Mekanisme kerja koenzim Q10 Suplemen koenzim Q10 Dosis terapetik

Karena kepraktisannya, mengkonsumsi suplemen koenzim Q10 lebih banyak dipilih daripada mengkonsumsi makanan sumber alami koenzim Q10 yang memang hanya mengandung sedikit koenzim Q10 dibanding suplemen. 13 Gambar 2: Sintesa koenzim Q10

C. Mekanisme kerja koenzim Q10

Koenzim Q10 adalah kofaktor yang penting pada proses rantai transpor elektron di mitokondria, di mana koenzim Ql0 menerima elektron dari kompleks I nicotinamide adenine dinucleotide dehydrogenase dan II succinate dehydrogenase yang merupakan aktivitas yang penting pada produksi ATP Gambar 3. Koenzim Ql0 juga mempunyai aktivitas antioksidan di mitokondria dan membran sel, yang menghambat oksidasi kolesterol LDL, dimana kolesterol LDL teroksidasi adalah faktor yang berperan dalam proses atherosklerosis pada lansia. 13 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Mekanisme kerja koenzim Q10

D. Suplemen koenzim Q10

Suplemen koenzim Q10 tersedia dalam berbagai bentuk sediaan dan komposisi. Tersedia bentuk sediaan kapsul basis lemak, kapsul serbuk, tablet, kapsul lunak, mikroemulsi dan sebagainya. Bentuk sediaan kapsul lunak mempunyai tingkat penyerapan lebih tinggi. Kadar komposisi sediaan suplemen koenzim Q10 juga dibuat bervariasi mulai 5 hingga 300 miligram. 13 Suplemen koenzim Q10 yang masuk ke dalam tubuh akan diserap di usus halus, namun tingkat penyerapannya rendah yaitu dari seluruh asupan yang masuk, 60-nya akan terbuang bersama dengan kotoran. Penyerapannya ini tidak hanya tergantung dari makanan yang dimakan tapi juga banyaknya lemak yang terdapat pada makanan tersebut Tingkat penyerapaannya sangat rendah jika dikonsumsi pada keadaan perut kosong dan sangat baik jika dikonsumsi bersama dengan makanan terutama yang mengandung banyak lemak. 13

E. Dosis terapetik

Dosis optimal dari koenzim Q10 tidak diketahui, berbeda sesuai beratnya kondisi yang diterapi. Sebagai contoh, dosis 30 mghari dilaporkan efektif pada terapi gagal jantung ringan. 11 Pada gagal jantung berat dosis yang dianjurkan 50-150 mghari dibagi dalam 2-3xhari. Perbaikan klinik dan hemodinamik akan terlihat dalam 2 minggu – 3 bulan konsumsi. 13 Penambahan koenzim Universitas Sumatera Utara Q10 dengan berbagai dosis pada studi tanpa kontrol menunjukkan peningkatan pada ejeksi fraksi, toleransi latihan dan status NYHA, walaupun pada studi lain tidak terbukti tabel 1. 10,13 Tabel 1. Beberapa penelitian acak, double-blind, plasebo-kontrol dari suplemen koenzim Q 10 pada pasien dengan gagal jantung 13 Metode Penelitian Jumlah Pasien Kelas NYHA awal Dosis KoQ 10 Oral mg Lama terapi bln Hasil a Crossover 19 III-IV 33.3 t.i.d. 2 x 3 EF p0.0001 vs dasar dan plasebo Toleransi aktivitas umum Crossover 14 IV 100 q.d. 2 x 3 SI : +36.1 sd 59.1 p 0.01 vs plasebo CI : +35.0 sd 49 p 0.01 vs plasebo EF : +53.3 sd 80 p 0.01 vs plasebo EDVI : -16.1 sd172 p 0.01 vs plasebo Two parallel groups 20 Unknown 200 q.d. 3 Total kerja W on bicycle: 384 vs 574 p0.005 vs dasar Workmin Wmin: 50-60 p0.005 vs dasar EF istirahat dan CO tidak berubah Nadi dan TD saat bekerja tidak berubah Crossover 20 II-III 60 q.d. 2 x 1 SV ml: 58.7 vs 71.90 p0.01 vs plasebo CO Lmin: 4.17 vs 4.45 p0.05 vs plasebo Kapasitas latihan : end point latihan p0.05, durasi latihan p0.01 ↑ SVR , PEP:LVET Crossover 20 II-III 50 q.d. 2 x 2 EF : 45.72 sd 49.17 p0.001 vs. dasar PEP:LVET : 0.41 to 0.38 p0.01 vs baseline Universitas Sumatera Utara Nadi dan TD tidak berubah Tidak ada perburukan pada kelas NYHA Two parallel groups 641 III-IV 2 mgkgd 50 mg b.i.d.-t.i.d. 12 Perbaikan kelasNYHA p value tidak dilaporkan Rawat inap : p0.01 Edema paru akut : p0.001 Aritmia : p0.05 Crossover 6 II-IV 50 t.i.d. 2 x 1 EF , istirahat : 27 vs 33 p0.05 vs plasebo EF , bekerja : 24 vs 30 p0.05 vs plasebo SV , bekerja EDV: 26 vs 35 p0.05 vs plasebo CO , istirahat EDVmin :19 vs 33 p0.05 vs plasebo CO ,bekerja EDVmin :24 vs 41 p0.05 vs plasebo SV saat bekerja , toleransi latihan Crossover 79 II-IV 100 q.d. 2 x 3 Kapasitas latihan W: 94 vs 100 p0.05 vs plasebo EF , volume load : 25 vs 23 p0.05 vs plasebo Skor total QOL : 107 vs 113 p0.05 vs plasebo Crossover 30 Tdk diketahui 33 t.i.d. 2 x 3 EF dan SVR tidak berubah, sistolik ventrikular kiri dan volume diastolik Two parallel groups 55 III-IV 200 q.d. 6 Lama latihan , EF tidak berubah, konsumsi oksigen NYHA = New York Heart Association; EF = ejection fraction; SI = stroke index; CI = cardiac index ; EDVI = end-diastolic volume index; W = watts; SV = stroke volume; CO = cardiac output ; EDV = end-diastolic volume; SVR = systemic vascular resistance; PEP:LVET = preejection period:left ventricular ejection time ratio; QOL = quality of life; TD = tekanan darah a Hasil yang signifikan ditebalkan. Universitas Sumatera Utara Dosis yang direkomendasikan pada beberapa keadaan di bawah adalah: 11,15 1. Gangguan mitokondria: 400-600 mghari, dibagi dalam beberapa dosis 2. Angina: 150-600 mghari, dibagi dalam beberapa dosis 3. Defisiensi koenzim Q10: 150 mghari 4. Penyakit Huntington`s: 75-360 mghari dibagi dalam beberapa dosis 5. Penyakit periodontal: 25-50 mghari selama 3 minggu - 6bulan 6. Migren: 150 mghari 7. Gagal ginjal kronik dengan atau tanpa dialisa: 60 mghari, 3xhari. 16,17 Tabel 2 . Indikasi dan efikasi koenzim Q10 pada beberapa keadaan 15 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

F. Hal-hal yang harus diperhatikan