Pengujian Rangkaian LM35 No Port A Port B

38 gerakan manusia lebih dari 510 cm atau 5,1 m. Dalam pengujian sensor PIR harus terlebih dahulu dilakukan pemanasan sekitar 30 detik agar sensor dapat bekerja dengan normal dan stabil.

4.2 Pengujian Rangkaian LM35 No

Suhu Terukur LM35 C Tegangan LM35 mV Suhu Terukur Termometer C Error 1 27 267 27,2 0,74 2 29 287 29,3 1,02 3 31 307 31,3 0.96 4 33 324 32,8 0,61 5 35 345 34,9 0,29 6 37 361 36,4 1,65 7 39 380 39,2 0,51 8 41 397 40,6 0,97 9 43 415 42,8 0,46 10 45 431 45,1 0,22 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa antara suhu yang terukur dengan LM35 dan thermometer tidak jauh berbeda, error yang terjadi tidak lebih besar dari 5 . Berdasarkan perhitungan, rata-rata error yang terjadi adalah , error yang paling besar 1,65 , error yang paling kecil 0,22 . Ini memmbuktikan LM35 ini bekerja dengan baik untuk mengukur suhu ruangan yang akan menjadi pertimbangan dalam menghidupkan atau mematikan kipas . Universitas Sumatera Utara 39

4.3 Analisa Program

Config Portb.0 = Input Pir Alias Pinb.0 Config Portd.4 = Output Lampu Alias Portd.4 Config Portd.5 = Output Kipas Alias Portd.5 Config Portd.7 = Output Led_kipas Alias Portd.7 Config Lcd = 16 2 Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.3 , Db5 = Portc.2 , Db6 = Portc.1 , Db7 = Portc.0 , E = Portc.4 , Rs = Portc.5 Config Lcdbus = 4 Cursor Off Deflcdchar 0 , 14 , 10 , 14 , 32 , 32 , 32 , 32 , 32 Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc Dim Suhu_ref As Word , Suhu As Word , Suhu_d As Byte Start Adc Do Gosub Kondisi2 If Pir = 1 Then Portd.4 = 1 Locate 1 , 2 Lcd ---Ada Orang--- Waitms 200 Gosub Kondisi Wait 2 Universitas Sumatera Utara 40 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Wait 2 Gosub Kondisi Portd.4 = 0 Elseif Pir = 0 Then Locate 1 , 2 Lcd Tidak Ada Orang Gosub Kondisi2 Portd.4 = 0 End If Loop Kondisi: Suhu_ref = Getadc0 Suhu = Suhu_ref 5 Suhu_d = Suhu Mod 10 Suhu = Suhu 10 Locate 2 , 3 Lcd Suhu= Locate 2 , 9 Lcd Suhu ; , ; Suhu_d Locate 2 , 14 Lcd Chr0 ; C If Suhu 34 Then Portd.5 = 1 Portd.7 = 1 Elseif Suhu = 32 Then Universitas Sumatera Utara 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Sensor PIR Passive Infra Red Sensor PIR Passive Infra Red adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah dari luar. Gambar 2.1 sensor PIR Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu misal: manusia melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda misal: Universitas Sumatera Utara 6 dinding, maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu : - Lensa Fresnel - Penyaring Infra Merah - Sensor Pyroelektrik - Penguat Amplifier - Komparator 2.1.1.Cara Kerja Sensor PIR Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida GaN, cesium nitrat CsNo3 dan litium tantalate LiTaO3. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu keluaran berupa sinyal 1-bit. Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah Universitas Sumatera Utara 7 dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer nilai standar 9,4 mikrometer, panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR.

2.1.2 Jarak pancar sensor PIR

Sensor PIR memiliki jangkauan jarak yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector. Sensor gerak PIR Passive Infra Red adalah sensor yang berfungsi untuk pendeteksi gerakan yang bekerja dengan cara mendeteksi adanya perbedaanperubahan suhu sekarang dan sebelumnya. Sensor gerak menggunakan modul pir sangat simpel dan mudah diaplikasikan karena Modul PIR hanya membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk mendeteksi gerakan hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul adalah LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan berubah menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah ±0,5 detik. Sensitifitas Modul PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5 meter memungkinkan kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan keberhasilan lebih besar. Dengan output yang hanya memberikan 2 logika High dan Low ini kita dapat membuat aplikasi sensor gerak yang berfariatif. Misal kita ingin langsung aplikasikan pada alarm, kita tinggal membuat rangkaian driver untuk mengaktifkan alarm tersebut. Atau misal ingin digunakan untuk mengaktifkan lampu, maka tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke lampu. Modul sensor gerak PIR memiliki output yang langsung bisa Universitas Sumatera Utara 8 di hubungkan dengan komponen digital TTL atau CMOS dan juga dapat lansung dihubungkan ke mikrokontroler. Efektifitas pendeteksian gerakan menggunakan sensor gerak ini dipengaruhi oleh faktor penempatan sensor gerak PIR tersebut. Posisi sensor gerak harus diletakan pada lokasi yang dapat membaca semua gerakan yang ada dalam ruangan atau daerah yang dimonitor oleh sensor gerak PIR.

2.1.3 Bagian-bagian dari Sensor PIR

1. Fresnel Lens Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh lebar berkas cahaya. 2. IR Filter IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini Universitas Sumatera Utara 9 saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. 3. Pyroelectric sensor Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell. 4. Amplifier Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material pyroelectric. 5. Comparator Seterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh comparator sehingga mengahasilkan output. Universitas Sumatera Utara 10 2.2.Sensor Suhu LM35 Sensor suhu LM35 bentuknya semacam transistor dengan tiga kaki dan masing- masing kaki berfungsi sebagai input dan output. Berdasarkan gambar, dari kiri ke kanan, kaki-kaki tersebut berfungsi sebagai VCC – OUPUT – GND. Gambar 2.2 Bentuk fisik LM35 Sensor ini bisa mendeteksi suhu 0-100 derajat Celcius dengan karakteristik 10mV pada output mewakili 1 derajat Celcius. Jika tegangan ouput 300mV berarti suhu adalah 30 derajad Celcius, jika tegangan ouput 230mV berarti suhu 23 derajat Celcius. Penggunaan AVO digital di sini untuk lebih mempermudah pembacaan ouput voltase pada sensor. Untuk percobaan, ujung kaki kiri +5vdc dihubungkan dengan penjepit plus dengan kabel merah pada power supply, kaki tengah dihubungkan dengan pin plus dengan kabel merah pada AVO meter ini sebagai output votase pada sensor, kemudian kaki kanan dihubungkan dengan ground, yaitu pin dan jepitan yang berwarna hitam pada AVO dan power supply. Universitas Sumatera Utara 11 2.2.1.Cara Kerja Sensor LM35 Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan 100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri self heating kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal dan dapat dihubungkan antar muka interface rangkaian control yang sangat mudah. IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit IC, dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV °C yang berarti bahwa kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. IC LM 35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperature ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35 penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator tampilan catu daya terbelah. IC LM 35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam suhu ruangan. Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat dikalibrasikan langsung dalam C celcius, LM35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor. Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah : 1. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius. 2.Lineritas +10 mV º C. Universitas Sumatera Utara 12 3.Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang. 4.Range +2 º C – 150 º C. 5.Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V. 6. Arus yang mengalir kurang dari 60 Μa 2.2.2.Kelebihan dan Kelemahan Sensors LM35 •Kelebihan: a.Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150oC b.Low self-heating, sebesar 0.08oC c.Beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V d.Rangkaian tidak rumit e.Tidak memerlukan pengkondisian sinyal •Kekurangan: Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor TO-92. Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajad Celcius. Dengan tegangan keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajad Celcius, maka komponen ini sangat cocok untuk digunakan sebagai teman eksperimen kita, atau bahkan untuk aplikasi-aplikasi seperti termometer ruang digital, mesin pasteurisasi, atau termometer badan digital. LM35 dapat disuplai dengan tegangan mulai 4V-30V DC dengan arus pengurasan 60 mikroampere. Universitas Sumatera Utara 13

2.3 Mikrokontroler Atmega8535

Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus. Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR Alf and Vegard’s Risc processor ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC Reduce Instruction Set Computing dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing- masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal , TimerCounter, PWM, analog comparator, dll. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega8535. Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai berikut: 1. Saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D. Universitas Sumatera Utara 14 2. ADC internal sebanyak 8 saluran. 3. Tiga buah TimerCounter dengan kemampuan pembandingan. 4. CPU yang terdiri atas 32 buah register. 5. SRAM sebesar 512 byte. 6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write. 7. Port antarmuka SPI 8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 9. Antarmuka komparator analog. 10. Port USART untuk komunikasi serial. 11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 12. Dan lain-lainnya. 2.3.1.Konstruksi ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program, memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah. a. Memori program ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program boot dan bagian program aplikasi. Universitas Sumatera Utara 15 b. Memori data ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register IO dan SRAM. ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register IO yang dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM menggunakan instuksi LD atau ST atau dapat juga diakses sebagai IO menggunakan instruksi IN atau OUT, dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM. c. Memori EEPROM ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses dengan menggunakan register-register IO yaitu register EEPROM Address , register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari SRAM. ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535 dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input . Selain itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri. Universitas Sumatera Utara 16 ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timercounter 8 bit dan 1 buah timercounter 16 bit. Ketiga modul timercounter ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, semua timercounter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-masing timercounter ini memiliki register tertentu yang digunakan untuk mengatur mode dan cara kerjanya. Serial Peripheral Interface SPI merupakan salah satu mode komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega8535. Universal Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter USART juga merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535. USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART. USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART. Pada ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja. Jika pada mode asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous harus 3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK. Universitas Sumatera Utara 17 2.3.2.Port IO ATMega8535 Port IO pada mikrokontroler ATMega8535 dapat difungsikan sebagai input ataupun dengan keluaran high atau low. Untuk mengatur fungsi port IO sebagai input ataupun output perlu dilakukan setting pada DDR dan Port. Berikut tabel pengaturan port IO. Dari tabel di atas, menyeting inputoutput adalah : 1. Input ; DDr bit 0 dan Port bit 1 2. Output High ; DDR bit 1 dan Port bit 1 3. Output Low ; DDR bit 1 dan Port bit 0 Logika port IO dapat berubah-ubah dalam program secara byte atau hanya bit tertentu. Mengubah sebuah keluaran bit IO dapat dilakukan menggunakan perintah cbi clear bit IO untuk menghasilkan output low atau perintah sbi set bit IO untuk menghasilkan output high. Perubahan secara byte dilakukan dengan perintah in atau out yang menggunakan register bantu. Port IO sebagai output hanya memberikan arus sourcing sebesar 20mA sehingga untuk menggerakkan motor atau kendali alat elektronis yang lain, perlu diberikan penguat tambahan atau dapat juga dengan konfigurasi port sebagai sinking current , seperti pada port yang digunakan untuk menyalakan LED, yang akan menyala saat port diberikan logika low dan mati saat port logika high.

2.3.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroler ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D. Universitas Sumatera Utara 18 Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D. Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega8535

a. Port A

Pin 33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port IO. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A DDRA harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input , atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 19 Tabel 2.1 Tabel Pin Pada Port A Pin Keterangan PA7 ADC7 ADC Input Channel 7 PA6 ADC6 ADC Input Channel 6 PA5 ADC7 ADC Input Channel 5 PA5 ADC4 ADC Input Channel 4 PA3 ADC3 ADC Input Channel 3 PA2 ADC2 ADC Input Channel 2 PA1 ADC1 ADC Input Channel 1 PA0 ADC0 ADC Input Channel 0

b. Port B

Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port IO. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor dapat diatur per bit. Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B DDRB harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB.Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut ini Universitas Sumatera Utara 20 Tabel 2.2 Tabel Pin Pada Port B Pin Keterangan PB7 SCK SPI Bus Serial Clock PB6 VISO SPI Bus Master InputSlave Output PB5 VOSI SPI Bus Master OutputSlave Input PB4 SS SPI SlaveSelect Input PB3 AIN1 Analog Comparator Negative Input OCC TimerCounter0 Output Compare Match Output PB2 ‘AIN0 Analog Comparator Positive Input INT2 External Interrupt2 Input PB1 T1 TimerCounter1 External Counter Input PB0 T0 TimerCounter0 External Counter Input XCK JSART External Clock InputOutput

c. Port C