Analisis Parameter Kinerja Angkutan Umum
                                                                                Tabel 4.4 Waktu Perjalanan Pergi Pulang Terminal
Kode Trayek
Waktu Pergi Waktu Pulang
Total Waktu Perjalanan
Waktu Tunggu Waktu Perjalanan
Waktu Tunggu A
0:50 0:03
0:59 0:05
1:58 B
0:57 0:04
1:12 0:10
2:24 D
1:00 0:11
0:47 0:05
2:04 E
1:04 0:06
0:53 0:12
2:15 K
0:54 0:13
0:56 0:19
2:23
Tabel 4.5 Waktu Perjalanan Pergi Pulang
Kode Trayek
Waktu Perjalanan Rata-rata
Terminal Segmen
A 1:58
2:00 1:59
B 2:24
2:04 2:14
D 2:04
1:47 1:56
E 2:15
2:08 2:12
K 2:23
2:22 2:22
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata waktu perjalanan pergi pulang 5 trayek  memenuhi  standar  Bank  Dunia.  Adapun  waktu  perjalanan  pergi  pulang
menuurut  World  Bank  :  rata-rata  1 – 1,5 jam, maksimum 2-3 jam. Adapun Trayek
yang memiliki waktu perjalanan pergi pulang terpanjang adalah trayek K, sedangkan trayek yang memiliki waktu perjalanan pergi pulang terpendek adalah trayek D.
4.2.2  Frekuensi Kendaraan dan Variansi Frekuensi Dengan  menggunkan  data  “KodeNama  Trayek”  dan  “Jam  Berangkat”  dari
survai  statis untuk  ke 5 trayek di  9 titik pengamatan, maka dapat  dihitung  frekuensi per jam untuk setiap trayek kendaraan di terminal atau ruas-ruas jalan yang diamati.
Hasil  rekapitulasi  data  frekuensi  kendaraan  per  jam  Lampiran  dapat  disajikan menurut Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Frekuensi Kendaraan per Jam No
Kode Trayek
Jumlah Kendaraan per Jam
1 A
10 2
B 7
3 D
12 4
E 8
5 K
4 Dari hasil analisa data Tabel 4.6 dapat dilihat frekuensi kendaraan dari ke 5
trayek.  Beberapa  trayek  yang  memenuhi  standar  frekuensi  kendaraan  rekomendasi World Bank  yaitu frekuensi kendaraan pada jam sibuk  dianjurkan 12 kendaraan tiap
jam,  dan  pada  jam  sibuk  frekuensi  kendaraan  dianjurkan  paling  sedikit  6  kendaraan tiap  jam.  Trayek  yang  memenuhi  standar  bank  dunia  yaitu  trayek  A,  B,  D,  E,
sedangkan trayek yang belum masuk dalam standar Bank Dunia yaitu trayek K.
4.2.3  Load Factor Data  “faktor  muat”  untuk  trayek  diambil  dari  data  survai  dinamis,  dengan
merata-ratakan jumlah penumpang naik pada 6 kali pengamatan dan membandingkan dengan kapasitas kendaraan.
Contoh perhitungan dengan menggunakan persamaan 2.5 Rata-rata jumlah penumpang 6x pengamatan = 5 orang
Load Factor =
x 100 = 45,45
Tabel 4.7 Faktor Muat Trayek No
Kode Trayek Faktor Muat
1 A
23.04 2
B 25.70
3 D
32.89 4
E 32.47
5 K
41.59 Berdasarkan  data  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  5  trayek  studi  memiliki  faktor
muat  di  bawah  100.  Adapun  trayek  yang  memiliki  faktor  muat  tertinggi  yaitu tryaek K, sedangkan trayek yang memiliki faktor muat terendah yaitu trayek A.
4.2.4  Selisih Waktu Antara Time Headway Pada survai statis digunakan untuk menentukan headway, headway kendaraan
dapat  diperoleh  dengan  menghitung  selisih  jam  berangkat  antar  kendaraan. Rekapitulasi Time Headway dari 5 trayek dapat diringkas menurut tabel 4.8 di bawah.
Tabel 4.8 Time Headway No
Kode Trayek
Time Headway menit
1 A
0:06 2
B 0:08
3 D
0:06 4
E 0:07
5 K
0:12
Berdasarkan analisis di atas dapat dilihat bahwa Time Headway 5 trayek studi sudah  memenuhi  standar  dari  Bank  Dunia.  Adapun  menurut  standar  Bank  Dunia
headway rata-rata untuk kinerja operasi kendaraan 1 – 2 menit.
4.2.5  Jumlah Trip dan Jarak Tempuh Per Kendaraan Per Hari Jumlah  trip  per  kendaraan  per  hari  tidak  dapat  dijadikan  dasar  untuk
mengevaluasi kinerja  angkutan perkotaan, karena di  setiap segmen jarak tempuhnya bervariasi. Yang lebih tepat adalah membandingkan jarak tempuh per kendaraan per
hari. Untuk menentukan jumlah trip per kendaraan per hari dapat dilihat dari jumlah kendaraan  yang  melintas  pada  saat  survai  statis  di  9  titik  pengamatan  kemudian
membaginya dengan jumlah kendaraan yang beroperasi pada saat survai statis. Contoh perhitungan jumlah tripkendaraanhari di Tawang Alun:
Jumlah kendaraan yang melintas saat survai statis  = 115 Jumlah kendaraan beroperasi saat survai statis
= 30 Jadi jumlah tripkendaraanhari
= 115 : 30 x 2 = 8 Hasil  rekapitulasi  jumlah  trip  per  kendaraan  per  hari  untuk  5  trayek  studi
Lampiran dapat diringkas menjadi Tabel 4.9. Tabel 4.9 Jumlah tripkendaraanhari
No Kode
Trayek Jumlah Trip
Kendhari 1
A 8
2 B
6 3
D 9
4 E
6 5
K 7
Dari  data  analisis  di  atas  dapat  dilihat  jumlah  trip  untuk  5  trayek,  adapun trayek  yang  memiliki  jumlah  trip  terbesar  yaitu  trayek  D,  sedangkan  trayek  yang
memiliki trip terendah yaitu trayek B, dan E.
Jarak  tempuh  per  kendaraan  per  hari  didapat  pada  saat  melakukan  survai dinamis  dengan  menjumlahkan  jarak  antar  segmen  pada  saat  pergi  dan  pada  saat
pulang. Contoh perhitungan jarak tempuh per kendaraan per hari di Tawang Alun:
Jarak tempuh pulang pergi kmkendaraanhari = 33,1 km Jumalah tripkendaraanhari = 4
Jumlah tempuh per kendaraan per hari = 33,1 x 4 = 132,4 kmkendhari Hasil  rekapitulasi  jarak  tempuh  per  kendaraan  per  hari  Lampiran  dapat
diringkas menjadi Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Jarak Tempuh per Kendaraan per Hari No
Kode Trayek
Jumlah Trip Kendaraan
Jarak Rute Trayek
Jarak Tempuh Kendaraan
Kendhari km
km 1
A 8
33.1 254.2
2 B
6 33.1
204.5 3
D 9
29.1 259.0
4 E
6 30.2
194.6 5
K 7
30.4 203.3
Dari  hasil  analisis  jarak  tempuh  per  kendaraan  per  hari  di  atas  maka  dapat dilihat bahwa semua trayek studi tidak memenuhi standar World Bank. Jarak tempuh
per kendaraan per hari menurut standar Bank Dunia untuk kinerja operasi kendaraan 230
– 260 kmkendhari.
4.2.6  Waktu Siklus Cycle Time Pada  survai  statis  di  9  titik  pengamatan  dapat  digunakan  untuk  menentukan
waktu siklus,  waktu siklus dapat dilihat dari data jam tiba. Di tempat pemberhentian terakhir, waktu siklus ini bisa dihitung dari selisih waktu antara dua kedatangan untuk
kendaraan  yang  sama.  Rekapitulasi  data  waktu  siklus  pengamatan  dapat  diringkas menurut tabel 4.11.
Tabel 4.11 Waktu Siklus Pengamatan No
Kode Trayek Waktu Siklus
Pengamatan menit
1 A
1:48 2
B 1:54
3 D
1:50 4
E 2:01
5 K
1:47 Waktu  siklus  juga  dapat  dihitung  dari  waktu  pergi  pulang  antara  kedua
terminal  dengan  lama  tinggal  waktu  istirahat  hasil  pengamatan  kendaraan  di terminal.
Contoh perhitungan waktu siklus rata-rata hasil perhitungan: Waktu pergi pulang rata-rata trayek A
= 1 jam 59 menit Waktu istirahat kendaraan hasil pengamatan  = 4 menit
Waktu siklus rata-rata hasil perhitungan = 1: 59 jam + 5 menit = 2:03 jam Hasil  rekapitulasi  analisis  waktu  siklus  hasil  perhitungan  untu  5  trayek  studi
Lampitan dapat disajikan menurut Tabel 4.12
Tabel 4.12 Waktu Siklus Perhitungan No
Kode Trayek
Waktu Perjalanan Pergi Pulang
Waktu Istirahat
Waktu Siklus
km menit
menit 1
A 1:59
0:04 2:03
2 B
2:14 0:07
2:21 3
D 1:56
0:11 2:07
4 E
2:12 0:08
2:20 5
K 2:22
0:16 2:38
Dari hasil analisis di  atas dapat  dilihat bahwa waktu  siklus hasil perhitungan angkutan trayek lebih panjang lama daripada waktu siklus hasil pengamatan. Selisih
waktu  tersebut  adalah  waktu  yang  hilang  akibat  antri  istirahat  atau  terlalu  lama  di Halte.  Trayek  yang  memiliki  waktu  siklus  terpanjang  yaitu  trayek  K,  sedangkan
trayek yang memiliki waktu siklus terpendek yaitu trayek A.
4.2.7  Jumlah Penumpang Jumlah penumpang terbagi dua, yaitu jumlah penumpang segmen dan jumlah
penumpang trayek. Jumlah penumpang kendaraan per hari dalam satu segmen di lihat dari jumlah penumpang naik pada survai statis. Jumlah penumpang naik dapat dilihat
Lampiran  yaitu  dengan  cara  menjumlahkan  penumpang  naik  per  trip,  setelah  itu membagi  dengan  banyaknya  jumlah  tripkendaraanhari  yang  diamati  pada  survai
statis.  Selanjutnya  untuk  menentukan  jumlah  penumpang  per  kendaraan  per  hari dapat  dihitung  dari  jumlah  penumpang  per  trip  dikalikan  dengan  jumlah  trip  per
kendaraan per hari. Contoh perhitungan jumlah penumpang trayek A:
Jumlah penumpang per trip = 3.65
Jumlah trip per kendaraan per hari = 8 trip
Jumlah pnpkendhari = jumlah pnptrip x jumlah trip.kendhari
= 3,65 x 8 = 29,2 pnpkendhari
Adapun jumlah penumpang kendaraan per hari sendiri di  dapat  dari rata-rata jumlah  penumpang  per  kendaraan  pada  setiap  titik  pengamatan  survai  statis,
kemudian membandingkan dengan data jumlah kendaraan yang meilintas di terminal dalam satu hari dengan jumlah kendaraan yang beroperasi.
Contoh perhitungan Trayek A: Jumlah penumpang di Tawang Alun  = 153 penumpang
Jumlah penumpang di Arjasa = 337 penumpang
Jumlah penumpangkedhari =
= 16 penumpangkendhari
Tabel 4.13 Jumlah Penumpang per Kendaraan per Hari
No Kode
Trayek Jumlah Penumpang
Kendaraanhari Jumalah Penumpang
Segmenhari 1
A 16
29 2
B 18
23 3
D 17
38 4
E 8
20 5
K 21
25
Rekapitulasi analisa penumpang kendaraan per hari, dan penumpangsegmen per hari Lampiran dapat diringkas menurut tabel 4.13 di atas.
Dari  hasil  analisis  tabel  4.13  dapat  dilihat  bahwa  tidak  ada  satupun  trayek yang  mmenuhi  standar  Pedoman  Teknis  Penyelenggaraan  Angkutan  Penumpang
Umum  di  Wilayah  Perkotaan  Dalam  Trayek  Tetap  dan  Teratur  yakni  250 –  300
penumpangkendaraanhari. Tidak ada satupun trayek yang memenuhi standar.
4.2.8  Jumlah Kendaraan Sesuai  dengan  data  “Nama  dan  Kode  Trayek”  dapat  dihitung  jumlah
kendaraan yang beroperasi sepanjang hari survai pada tiap segmen. Dari hasil analisi jumlah kendaraan yang beroperasi dapat dilihat bahwa tidak
ada  trayek  memiliki  faktor  ketersediaan  pada  saat  survai  100.  Adapun  jumlah kendaraan  yang  dibutuhkan  juga  bisa  dihitung  dari  waktu  siklus  rata-rata  dibagi
degan  headway  rata-rata  kemudian  ditambah  10  sebagai  kendaraan  cadangan. Jumlah kendaraan yang beroperasi dan jumlah kendaraan yang diperlukan lampiran
dapat diringkas menurut tabel 4.14. dan 4.15 Tabel 4.14 Jumlah Kendaraan yang Beroperasi
Kode Trayek
Jumlah Kendaraan Beroperasi
Jumlah Kendaraan Menurut ijin
Faktor Ketersediaan
kend kend
A 30
31 97
B 29
31 94
D 32
36 89
E 29
32 91
K 16
18 89
Tabel 4.15 Jumlah Kendaraan Yang Diperlukan
No Kode
Trayek Jumlah Kendaraan Yang
Diperlukan 1
A 22
2 B
19 3
D 24
4 E
20 5
K 14
Dari data di atas dapat dilihat kebutuhan jumlah kendaraan hasil perhitungan berbeda dengan jumlah kendaraan menurut ijin.
4.2.9  Waktu Sirkulasi Waktu Sirkulasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk perjalanan dari terminal
ke  terminal  sebagai  contoh  Trayek  A,  dengan  menjumlahkan  waktu  tempuh  dari Tawang  Alun  ke  Arjasa  dan  waktu  tempuh  dari  Arjasa  ke  Tawang  Alun  dengan
deviasi perjalanan kedua waktu  tempuh  tersebut,  serta menjumlahkan dengan  waktu istirahat lama tinggal kendaraan di Tawang Alun dan Arjasa.
Contoh perhitungan: 4.
Terminal Tawang Alun Waktu perjalanan dari Tawang Alun ke Arjasa
= 50 menit Deviasi waktu perjalanan
= 2 menit Waktu henti kendaraan di tawang Alun
= 3 menit 5.
Terminal Arjasa Waktu perjalanan dari Arjasa ke Tawang Alun   = 59 menit
Deviasi waktu perjalanan = 2
Waktu henti kendaraan di Arjasa = 5 menit
Waktu sirkulasi dari Tawang Alun ke Arjasa = 50+59 + 2+2 + 3+5
= 2:01 Rekapitulasi analisis waktu sirkulasi untuk 16 trayek Lampiran dapat
diringkas menurut tabel 4.16
Tabel 4.16 Waktu Sirkulasi Trayek No
Kode Trayek
Waktu Sirkulasi
menit 1
A 2:06
2 B
2:24 3
D 2:10
4 E
2:23 5
K 2:41
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat waktu sirkulasi terpanjang yaitu trayek K, sedangkan waktu sirkulasi terpendek yaitu trayek A. Perbedaan waktu sirkulasi ini
terjadi karena adanya perbedaaan jarak, tingkat kemacetan, dan kecepatan kendaraan.
4.2.10 Penyimpangan Trayek Penyimpangan  trayek  adalah  perubahan  jalur  angkutan  umum  yang
disebabkan oleh beberapa hal, misalnya sepinya penumpang sehingga banyak armada yang beroperasi tidak sesuai dengan rute yang berlaku. Adapun penyimpangan trayek
dari 5 trayek utama sebagai berikut: 1.
Trayek A Armada  trayek  A  melakukan  penyimpangan  trayek  sebesar  3.  Hal  ini
terlihat  dari  jumlah  kendaraan  yang  masuk  ke  terminal  Tawang  Alun  sebanyak  127 kendaraan, sedangkan yang masuk ke terminal Arjasa 131 kendaraan. Penyimpangan
trayek terbesar terjadi di segmen Al-Huda dan PTPN.
2. Trayek B
Armada  trayek  B  melakukan  penyimpangan  trayek  sebesar  12.  Hal  ini terlihat  dari  jumlah  kendaraan  yang  masuk  ke  terminal  Tawang  Alun  sebanyak  95
kendaraan, sedangkan yang masuk ke terminal Arjasa 108 kendaraan. Penyimpangan trayek terbesar terjadi di segmen Al-Huda dan PTPN.
3. Trayek D
Armada  trayek  D  melakukan  penyimpangan  trayek  sebesar  100.  Hal  ini terlihat  dari  jumlah  kendaraan  yang  masuk  ke  terminal  Tawang  Alun  sebanyak  141
kendaraan dan tidak ada satupun kendaraan yang masuk ke terminal Pakusari. Hal ini disebabkan  karena  semua  armada  dari  trayek  D  melakukan  putar  balik  di  daerah
perhutani.
4. Trayek E
Armada  trayek  E  melakukan  penyimpangan  trayek  sebesar  14.  Hal  ini terlihat  dari  jumlah  kendaraan  yang  masuk  ke  terminal  Tawang  Alun  sebanyak  94
kendaraan,  sedangkan  yang  masuk  ke  terminal  Pakusari  110  kendaraan. Penyimpangan terbesar terjadi di segmen Al-Huda.
5. Trayek K
Armada trayek K melakukan penyimpangan trayek sebesar 32. Hal ini terlihat dari jumlah kendaraan yang masuk ke terminal Arjasa sebanyak 62 kendaraan, sedangkan
yang  masuk  ke  terminal  Pakusari  42  kendaraan.  Penyimpangan  terbesar  terjadi  di segmen Perhutani.
4.2.11  Overlaping Trayek Overlappingtumpang  tindih  trayek  harus  sedapat  mungkin  dihindari,  karena  dapat
mengakibatkan  pemborosan  dalam  sumber  daya.  Overlaping  lebih  dari  dua  trayek dapat  ditoleransi  di  pusat  kota,  tetapi  di  pinggiran  kota  atau  daerah  perkotaan  yang
bukan  pusat  kota  hanya  dapat  ditoeransi  satu  overlap.  Pertimbangan  yang  dapat diterima untuk dapat membiarkan overlapping adalah sebagai beriku:
1. Selang waktu headway antara bus  yang berhimpitan trayek lebih besar dari 3
menit  di  jam  puncak  dan  6-8  menit  di  luar  jam sibuk.  Bila  selang  waktu  antara
bus  berada  di  bawah  angka  yang  disebutkan  di  atas,  maka  perlu  langkah  untuk melakukan perubahan rute.
2. Load factor pada lintasan yang tumpang tindih lebih besar dari 60 persen.
3. Panjang  lintasan  yang  tumpang  tindih  tidak  boleh  melebihi  50  persen  dari
panjang lintasan. Tabel 4.17 Rekapitulasi Overlaping Trayek
No Segmen
Panjang Segmen
km Kode Trayek
A B
D E
K 1  Tw.alun-mangli
1.9 1
1 1
1 2  Mangli-Roxy
1.6 1
1 1
1 3  Roxy-Alhuda
3.1 1
1 1
1 4  Al Huda-Jompo
1 1
1 1
5  Jompo-Kantor Pos 0.7
1 1
1 1
6  Kantor Pos-SMP 2 0.2
1 1
1 7  SMP 2- Bhayangkara
0.7 1
1 1
8  Bhayangkara-Biostec 0.6
1 1
9  Biostec-Arjasa 6.2
1 1
1 10  Biostec-Perhutani
4.2 1
1 11  Perhutani-Pakusari
4.8 1
1 1
12  Kantor Pos-Gladak Kembar 1.2
1 13  Gladak Kembar-Perhutani
1.3 1
14  Al Huda-Melati 1.1
1 15  Melati-Simpang Kenanga
1.5 1
Total Panjang Rute Overlap 16
15 18.2  13.1
15.2 Total Panjang Rute Trayek
16 17.6
18.2  15.6 15.2
Total Overlaping Rute Trayek 100
85  100  84  100
Jika dilihat dari tabel di atas, seluruh trayek mengalami overlapping. Banyak terjadi tumpang tindih antar trayek. Ini dinilai kurang efektif karena kompetisi antar
trayek terlalu tinggi. Hal ini akan menyebabkan kinerja angkutan umum tidak optimal terutama darisegi sumberdaya dan produktifitas penumpang tiap trayek.
                