenan memberikan ijin

untuk melakukan magang kerja dalam rangka penulisan laporan Tugas Akhir ini.


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Akhir ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesainnya penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.

Surakarta, Februari 2011

Penulis


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRAKSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 4

E. Metode Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Produksi ... 7


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Prosedur Ekspor ... 25

F. Dokumen Ekspor ... 28

G. Ekspor ... 31

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 33

B. Pembahasan ... 43

BAB IV PENUTUP ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Karyawan Rakabu Furniture ... 38

Tabel 3.2 Volume Penjualan Rakabu Furniture ... 40

Tabel 3.3 Daftar Nama Buyer Rakabu Furniture ... 42


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 2.1 Skema Prosedur Ekspor ... 25 Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Rakabu Furniture ... 31 Gambar 3.2 Skema Proses Pengadaan Barang... 48


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

1. Purchase Order

2. Proforma Invoice

3. Letter of Credit

4. Advice Letter of Credit

5. Surat Penyerahan Wesel Dokumenter

6. Commercial Invoice

7. Packing List

8. Packing Declaration

9. Certificate of Origin

10.Instruksi Pengapalan

11.Bill of Lading

12.Certificate of Fumigation

13.Clearance Certificate

14.Scope of Certification

15.ISO 9001:2000/ SNI 19-9001:2001

16.Persetujuan Ekspor

17.Pemberitahuan Ekspor Barang

18.Company Profile


(13)

ABSTRAKSI

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR PADA RAKABU FURNITURE

DI SURAKARTA

FAISAL HERMAWAN F 3105080

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh penjelasan lebih mendalam dan pengertian mengenai strategi peningkatan kualitas produksi ekspor furniture yang dilakukan oleh pihak penjual kepada pembeli untuk mempertahankan sekaligus memberi image yang berbeda terhadap produk lain yang sejenis.

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu mengambil obyek yang akan dianalisa secara mendalam dan teliti dan memfokuskan pada satu masalah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui wawancara langsung dengan pihak RAKABU FURNITURE pada bagian ekspor produksinya, sedangkan data sekunder didapat dari buku panduan dan sumber bacaan yang dianggap bisa dipercaya.

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Rakabu Furniture melakukan proses yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas mutu produk dengan mempertahankan kualitas produk, melakukan strategi peningkatan produk secara inovatif untuk memerangi kendala produksi.


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ekspor+adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain ataupun negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valas, serta melakukan komunikasi dangan memakai bahasa asing.(Amir Ms,2003:01).

Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan atau transaksi ekspor-impor secara langsung berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara yang terlibat didalamnya, demikian dengan Negara Indonesia, transaksi ekspor-impor sangatlah penting guna menambah devisa Negara dan dapat mengurangi tingkat pengangguran karena meningkatnya produktifitas dan lapangan pekerjaan. Salah satu barang yang diekspor Indonesia adalah barang-barang industri berupa kerajinan rotan,tanah liat,mebel,dan kerajinan tangan lainya yang akhir-akhir ini mengalami pertumbuhan pesat, maka akan menimbulkan persaingan yang tingggi. Oleh karna itu dalam perusahaan ekspor harus mampu menciptakan suatu produk yang mempunyai nilai lebih dimana para konsumen (buyer) lokal maupun luar negeri, baik dilihat dari segi kualitas mutu barang,harga dan jumlah produknya.

Perbedaan antara pedagang dalam negeri dan luar negeri antara lain dalam hal peraturan kepabeanan,standarisasi mutu produk,ukuran takaran,dan timbangan serta perdagangan luar negeri yang diterapkan oleh pemerintah


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id setempat. Perusahaan ekspor yang berkembang saat ini di Surakarta salah satunya adalah Rakabu Furniture yang bergerak dibidang kerajinan kayu dan mebel.

Rakabu Furniture telah melaksanakan kegiatan ekspornya selama 17 tahun perusahaan ini telah mengekspor kerajinan furniture keberbagai negara seperti Australia,Spanyol,Taiwan,Singapore,Prancis,Korea,Jepang. Hasil yang bisa dilihat adalah bertambahnya devisa Negara serta kerja sama yang bersifat continue dibidang furniture yang bisa dirasakan langsung dikota Surakarta.

Rakabu Furniture telah memanfaatkan dan mempergunakan hasil alam yang diubah menjadi barang yang memiliki nilai tambah yaitu kayu dan hasil hutan serta sisa kayu yang diolah kembali menjadi sebuah karya yang bernilai.

Dalam melakukan kegiatan ekspor impor kedua belah pihak melakukan beberapa tahapan yaitu sales contrac,pembayaran,L/C,pengapalan(shipment dokumen negotiating proses), dan proses negosiasi pengapalan(shipment dokumen negotiating proses).Amir Ms,:2003.

Proses diatas secara umum menggambarkan tentang hal-hal yang biasanya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengadakan kegiatan ekspor. Pada kenyataannya dalam melaksanakan kegiatan ekspor sering terjadi klaim terhadap barang-barang yang diekspor. Hal ini sangatlah ditakutkan bagi seorang eksportir karena tujuan dari setiap bisnis adalah mencari laba untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan memungkinkan perusahaan memperoleh laba.


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3

Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi strategi ekspor yang menyangkut kualitas produksi yang dihasilkan yang bertujuan untuk meningkatkan volume ekpor. Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui kegiatan secara nyata yang dilakukan Rakabu Furniture dalam menjaga kualitas barang yang diproduksi serta langkah-langkah apa yang diambil guna meningkatkan kualitas produk-produk ekspor yang dihasilkan, sehingga eksportir mengetahui tingkat mutu barang ekspor yang akan diproduksi, oleh karna itu penulis ingin mengangkat menjadi pokok permasalahan dalam penelitian yang berjudul “PENINGKATAN KUALITAS PRODUK EKSPOR PADA RAKABU FURNITURE di SURAKARTA”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis melakukan perumusan masalah yang dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan cepat.

Dengan perumusan maalah diharapkan dapat mengetahui objek-objek yang diteliti serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian dapat terarah. Untuk memudahkan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Usaha-usaha apa yang dilakukan Rakabu Furniture dalam

meningkatkankualitas produk furniture yang akan diekspor.

2. Bagaimana prosedur ekspor Rakabu Furniture Surakarta.

3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat Rakabu Furniture dalam usaha peningkatan kualitas produk ekspor.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penlitian

Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan Rakabu Furniture didalam menjaga kualitas produk barang-barang yang akan diekpor.

2. Untukmengetahui prosedur ekspor di Rakabu Furniture.

3. Untuk mengetahui factor-faktor penghambat yang dihadapi Rakabu dalam usaha peningkatan kuallitas produk ekspor.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis barharap dapat mengetahui secara baik kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam memproduksi barang ekspor melalui mutu barang yang dihasilkan serta beberapa factor pendukungnya.

2. Bagi Perusahaan

memberikan salah satu referensi bagi Rakabu Furniture sebagai bahan pertimbangan khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas ekspor dan pengembangan usaha guna mempertahankan kualitas mutu barang.

3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca Lainnya

Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang sedang menyusun tugas akhir dengan pokok permasalahan yang sama.


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5

E. Metode Penelitian

Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian dari pencarian suatu jawaban yang dipertanyakan, mendapatkan data untuk selanjutnya diolah kemudian disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian. Agar proses tersebut dapat berjalan sesuai keinginan serta hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian.

Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja daru suatu penelitian. Metode ini terdiri dari;

1. Ruang Lingkup Magang

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil suatu objek tertentu untuk dianalisa sacara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah.

2. Jenis dan alat pengumpulan data. a. Jenis Data

1). Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan staf/karyawan Rakabu Furniture.

2). Data sekunder

Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku, internet maupun sumber bacaan lain.


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Metode Pengumpulan Data

1). Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak perusahaan Rakabu Furniture.

2). Studi pustaka

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku/referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3). Observasi

Dalam penelitian ini, penulis melihat secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan Rakabu Furniture.

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara lansung dengan Rakabu Furniture yaitu pada bagian ekspor, kepala bagian produksi, dan staf/karyawan Rakabu Furniture.

b. Sumber Data Sekunder

Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yng berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis mengambil dari buku-buku Referensi, sumber bacaan lain dan melalui internet.


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Produksi

.

1. Pengertian Produksi

Pengertian produksi menurut Assauri (1978:07) adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills (organizational,

managerial, dan technical skills). Sedangkan pengertian produksi menurut

Ahyari (1984:01) Produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Produksi juga diartikan sebagai proses penciptaan barang dan jasa dengan melakukan perubahan-perubahan terhadap input atau masukan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai lebih dimata pelanggan maka diperlukan serangkaian metode, untuk melaksanakan produksi. Strategi produksi adalah serangkaian metode untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai kehendak konsumen dalam hal jumlah, kualitas, harga serta waktu dengan pengkombinasian faktor-faktor bahan mentah, tenaga kerja, modal, dan teknologi dalam rangka mencapai keuntungan.

Ada beberapa strategi produksi yang perlu dilakukan oleh eksportir, di antaranya adalah (Kotler, 1986, 125:129)


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Produksi dengan ciri inovatif

Strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak dari pada produk pesaing.

b. Produksi dengan mutu dan pelayanan tinggi

Strategi perusahaan untuk memberi tekanan pada mutu atau sejenis layanan yang lebih baik dari pada produk pesaing.

c. Bentangan lini produksi

Strategi perusahaan untuk memperluas produk atau sejenisnya dengan ukuran atau model yang berbeda-beda.

d. Proliferasi produksi

Strategi perusahaan dengan menambah jenis atau macam produk yang ditawarkan pada pelanggan.

e. Perbaikan produksi

Strategi perusahaan yang meliputi usaha untuk memperbaiki kerusakan atau memperpanjang waktu jaminan.

2. Pengembangan Produk

Dalam strategi produksi terdapat beberapa usaha pengembangan produk yang dapat dilaksanakan. Usaha tersebut di antaranya adalah (Handoko, 1984,31:60):

a. Standardisasi

Adalah suatu usaha untuk mendapatkan ukuran, macam, kualitas, besar, bentuk tertentu suatu barang.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9

b. Simplifikasi

Adalah usaha menghilangkan, mengurangi segala sesuatu yang berlebihan dalam proses produksi atau suatu proses penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan produksi.

c. Spesialisasi

Adalah konsentrasi usaha pada suatu kegiatan/lapangan tertentu saja. d. Diversifikasi

Adalah suatu usaha atau kesempatan untuk menambah atau memperluas macam produk yang dibuat dan dijual. Ada tiga macam kesempatan pengembangan diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan.

1) Diversifikasi konsentrik, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menambah produk baru yang mempunyai strategi sinergi teknologik atau sinergi pemasaran dengan garis produk

(product line) yang ada. Di mana produk baru ini biasanya ditujukan

untuk menarik kelompok konsumen baru.

2) Diversifikasi horizontal, yaitu usaha yang dilakukan oleh perusahaan

untuk menambah produk baru yang dapat menarik para konsumen meskipun produk tersebut tidak mempunyai hubungan dengan garis produk yang ada.

3) Diversifikasi konglomerat, yaitu usaha yang dilakukan perusahaan

untuk menambah produk baru dan dijual pada golongan pembeli baru, dengan tujuan menjaga stabilitas produksi dan penjualan atau merupakan pemanfaatan kesempatan lingkungan yang


(23)

menguntung-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kan. Di mana produk baru ini tidak mempunyai hubungan apapun dengan garis produk yang ada, baik teknologi maupun pasar.

e. Klasifikasi

Adalah usaha menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam perusahaan

f. Identifikasi

Adalah suatu usaha memberikan pengenalan atau tanda pengenal bagi segala tingkat kegiatan dalam perusahaan atau segala aspek dalam perusahaan.

B. Proses Produksi

1. Pengertian Proses Produksi

Proses adalah metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Dari uraian tersebut maka pengertian Proses Produksi adalah metode, dan tehnik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.

2. Jenis Proses Produksi

Menurut Yamit (1996,117:118)), proses produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11

a. Proses produksi yang terus menerus

Proses produksi yang terus menerus adalah merupakan proses produksi barang atas dasar aliran produk dari suatu operasi ke operasi berikutnya tanpa pemupukan di suatu titik dalam proses. Sedang menurut Ahyari (1981, 07:08) proses produksi terus menerus adalah type produksi di mana aliran proses dari bahan baku sampai menjadi produk akhir mempunyai pola yang pasti.

b. Proses produksi yang terputus-putus

Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi di mana produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus menerus, proses ini juga disebut dengan proses produksi intermeten, proses ini lebih banyak diterapkan karena perusahaan membuat produksi dengan variasi atau jenis yang lebih banyak. Sedangkan menurut Ahyari (1981, 08:09) proses produksi terputus-putus adalah merupakan type produksi di mana aliran bahan baku sampai dengan produk akhir tidak mempunyai pola yang pasti.

3. Ciri-ciri Proses Produksi

Untuk menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan maka, perlu dilihat atau diketahui cirri-ciri proses produksi sebagai berikut :

a. Proses produksi yang terus menerus

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandardisir.

2) Menggunakan sistem penyusunan peralatan berdasarkan urutan


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Peralatan mesin yang digunakan adalah mesin-mesin yang bersifat

khusus untuk menghasilkan produk tersebut.

4) Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian yang khusus untuk pengerjaan produk tersebut.

5) Apabila salah satu mesin rusak maka proses produksi akan berhenti. 6) Jumlah tenaga kerja yang diperlukan tidak perlu banyak karena

mesinnya bersifat khusus.

7) Biasanya bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang fixed

(Fixed Path Equipment) yang menggunakan tenaga mesin seperti ban

berjalan (conveyor).

b. Proses produksi yang terputus-putus

1) Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan jumlah yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.

2) Menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas

fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokan pada tempat yang sama.

3) Mesin yang digunakan adalah mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan macam-macam produk dengan variasi yang hampir sama.

4) Karena mesin yang digunakan bersifat umum maka pengaruh

individual operator sangat besar pengaruhnya.


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13

6) Oleh karena mesin dan variasi produknya besar maka pengawasannya

lebih sukar.

7) Persediaan bahan mentah biasanya tinggi karena tidak dapat

ditentukan pesanan yang dipesan.

8) Biasanya bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang dapat

flexible yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau

forklift.

4. Kekurangan dan Kebaikan Jenis Proses Produksi

a. Proses produksi yang terus menerus

Kekurangan prosesproduksi yang terus menerus :

1) Sukar menghadapi perubahan produk yang diminta oleh pelanggan.

2) Proses produksi mudah terhenti, karena apabila terjadi suatu kemacetan di suatu tingkat maka seluruh proses produksi akan terhenti karena prosesnya saling berhubungan antar masing-masing proses. 3) Kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan karena

biasanya tingkat produksinya telah ditentukan.

Kebaikan proses produksi yang terus menerus

1) Tingkat biaya produksi per unit yang rendah

2) Dapat dikuranginya pemborosan dari pemakaian tenaga manusia

3) Biaya tenaga kerja rendah karena tidak memerlukan tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk yang dihasilkan

4) Biaya pemindahan bahan baku di dalam pabrik juga lebih rendah karena jarak antara mesin sangat pendek dan pemindahan tersebut dilakukan dengan tenaga mesin.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Proses produksi yang terputus-putus

Kekurangan proses produksi yang terputus putus :

1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan

sangat sukar dilakukan karena kombinasi urut-urutan pekerjaan yang banyak sekali di dalam memproduksi satu macam produk.

2) Oleh karena pekerjaan scheduling dan routing sangat banyak dan sukar dilakukan maka pengawasan produksi sangat sukar dilakukan. 3) Dibutuhkannya investasi yang cukup besar dalam persediaan bahan

mentah dan bahan-bahan dalam proses, karena prosesnya terputus-putus.

4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan bahan sangat tinggi karena banyak digunakan tenaga manusia yang ahli.

Kebaikan proses produksi yang terputus putus :

1) Mempunyai flexsibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan dengan variasi yang cukup besar.

2) Oleh karena mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum maka

biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesinnya.

3) Proses produksi tidak mudah berhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan dalam suatu tingkatan produksi.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15

C. Kualitas Produk

1. Pengertian Mutu / Kualitas

Mutu atau Kualitas diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibutuhkan. Sedangkan untuk menjaga kebaikan mutu maka perlu diadakannya suatu pengawasan mutu.

Pengawasan mutu adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu dapat tercermin dalam produk akhir. Dengan kata lain pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan.

2. Faktor yang mempengaruhi mutu

Mutu/kualitas dipengaruhi oleh factor yang menentukan bahwa suatu barang dapat memenuhi tujuannya.

Faktor tersebut adalah :

a. Fungsi Suatu Barang

Mutu yang hendak dicapai harus sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dibutuhkan, tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut seperti kecepatan, tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, perawatannya dan kepercayaannya.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Wujud luar

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen dalam melihat suatu barang adalah pertama kalinya konsumen melihat wujud luarnya. Kadang barang yang dihasilkan secara tehnis dan mekanis sudah maju tetapi penampilan luarnya tidak menarik maka barang tersebut kurang dapat diterima, maka hal itu dapat menyebabkan pembeli kurang menyenangi karena dianggap mutunya kurang baik.

c. Biaya Barang Tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan mutu barang tersebut. Mengenai biaya dan harga tidak selamanya biaya suatu barang dapat menentukan mutu barang tersebut karena biaya yang diperkirakan tidak selamanya biaya yang sebenarnya.

3. Biaya Mutu

Dalam mutu biasanya produsen selalu berusaha untuk dapat bertindak efisien. Produsen selalu memikirkan untuk memperbaiki mutu dari barang yang dihasilkannya dengan komposisi biaya yang sama atau tetap. Adalah perlu kita ketahui bawa sebenarnya untuk meningkatkan mutu selalu dibutuhkan biaya. Oleh karena itu pengusaha harus melihat biaya yang dikeluarkan dan hasil serta keuntungan yang dapat diharapkannya. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya mutu adalah :


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17

Biaya pencegahan adalah biaya yang diperlukan dalam melakukan usaha-usaha untuk mencapai suatu mutu yang tertentu agar tidak terjadi produk yang cacat.

b. Biaya Penaksiran

Biaya penaksiran adalah biaya yang diperlukan dalam melakukan pengecekan dan usaha-usaha lainnya yang diperlukan untuk menjaga mutu. Dengan kata lain biaya penaksiran merupakan biaya yang diperlukan untuk melakukan penilaian atas mutu dari barang-barang yang dihasilkan.

c. Biaya Kegagalan

Dalam biaya kegagalan, terdapat biaya-biaya yang disebabkan oleh faktor internal yang juga sering disebut dengan kegagalan internal, seperti biaya yang dikeluarkan pada saat pengolahan. Di samping itu terdapat pula biaya-biaya yang disebabkan oleh kegagalan eksternal seperti biaya ganti rugi.

4. Maksud dan Tujuan Pengawasan mutu

Seperti telah diuraikan di atas bahwa pengawasan mutu dimaksudkan agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam produk atau hasil akhir.

Tujuan pengawasan tersebut adalah :

a. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

b. Mengusahakan agar biaya design dari produk dan proses dengan


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

d. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.

5. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu

Derajat pengawasan mutu yang dapat dilakukan atas proses produksi tergantung pada factor sebagai berikut :

a. Pengawasan selama proses pengolahan

Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses produksi dari mulai bahan baku sampai pada finishing.

b. Pengawasan dari barang jadi

Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau cacat. Untuk menjaga agar produk yang dihalkan cukup baik dan memperkecil resiko kerusakan maka diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil akhir/produk selesai.

6. Hal-hal yang Mempengaruhi Derajat Pengawasan Mutu

a. Kemampuan Proses

Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya kita mencoba mengawasi suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan yang ada.


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19

b. Spesifikasi Yang Berlaku

Spesifikasi dari hasil yang dicapai harus dapat berlaku bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang diharapkan dari produk tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dulu apakah spesifikasi yang ditentukan tersebut dapat berlaku dari kedua segi atau tidak.

c. Apkiran/Scrap yang dapat diterima

Tujuan untuk mengawasi suatu proses adalah untuk dapat mengurangi bahan-bahan di bawah standar, bahan yang terbuang agar seminim mungkin tersisa.

d. Ekonomisnya kegiatan produksi

Ekonomis atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh proses yang ada di dalamnya suatu barang yang sama dapat dihasilkan dengan bermacam-macam proses dengan biaya produksi yang berbeda dan dengan jumlah barang yang terbuang/apkiran yang berbeda. Tidaklah selalu ekonomis untuk memilih proses dengan jumlah barang apkiran yang sedikit, karena biaya untuk pengerjaan atau processing lebih lanjut akan lebih mahal.

Pemilihan proses, spesifikasi dan cara pengawasan hanya dapat dilakukan sesudah melihat kemungkinan pada semua proses yang dapat dilakukan.


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Problem Ekspor

Dalam melakukan ekspor, pada dasarnya para eksportir menghadapi problem-problem yang akan menghambat kelancaran ekspor, problem tersebut dapat digolongkan menjadi (Amir Ms, 2003, 75:84) :

1. Masalah Produksi

Masalah produksi terdiri dari :

a. Desain/Tipe/Model

Masalah ini sangat sering dijumpai, karena produk yang akan di ekspor harus sesuai dengan selera atau permintaan buyer/importir. Untuk mengetahui selera pembeli, kita harus melakukan pengamatan di berbagai media untuk mengetahui trend yang saat ini sedang digemari.

b. Kapasitas Produksi

Dalam penerimaan order, hendaknya sesuai dengan kapasitas produksi, karena apabila kapasitas produksi lebih kecil di banding permintaan akan mengakibatkan keterlambatan waktu dan biaya yang cukup besar.

c. Mutu Komoditi

Standarisasi mutu adalah suatu hal yang sangat penting karena sering eksportir kita menawarkan barang dengan mutu tinggi namun setelah terjadi order tidak sesuai dengan contoh penawaran. Hal ini mengakibatkan :

1) Citra perusahaan rusak 2) Pembeli mencari penjual lain 3) Kerugian ganti rugi


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21

d. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Peningkatan Ekspor di Rakabu

Peningkatan kualitas produk sangat berpengaruh terhadap ekspor di Rakabu karena dengan kualitas dan mutu barang yang lebih bagus buyer lebih percaya produk yang dihasilkan lebih berkualitas.

2. Masalah Pemasaran

Pemasaran merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan ekspor. Masalah yang sering di hadapi adalah :

a. Menentukan pasar

Yang harus diperhatikan adalah :

1) Melakukan penelitian sederhana tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan negara yang akan dituju.

2) Menentukan sistem promosi yang tepat.

3) Menentukan kebijakan harga.

b. Menentukan saluran pemasaran.

Pemasaran barang ke luar negeri dapat dilakukan dengan cara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai jenis badan usaha seperti :

1) ConfirmingHouse

Perusahaan setempat yang didirikan berdasarkan hukum setempat, tetapi bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor induknya yang berada di luar negeri.

2) ExportMerchant

Badan usaha yang diberi ijin oleh pemerintah dalam bentuk surat pengakuan eksportir dan di beri kartu Angka Pengenal Ekspor (APE)


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id serta diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam surat pengakuan.

3) ExportAgen

Suatu badan usaha yang membuat suatu ikatan perjanjian dengan produsen suatu komoditi tertentu untuk melaksanakan ekspor komoditi untuk dan atas nama produsen.

4) TradingHouse

Disebut dengan Wisma Dagang yaitu perusahaan dagang besar ekspor impor.

5) ProducerExporter

Pihak yang memproduksi barang sekaligus mengekspor barang yang telah diproduksinya.

6) JointMarketingBoard

Badan Pemasaran Bersama yaitu suatu organisasi yang didirikan oleh eksportir sejenis dengan tujuan bersama-sama menentukan kebijakan ekspor komoditi tertentu.

7) JointVentureCompany

Perusahaan Patungan yang didirikan oleh pengusaha nasional dengan bekerja sama dengan pengusaha asing yang bertujuan untuk memproduksi barang-barang untuk diekspor.

8) CounterTrade

Disebut juga Counter Purchase yaitu transaksi jual bell. Suatu sistem perdagangan timbal balik antara dua negara. Suatu negara yang


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23

menjual suatu komoditi kepada negara lain diwajibkan untuk membeli komoditi dari negara tersebut.

3. Masalah Penanganan Ekspor

Tujuan akhir dari pemasaran adalah menemukan pembeli. Bila semua penawaran telah disepakati maka hal-hat yang perlu diperhatikan adalah : a. Barang yang harus dipersiapkan untuk Ready for export.

b. Pengepakan harus sesuai dengan pengepakan layak laut. c. Kubikasinya harus sesuai dengan ukuran standar peti kemas.

d. Perusahaan pelayaran harus dihubungi untuk pembukuan muatan supaya disediakan kapal tepat pada waktunya.

e. Pemberitahuan ekspor barang harus dipersiapkan dengan bank devisa dan

Bea Cukai untuk memperoleh ijin muat.

f. Dokumen pengapalan atau shipping document harus disiapkan satu per satu sesuai dengan ketentuan dari Letter of Credit.

4. Masalah Fasilitas

Daya saing suatu produk dapat ditentukan oleh faktor langsung dan faktor tak langsung. Faktor langsung di antaranya adalah mutu komoditi, harga, waktu penyerahan, intensitas promosi, saluran pemasaran, dan layanan puma jual. Fasilitas ekspor tersebut misalnya :

a. Kredit ekspor berbunga rendah. b. Subsidi dalam bentuk sertifikat ekspor. c. Fasilitas pengembalian bea masuk impor.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Keringanan bea masuk untuk komoditi yang diperdagangkan antar negara

ASEAN.

f. Dukungan pemerintah kepada eksportir nasional.

5. Masalah Kendala

Kendala ekspor adalah semua hal yang menghalangi kelancaran ekspor, baik yang bersumber dari dalam negeri sendiri maupun yang sengaja diadakan oleh negara pengimpor.

Kendala ekspor yang berasal dari dalam negeri :

a. Birokrasi yang bertele-tele, menghambat kelancaran perijinan.

b. Pungutan liar yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang

melemahkan daya saing.

c. Rendahnya disiplin nasional yang menghancurkan produktivitas,

integritas, dan bonafiditas ekspor nasional. Kendala ekspor yang berasal dari luar negeri :

a. Common External Tarif atau tarif bea masuk yang tinggi yang dipasang

oleh negara anggota Pasar bersama Eropa dan diberlakukan terhadap negara luar termasuk Indonesia.

b. British Commonwealth Preference yaitu tarif bea masuk impor yang

khusus diberikan Inggris kepada negara bekas dominion, seperti: Australia, Malaysia, Singapura, Kanada yang dengan sendirinya tidak dapat diminati oleh Indonesia.


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25

d. Keharusan sertifikasi dan prosedur impor yang berlebihan untuk

mempersulit impor yang diberlakukan oleh negara maju seperti Amerika Serikat dengan FDA (Federal Drug Administration) dan aneka sertifikasi yang diminta oleh Jepang.

E. Prosedur Ekspor

Pada tahap ini, dijelaskan tentang langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan oleh seorang eksportir untuk melakukan ekspor. Prosedur ekspor terdiri dari (PPEI, 2004, 17):

Gambar 2.1 PROSEDUR EKSPOR

Korespondensi :

Promosi, pameran, misi dagang Permintaan, penjelasan tentang harga, mutu, produksi Buyer setuju. Sale’s Contrac

Membuat Invoice dan

packing List

Persiapan barang

Ready To export Penerbitan L/C

Sewa Kontainer dan Kapal Maut

Pengurusan Bill

Of Lading (B/L) Urus SKA dan

PEB

Pengiriman barang Pencairan L/C

1 2

4 5

3

6

7 8

10 11


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KETERANGAN GAMBAR :

1. Korespondensi

Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan komoditi yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran, harus dicantumkan jenis barang, mutu, harga, serta syarat pengiriman barang.

2. Sale's Contrac

Apabila importir berminat akan penawaran yang ditawarkan, maka eksportir menyiapkan kontrak jual bell ekspor (sale's contrac) sesuai dengan data offer

sheet dan order sheet ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause,

klaim, syarat pengapalan, dan lain-lain yang akan disepakati oleh kedua belah pihak.

3. Penerbitan Letter Of Credit (L/C)

Setelah tahap sale's contrac importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah L/C sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, kemudian opening bank akan memberikan konfirmasi kepada

advising bank eksportir. Dan dari advising bank akan memberitahukan kepada

eksportir bahwa L/C telah diterbitkan.

4. Mempersiapkan Barang Ekspor

Setelah L/C diterima oleh eksportir, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan barang pesanan yang telah dipesan importir. Keadaan barang yang dipesan harus sesuai dengan permintaan importir, barang-barang tersebut bila telah selesai maka barang di packing dengan kata lain barang telah ready to


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27

5. Membuat Commercial Invoice dan Packing List

Setelah barang dinyatakan ready to export, maka eksportir membuat dokumen invoice dan packing list yang ditandatangani oleh eksportir. Dokumen ini penting karena digunakan untuk mendapatkan lisensi pengeluaran barang impor dari custom (kantor bea cukai) di pelabuhan tujuan.

6. Menyewa Kontainer dan Kapal Muat

Eksportir secepatnya menghubungi forwarder/EMKL dan perusahaan pelayaran untuk menyewa container dan kapal untuk mengirimkan barang ekspornya. Dalam hal ini eksportir harus mengisi dokumen Shipping Instruction yang

disediakan oleh forwarder/shipping company. Shipping company akan

menyerahkan surat Delivery Order untuk mengambil container dengan

memberikan nomor container dan nomor sealnya.

7. Bill Of Lading

Setelah memuat barang di kontainer dan memuatnya ke kapal, eksportir akan

menerima Bill Of Lading dari shipping company, yaitu dokumen yang

membuktikan bahwa barang siap untuk dikirimkan.

8. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

Setelah mendapat B/L, eksportir mengurus dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di Bea Cukai. Setelah dokumen terisi dengan benar maka kantor bea cukai mengijinkan barang boleh difiat muat untuk diekspor.

9. Certificate Of Origin (COO)

Eksportir mengurus dokumen surat keterangan asal barang (SKA) atau biasa disebut dengan Certificate of Origin (COO) di Deperindag, jika diminta importir.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dokumen ini berfungsi untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea masuk di negara importir.

10.Pencairan L/C

Bila tiada lagi dokumen lain yang diminta importir maka, eksportir pergi ke negotiating bank untuk mencairkan L/C dengan menyerahkan B/L, Commercial

Invoice, Packing List dan COO.

11.Pengiriman Barang

Barang dalam perjalanan untuk dikirim ke pelabuhan negara tujuan yaitu negara importir.

F. Dokumen Ekspor

Kewajiban utama seorang eksportir adalah mengirimkan barang yang dipesan oleh importir. Pengiriman pesanan tersebut bisa melalui darat dan udara. Bukti pengiriman barang diberikan oleh perusahaan pelayaran (shipping

company) dalam bentuk dokumen yang lazim disebut dengan Bill Of Lading atau

konosemen.

Dalam kata lain semua transaksi ekspor menggunakan kinerja yang terekam dalam dokumen. Karena itu perdagangan internasional sering disebut “perdagangan dokumen” (PPEI, 2004, Bab 2, 07)

Jenis dokumen ekspor antara lain:

1. Dokumen Induk

Dokumen yang dikeluarkan oleh badan pelaksana utama perdagangan internasional sebagai alat pembukti realisasi suatu transaksi.


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29

Dokumen induk antara lain:

a. Commercial Invoice

Suatu nota perhitungan yang dibuat oleh eksportir untuk importir yang berisi jumlah barang, harga satuan, harga total, dan perhitungan pembayaran. Dokumen ini menjadi dasar penilaian untuk menetapkan pajak ekspor.

b. Letter Of Credit (L/C)

Suatu surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan importir, yang memberikan hak kepada eksportir untuk menarik wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit itu.

c. Bill Of Lading (B/L)

Suatu tanda ten-ma penyerahan barang yang dikeluarkan oleh pelayaran sebagai tanda bukti kepemilikan atas barang yang dimuat di atas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan pada importir.

d. Polis asuransi

Suatu bukti pertanggungan yang dikeluarkan Maskapai Asuransi atas permintaan eksportir atau importir untuk menjamin keselamatan barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi.

2. Dokumen Penunjang

Dokumen yang melengkapi keterangan barang dalam dokumen induk. Dokumen Penunjang antara lain :


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Packing List

Daftar berisi perincian mengenai jenis dan jumlah satuan atau total dari barang yang terdapat dalam faktur perdagangan.

b. Certificate Of Inspection

Sertifikat ini merupakan keterangan tentang keadaan barang yang dibuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintahan dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional.

c. Manufacturer's Certificate

Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merk dagangnya.

d. Certificate Of Origin

Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang biasanya kamar dagang yang menyebutkan negara asal suatu barang.

e. Inspection Certificate

Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent

surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh

pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional.

f. Certificate Of Quality

Sertifikat ini merupakan syarat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang di ekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Balai Penelitian suatu negara yang telah disahkan.


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31

3. Dokumen Pembantu

a. Instruction Manual

Keterangan terinci mengenai tata cara dan tata kerja suatu alat, termasuk uraian mengenai proses produksi dari suatu komoditi.

b. Brosur dan Leaflet

Suatu buku kecil yang berisi tentang keterangan singkat tentang suatu produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk yang dihasilkan.

G. Ekspor

Ada beberapa pengertian prosedur ekspor menurut para ahli, yaitu :

1. Menurut Donald A Ball dan Wendell H Culloch (2000:91) “Ekspor adalah menjual beberapa produksi regular dalam negeri ke luar negeri”

2. Menurut Jeffrey Edmud Curry (2001:195) “Ekspor adalah barang dan jasa yang dijual kepada negara asing untuk dipertukarkan dengan produk lain atau uang “

3. Menurut Jeff Madura (2001:183) “Ekspor adalah penjualan barang dan jasa kepada pembeli yang berdomisili di negara lain “

4. Menurut Amir M. S (2003:01) “Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan, Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean. Dan barang yang telah diangkut atau akan dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah diekspor.

Dari pengertian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pengertian dari Prosedur Ekspor adalah langkah-langkah atau tahapan yang harus dipenuhi seorang penjual yaitu eksportir menurut ketentuan yang lazim berlaku untuk menjual barang atau produknya ke pembeli importir di luar negeri.


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

BAB III

DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Pada awal berdirinya, perusahaan mengelola usaha penggergajian kayu dengan jumlah karyawan sebanyak 7 orang. Alat-alat yang digunakan antara lain: 2 unit mesin pemotong, 3 unit mesin pembelah kayu, 3 unit mesin bor bulat, 2 unit bor kotak dan lain-lain. Di bawah pengawasan Ir. Joko Widodo selaku pemilik sekaligus pimpinan Rakabu Furniture, perusahaan ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini didukung oleh usaha keras ditambah pengalaman beliau yang telah cukup lama bergabung dengan CV. Roda Jati.

Untuk mengembangkan perusahaan, maka kegiatan perusahaan diarahkan menjadi lebih luas. Hal ini diwujudkan dengan perubahan bidang usaha. Perusahaan yang semula bergerak di bidang usaha penggergajian kayu sekarang menjadi perusahaan mebel. Perusahaan ini dilakukan atas survey yang telah dilakukan oleh perusahaan terhadap pasar industri mebel. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan secara bertahap mulai memasuki pasar industri mebel.

Pada awalnya, pembuatan mebel masih dalam bentuk-bentuk yang sederhana. Untuk menunjang produksinya, perusahaan menambah peralatan mesin yang digunakan dalam pembuatan mebel didukung tenaga kerja professional dan usaha pemasaran yang tepat.


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Daerah pemasaran awal bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan hanya mencakup Surakarta dan sekitarnya, kemudian perusahaan memperluas bentangan sayap ke berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 1990 perusahaan mulai bisa menembus beberapa negara antara lain : Spanyol, Perancis, Korea, Jepang; Australia, Amerika dan Singapura. Sejak tahun 2005, perusahaan di pimpin oleh adik Bapak Joko Widodo yaitu Anjas Widjanarko, S.Sos. Namun masih tetap dalam pengawasan Bapak Joko Widodo.

1. Lokasi Perusahaan

Rakabu Furniture terletak di PIK (Pengembangan Industri Kecil) Pabelan Jalan Solo Kartasura Km. 8 Pabelen. Di lokasi inilah tahap finishing

dilakukan dari produk mebel setengah jadi yang telah diterima dari supplier. Sedangkan untuk kantor dan showroom terletak di Jl. A. Yani No. 331 Tirtoyoso RT. 4 / RW. 13 Solo.

Kesuksesan suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi, perencanaan lokasi perusahaan. Ini penting bagi suatu perusahaan, karena dengan penerimaan perusahaan pada lokasi yang tepat dapat menunjang pertumbuhan perusahaan. Dengan pemilihan lokasi yang tepat perusahaan akan mempunyai berbagai keuntungan tersendiri. Keuntungan itu antara lain dalam posisi persaingan pengadaan bahan baku, kemampuan pelayanan terhadap konsumen dan sebagainya.

Sebaliknya dengan pendirian perusahaan pada lokasi yang tidak tepat akan mengakibatkan berbagai macam kerugian, misalnya posisi persaingan lemah karena letaknya kurang strategis, kesulitan dalam pengadaan bahan


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35

baku dan lain sebagainya. Oleh karena itu perusahaan perlu berhati-hati dan melakukan analisa agar kesalahan yang mungkin timbul dapat diperkecil atau dihilangkan.

2. Struktur Organisasi Perusahaan.

Perusahaan yang sudah go public memiliki struktur organisasi yang sudah disusun rapi, karena segala kegiatan ekspor bisa berjalan lancar bila memiliki manajemen yang saling terkait, yang saling melengkapi dan saling membutuhkan.

Salah satu jalan untuk mencapai tujuan yang diinginkan adalah dengan menentukan struktur organisasi yang menetapkan bagian dan tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dengan rapi. Struktur organisasi Rakabu Furniture adalah sebagai berikut :

a. Direktur

Mempunyai tugas :

1) Memimpin jalannya perusahaan.

2) Mengkoordinator bawahan.

3) Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.

4) Membuat kebijaksanaan bagi perusahaan.

5) Mengangkat dan memberhentikan pegawai.

6) Membuat keputusan-keputusan bagi perusahaan.

b. Manajer Keuangan

Mempunyai tugas :


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan keuangan.

3) Membuat anggaran belanja perusahaan.

4) Menyusun laporan keuangan perusahaan.

c. Manajer Produksi

Mempunyai tugas :

1) Mengawasi tugas bagian Quality Control, Packing, Distribution, dan

Finishing.

2) Memesan barang ke supplier.

3) Menetapkan standar produk.

4) Membina pengrajin agar mampu menghasilkan produksi dengan

kualitas, bentuk dan ukuran yang standar produk.

d. Manajer Pemasaran

Mempunyai tugas :

1) Menetapkan strategi pemasaran.

2) Melakukan negosiasi dengan buyer.

3) Memberikan informasi produk pada buyer.

e. Manajer Ekspor

Mempunyai tugas :

1) Mengawasi tugas bagian dokumen ekspor yang bertanggungjawab

menyiapkan dan mengarsip dokumen-dokumen yang diperlukan dalam ekspor.

2) Mengawasi tugas bagian stiffing yang bertugas menyiapkan dan menata produk yang akan diekspor.


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37

3) Membuat perencanaan ekspor.

4) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan manajemen mutu.

Gambar 3.1

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RAKABU FURNITURE

Sumber : Kantor Pemasaran Rakabu Furniture

3. Tenaga Kerja

a. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh Rakabu Furniture saat ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

DIREKTUR

MANAJER KEUANGAN

MANAJER PRODUKSI

MANAJER PEMASARAN

MANAJER EKSPOR

BAGIAN UMUM

BAGIAN KEUANGAN

DOKUMEN

EKSPOR STUFFING

QUALITY


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabe1 3.1

Jumlah karyawan pada masing-masing bagian

pada Rakabu Furniture di Kantor dan Showroom pusat Surakarta

Jenis Bagian Jumlah

Direktur 1

Manager 4

Bagian Keuangan 5

Bagian Produksi 68

Bagian Design Produk 2

Bagian Auditing 2

Jumlah 82

Sumber : Kantor Pemasaran Rakabu Furniture

Rakabu Furniture memiliki karyawan tetap dan karyawan tidak tetap (buruh borongan). Jumlah dari buruh borongan yang diperlukan kurang lebih sekitar 400 orang tergantung dari banyak sedikitnya order yang diterima. Jadi, karyawan tidak tetap diperlukan jika Rakabu Furniture mendapat pesanan dalam jumlah besar dan kiranya tidak dapat selesai tepat waktu jika dikerjakan oleh karyawan tetap saja.

b. Jam Kerja Perusahaan

Jam kerja yang berlaku pada Rakabu Furniture berlaku dari hari Senin sampai dengan Sabtu, dimulai dari pukul 08.00 sampai 16.30. dan istirahat kerja dimulai pukul 12.00 sampai 13.00 tapi khusus hari Jum’at waktu istirahat dimulai pukul 11.00 sampai 13.00. khusus hari minggu dan hari


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39

besar nasional para karyawan diliburkan. Selain itu jam kerja lembur dilakukan di luar jam kerja resmi yang berlaku.

4. Permodalan

Dalam melaksanakan suatu bisnis, faktor utama yang harus terpenuhi adalah modal. Karena modal mampu mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan untuk berproduksi.

Permodalan Rakabu Furniture terdiri dari dua pihak yakni Modal sendiri dan Modal pinjaman dari bank. Namun pada perkembangannya komposisi modal kadang mengalami perubahan.

5. Ekspor Rakabu Furniture

Pada pemasaran ekspor, Rakabu Furniture memilih untuk

mengutamakan ekspor dibanding dengan menjualnya di dalam negeri. Karena para konsumen dalam negeri umumnya kurang berselera dan berdaya beli rendah pada produk furniture.

Hal itulah yang membuat Rakabu Furniture memilih jalur produksi sesuai pesanan atau order. Karena hal ini sudah pasti dan jelas memenuhi selera konsumen. Namun selain menerima order perusahaan juga memiliki stok barang di dalam gudang meski hanya sedikit. Penyimpanan ini bertujuan untuk menambah koleksi atau variasi produk yang sudah dihasilkan dan bisa dipergunakan sebagai bahan acuan bagi buyer dalam memilih produk yang hendak dipesan.

Dalam melakukan ekspor, Rakabu Furniture kadang mengalami claim misalnya yang terjadi di negara bagian Eropa. Buyer negara Eropa sering


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengklaim produk yang diproduksi tidak sama persis dengan apa yang di pesan, untuk menghadapi hal seperti ini Rakabu Furniture memberikan potongan harga kepada buyer agar kerja sama yang terjalin tetap terjaga.

Daerah pemasaran yang telah dimasuki di luar negeri antara lain : Spanyol, Perancis, Amerika, Australia, Singapura, Denmark. Taiwan, dan Italia. Volume Penjualan Ekspor Rakabu Furniture tahun 2006 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Volume Penjualan Ekspor Rakabu Furniture Tahun 2006

BULAN VOLUME PENJUALAN

(US $) (Rp)

JANUARI 6,406.55 58,183,619.67

FEBRUARI 10,609.24 96,205,634.60

MARET 113,580.35 103,860,752.00

APRIL 7,653.87 69,624,457.00

MEI 9,012.58 80,183,786.17

JUNI 10,260.87 90,348,111.00

JULI 9,038.03 81,798,950.83

AGUSTUS 10,903.62 95,787,200.71

SEPTEMBER 8,434.99 78,153,808.25

OKTOBER 3,673.76 33,592,861.00

NOVEMBER 9,285.80 85,719,826.00

DESEMBER 8,505.28 79,369,822.60

TOTAL 207,364.94 952,828,829.80


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41

Dari tabel data volume penjualan di atas dapat kita lihat bahwa terjadi arus naik turun yang sangat tidak stabil. Hal itu dikarenakan perusahaan hanya memproduksi barang bila ada order atau pesanan yang diterima, sedangkan tiap bulannya belum tentu order yang diterima banyak. Tapi meski hanya menerima order saja Rakabu Furniture juga memiliki buyer tetap jadi tiap bulannya walau sedikit tetap ada kegiatan ekspor. Fluktuasi semacam itu bisa terjadi karena musim dan situasi perdagangan global. Perubahan kurs mata uang asing terhadap rupiah juga mempengaruhi kegiatan ekspor interval tertentu. Jika nilai tukar rupiah mencapai Rp. 8.000,00 ke bawah maka ekspor akan mengalami penurunan.

Sejak tahun 1988, kegiatan ekspor Rakabu mengalami pasang surut, begitu pula dengan daftar buyer. Ada yang sampai saat ini masih setia dengan Rakabu dan ada pula yang sudah lepas dari Rakabu. Berikut ini daftar buyer Rakabu sesuai PEB tahun 2006.


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 3.3

DAFTAR NAMA BUYER RAKABU FURNITURE TAHUN 2006

NO NAMA BUYER

1 WOODLAND FURNITURE

2 HAWAI FURNISHING

3 ARTE NEL TEMPO

4 NICK SCALI

5 BECARA

6 RUSTIC FURNITURE

7 GUIDO S.A

8 MEMPHIS

9 PRO COM INTERNATIONAL

10 ART DECOR

Sumber : Rakabu Furniture

Pada tahun 2007 ini, Rakabu Furniture membuat sketsa rencana Ekspor yang digunakan untuk acuan biaya produksi selama satu tahun. negara-negara yang akan dituju adalah negara-negara pelanggan tetap yang telah memiliki hubungan baik dengan perusahaan. Sehingga, perusahaan tidak akan berhenti beroperasi pada segala musim.


(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43

Tabel 3.4

Rencana Ekapor Rakabu Furniture Tahun 2007

NEGARA TUJUAN

JUMLAH KONTAINER

AMOUNT (US $)

TAIWAN 25 X 40” 300,000

SINGAPURE 20 X 40” 200,000

DENMARK 8 X 40” 104,000

ITALIA 2 X 40” 18,000

SPAIN 4 X 40” 34,000

AUSTRALIA 5 X 20” 22,500

SWEDEN 3 X 40” 39,000

Sumber : Rakabu Furniture

B. Pembahasan

1. Strategi yang diterapkan oleh Rakabu Furniture untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer luar negeri.

Strategi produksi yang di gunakan oleh Rakabu Furniture dalam usaha peningkatan kualitas produk yang ditawarkan agar tetap diminati oleh buyer luar negeri adalah dengan menggunakan strategi produksi dengan ciri-ciri inovatif yaitu strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak dari pada produk pesaing. Dengan adanya bentuk dan fungsi yang beraneka ragam, perusahaan mengharapkan buyer tidak jenuh dengan produk yang dikeluarkannya. Selain itu, perusahaan juga


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membuat produk yang sesuai dengan Trend yang lagi booming saat ini, jadi perusahaan sangat fleksibel mengikuti permintaan pasar. Kemudian, dalam usaha pengembangan produk, perusahaan menggunakan strategi Standarisasi, yaitu usaha mendapatkan ukuran, macam, kualitas, besar, bentuk tertentu dari suatu barang yang akan diproduksi. Usaha tersebut di dukung oleh peralatan yang tepat seperti pada tahap revisi yaitu tahap penghalusan dan perapian barang dengan amplas mesin dan manual. Setelah finishing, barang masih melalui tahap pengontrolan yang meliputi bentuk, ukuran, warna, desain yang sesuai dengan permintaan buyer, apabila masih belum sesuai maka barang akan di revisi kembali sampai memenuhi syarat yang diminta oleh buyer.

Proses produksi yang digunakan Rakabu Furniture dalam usahanya meningkatkan kualitas adalah dengan pola proses produksi yang terus menerus (continuous processes) yaitu proses produksi di mana terdapat pola atau urutan yang pasti sejak dari bahan baku sampai dengan menjadi barang jadi (produk akhir). Dalam proses produksi ini, variasi pada produk akhir sangat kecil, karena produsen hanya melaksanakan permintaan dari buyer bahkan dalam bahan pewarnaan kadang sudah disebutkan dalam pemesanan. Untuk meyakinkan buyer di pasar luar negeri, maka Rakabu Furniture juga telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : SHI 19-9001 : 2001. ISO 9001 adalah sertifikat standar manajemen mutu yang digunakan untuk sertifikasi usaha yang melakukan semua kegiatan sejak design, produksi, instalasi dan service. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab manajemen, pembelian, design produk, inspeksi, training, dan tindakan perbaikan


(58)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45

(Subagyo, 2000, 218). ISO 9001 juga memiliki peran yang mampu membangun image perusahaan sehingga buyer akan merasa lebih yakin untuk mengadakan kontrak bisnis.

a. Bahan baku

Untuk menjaga kualitas suatu produk merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan pada setiap proses produksi. Untuk menjaga kualitas barang agar sesuai dengan standar yang ditentukan tidak terbatas pada wujud akhir suatu produk yang belum terwujud, misalnya produk dalam proses atau bahan baku. Bagi perusahaan yang mutu bahan bakunya langsung mempengaruhi produk akhir, kualitas bahan bakunya. Pengendalian bahan baku dapat dilakukan dengan seleksi pemasok, yang dilakukan oleh CV. Rakabu Furniture.

Dalam proses produksinya, CV. Rakabu Furniture membuat spesifikasi untuk menentukan standar mutu pemasok yang digunakan perusahaan. Secara umum standar mebel CV. Rakabu Furniture dipengaruhi oleh :

1 Model (desain) mebel

Model (desain) mebel yang dihasilkan harus sesuai dengan pesanan dari pembeli. Kesesuaian model (desain) dengan permintaan pembeli menjadi standar mutu mebel. Sebagai contoh pembeli dari Eropa cenderung memilih desain mebel klasik dengan tambahan asesoris variasi.

Sejak tahun 1990 Rakabu Furniture memproduksi Bed Roomset yaitu mebel khusus yang dirancang untuk ruang tidur. Bergantinya waktu dan


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mode yang silih berganti, saat ini Rakabu Furniture memproduksi Garden

Furniture yaitu meubel khusus untuk taman (folding chair) atau kursi lipat

taman karena produk tersebut lebih menjanjikan keagungan. Selain garden

furniture, produk andalan yang dihasilkan oleh Rakabu Furniture adalah :

a. Cabinet

b. DinningTable

c. Lemari Buku

d. Buffet

e. RoundTable

f. AntikRepro

g. Produk lain sesuai order

2 Struktur mebel

Perbedaan ukuran mebel didasarkan pada anatomi tubuh yang dimiliki oleh konsumen. Untuk konsumen dari negara Eropa struktur mebelnya besar dan kokoh, karena disesuaikan dengan keadaan anatomi tubuh orang Eropa yang rata-rata lebih besar.

3 Warna Mebel

Warna mebel untuk konsumen dari CV. Rakabu Furniture adalah warna klasik dan natural. Beberapa warna yang sering diminta pembeli antara lain antique, honey, dan natural.

Pengawasan terhadap mutu kayu jadi dilakukan dalam setiap kegiatan proses produksi. Sebelum kegiatan proses produksi dilakukan incoming


(60)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47

dibuat oleh Bagian Pemasaran, Pembelian, Produksi dan Quality Control. Standar mutu incoming material itu meliputi :

a. Jenis dan umur kayu jati sesuai dengan pesanan. b. Diameter sesuai dengan pesanan.

c. Jumlah sesuai dengan pesanan

d. Harga sesuai dengan kontrol dan kesepakatan Proses Pengadaan Barang

Setelah terjadi kontrak dagang antara CV. Rakabu Furniture dengan Importir, selanjutnya dari pihak CV. Rakabu Furniture mulai mengadakan pesanan barang kepada pihak supplier. Proses pengadaan barang pada CV. Rakabu Furniture dapat dijelaskan melalui bagan berikut ini :


(61)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pemasok A

Pemasok B

Pemasok C

CV. Rakabu Furniture

Pencelupan/

Insect Treatment Quality Control I

Cancel

OK

Pengeringan/

Dry Cleaning

Pengamplasan/

Sanding Quality

Control II/Revisi

Finishing

Quality Control III

Accessories

Packing

b a

d c

e

f

g

h


(62)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49

Keterangan gambar

a. Quality ControlI

Barang dari supplier sebelum masuk ke proses produksi dilakukan pengecekan terhadap barang tersebut apakah barang tersebut sesuai/tidak sesuai dengan standarisasi produk yang diterapkan pihak Rakabu. Apabila produk tersebut sesuai maka barang dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya dan apabila barang tidak sesuai maka barang akan ditolak. b. Pencelupan/Insect Treatment

Pada proses ini, barang yang setengah jadi tersebut dimasukkan ke dalam bak yang berisi minyak tanah dan baygon/obat nyamuk cair selama kurang lebih 5 menit agar kotoran yang menempel pada serat kayu hilang dan menghindari kayu keropos, serta untuk memberantas hama kayu agar kualitas kayu tetap terjaga. Tidak semua barang dilakukan pencelupan hanya produk-produk tertentu.

c. Pengeringan/Dry Cleaning

Pada proses ini, barang yang telah direndam selama 5 – 10 menit tadi dikeringkan dengan menggunakan oven kayu selama 3 – 7 hari. Bahan bakar oven berasal dari kayu bakar biasa. Waktu untuk oven kayu bisa lama bisa cepat sesuai kadar kekeringan yang diinginkan, biasanya kadar kekeringan yang diinginkan berkisar 12 – 15%.

d. Quality Control II/Revisi

Setelah barang yang di oven telah kering sesuai dengan kriteria, maka tahap berikutnya adalah dengan merevisi semua barang-barang tersebut.


(63)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Barang-barang yang telah di oven sering mengalami kerusakan atau perubahan struktur konstruksi seperti kayu bengkok, patah, getas atau bergelombang. Bila terjadi kerusakan seperti itu maka pada tahap revisi ini akan segera membenahi barang yang cacat sebelum masuk proses pengamplasan/sanding.

e. Pengamplasan/Sanding

Barang-barang yang sudah direvisi dan akan masuk pada tahap pengamplasan dengan 2 cara yaitu dengan mesin amplas dan dengan cara manual.

Jenis amplas yang digunakan pertama adalah amplas kasar dengan nomor 400 guna menghaluskan bagian-bagian yang kasar. Selanjutnya menggunakan amplas halus dengan nomor 1000 yang bertujuan untuk menghaluskan pori-pori sehingga pada waktu finishing hasilnya akan halus.

f. Finishing

Tahap ini dilakukan setelah tahap revisi benar-benar sempurna, barang yang telah di amplas dengan baik akan melalui tahap finishing yaitu tahap pewarnaan barang. Warna yang di gunakan harus sesuai dengan permintaan buyer, karena bila tidak sesuai maka buyer akan kecewa dan membatalkan semua perjanjian dalam sale’s contrac. Bahan yang digunakan biasanya berupa : Edume, impra, dan sirlex dan apabila buyer

menginginkan warna natural maka bisa menggunakan plitur dengan bahan spritus, pewarnam serlak. Bahan pewarna tersebut telah teruji tidak akan


(64)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51

g. Accessories

Setelah barang selesai di finishing maka barang akan melalui tahap

pemberian accessories. Bahan yang digunakan sebagian besar

menggunakan kuningan cor. Proses ini adalah proses pelengkapan pada mebel seperti pemberian engsel, ceplisan, kaca, pigura, handle, atau kunci. Tahap ini sangat menentukan nilai keindahan produk yang dibuat agar menarik para buyer untuk tetap setia karena accessories yang digunakan juga berasal dari permintaan buyer. Jadi, Rakabu furniture sangat memperhatikan keinginan buyer.

h. Quality ControlIII

Produk yang telah melalui tahap pemberian accessories akan melalui tahap pengecekan akhir tentang kualitas barang di mana barang yang sudah jadi harus sesuai dengan standar ekspor dan juga sesuai dengan permintaan buyer, tahap pengecekan tersebut meliputi desain, warna, konstruksi barang dan kerapian dalam pembuatan. Jika masih belum sesuai maka barang akan direvisi kembali menurut jenis kesalahan proses produksi. Umumnya bagian QC tersebut berasal dari lembaga insep yang diberi wewenang oleh buyer untuk mengecek barang yang sudah jadi. Tapi kadang bagian QC tersebut hanya berasal dari pihak Rakabu sendiri karena pihak buyer telah mempercayakan QC kepada pihak Rakubu.

i. Packing

Barang yang telah siap untuk di ekspor harus melalui tahap pengepakan/


(65)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang berfungsi melindungi barang dari goncangan dan kerusakan waktu pengiriman. Jika barang yang mudah pecah maka pada pembungkus diwajibkan untuk memberi gambar gelas supaya barang tersebut tidak di tumpuk atau di banting. Setelah packing selesai barang pembungkus diberi label sesuai dengan nama barang, kode barang dan negara tujuan.

Pada proses pengepakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mutu mebel kayu jati tetap terjaga, yaitu :

1) Untuk membungkus bagi kaku dan sandaran mebel dibutuhkan kertas

tebal, karena bagian ini sering mengalami benturan, tujuannya untuk menghindari mebel kayu jati menjadi rusak dan cacat.

2) Untuk mebel yang biasanya menggunakan kaca dibutuhkan papan

kayu tipis dan kertas karton tebal dalam proses pengepakannya, hal ini bertujuan untuk menghindari kaca pecah karena benturan.

b. Teknologi

Ciri-ciri komoditi ekspor yang berkualitas salah satunya adalah memiliki teknologi yang bisa menunjang kegiatan produksi dalam arti kata produk yang dihasilkan harus cepat dalam pembuatan, tepat dalam penggunaan, dan efisien dalam waktu. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi akan menentukan tingkat kapasitas produksi. Yang dimaksud tingkat produksi adalah perbandingan antara jumlah unit produksi yang dihasilkan oleh dua jenis produksi yang dipakai dalam memproduksi suatu komoditi yang serupa diukur dalam jangka waktu tertentu. Rakabu furniture juga telah menggunakan teknologi yaitu pada proses pengeringan


(66)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53

menggunakan oven agar, waktu pengeringannya lebih cepat dan optimal, pada

finishing menggunakan mesin amplas untuk menghaluskan bagian yang kasar,

meski faktor teknologi pada Rakabu Furniture masih belum banyak beralih pada tenaga kerja mesin, tapi pada dasarnya bila proses produksi tersebut dilakukan dengan 2 cara maka hasilnya akan lebih baik dan sesuai dengan permintaan buyer.

Selain teknologi, hal lain yang harus dilakukan adalah bagaimana cara kita untuk melindungi barang yang akan di ekspor agar tetap terjaga sampai pada buyer. Untuk itu perlu adanya standar penanganan yang harus mengacu pada pengemasan (packing), penandaan identitas (marking), dan penandaan kondisi (labeling).

a. Pengemasan (Packing)

Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengemas barang yang akan di ekspor agar terhindar dari resiko kerusakan. Barang yang dikemas kemudian diberi Silica Gel/kristal pengawet agar barang yang berada di dalam kemasan tetap kering.

b. Penandaan Identitas (Marking)

Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberi suatu tanda pada kemasan barang yang akan di kirim. Marking bertujuan untuk mempermudah pihak pengangkut dalam mengenali barang berdasar kepemilikannya, jumlah kemasan, dan negara tujuan ekspor.

c. Penandaan Kondisi (Labeling)

Adalah suatu kegiatan pemberian merk atau label pada kemasan barang yang akan diekspor.


(67)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Prosedur ekspor di Rakabu Furniture Surakarta

Prosedur ekspor Rakabu Furniture dari mulai menawarkan barang adalah dengan cara :

a. Korespondensi, Rakabu Furniture menawarkan barang dan

menegosiasikan komoditi yang akan dijual dengan buyer. Dengan

membuat surat penawaran atau brosur, dan mencantumkan jenis barang, mutu, harga, serta syarat pengiriman barang.

b. Sale’s Contrac, apabila ada importir yang berminat maka akan terjadi

penawaran, kemudian Rakabu Furniture akan menyiapkan kontrak jual beli ekspor (sale’s contrac) sesuai dengan data offersheet dan ordersheet

ditambah dengan keterangan seperti force majeur clause, klaim, syarat pengapalan, dan lain-lain yang akan disepakati oleh kedua belah pihak.

c. Mempersiapkan Barang Ekspor, tahap sale’s contrac maka langkah

selanjutnya adalah menyiapkan barang pesanan yang telah dipesan importir. Keadaan barang yang dipesan harus sesuai dengan permintaan importir, barang-barang tersebut bila telah selesai maka barang di packing

dengan kata lain barang telah ready to export.

d. Membuat Commercial Invoice dan Packing List. Setelah barang

dinyatakan ready to export, maka Rakabu Furniture membuat dokumen

invoice dan packing list.

e. Menyewa Kontainer dan kapal muat, kemudian Rakabu Furniture

secepatnya menghubungi forwarder/EMKL dan perusahaan pelayaran untuk menyewa container dan kapal untuk mengirimkan barang


(68)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55

ekspornya. Hal yang harus dilakukan adalah mengisi dokumen Shipping

Instruction yang disediakan oleh forwarder/shipping company. Shipping

company akan menyerahkan surat Delivery Order untuk mengambil

container dengan memberikan nomor container dan nomor sealnya.

f. Bill of Lading. Setelah memuat barang di kontainer (stuffing) dan

memuatnya ke kapal, maka Rakabu Furniture akan menerima Bill of

Lading dari shipping company, yaitu dokumen yang membuktikan bahwa

barang siap untuk dikirimkan.

g. Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Setelah mendapat

B/L, Rakabu Furrniture mengurus dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di Bea Cukai. Setelah dokumen terisi dengan benar maka kantor bea cukai mengijinkan barang boleh difiat muat untuk diekspor.

h. Certificate of Origin (COO), Rakabu furniture mengurus dokumen surat

keterangan asal barang (SKA) atau biasa disebut dengan Certificate of

Origin (COO) di Deperindag, jika diminta importir. Dokumen ini

berfungsi untuk mendapatkan pembebasan atau pengurangan bea masuk di negara importir.

i. Pembayaran dengan T/T, Sistem pembayaran yang sering dilakukan oleh Rakabu Furniture adalah dengan menggunakan Telegrafic Transfer (T/T). Di mana, pembayaran dilakukan oleh importir ketika ada pemberitahuan bahwa barang telah diekspor, maka pihak importir segera mengirim sejumlah uang di rekening bank Rakabu Furniture dan yang dilakukan Rakabu adalah mengirimkan surat-surat yang berisi tentang barang yang


(69)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id di ekspor. Hal ini memang sangat beresiko karena banyak buyer yang sering curang dan tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar, akan tetapi Rakabu Furniture juga melakukan sistem pembayaran ini hanya

dengan buyer langganan. Apabila ada buyer baru maka sistem

pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara paling aman yaitu dengan L/C.

3. Faktor penghambat dalam usaha peningkatan kualitas produk ekspor

khususnya produk mebel

Kualitas produk ekspor kadang tidak mampu bertahan lama di pasar global karena adanya faktor-faktor yang menghambat peningkatan kualitas produk. Faktor-faktor tersebut berupa :

a. Bahan baku yang sulit pada musim-musim tertentu. Misalnya musim hujan sulit untuk mencari kayu yang kadar airnya rendah. Sehingga proses pengeringan sampai berminggu-minggu sedang waktu pengiriman sudah ditentukan. Rakabu Furniture mengatasinya dengan bernego kembali dengan buyer bahwa delivery time yang ditentukan akan terlambat.

b. Biaya produksi yang mahal. Bahan yang digunakan untuk membuat suatu

produk sangat tinggi. Untuk menghadapinya Rakabu Furniture melakukan negosiasi kembali dalam harga.

c. Selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Cara mengatasinya, Rakabu Furniture selalu kontak dan mencari informasi tentang trend yang saat ini sedang diminati dengan media internet maupun dengan majalah yang tiap bulan dikirim oleh buyer.


(70)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57

d. Daya tahan produk kadang tidak bisa diramalkan dalam pemakaian. Pemakaian produk dan ketahanan produk bisa tidak sesuai dengan apa yang diramalkan misalnya karena keadaan cuaca yang berbeda.

e. Desain atau bentuk komoditi kadang tidak bisa sama persis dengan permintaan. Sehingga Rakabu Furniture harus mengulangi pembuatan produk sampai pihak QC menyatakan baik.


(71)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai peningkatan profesionalisme karyawan dalam menjaga mutu barang furniture ekspor pada Rakabu furniture, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi yang digunakan oleh Rakabu Furniture untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan adalah dengan menggunakan strategi produksi dengan ciri-ciri inovatif yaitu strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak dari pada produk pesaing.

2. Prosedur ekspor Rakabu Furniture dilakukan dengan cara :

a. Korespondensi

b. Sale’sContrac

c. Persiapan barang ekspor


(72)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id59

3. Faktor Penghambat usaha peningkatan kualitas produk ekspor Rakabu Furniture adalah

a. Bahan baku yang sulit di dapat di musim hujan. b. Biaya produksi yang mahal.

c. Selera konsumen yang berubah-ubah.

d. Daya tahan produk tidak bisa diramalkan. e. Desain mebel yang tidak bisa sama persis.

f. Banyak industri furniture yang berkembang dan memproduksi jenis barang yang sama.

B. Saran

1. Strategi produk yang selama ini digunakan oleh Rakabu furniture adalah strategi dengan menggunakan ciri inovatif pada produk yang dihasilkan. Sebenarnya peningkatan kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh produk-produk yang inovatif melainkan juga dipengaruhi kualitas bahan baku. Teknologi yang digunakan serta pengetahuan karyawan tentang produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, sebaiknya Rakabu furniture dalam meningkatkan kualtias produk selain mengutamakan produk-produk yang inovatif juga harus memperhatikan kualitas bahan baku, alat-alat teknologi


(73)

KADIN, baiknya Rakabu memiliki agen yang berada di luar negeri sehingga Rakabu cepat dikenal manca negara.

3. Faktor penghambat kegiatan ekspor Rakabu memang banyak namun selalu

saja ada jalan keluar untuk mengatasinya. Sebaiknya Rakabu lebih memperhatikan selera konsumen yang berubah-ubah karena selera tersebut sulit di tebak dan tiap tahun berubah sesuai tren yang baru diminati.


(74)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id61


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

di ekspor. Hal ini memang sangat beresiko karena banyak buyer yang sering curang dan tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar, akan tetapi Rakabu Furniture juga melakukan sistem pembayaran ini hanya dengan buyer langganan. Apabila ada buyer baru maka sistem pembayaran yang dilakukan adalah dengan cara paling aman yaitu dengan L/C.

3. Faktor penghambat dalam usaha peningkatan kualitas produk ekspor khususnya produk mebel

Kualitas produk ekspor kadang tidak mampu bertahan lama di pasar global karena adanya faktor-faktor yang menghambat peningkatan kualitas produk. Faktor-faktor tersebut berupa :

a. Bahan baku yang sulit pada musim-musim tertentu. Misalnya musim hujan sulit untuk mencari kayu yang kadar airnya rendah. Sehingga proses pengeringan sampai berminggu-minggu sedang waktu pengiriman sudah ditentukan. Rakabu Furniture mengatasinya dengan bernego kembali dengan buyer bahwa delivery time yang ditentukan akan terlambat.

b. Biaya produksi yang mahal. Bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk sangat tinggi. Untuk menghadapinya Rakabu Furniture melakukan negosiasi kembali dalam harga.

c. Selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Cara mengatasinya, Rakabu Furniture selalu kontak dan mencari informasi tentang trend yang saat ini sedang diminati dengan media internet maupun dengan majalah yang tiap bulan dikirim oleh buyer.


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pemakaian produk dan ketahanan produk bisa tidak sesuai dengan apa yang diramalkan misalnya karena keadaan cuaca yang berbeda.

e. Desain atau bentuk komoditi kadang tidak bisa sama persis dengan permintaan. Sehingga Rakabu Furniture harus mengulangi pembuatan produk sampai pihak QC menyatakan baik.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai peningkatan profesionalisme karyawan dalam menjaga mutu barang furniture ekspor pada Rakabu furniture, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Strategi yang digunakan oleh Rakabu Furniture untuk meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan adalah dengan menggunakan strategi produksi dengan ciri-ciri inovatif yaitu strategi perusahaan untuk menawarkan produk dengan bentuk dan fungsi yang lebih banyak dari pada produk pesaing.

2. Prosedur ekspor Rakabu Furniture dilakukan dengan cara : a. Korespondensi

b. Sale’sContrac

c. Persiapan barang ekspor

d. Commercial Invoice dan Packing List

e. Sewa Kontainer

f. Billof Lading

g. Daftar Pebruari h. Mengurus COO


(4)

3. Faktor Penghambat usaha peningkatan kualitas produk ekspor Rakabu Furniture adalah

a. Bahan baku yang sulit di dapat di musim hujan. b. Biaya produksi yang mahal.

c. Selera konsumen yang berubah-ubah. d. Daya tahan produk tidak bisa diramalkan. e. Desain mebel yang tidak bisa sama persis.

f. Banyak industri furniture yang berkembang dan memproduksi jenis barang yang sama.

B. Saran

1. Strategi produk yang selama ini digunakan oleh Rakabu furniture adalah strategi dengan menggunakan ciri inovatif pada produk yang dihasilkan. Sebenarnya peningkatan kualitas produk tidak hanya ditentukan oleh produk-produk yang inovatif melainkan juga dipengaruhi kualitas bahan baku. Teknologi yang digunakan serta pengetahuan karyawan tentang produk yang dihasilkan. Oleh sebab itu, sebaiknya Rakabu furniture dalam meningkatkan kualtias produk selain mengutamakan produk-produk yang inovatif juga harus memperhatikan kualitas bahan baku, alat-alat teknologi yang lebih canggih sehingga produknya yang dihasilkan lebih halus/tinggi kualitasnya.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

KADIN, baiknya Rakabu memiliki agen yang berada di luar negeri sehingga Rakabu cepat dikenal manca negara.

3. Faktor penghambat kegiatan ekspor Rakabu memang banyak namun selalu saja ada jalan keluar untuk mengatasinya. Sebaiknya Rakabu lebih memperhatikan selera konsumen yang berubah-ubah karena selera tersebut sulit di tebak dan tiap tahun berubah sesuai tren yang baru diminati.


(6)