Pengaruh Beban-beban kolom Persamaan Faktor Panjang Efektif

Fa iza l Eze d d in

5.1. Pengaruh Beban-beban kolom

Pada prosedur menentukan faktor K denagn nomogram, beban aksial tidak memberikan kontribusi, namun banyak peneliti Goncalves 1992, Bridge dan Fraser 1987 dan Liew et al 1993 membuktikanbahwa beban aksial pada kolom mempengaruhi terhadap besarnya faktor K pada portal tidak bergoyang. Untuk memeriksa pengaruh beban aksial ini terhdap bearnya faktor K, beban aksial P 2 pada kolom AB dipertahankan sama edngan kolom dibawahnya, sementara beban aksial diatasnya P 1 dibuat bervariasi sehngga o P 1 P 2 2,0. momen inersia dan panjang semua kolomdibuat tetap. Grafik faktor K, sebagaimana diperoleh model elastis dan inelastis dan dari nomogram, terhadap rasio beban aksial P 1 P 2 ditunjukkan pada Gbr. 5. Panjang efektif diperoleh dari analisis inelastis biasanya lebih kecil dari yang diperoleh analisis elastis. 5.2. Pengaruh dari Panjang Kolom Untuk mempelajari pengaruh panjang kolom, fkator K elastis dan inelastis kolom AB akan ditentukan dari Gbr 4. panjang kolom AB L 2 begitu juga kolom dibawahnya dipertahankan tetap 4 m, sedangkan Panjang koom atas L 1 dibuat bervariasi dari 2 m sampai 8 m. momen inersia semua kolomt etap dibuat sama. Gbr. 6 Pengaruh panjang kolom atas pada faktor K Pada prosedur nomogram rasio kekakuan lentur relatif joint ujung-ujung A dan B dari kolom digunakan menentukan faktor K. karena panjang koom telah termasuk didalam mengevaluasi rasio kekakuan lentur, maka dapat dikatakan bahwa engaruh panjang kolom telah diperhitungkan penuh. Namu, hal ini tidak memberikan hsil yang representatif karena dari pada gbr 6, faktor K yang diperoleh dari model elastis dan inelastis dan nomogram, di plot sebagai fungsi dari rasio L 1 L 2 . faktor K yang diperoleh dari model elastis dan inelastis meningkat bila rasio L 1 L 2 semakin besar. Sebaliknya, ketika rasio L 1 L 2 semakin besar, faktor K yang diperoleh dari nomogram cenderung menurun. Bila rasio L 1 L 2 semakin besar, faktor K yang diperoleh dari nomogram cenderung menurun. Bila rasio L 1 L 2 1,0, aprameter kekakuan dari kolom atas melebihi kolom AB dan reduksi faktor panjang efektif dari analisis elastis cukup signifikan lebih besar dari nilai yang diperoleh nomogram Gbr 6 dapat dilihat hasil analisis elastis tidak sama edngan nomogram. Pengaruh Luas Penampang Kolom Untuk tujuan memeriksa pengaruh luas penampang kolom atas dan bawah terhadap faktor panjang efektif, kolom AB yang dianalsia ukurannya tepta W8X58. l=9490 cm 4 , r=9,28 cm. kolom ats dibuat beberapa ukuran dari W8X18 l= 2576 cm 4 , r = 8,71 cm sampai W12X72 l=24800 cm 4 , r = 13,51 cm. Panjang dan beban aksial pada semua kolom dibuat ttap. Hasil yang diperoleh seperti ditunjukkan pada gbr. 7, yang mana faktor K, ditentukan dari analisis elastis dan inelastis dan nomogram di plot tehradap rasio l 1 l 2 . dalam hal ini l 1 dan I 2 masing- masing momen inersia kolom atas dan W8X58. faktor K yang diperoleh dari analisis elastis cukup signifikan perbedannya bila dibandingkan dengan prosedur nomorgram. Juga, dapat diamati ada perubahan yang tajam pada faktor K inelastis. Phenomena ini merupakan petunjuk fakta bahwa dua parameter penampang, yaitu memen inersia dan jari- jari inersia terlibat dalam Gbr 7. 85 Jurna l Siste m Te knik Ind ustri Vo lum e 6, No . 3 Juli 2005 Untuk mengetahui secara terpisah pengaruh momen inersia terhadap faktor K, profil kolom atas W8X58 diganti dengan beberapa penapang buatan sehinggajari-jari inersia tetap sama dengan profil W8X5 tetapi momen inersia berbeda. Hasilnya ditunjukkan pada gbr 8, dimana variasi faktor K yang diperoleh dari moedl elastis dan inelastis dan dari nomogram, di plot sebagai fungsi dari rasio l 1 l 2 . jelas terlihat bahwa faktor K yang diperoleh dari model elastis sedikit lebihkecil dari yang diperoleh dari nomogram. Untuk nilai-nilai l 1 I 2 yang relatif kecil, faktor K yang diperoleh dari model elastis dan ienlastis adalah identik. Bila diliht pada rasio l 1 I 2 1, faktor K yang diperoleh dari model elastis dan inelastis hampir konstan. Terakhir, dikaji secara terpisah pengaruhjari-jari inersia terhadap faktor K. untuk ini, profil kolom atas W8X58 diganti dengan beberapa penampang buatan, sehingag didapt momen inersia tetap sama dengan W8X58 tetapi jari-jari inersia dibuat berbeda. Hsil dari analissi ini ditunjukkan pada gbr. 9, diamna faktor K yang diperoleh dari model elastis dan inelastis di plot terhadap rasio r 1 r 2 . dalam hal ini r 1 dan r 2 masing-masing adalah jari-jari inersia kolom atas dan kolom AB. Sebagaimana dilihat dari gbr. 9.

5.4. Pengaruh Sambungan Fleksibel balok ke