Analisis Finansial Industri Pembuatan Kerupuk Opak (Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN
KERUPUK OPAK
(Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH

ANNISA NAILUFAR
040304012
AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN
KERUPUK OPAK
(Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH

ANNISA NAILUFAR
040304012
AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua


Anggota

H.M. Mozart B. Darus, M.Sc.
NIP. 131 689 798

DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si.
NIP. 132 207 411

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN
KERUPUK OPAK
(Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu,

Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH

ANNISA NAILUFAR
040304012
AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


Judul Skripsi

:

ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN
KERUPUK OPAK (Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan
Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten
Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

Nama

:

ANNISA NAILUFAR

NIM

:


040304012

Departemen

:

Sosial Ekonomi Pertanian

Program Studi :

Agribisnis

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

H.M. Mozart B. Darus, M.Sc.

NIP. 131 689 798

DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si.
NIP. 132 207 411

Mengetahui :
Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian

Ir. Luhut Sihombing, M.P.
NIP. 132 005 055

Tanggal Lulus

:

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN

Annisa Nailufar (040304012) dengan judul skripsi ANALISIS

FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN KERUPUK OPAK (Studi Kasus :
Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II,
Kecamatan Pancurbatu,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara). Penulisan skripsi ini
dibawah bimbingan Bapak H.M. Mozart B. Darus, M.Sc. dan Bapak DR. Ir.
Rahmanta Ginting, M.Si.
Industri pembuatan kerupuk opak merupakan industri yang menggunakan
bahan baku dari salah satu komoditas pertanian yaitu ubi kayu (Manihot
utilissima). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara kerupuk opak
terpilih menjadi Produk Unggulan Prioritas (PUP) Pertama diantara 9 komoditi
unggulan lainnya.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu daerah
dipilih secara cermat sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh industri
pembuatan kerupuk opak yang terdapat di daerah penelitian dijadikan sebagai
sampel dan pemiliknya dijadikan sebagai responden.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada
responden sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang

terkait dalam penelitian ini.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Ketersediaan bahan baku tidak cukup tersedia di daerah penelitian tetapi
modal dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan industri
pembuatan kerupuk opak cukup tersedia di daerah penelitian.
2. Rata-rata penerimaan yang diperoleh responden dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian adalah tinggi yaitu sebesar Rp.
11.939.062,50,-/minggu, Rp. 47.756.250,-/bulan dan Rp. 476.562.500,-/tahun.
3. Rata-rata pendapatan yang diperoleh responden dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian rendah yaitu sebesar Rp. 1.700.258,74,/minggu, Rp. 6.799.198,64,-/bulan dan Rp. 67.936.896,40,-/tahun.
4. Rata-rata nilai tambah (value added) produk yang diperoleh dari industri
pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian adalah tinggi yaitu sebesar Rp.
290.375,52,-/hari, Rp. 1.742.253,13,-/minggu, Rp. 6.969.012,50,-/bulan, Rp.
69.690.125,-/tahun.
5. Rata-rata Break Even Point Produksi sebesar 513,33 kg/hari, 3.098,28
kg/minggu, 12.393,66 kg/bulan dan 123.953,25 kg/tahun. Kenyataan rata-rata
volume produksi yang diperoleh 602,03 kg/hari, 3.612,19 kg/minggu,
14.448,75 kg/bulan dan 144.487,50 kg/tahun.
6. Rata-rata Break Even Point Harga yaitu Rp. 2.837,82,-/kg/minggu, Rp.
2.837,95,-/kg/bulan, dan Rp. 2.838,35,-/kg/tahun. Kenyataan harga jual ratarata kerupuk opak per minggu, bulan dan tahun sebesar Rp. 3.306,25/kg.

7. Nilai rata-rata R/C Ratio per minggu, bulan, dan tahun yaitu 1,17, artinya R/C
Ratio ≥ 1 sehingga industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian
layak untuk diusahakan.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

ANNISA NAILUFAR, dilahirkan di Medan pada tanggal 24 Februari
1986 dari Ayahanda Mardjudin dan Ibunda Purwanti. Penulis merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Negeri Pembina 1 Medan
tahun 1992, SD Swasta Karya Bhakti I Medan tahun1998, Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Negeri 3 Medan tahun 2001 dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Medan
tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Program Studi Agribisnis,
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)
Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai organisasi
kemahasiswaan, antara lain Badan Kenaziran Mushola (BKM) Al-Mukhlisin FP
USU, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat USU,

Tim Mentoring Agama Islam FP USU, Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim
Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP) dan Kelompok Aspirasi Mahasiswa
(KAM) Rabbani FP USU.
Pada bulan Maret 2008 penulis melaksanakan penelitian skripsi di Desa
Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli
Serdang. Kemudian pada bulan Juni 2008 melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Desa Dalig Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Provinsi
Sumatera Utara..

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Skripsi

ini


berjudul

ANALISIS

FINANSIAL

INDUSTRI

PEMBUATAN KERUPUK OPAK (Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan
Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara). Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada Departemen
Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H.M. Mozart B. Darus, M.Sc. selaku Ketua Komisi Pembimbing
2. Bapak DR. Ir. Rahmanta Ginting, M.S. selaku Anggota Komisi Pembimbing
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen SEP, FP, USU
4. Ibu DR. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen SEP, FP, USU
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen SEP, FP, USU
6. Bapak Afrizal Nasution selaku Ka. Subdis Bina Program Departemen
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang yang menangani
bidang Industri Kecil Menengah (IKM)
7. Seluruh instansi dan respoden yang terkait dengan penelitian ini yang telah
membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan

Universitas Sumatera Utara

Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada
Ayahanda Mardjudin dan Ibunda Purwanti atas motivasi, kasih sayang, dan
dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis
selama menjalani kuliah, serta kepada adik-adik penulis yaitu Faishal Mahfuzh
dan Roykhan Mubarak yang telah turut membantu dan menyemangati dalam
penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada teman-teman penulis di Departemen
Sosial Ekonomi Pertanian stambuk 2004 khususnya Siti, Yessi, Fauziah dan
Muslainy yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini serta kepada adik-adik di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
stambuk 2005 atas semangat dan motivasi yang telah diberikan. Tak lupa pula
kepada teman-teman seperjuangan di BKM Al-Mukhlisin, KAMMI Komisariat
USU, DPW KAM Rabbani FP USU serta sahabat-sahabat yang terus berjuang di
jalan dakwah dimanapun berada. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat
terwujud dan semoga Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita
semua.
Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Amin.

Medan, November 2008

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal
RINGKASAN ................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x
PENDAHULUAN ............................................................................................1
Latar Belakang ....................................................................................1
Identifikasi Masalah ............................................................................4
Tujuan Penelitian ................................................................................4
Kegunaan Penelitian ............................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...........................................6
Tinjauan Pustaka .................................................................................6
Tinjauan Teknologi.....................................................................6
Tinjauan Finansial ......................................................................7
Landasan Teori....................................................................................9
Kerangka Pemikiran ............................................................................15
Hipotesis Penelitian .............................................................................18
METODE PENELITIAN ................................................................................19
Metode Penentuan Daerah Penelitian...................................................19
Metode Pengambilan Sampel ..............................................................20
Metode Pengumpulan Data..................................................................20
Metode Analisis Data ..........................................................................21
Defenisi dan Batasan Operasional .......................................................23
Defenisi ......................................................................................23
Batasan Operasional ...................................................................25

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
PENGUSAHA SAMPEL .................................................................................26
Deskripsi Daerah Penelitian....................................................................26
Desa Tuntungan I ..........................................................................26

Universitas Sumatera Utara

Luas dan Letak Geografis ..................................................26
Tata Guna Tanah................................................................26
Jenis Bangunan ..................................................................28
Sumber Air ........................................................................28
Keadaan Penduduk.............................................................29
Sarana dan Prasarana .........................................................34
Desa Tuntungan II .........................................................................35
Luas dan Letak Geografis ..................................................35
Tata Guna Tanah................................................................36
Jenis Bangunan ..................................................................37
Sumber Air ........................................................................37
Keadaan Penduduk.............................................................38
Sarana dan Prasarana .........................................................43
Karakteristik Respoden ..........................................................................45
HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................48
Proses Pembuatan Kerupuk Opak ...........................................................48
Ketersediaan Bahan Baku, Modal dan Tenaga Kerja
Pembuatan Kerupuk Opak ......................................................................53
Penerimaan Industri Pembuatan Kerupuk Opak ......................................55
Pendapatan Industri Pembuatan Kerupuk Opak ......................................57
Nilai Tambah Industri Pembuatan Kerupuk Opak ...................................59
Volume dan Harga Jual Produk Pada Industri Pembuatan
Kerupuk Opak ........................................................................................60
Analisis Kelayakan Usaha Industri Pembuatan Kerupuk Opak ...............62

KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................65
Kesimpulan .........................................................................................65
Saran ...................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Judul

Hal

1. Komoditi Andalan Produk Industri Kecil Menengah
Di Kabupaten Deli Serdang .......................................................................... 2
2. Data Usaha Pengolahan Kerupuk Opak di Kabupaten Deli Serdang .............19
3. Data Usaha Pengolahan Kerupuk Opak di Kecamatan Pancurbatu................20
4. Keadaan Tata Guna Tanah Desa Tuntungan I Tahun 2007 ...........................27
5. Jenis Bangunan di Desa Tuntungan I Tahun 2007 ........................................28
6. Sumber Air di Desa Tuntungan I Tahun 2007...............................................29
7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tuntungan I
Tahun 2007 ..................................................................................................30
8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tuntungan I
Tahun 2007 ..................................................................................................31
9. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Tuntungan I Tahun 2007 ...........32
10. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Tuntungan I
Tahun 2007 ..................................................................................................33
11. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Tuntungan I
Tahun 2007 ..................................................................................................34
12. Sarana dan Prasarana Desa Tuntungan I Tahun 2007....................................35
13. Keadaan Tata Guna Tanah Desa Tuntungan II Tahun 2007 ..........................36
14. Jenis Bangunan di Desa Tuntungan II Tahun 2007 .......................................37
15. Sumber Air di Desa Tuntungan II Tahun 2007 .............................................38
16. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Tuntungan II
Tahun 2007 ..................................................................................................39
17. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tuntungan II
Tahun 2007 ..................................................................................................40

Universitas Sumatera Utara

18. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Tuntungan II Tahun 2007..........41
19. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Tuntungan II
Tahun 2007 ..................................................................................................42
20. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Tuntungan II
Tahun 2007 ..................................................................................................43
21. Sarana dan Prasarana Desa Tuntungan II Tahun 2007 ..................................44
22. Karakteristik Responden di Desa Tuntungan I ..............................................45
23. Karakteristik Responden di Desa Tuntungan II.............................................46
24. Karakteristik Keseluruhan Responden ..........................................................47
25. Penerimaan Industri Pembuatan Kerupuk Opak di daerah Penelitian Per
Responden Tahun 2007 ................................................................................56
26. Pendapatan dan Rasio Pendapatan terhadap Penerimaan pada Industri
Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian Per Responden Tahun
2007 .............................................................................................................58
27. Rata-Rata Nilai Tambah Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah
Penelitian Tahun 2007 ..................................................................................59
28. Rata-Rata Biaya Produksi, Harga Jual dan BEP Produksi pada
Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian Tahun 2007 ...........61
29. Rata-Rata Biaya Produksi, Volume Produksi dan BEP Harga pada
Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian Tahun 2007 ...........62
30. Nlai R/C Ratio Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
Tahun 2007 ..................................................................................................63

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.

Judul

Hal

1.

Grafik Break Even Point (BEP) ..............................................................14

2.

Skema Kerangka Pemikiran....................................................................17

3.

Proses Pembuatan Kerupuk Opak ...........................................................49

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Judul

1.

Karakteristik Responden di Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II

2.

Karakteristik Keseluruhan Responden

3.

Biaya Bahan Baku Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

4.

Biaya Kayu Bakar Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

5.

Biaya Bahan Bakar Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

6.

Biaya Karung Pembungkus Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah
Penelitian (Tahun 2007)

7.

Biaya Gedung Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

8.

Biaya Peralatan Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

9.

Biaya Tenaga Kerja Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

10.

Biaya Tetap Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

11.

Biaya Tidak Tetap Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

12.

Biaya Produksi Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

13.

Penerimaan Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

14.

Pendapatan Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

15.

Rasio Pendapatan terhadap Penerimaan Industri Pembuatan Kerupuk Opak
di Daerah Penelitian (Tahun 2007)

Universitas Sumatera Utara

16.

Nilai Tambah Industri Pembuatan Kerupuk Opak di Daerah Penelitian
(Tahun 2007)

17.

Break Even Point Produksi (BEP Produksi) Industri Pembuatan Kerupuk
Opak di Daerah Penelitian (Tahun 2007)

18.

Break Even Point Harga (BEP Harga) Industri Pembuatan Kerupuk Opak di
Daerah Penelitian (Tahun 2007)

19.

Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) Industri Pembuatan Kerupuk Opak di
Daerah Penelitian (Tahun 2007)

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN

Annisa Nailufar (040304012) dengan judul skripsi ANALISIS
FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN KERUPUK OPAK (Studi Kasus :
Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II,
Kecamatan Pancurbatu,
Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara). Penulisan skripsi ini
dibawah bimbingan Bapak H.M. Mozart B. Darus, M.Sc. dan Bapak DR. Ir.
Rahmanta Ginting, M.Si.
Industri pembuatan kerupuk opak merupakan industri yang menggunakan
bahan baku dari salah satu komoditas pertanian yaitu ubi kayu (Manihot
utilissima). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara kerupuk opak
terpilih menjadi Produk Unggulan Prioritas (PUP) Pertama diantara 9 komoditi
unggulan lainnya.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu daerah
dipilih secara cermat sehingga sesuai dengan tujuan penelitian. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode sensus yaitu seluruh industri
pembuatan kerupuk opak yang terdapat di daerah penelitian dijadikan sebagai
sampel dan pemiliknya dijadikan sebagai responden.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada
responden sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang
terkait dalam penelitian ini.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Ketersediaan bahan baku tidak cukup tersedia di daerah penelitian tetapi
modal dan tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan industri
pembuatan kerupuk opak cukup tersedia di daerah penelitian.
2. Rata-rata penerimaan yang diperoleh responden dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian adalah tinggi yaitu sebesar Rp.
11.939.062,50,-/minggu, Rp. 47.756.250,-/bulan dan Rp. 476.562.500,-/tahun.
3. Rata-rata pendapatan yang diperoleh responden dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian rendah yaitu sebesar Rp. 1.700.258,74,/minggu, Rp. 6.799.198,64,-/bulan dan Rp. 67.936.896,40,-/tahun.
4. Rata-rata nilai tambah (value added) produk yang diperoleh dari industri
pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian adalah tinggi yaitu sebesar Rp.
290.375,52,-/hari, Rp. 1.742.253,13,-/minggu, Rp. 6.969.012,50,-/bulan, Rp.
69.690.125,-/tahun.
5. Rata-rata Break Even Point Produksi sebesar 513,33 kg/hari, 3.098,28
kg/minggu, 12.393,66 kg/bulan dan 123.953,25 kg/tahun. Kenyataan rata-rata
volume produksi yang diperoleh 602,03 kg/hari, 3.612,19 kg/minggu,
14.448,75 kg/bulan dan 144.487,50 kg/tahun.
6. Rata-rata Break Even Point Harga yaitu Rp. 2.837,82,-/kg/minggu, Rp.
2.837,95,-/kg/bulan, dan Rp. 2.838,35,-/kg/tahun. Kenyataan harga jual ratarata kerupuk opak per minggu, bulan dan tahun sebesar Rp. 3.306,25/kg.
7. Nilai rata-rata R/C Ratio per minggu, bulan, dan tahun yaitu 1,17, artinya R/C
Ratio ≥ 1 sehingga industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian
layak untuk diusahakan.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sumber daya pertanian di Indonesia merupakan salah satu keunggulan
yang secara sadar telah dijadikan salah satu pilar pembangunan dalam bentuk
agroindustri, baik pada era orde baru, reformasi dan saat ini. Pertanian akan
mampu menjadi penyelamat bila dilihat sebagai sebuah sistem yang terkait
dengan industri dan jasa. Jika pertanian hanya berhenti sebagai aktifitas budidaya
(on farm agribusiness) nilai tambahnya kecil. Nilai tambah pertanian dapat
ditingkatkan melalui kegiatan hilir (off farm agribusiness), berupa agroindustri
dan jasa berbasis pertanian (Mangunwidjaja dan Illah, 2005).
Pembangunan industri di Indonesia dimulai sejak Pelita II, bersamaan
dengan masuknya penanaman modal dari luar negeri (PMA). Kebijakan ini
terutama untuk mendorong terciptanya struktur perekonomian yang seimbang,
sehingga diharapkan terjadi transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor
industri. Karena selama ini sektor pertanian cenderung mengalami laju
pertumbuhan yang menurun, sedangkan sektor industri termasuk industri
pengolahan hasil pertanian, terjadi laju pertumbuhan yang meningkat
(Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2000).
Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara sedang
berkembang seperti Indonesia ini, tidaklah dapat dihindarkan. Karena Indonesia
beranjak dari negara agraris menuju negara industri yang maju, maka peranan
sektor pertanian masih tetap mewarnai kemajuan di sektor industri, karena itulah

Universitas Sumatera Utara

diperlukan suatu kondisi struktur ekonomi yang seimbang antara bidang industri
yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh (Soekartawi (c), 1999).
Di Sumatera Utara sektor pertanian yang bersinergi dengan sektor industri
didominasi oleh agroindustri yang mengelola hasil-hasil pertanian yang berbasis
kelapa sawit, karet, pengolahan ubi kayu, pengolahan hasil laut, serta industri
kecil dan rumah tangga pangan. Agroindustri ini baik formal maupun non formal
tersebar di berbagai kabupaten/kota di Sumatera Utara. Salah satunya adalah
kabupaten Deli Serdang. Di kabupaten ini potensi agroindustri yang berkembang
cukup baik antara lain : mebel rotan, kerupuk opak, dodol, emping melinjo,
makanan ternak, dan lain-lain
(Badan Informasi dan Komunikasi Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wahyudin (2007) diperoleh
sembilan komoditi andalan Kabupaten Deli Serdang yang telah mampu menopang
dan memberikan kontribusi produk dari industri pengolahan berskala kecil dan
menengah terhadap perekonomian di seputar kawasan kabupaten ini. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Komoditi Andalan Produk Industri Kecil Menengah di Kabupaten
Deli Serdang
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jenis Komoditi

Kerupuk Opak
Sapu Ijuk
Meubel Kayu
Emping Melinjo
Keramik Gerabah
Sabut Kelapa
Pandai Besi
Sulaman Bordir
Gula Aren

Unit
Usaha
41
73
16
204
12
3
19
53
154

Jumlah
Tenaga
Kerja
398
410
340
391
89
76
76
188
154

Nilai
Investasi
(Rp. 000)
320.400
236.000
172.000
46.050
374.500
489.000
205.000
231.100
52.000

Kapasitas
Produksi
2.654 Ton
1.215.000 Batang
10.100 Pcs
156 Ton
6.000 Pcs
240 Ton
144.500 Buah
19.000 Potong
200 Ton

Nilai
Produksi
(Rp. 000)
6.635.000
5.467.500
2.020.000
2.808.000
985.000
1.440.000
3.612.500
950.000
1.400.000

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, 2007

Universitas Sumatera Utara

Pemilihan sembilan komoditi diatas menjadi produk unggulan di
Kabupaten Deli Serdang didasarkan pada kriteria : penggunaan tenaga kerja,
keterampilan, kualitas rasa, manajemen distribusi pemasaran, desain dan inovasi.
Dari kriteria-kriteria tersebut kemudian diperoleh bahwa kerupuk opak menjadi
Produk Unggulan Prioritas (PUP) peringkat pertama, yang kemudian disusul oleh
produk sapu ijuk dan meubel kayu pada peringkat kedua dan ketiga
(Wahyudin, 2007).
Terpilihnya kerupuk opak sebagai Produk Unggulan Prioritas (PUP)
peringkat pertama diantara kesembilan produk unggulan Kabupaten Deli Serdang
karena kerupuk opak memiliki keunggulan-keunggulan seperti cita rasa (taste)
yang spesifik dan unik dibandingkan produk sejenis, bahkan kerupuk opak
produksi Kabupaten Deli Serdang ini mulai merambah negara tetangga Malaysia.
Kemungkinan kerupuk opak produksi Kabupaten Deli Serdang ini digemari
masyarakat tetangga di Malaysia karena adanya faktor serumpun - Melayu. Selain
itu, harga kerupuk opak yang relatif murah dan kompetitif membuat jaringan
pemasaran produk ini telah menembus pasar domestik dan internasional
(Wahyudin, 2007).
Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki kerupuk opak tersebut,
maka diperlukan suatu analisis untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
industri pembuatan kerupuk opak layak diusahakan secara finansial.

Universitas Sumatera Utara

Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana ketersediaan bahan baku, modal dan tenaga kerja pada industri
pembuatan kerupuk opak cukup di daerah penelitian?
2. Bagaimana penerimaan yang diperoleh dari industri pembuatan kerupuk opak
di daerah penelitian?
3. Bagaimana pendapatan yang diperoleh dari industri pembuatan kerupuk opak
di daerah penelitian?
4. Berapa besar nilai tambah (value added) produk yang diperoleh dari industri
pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian?
5. Berapakah volume produksi dan harga jual minimal agar industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian dapat memberikan keuntungan atau
melampaui titik impas?
6. Apakah industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian layak
diusahakan secara finansial?

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi ketersediaan bahan baku, modal dan tenaga kerja
industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian
2. Untuk mengidentifikasi penerimaan yang diperoleh dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian
3. Untuk mengidentifikasi pendapatan yang diperoleh dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian

Universitas Sumatera Utara

4. Untuk mengidentifikasi nilai tambah (value added) produk yang diperoleh
dari industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian
5. Untuk mengidentifikasi volume produksi dan harga jual minimal agar industri
pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian dapat memberikan keuntungan
atau melampaui titik impas
6. Untuk mengidentifikasi kelayakan usaha secara finansial dari industri
pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian

Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha industri pembuatan kerupuk opak
untuk meningkatkan usahanya supaya lebih efisien
2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan
industri pembuatan kerupuk opak
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka
Tinjauan Teknologi
Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan
selalu mengalami perkembangan yang cepat. Penggunaan teknologi akan
mengubah input menjadi output yang diinginkan (Gumbira, dkk, 2001).
Dalam lingkup industri pengolahan hasil pertanian, teknologi ditujukan
untuk meningkatkan nilai tambah suatu komoditas. Semakin tinggi nilai produk
olahan diharapkan devisa yang diterima oleh negara juga meningkat, serta
keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku industri pengolahan juga relatif
tinggi (Anonim, 1997).
Sebagai contoh aplikasi peningkatan teknologi yang dapat meningkatkan
nilai tambah bagi produk pertanian dapat dilihat pada industri pengolahan ubi
kayu. Pemanfaatan teknologi untuk pengolahan ubi kayu dapat dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Primer, yaitu output utama yang dihasilkan dalam proses produksi
langsung dinikmati oleh konsumen tanpa adanya pengolahan lebih lanjut.
Contohnya ubi goreng, ubi rebus, keripik ubi
2. Tahap Sekunder, yaitu produk yang dihasilkan mengalami proses pengolahan
tertentu secara tradisional. Pengolahan secara tradisional ini kemudian
perlahan menjadi lebih maju, output dari hasil pengolahan itu baru kemudian

Universitas Sumatera Utara

dikonsumsi. Sampai dengan batas tertentu, pengolahan tahap sekunder
berkembang ke tahap tersier
3. Tahap Tersier, yaitu ketika output yang dihasilkan oleh tahap sekunder diolah
dengan proses yang lebih canggih sehingga menghasilkan bahan pangan yang
dapat diolah lagi menjadi berbagai macam makanan turunan dari produk
tersebut
(Siswono, 2004).
Dari segi teknologi, pembuatan kerupuk opak di kabupaten Deli Serdang
masih bersifat sederhana. Namun kesederhanaan teknologi ini sudah mampu
menciptakan produk yang kompetitif. Selain itu pengalaman telah mampu
menciptakan produk yang spesifik dalam kategori jenis kerupuk opak. Bahkan cita
rasa yang spesifik dan unik dari kerupuk opak yang dihasilkan kabupaten Deli
Serdang ini cenderung digemari masyarakat tetangga di Malaysia (mungkin
karena faktor serumpun – Melayu) (Wahyudin, 2007).

Tinjauan Finansial
Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri.
Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus
diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya
sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana
produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian, meliputi usaha
yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah
tinggi nilainya (Karmadi, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Salah satu tanaman pangan yang telah lama dikenal dan dibudidayakan
oleh petani di seluruh wilayah Nusantara adalah ubi kayu. Saat ini ubi kayu sudah
banyak digarap sebagai komoditas agroindustri (Rukmana, 1997).
Sebagai komoditas agroindustri, nilai tambah yang dapat dihasilkan dari
ubi kayu ini mutlak diperlukan. Hal ini disebabkan bahwa suatu produk akan
dinilai sesuai dengan nilai tambah yang ada pada produk tersebut. Semakin tinggi
value add yang dimiliki oleh produk tersebut maka semakin tinggi kepuasan
konsumen. Pada akhirnya, konsumen akan menghargai produk tersebut dengan
lebih mahal. Pada ubi kayu, harga komoditi pertanian tersebut akan menjadi
bertambah mahal ketika konsumen membelinya sudah tidak berwujud ubi kayu
lagi, tetapi telah berubah menjadi keripik yang enak dan gurih dengan
penambahan berbagai keterangan seperti nilai kandungan gizi, manfaat, expired
date dan tertera merek dagang tertentu. Ubi kayu tersebut menjadi mahal karena
konsumen mendapat seperangkat nilai tambah, yakni kemudahan dan kenyamanan
karena tidak perlu mengolahnya lagi, keamanan karena tertera kandungan gizi,
manfaat serta expired date serta adanya pilihan rasa (Siswono, dkk, 2004).
Selain memberikan nilai tambah, ubi kayu juga memiliki potensi pasar
yang cukup baik. Banyak industri-industri baik industri makanan maupun industri
kimia yang muncul dari komoditi ubi kayu ini. Contohnya dari industri makanan
adalah industri pembuatan tepung tapioka, tepung gaplek, tiwul instan, keripik
ubi, dan lain-lain. Dari industri kimia, ubi kayu ini dapat diolah menjadi alkohol,
etanol dan gasohol (Siswono, dkk, 2004).
Di Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara, telah banyak industri
yang tumbuh dari komoditi ubi kayu ini. Salah satunya adalah kerupuk opak. Dari

Universitas Sumatera Utara

data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, pada tahun
2007 tercatat ada 41 unit usaha pembuatan kerupuk opak yang tersebar di
berbagai kecamatan Kabupaten Deli Serdang. Jumlah unit usaha ini akan dapat
terus bertambah seiring dengan ditetapkannya kerupuk opak sebagai komoditi
andalan Kabupaten Deli Serdang
(Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, 2008).

Landasan Teori
Agroindustri merupakan sistem pengolahan hasil-hasil pertanian, baik
berupa bentuk setengah jadi (work in process) dan bentuk akhir (finished product)
dengan cara teknologi dan manajemen (Rahim dan Diah, 2007).
Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan
erat dan langsung dengan pertanian. Apabila pertanian diartikan sebagai proses
yang menghasilkan produk pertanian tingkat primer, maka kaitannya dengan
industri dapat berkaitan kebelakang (backward linkage) maupun kedepan
(forward linkage) (Soekartawi (a), 1994).
Kaitan kebelakang terjadi karena kegiatan pertanian memerlukan input
produksi, alat pertanian dan mesin yang langsung dipakai dalam proses produksi
di sektor pertanian. Kaitan kedepan dapat terjadi karena adanya ciri-ciri produk
pertanian seperti bersifat musiman, volume besar nilai kecil, mudah rusak, atau
karena permintaan konsumen yang semakin menuntut persyaratan kualitas bila
pendapatan konsumen tersebut meningkat. Kegiatan ini ada yang memerlukan
penanganan yang tanpa mengubah struktur aslinya (processing) dan ada pula yang

Universitas Sumatera Utara

memerlukan pengolahan lebih lanjut yang mengubah sifat asalnya ataupun sifat
kimianya (manufacturing) (Soekartawi (a), 1994).
Industri pengolahan hasil pertanian memiliki daya saing yang kuat, karena
memiliki keunggulan komparatif (sumber daya alam yang dapat diperbaharui,
tenaga kerja yang banyak dan murah, serta berdaya tahan lama) dan kompetitif
(segmen pasar dan diferensiasi produk). Pengolahan hasil menjadi salah satu
bentuk kegiatan agroindustri yang utama. Usaha pengolahan hasil akan
memberikan beberapa keuntungan antara lain :
1. Mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan hasil pertanian
2. Meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian
3. Memperpanjang masa ketersediaan hasil pertanian baik dalam bentuk segar
maupun dalam bentuk olahan
4. Meningkatkan keanekaragaman produk pertanian
5. Mempermudah penyimpanan dan pengangkutan
(Muzhar, 1994).
Komponen

pengolahan

hasil

pertanian

menjadi

penting

karena

pertimbangan sebagai berikut :
1. Meningkatkan Nilai Tambah
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh
produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses.
Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas
pengolahan (pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, keterampilan
mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain). Sedangkan bagi pengusaha ini
menjadikan kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai

Universitas Sumatera Utara

tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik
pasar domestik maupun pasar luar negeri
2. Kualitas Hasil
Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Dengan
kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan
keinginan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja
menyebabkan adanya perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi
harga barang itu sendiri
3. Penyerapan Tenaga Kerja
Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap.
Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga
kerja yang relatif besar pada kegiatan pengolahan
4. Meningkatkan keterampilan
Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan
keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh
hasil penerimaan usahatani yang lebih besar
5. Peningkatan Pendapatan
Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total
penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya
petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas
hasil yang lebih baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya akan
mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar
(Soekartawi (d), 1999).

Universitas Sumatera Utara

Nilai tambah adalah produk dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan
penunjang yang dipergunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain, nilai
tambah merupakan sejumlah nilai jasa (return) terhadap faktor produksi modal
tetap, tenaga kerja, keterampilan dan manajemen (Suryana, 1990)
Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali harga. Sedangkan
pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali
periode produksi (Samuelson, 2001).
Keberhasilan industri pada masa yang akan datang sangat tergantung pada
pengembangan sumber daya manusia yang sekaligus merupakan potensi yang
sangat besar di dalam negeri (Sumarsono, 2003).
Kebijaksanaan ketenagakerjaan diarahkan kepada perluasan kesempatan
kerja, perlindungan tenaga kerja dan pemerataan pendapatan yang sifatnya
menyeluruh di semua sektor. Disamping adanya peningkatan produksi juga dapat
dicapai pemerataan hasil pembangunan, karena adanya perluasan partisipasi
masyarakat secara aktif dalam pembangunan (Sumarsono, 2003).
Dasar perkiraan kesempatan kerja adalah rencana investasi dan target hasil
yang direncanakan atau secara umum rencana pembangunan. Tiap kegiatan
mempunyai daya serap yang berbeda terhadap tenaga kerja, baik dalam kuantitas
maupun dalam kualitas. Daya serap tersebut berbeda secara sektoral dan menurut
penggunaan teknologi sektor kegiatan yang dibangun dengan cara padat karya
pada dasarnya dapat menciptakan kesempatan kerja yang relatif besar dan tidak
terlalu terikat kepada persyaratan keterampilan yang tinggi. Sebaliknya sektor
yang dibangun dengan cara padat modal menimbulkan kesempatan kerja yang

Universitas Sumatera Utara

relatif sedikit, akan tetapi dengan tenaga keterampilan yang cukup tinggi
(Simanjuntak, 1998)
Penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi barang atau jasa
mempunyai 2 macam nilai ekonomis. Pertama, dengan tenaga kerja yang
disumbangkan, masukan lain yang berupa modal, bahan, energi atau informasi
diubah menjadi keluaran atau produk yang mempunyai nilai tambah. Kedua,
penggunaan tenaga kerja memberikan pendapatan kepada orang yang melakukan
pekerjaan dan memungkinkan penyumbang masukan lain memperoleh pendapatan
pula. Karenanya perluasan kesempatan kerja merupakan sarana yang sangat
penting bagi kehidupan ekonomi dan sosial untuk bisa tumbuh secara otomatis
dan terus-menerus (Sagir, 1992)
Dalam pembangunan sektor industri, usaha industri kecil dan kerajinan
rumah tangga (IKKR) merupakan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja
tanpa harus mensyaratkan jenjang pendidikan formal yang tinggi. Penyerapan
tenaga kerja di sektor industri khususnya IKKR cukup besar dibandingkan sektor
lainnya (Badan Pusat Statistik Jakarta, 2004)
Badan

Pusat

Statistik

menggolongkan

perusahaan/usaha

industri

pengolahan di Indonesia kedalam empat kategori berdasarkan jumlah pekerja
yang dimiliki oleh suatu perusahaan/usaha tanpa memperhatikan besarnya modal
yang ditanam ataupun kekuatan mesin yang digunakan. Empat kategori tersebut
adalah :
1. Industri kerajinan rumah tangga mempunyai tenaga kerja 1 - 4 orang
2. Industri kecil mempunyai tenaga kerja 5 - 19 orang
3. Industri sedang mempunyai tenaga kerja 20 - 99 orang

Universitas Sumatera Utara

4. Industri besar mempunyai tenaga kerja 100 orang atau lebih
(Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2001)
Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue
sama dengan total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah usaha,
terjadinya titik pulang pokok TR = TC tergantung pada arus lama penerimaan
sebuah usaha dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya
modal lainnya. Perpotongan antara garis biaya total (TC) dan penerimaan total
(TR) disebut dengan titik Break Even Point. Titik ini menunjukkan bahwa pada
jumlah produksi tersebut tidak ada rugi dan untung karena jumlah biaya dan total
penerimaan tepat sama besarnya (Gilarso, 1994).

Jumlah Penerimaan
TR
TC
BEP

VC

FC

0

Jumlah Produksi
Gambar 1. Grafik Break Even Point (BEP)

Perhitungan Benefit dan biaya proyek pada dasarnya dapat dilakukan
melalui 2 penekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam
proyek. Suatu perhitungan dikatakan perhitungan privat atau analisis finansial,
bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah

Universitas Sumatera Utara

individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai benefit adalah apa
yang diperoleh orang-orang atau badan-badan swasta yang menanmkan modalnya
dalam proyek tersebut. Sebaliknya, perhitungan dikatakan perhitungan sosial atau
analisa ekonomi, bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya
proyek adalah pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini yang
dihitung adalah seluruh benefit yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai hasil dari
proyek dan semua biaya yang terpakai terlepas dari siapa saja yang menikmati
benefit dan siapa yang mengorbankan sumber-sumber tersebut (Gray, dkk, 2002).
Dalam rangka mencari suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar
persekutuan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan
berbagai macam cara yang dinamakan investmen criteria atau kriteria investasi,
diantaranya adalah Return Cost Ratio (R/C Ratio) yang merupakan perbandingan
antara penerimaan dan biaya (Gray, dkk, 2002).

Kerangka Pemikiran
Industri pembuatan kerupuk opak merupakan salah satu jenis industri
dengan memanfaatkan ubi kayu sebagai bahan baku utamanya, dimana ubi kayu
tersebut akan diolah sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara komersial.
Dalam hal ini ubi kayu tersebut diolah menjadi kerupuk opak.
Industri pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk opak yang dilakukan
pengusaha di daerah penelitian masih tergolong pengolahan yang bersifat
sederhana dengan bahan baku yang diperoleh dari desa sekitar industri pembuatan
kerupuk opak dan sentra-sentra penghasil ubi kayu di Propinsi Sumatera Utara..
Komoditi ubi kayu adalah komoditi pertanian yang tidak dapat dinikmati

Universitas Sumatera Utara

dalam bentuk segar. Oleh karena itu perlu dilakukan proses pengolahan lebih
lanjut agar dapat dikonsumsi. Selain itu, melalui proses pengolahan akan dapat
diperoleh nilai tambah sehingga produk olahan ubi kayu ini mampu menerobos
pasar baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. Dengan adanya proses
pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk opak ini tentu juga dapat menciptakan
kesempatan kerja bagi tenaga kerja yang ada di daerah penelitian, sehingga dapat
mengurangi tingkat pengangguran yang ada di daerah penelitian.
Dalam proses produksi industri pembuatan kerupuk opak tidak lepas dari
biaya produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha antara lain biaya
bahan baku, bahan penunjang, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan dari
peralatan yang digunakan. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar produksi
dan penerimaan yang diterima oleh pengusaha kerupuk opak maka hasil olahan
tersebut harus dijual dengan harga yang berlaku di pasar supaya hasil olahan ubi
kayu tersebut dapat bersaing di pasaran.
Untuk menilai kelayakan suatu usaha dapat digunakan analisis proyek,
dalam hal ini digunakan analisis finansial. Analisis finansial merupakan
pemeriksaan keuangan yang dilihat dari sudut orang yang menanam modal untuk
mengetahui sampai dimana keberhasilan usaha yang telah dijalankan sehingga
mampu berkembang dan berdiri sendiri secara finansial. Dengan analisis finansial
ini, pengusaha dalam hal ini pengusaha industri pembuatan kerupuk opak dapat
membuat perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan keuntungan usahanya. Dengan mengetahui keuntungan yang
diperoleh maka dapat disimpulkan industri pembuatan kerupuk opak ini layak
atau tidak untuk diusahakan secara finansial.

Universitas Sumatera Utara

Ubi Kayu Segar

Biaya – Biaya Produksi :
- Bahan Baku
- Bahan Penunjang
- Tenaga Kerja
- Penyusutan

Proses Pengolahan

Nilai Tambah

Produksi
(Kerupuk Opak)
Harga Jual

Penerimaan
Total
Biaya Produksi
Kesempatan Kerja

Pendapatan

Kelayakan Usaha Secara Finansial

Keterangan :
: Ada hubungan

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Universitas Sumatera Utara

Hipotesis Penelitian
1. Penerimaan yang diperoleh dari industri pembuatan kerupuk opak di daerah
penelitian adalah tinggi
2. Pendapatan yang diperoleh dari industri pembuatan kerupuk opak di daerah
penelitian adalah tinggi
3. Nilai tambah (value added) produk yang diperoleh dari industri pembuatan
kerupuk opak di daerah penelitian adalah tinggi
4. Volume produksi dan harga jual produk pada industri pembuatan kerupuk
opak di daerah penelitian telah melampaui titik impas
5. Industri pembuatan kerupuk opak di daerah penelitian layak diusahakan secara
finansial

Universitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu di
Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, dimana daerah tersebut
merupakan sentra produksi industri pembuatan kerupuk opak yang terbesar di
kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2. Data Usaha Pengolahan Kerupuk Opak di Kabupaten Deli Serdang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Kecamatan
Lubuk Pakam
Pagar Merbau
Beringin
Gunung Meriah
Biru-Biru
Patumbak
STM Hulu
STM Hilir
Deli Tua
Pancurbatu
Namorambe
Sibolangit
Kutalimbaru
Sunggal
Hamparan Perak
Labuhan Deli
Batang Kuis
Percut Sei Tuan
Pantai Labu
Tanjung Morawa
Galang
Bangun Purba
TOTAL

Jumlah Pengusaha
6
2
16
3
7
3
5
41

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, 2007
Dari Tabel 2 diatas diketahui bahwa terdapat 16 pengusaha kerupuk opak
di kecamatan Pancurbatu yang merupakan sentra terbesar pembuatan kerupuk
opak di Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan keterangan dari pihak Dinas
Perindustrian dan Perdagangan jumlah pengusaha tersebut hanyalah sampel dari
satu desa yaitu Desa Tuntungan I yang dijadikan target untuk penentuan produk

Universitas Sumatera Utara

unggulan prioritas Kabupaten Deli Serdang, dan ketika melakukan survei
lapangan ternyata di kecamatan Pancurbatu terdapat satu lagi desa yang
mengusahakan pembuatan kerupuk opak yaitu Desa Tuntungan II. Berikut hasil
survei lapangan yang telah dilakukan :
Tabel 3. Data Usaha Pengolahan Kerupuk Opak di Kecamatan Pancurbatu
No.
1
2

Alamat Usaha
Desa Tuntungan I
Desa Tuntungan II
JUMLAH

Jumlah Unit Usaha
15
17
32

Sumber : Analisis Data Primer, 2008
Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa jumlah unit usaha di Desa Tuntungan
I sebanyak 15 unit. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan jumlah sampel yang
diteliti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang yakni
sebanyak 16 unit. Sedangkan untuk Desa Tuntungan II terdapat 17 unit usaha
pembuatan kerupuk opak. Berdasarkan data dan keterangan yang diperoleh dari
lapangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang,
maka dalam penelitian ini daerah yang dijadikan sampel ada