Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Per Share Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 4, September 2011
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK
INDONESIA
Isfenti Sadalia dan Khalijah Staf Pengajar FE USU
Abstract: The purpose of this research is to proof the influence of dividend per share in industry goods consumption on Indonesia Stock Exchange. The research contains of five variables, such as Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Firm Size, Earning Per Share and data taken from 2006 to 2009. The result of F-test indicate that Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share were have significant effect to Dividend Per Share. While, the t-test indicate that Firm Size variable and Earning Per Share variable was partiality have positive and significant effect to Dividend Per Share, but Current Ratio, Debt to Equity Ratio and Return on Asset has no significant effect to Dividend Per Share.
Keywords : dividend per share and industry goods
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia dipengaruhi
oleh pertumbuhan sektor industri barang
konsumsi. Industri barang konsumsi bergerak
cepat (fast moving consumergoods) tumbuh
pesat sebesar 11,8% pada tahun 2010 seiring
bergesernya perilaku belanja konsumen.
Pertumbuhan industri barang konsumsi
didukung bangkitnya perekonomian Indonesia
dari krisis keuangan global pada tahun 2008
dan tahun 2009 dengan capaian produk
domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,1% pada tahun 2010.
Pembagian dividen sangat penting
bagi perusahaan karena dengan membagikan
dividen dapat membantu perusahaan dalam
menjalankan operasi perusahaan. Kebijakan
pembayaran dividen mempunyai pengaruh
bagi pemegang saham dan perusahaan yang
membayar dividen. Para pemegang saham
umumnya menginginkan pembagian dividen
yang relatif stabil karena akan meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap
perusahaan
sehingga
mengurangi
ketidakpastian pemegang saham dalam
menanamkan dananya ke dalam perusahaan.
Kebijakan dividen perusahaan
tergambar pada dividen per share-nya yaitu
besar dividen yang diberikan kepada para
investor. Besar kecilnya dividen per share
yang dibagikan akan mempengaruhi keputusan
investasi para investor dan disisi lain
berpengaruh pada kondisi keuangan
perusahaan.
Likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Bagi
perusahaan masalah likuiditas merupakan
masalah yang sangat penting karena mewakili
kepentingan perusahaan b ratio merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Dimana jika current ratio nya
lebih dari satu maka semakin besar
kemampuan
perusahaan
membayar
kewajibannya. Sehingga kemampuan
membayar dividennya juga tinggi.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio
hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang,
dimana semakin tinggi nilai rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan
(Sartono,2001:66). Suatu perusahaan
akan memprioritaskan keuntungan yang
diperolehnya untuk membayar hutang
sedangkan sisanya akan dibagikan sebagai
dividen per share.
Return On Asset (ROA) diukur dari
laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total assetnya yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam penggunaan
investasi yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam rangka menghasilkan
profitabilitas perusahaan Perusahaan yang
memperoleh keuntungan cenderung akan
membayar porsi keuntungan yang lebih besar
sebagai dividen. Semakin besar keuntungan
191
Isfenti Sadalia, Khalijah: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend…
yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Ukuran perusahaan (firm size) menunjukkan dimana perusahaan besar cenderung membagi dividen yang besar dari pada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar yang memiliki asset yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga nama baik perusahaan tersebut, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar dibandingkan dengan perusahaan kecil yang lebih banyak menggunakan laba yang diperolehnya untuk mendanai operasi perusahaan dari pada membagikan dividen kepada pemegang saham.
Setiap perusahaan yang menjalankan operasi perusahaanya tentu mampu menghasilkan keuntungan bersih (earning). Dividen akan dibayarkan jika perusahaan mampu mendapatkan keuntungan bersih, dengan begitu laba bersih per saham (EPS) akan mempengaruhi dalam pembagian dividen
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
―Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per
Share, mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividen Per Share pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia?‖.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan
penelitian ini adalah ntuk mengetahui dan menganalisis hubungan pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, terhadap Dividend Per Share pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
METODE Defenisi Operasional
Variabel-variabel yang dalam penelitian ini adalah
digunakan
a.Variabel Terikat (Variabel Dependen) Dividen Per Share (Y) Variabel terikat yang digunakan adalah nilai dividen per share masing-masing perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
b.Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel independen merupakan variabel tidak terikat yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Current Ratio (X1) Current Ratio adalah kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Rumus: Current Ratio=
2) Debt to Equity Ratio (X2) Merupakan perbandingan utang dengan ekuitas. Penggunaan hutang dalam perusahaan dapat mengurangi keuntungan perusahaan karena perusahaan harus membayar sejumlah biaya berupa bunga pinjaman.
Rumus: Debt to Equity Ratio =
3) Return On Asset (X3) Merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Rumus: Return on Asset =
ℎ
4) Firm Size (X4) Ukuran perusahaan mencerminkan ukuran berdasarkan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar dengan mudah dapat masuk kepsar modal sementara perusahaan kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk masuk kepasar modal dan kemampuannya untuk meningkatkan modal akan terbatas. Perusahaan besar akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan kecil.
Rumus: Firm Size = Natural Log Total Aktiva
5)Earning Per Share (X5)
Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
192
Rumus: EPS =
ℎℎ ℎ ℎ
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Indutri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a.Perusahaan yang terdaftar pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 20062009.
b.Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode penelitian, yaitu 2006-2009.
c.Perusahaan yang membagikan dividen selama periode penelitian, yaitu 2006-2009. Berdasarkan karateristik penarikan sampel, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 13 perusahaan.
Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diintrepretasikan secara objektif.
b.Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus :
Y= a + bıXı + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e Dimana : Y = Dividen Per Share a = Konstanta X1 = Current Ratio X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Return On Asset X4 = Firm Size X5 = Earning Per Share b1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi Variabel
Independen 1,2,3,4,5 e = Standar error
c. Koefisen Determinasi Koefesien determinasi merupakan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi Adjusted R Square maka akan semakin baik
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 4, September 2011
bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.
d.Pengujian Hipotesis 1. Uji-F (secara simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. H0 : b1#b2#b3b4#b5=0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan F-tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah : Terima H0 bila Fhitung ≤ Ftabel
Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung > Ftabel
2. Uji-t (secara parsial) Pengujian ini dilakukan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (secara parsial) dalam menerangkan variasi dependen.
Bentuk pengujian : H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. H0 : b1#b2#b3b4#b5#0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share.
Pada penelitian ini nilai t-hitung akan dibandingkan dengan t-tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah : Terima H0 bila t-tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel Tolak H0 (terima H1) bila thitung < t tabel atau thitung > t tabel
193
Isfenti Sadalia, Khalijah: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend…
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Regresi Linear Berganda
Tabel 1 menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan SPSS 17.0 for window.
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t Sig.
1 (Constant)
5.699
6.272
.909 .368
LNCR
1.127
.640
.389 1.762
.085
LNDER
.006 .631
.003 .010 .992
LNROA
-.098
.472
-.030
-.208
.836
LNFS
-3.291
1.421
-.398 -2.316
.025
LNEPS
.584 .147
.512 3.981
.000
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
b. Koefisien Determinasi Tabel 2. Koefisen Determinasi Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1
.568a
.323
.249 2.02984
1.685
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
C. Pengujian Hipotesis 1.Uji Secara Simultan (Uji F)
Tabel 3. Uji Statistik F ANOVA (b) Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
90.372 5 18.074
Residual
189.531
46
4.120
Total
279.902
51
F 4.387
Sig. .002a
Dari Tabel 1 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 5,699 + 1,127CR + 0.006DER – 0,098ROA – 3,291FS + 0,584EPS + e Dimana:
Y = Dividen Per Share
a = Konstanta
X1 = Current Ratio
X2 X3 X4 X5 b1,2,3,4,5
e
= Debt to Equity Ratio = Return On Asset = Firm Size = Earning Per Share = Koefisien Regresi Variabel
Independen 1,2,3,4,5 = Standar error
Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah 0,249, berarti pengaruh
CR, DER, ROA, FS, EPS terhadap DPS adalah sebesar 24,9 % sedangkan 75,1 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
Pada Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa nilai Sig.F adalah sebesar 0,002 (lebih kecil dari 0,05) sehingga dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (CR, DER, ROA, FS dan EPS ) terhadap variabel terikat (DPS pada industry barang konsumsi). Sedangkan nilai Fhitung 4,387, sedangkan nilai Ftabel 2,61 sehingga Fhitung > Ftabel (4,387 > 2,61) sehingga dapat dinyatakan H0 ditolak yang artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel bebas terhadap variabel terikat.
194
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 4, September 2011
2. Uji Secara Parsial (Uji t) Tabel 4. Uji Statistik t Coefficients (a)
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
5.699
6.272
LNCR
1.127
.640
.389
LNDER
.006 .631
.003
LNROA
-.098
.472
-.030
LNFS
-3.291
1.421
-.398
LNEPS
.584 .147
.512
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
t .909 1.762 .010 -.208
-2.316 3.981
Sig. .368 .085 .992 .836 .025 .000
Pada tabel 4 dapat dilihat hasil uji signifikansi
parsial masing-masing variable sebagai
berikut:
1. Pengaruh CR terhadap DPS Variabel CR
memiliki thitung 1,762 > ttabel 1,662 tingkat
signifikan sebesar 0,085 lebih besar dari (
) 5%. Artinya nilai Ha diterima. Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
DPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CR berpengaruh secara positif terhadap
DPS yang berarti apabila CR meningkat
maka DPS yang dibagikan juga meningkat.
Hasil pengujian hipotesis ini sesuai dengan
teori yang dinyatakan oleh Brigham,
semakin besar CR menunjukkan semakin
tinggi kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek
termasuk kewajiban membayar DPS yang
terutang. CR yang tinggi juga menunjukkan
keyakinan investor terhadap kemampuan
perusahaan membayar dividen.
2. Pengaruh DER terhadap DPS memiliki
thitung 0,010 < ttabel 1,662 tingkat sebesar 0,992 lebih besar dari
signifikan
( ) 5%.
Artinya nilai Ho diterima. Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap DPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER
berpengaruh secara positif yang artinya
apabila DER meningkat maka DPS yang
dibagikan juga meningkat. Hasil pengujian
hipotesis ini tidak sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Sartono (2001:66) bahwa
suatu perusahaan lebih mengutamakan
keuntungan yang diperolehnya untuk
membayar hutang daripada membagikan
dividen. Jika beban hutang tinggi maka
kemampuan perusahaan untuk membagikan
dividen akan semakin rendah, sehingga
DER memiliki hubungan yang negatif
terhadap DPS.
3. Pengaruh ROA terhadap DPS
Variabel ROA memiliki thitung -0,208 <
ltetabbeilh1b,6e6s2artidnagrki a(tsi)gn5i%fik. aAnrtsienbyeasanrila0i,8H36o
diterima. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap DPS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
secara negatif yang artinya semakin besar
ROA yang dihasilkan suatu perusahaan
maka mengakibatkan menurunnya DPS
yang dibagikan. Hasil pengujian ini tidak
sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Brigham yang menyatakan bahwa
semakin tinggi rasio profitabilitas yang
diwakili oleh ROA, maka semakin besar
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba. Apabila laba yang
diperoleh perusahaan besar, maka DPS
yang akan dibagikan oleh perusahaan juga
semakin besar.
4. Pengaruh Firm Size terhadap DPS
Variabel Firm Size memiliki thitung -2,316 <
ttabel 1,662 lebih kecil
tingkat signifikan sebesar 0,025
dari ( ) 5%. Artinya nilai Ha
diterima. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara Firm Size terhadap
Dividen Per Share, angka diatas
menunjukkan adanya pengaruh negatif
yang signifikan antara Firm size terhadap
Dividen Per Share yang artinya bahwa
semakin besar Firm size suatu perusahaan
maka mengakibatkan menurunnya Dividen
Per Share yang dibagikan. Hasil pengujian
ini tidak sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Keown (2000:621) dimana
perusahaan besar dan mapan yang memiliki
asset yang besar akan mudah mengakses ke
pasar modal, sehingga memiliki
fleksibilitas dan kemampuan lebih besar
195
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK
INDONESIA
Isfenti Sadalia dan Khalijah Staf Pengajar FE USU
Abstract: The purpose of this research is to proof the influence of dividend per share in industry goods consumption on Indonesia Stock Exchange. The research contains of five variables, such as Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset, Firm Size, Earning Per Share and data taken from 2006 to 2009. The result of F-test indicate that Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share were have significant effect to Dividend Per Share. While, the t-test indicate that Firm Size variable and Earning Per Share variable was partiality have positive and significant effect to Dividend Per Share, but Current Ratio, Debt to Equity Ratio and Return on Asset has no significant effect to Dividend Per Share.
Keywords : dividend per share and industry goods
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perekonomian Indonesia dipengaruhi
oleh pertumbuhan sektor industri barang
konsumsi. Industri barang konsumsi bergerak
cepat (fast moving consumergoods) tumbuh
pesat sebesar 11,8% pada tahun 2010 seiring
bergesernya perilaku belanja konsumen.
Pertumbuhan industri barang konsumsi
didukung bangkitnya perekonomian Indonesia
dari krisis keuangan global pada tahun 2008
dan tahun 2009 dengan capaian produk
domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,1% pada tahun 2010.
Pembagian dividen sangat penting
bagi perusahaan karena dengan membagikan
dividen dapat membantu perusahaan dalam
menjalankan operasi perusahaan. Kebijakan
pembayaran dividen mempunyai pengaruh
bagi pemegang saham dan perusahaan yang
membayar dividen. Para pemegang saham
umumnya menginginkan pembagian dividen
yang relatif stabil karena akan meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap
perusahaan
sehingga
mengurangi
ketidakpastian pemegang saham dalam
menanamkan dananya ke dalam perusahaan.
Kebijakan dividen perusahaan
tergambar pada dividen per share-nya yaitu
besar dividen yang diberikan kepada para
investor. Besar kecilnya dividen per share
yang dibagikan akan mempengaruhi keputusan
investasi para investor dan disisi lain
berpengaruh pada kondisi keuangan
perusahaan.
Likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Bagi
perusahaan masalah likuiditas merupakan
masalah yang sangat penting karena mewakili
kepentingan perusahaan b ratio merupakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Dimana jika current ratio nya
lebih dari satu maka semakin besar
kemampuan
perusahaan
membayar
kewajibannya. Sehingga kemampuan
membayar dividennya juga tinggi.
Debt to Equity Ratio merupakan rasio
hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang,
dimana semakin tinggi nilai rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi
perusahaan
(Sartono,2001:66). Suatu perusahaan
akan memprioritaskan keuntungan yang
diperolehnya untuk membayar hutang
sedangkan sisanya akan dibagikan sebagai
dividen per share.
Return On Asset (ROA) diukur dari
laba bersih setelah pajak (earning after tax)
terhadap total assetnya yang mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam penggunaan
investasi yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam rangka menghasilkan
profitabilitas perusahaan Perusahaan yang
memperoleh keuntungan cenderung akan
membayar porsi keuntungan yang lebih besar
sebagai dividen. Semakin besar keuntungan
191
Isfenti Sadalia, Khalijah: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend…
yang diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Ukuran perusahaan (firm size) menunjukkan dimana perusahaan besar cenderung membagi dividen yang besar dari pada perusahaan kecil. Perusahaan yang lebih besar yang memiliki asset yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga untuk menjaga nama baik perusahaan tersebut, mereka akan membagikan dividen dalam jumlah besar dibandingkan dengan perusahaan kecil yang lebih banyak menggunakan laba yang diperolehnya untuk mendanai operasi perusahaan dari pada membagikan dividen kepada pemegang saham.
Setiap perusahaan yang menjalankan operasi perusahaanya tentu mampu menghasilkan keuntungan bersih (earning). Dividen akan dibayarkan jika perusahaan mampu mendapatkan keuntungan bersih, dengan begitu laba bersih per saham (EPS) akan mempengaruhi dalam pembagian dividen
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
―Apakah Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per
Share, mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Dividen Per Share pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia?‖.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan
penelitian ini adalah ntuk mengetahui dan menganalisis hubungan pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, terhadap Dividend Per Share pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
METODE Defenisi Operasional
Variabel-variabel yang dalam penelitian ini adalah
digunakan
a.Variabel Terikat (Variabel Dependen) Dividen Per Share (Y) Variabel terikat yang digunakan adalah nilai dividen per share masing-masing perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
b.Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel independen merupakan variabel tidak terikat yang dapat mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Current Ratio (X1) Current Ratio adalah kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Rumus: Current Ratio=
2) Debt to Equity Ratio (X2) Merupakan perbandingan utang dengan ekuitas. Penggunaan hutang dalam perusahaan dapat mengurangi keuntungan perusahaan karena perusahaan harus membayar sejumlah biaya berupa bunga pinjaman.
Rumus: Debt to Equity Ratio =
3) Return On Asset (X3) Merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.
Rumus: Return on Asset =
ℎ
4) Firm Size (X4) Ukuran perusahaan mencerminkan ukuran berdasarkan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar dengan mudah dapat masuk kepsar modal sementara perusahaan kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk masuk kepasar modal dan kemampuannya untuk meningkatkan modal akan terbatas. Perusahaan besar akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan kecil.
Rumus: Firm Size = Natural Log Total Aktiva
5)Earning Per Share (X5)
Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.
192
Rumus: EPS =
ℎℎ ℎ ℎ
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Indutri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009. Kriteria penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a.Perusahaan yang terdaftar pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian, yaitu 20062009.
b.Perusahaan yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode penelitian, yaitu 2006-2009.
c.Perusahaan yang membagikan dividen selama periode penelitian, yaitu 2006-2009. Berdasarkan karateristik penarikan sampel, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 13 perusahaan.
Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diintrepretasikan secara objektif.
b.Analisis Statistik Untuk mengetahui pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus :
Y= a + bıXı + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ e Dimana : Y = Dividen Per Share a = Konstanta X1 = Current Ratio X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Return On Asset X4 = Firm Size X5 = Earning Per Share b1,2,3,4,5 = Koefisien Regresi Variabel
Independen 1,2,3,4,5 e = Standar error
c. Koefisen Determinasi Koefesien determinasi merupakan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi Adjusted R Square maka akan semakin baik
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 4, September 2011
bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.
d.Pengujian Hipotesis 1. Uji-F (secara simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. H0 : b1#b2#b3b4#b5=0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan F-tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah : Terima H0 bila Fhitung ≤ Ftabel
Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung > Ftabel
2. Uji-t (secara parsial) Pengujian ini dilakukan untuk
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual (secara parsial) dalam menerangkan variasi dependen.
Bentuk pengujian : H0 : b1=b2=b3=b4=b5=0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share. H0 : b1#b2#b3b4#b5#0, artinya variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Firm Size, Earning Per Share, secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Per Share.
Pada penelitian ini nilai t-hitung akan dibandingkan dengan t-tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah : Terima H0 bila t-tabel ≤ t-hitung ≤ t-tabel Tolak H0 (terima H1) bila thitung < t tabel atau thitung > t tabel
193
Isfenti Sadalia, Khalijah: Analisis Faktor yang Mempengaruhi Dividend…
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Regresi Linear Berganda
Tabel 1 menunjukkan hasil estimasi regresi melalui pengolahan SPSS 17.0 for window.
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
t Sig.
1 (Constant)
5.699
6.272
.909 .368
LNCR
1.127
.640
.389 1.762
.085
LNDER
.006 .631
.003 .010 .992
LNROA
-.098
.472
-.030
-.208
.836
LNFS
-3.291
1.421
-.398 -2.316
.025
LNEPS
.584 .147
.512 3.981
.000
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
b. Koefisien Determinasi Tabel 2. Koefisen Determinasi Model Summary(b)
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1
.568a
.323
.249 2.02984
1.685
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
C. Pengujian Hipotesis 1.Uji Secara Simultan (Uji F)
Tabel 3. Uji Statistik F ANOVA (b) Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
90.372 5 18.074
Residual
189.531
46
4.120
Total
279.902
51
F 4.387
Sig. .002a
Dari Tabel 1 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 5,699 + 1,127CR + 0.006DER – 0,098ROA – 3,291FS + 0,584EPS + e Dimana:
Y = Dividen Per Share
a = Konstanta
X1 = Current Ratio
X2 X3 X4 X5 b1,2,3,4,5
e
= Debt to Equity Ratio = Return On Asset = Firm Size = Earning Per Share = Koefisien Regresi Variabel
Independen 1,2,3,4,5 = Standar error
Nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini adalah 0,249, berarti pengaruh
CR, DER, ROA, FS, EPS terhadap DPS adalah sebesar 24,9 % sedangkan 75,1 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
Pada Tabel 4.15 memperlihatkan bahwa nilai Sig.F adalah sebesar 0,002 (lebih kecil dari 0,05) sehingga dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (CR, DER, ROA, FS dan EPS ) terhadap variabel terikat (DPS pada industry barang konsumsi). Sedangkan nilai Fhitung 4,387, sedangkan nilai Ftabel 2,61 sehingga Fhitung > Ftabel (4,387 > 2,61) sehingga dapat dinyatakan H0 ditolak yang artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antar variabel bebas terhadap variabel terikat.
194
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 4, September 2011
2. Uji Secara Parsial (Uji t) Tabel 4. Uji Statistik t Coefficients (a)
Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
Model
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
5.699
6.272
LNCR
1.127
.640
.389
LNDER
.006 .631
.003
LNROA
-.098
.472
-.030
LNFS
-3.291
1.421
-.398
LNEPS
.584 .147
.512
Sumber: Hasil Olahan SPSS 17.0 for windows
t .909 1.762 .010 -.208
-2.316 3.981
Sig. .368 .085 .992 .836 .025 .000
Pada tabel 4 dapat dilihat hasil uji signifikansi
parsial masing-masing variable sebagai
berikut:
1. Pengaruh CR terhadap DPS Variabel CR
memiliki thitung 1,762 > ttabel 1,662 tingkat
signifikan sebesar 0,085 lebih besar dari (
) 5%. Artinya nilai Ha diterima. Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
DPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CR berpengaruh secara positif terhadap
DPS yang berarti apabila CR meningkat
maka DPS yang dibagikan juga meningkat.
Hasil pengujian hipotesis ini sesuai dengan
teori yang dinyatakan oleh Brigham,
semakin besar CR menunjukkan semakin
tinggi kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek
termasuk kewajiban membayar DPS yang
terutang. CR yang tinggi juga menunjukkan
keyakinan investor terhadap kemampuan
perusahaan membayar dividen.
2. Pengaruh DER terhadap DPS memiliki
thitung 0,010 < ttabel 1,662 tingkat sebesar 0,992 lebih besar dari
signifikan
( ) 5%.
Artinya nilai Ho diterima. Tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap DPS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER
berpengaruh secara positif yang artinya
apabila DER meningkat maka DPS yang
dibagikan juga meningkat. Hasil pengujian
hipotesis ini tidak sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Sartono (2001:66) bahwa
suatu perusahaan lebih mengutamakan
keuntungan yang diperolehnya untuk
membayar hutang daripada membagikan
dividen. Jika beban hutang tinggi maka
kemampuan perusahaan untuk membagikan
dividen akan semakin rendah, sehingga
DER memiliki hubungan yang negatif
terhadap DPS.
3. Pengaruh ROA terhadap DPS
Variabel ROA memiliki thitung -0,208 <
ltetabbeilh1b,6e6s2artidnagrki a(tsi)gn5i%fik. aAnrtsienbyeasanrila0i,8H36o
diterima. Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap DPS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh
secara negatif yang artinya semakin besar
ROA yang dihasilkan suatu perusahaan
maka mengakibatkan menurunnya DPS
yang dibagikan. Hasil pengujian ini tidak
sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Brigham yang menyatakan bahwa
semakin tinggi rasio profitabilitas yang
diwakili oleh ROA, maka semakin besar
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba. Apabila laba yang
diperoleh perusahaan besar, maka DPS
yang akan dibagikan oleh perusahaan juga
semakin besar.
4. Pengaruh Firm Size terhadap DPS
Variabel Firm Size memiliki thitung -2,316 <
ttabel 1,662 lebih kecil
tingkat signifikan sebesar 0,025
dari ( ) 5%. Artinya nilai Ha
diterima. Terdapat pengaruh yang
signifikan antara Firm Size terhadap
Dividen Per Share, angka diatas
menunjukkan adanya pengaruh negatif
yang signifikan antara Firm size terhadap
Dividen Per Share yang artinya bahwa
semakin besar Firm size suatu perusahaan
maka mengakibatkan menurunnya Dividen
Per Share yang dibagikan. Hasil pengujian
ini tidak sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Keown (2000:621) dimana
perusahaan besar dan mapan yang memiliki
asset yang besar akan mudah mengakses ke
pasar modal, sehingga memiliki
fleksibilitas dan kemampuan lebih besar
195