Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEVIDEND

PER SHARE PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

NAMA : MUHAMMAR RIZQI NASUTION

NIM : 060503228

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul ”Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Desember 2010

Yang membuat pernyataan,

Nama : Muhammar Rizqi Nasution NIM : 060503228


(3)

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “ Analisis faktor yang Mempengaruhi Dividend

Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini

ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Strata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak di bawah ini.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.si, Ak. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran kepada peneliti.


(4)

5. Ayahanda H. Norman Nasution dan ibunda tercinta Hj. Syafrida Parinduri yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Peneliti menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Tuhan memberkati. Amin.

Medan, Desember 2010 Peneliti,

Muhammar Rizqi Nasution NIM : 060503228

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis faktor yang mempengaruhi

Dividend Per Share perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


(5)

hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari enam variabel yaitu likuiditas yang diuji dengan menggunakan Current Ratio(CR), leverage yang diuji dengan menggunakan Debt To Total Asset(DTA), profitabilitas yang diuji dengan menggunakan Net Profit Margin(NPM), nilai pasar yang diuji dengan Price

Earning Ratio(PER) dan aktivitas yang diuji dengan Total Asset Turn Over (TATO) sebagai variabel bebas serta Dividend Per Share (DPS) sebagai variabel

terikat.

Penelitian ini menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009 sehingga diperoleh 81 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs

telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Current Ratio (CR),

Debt To Total Asset (DTA), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Per Share (DPS),

sedangkan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Dividend

Per Share (DPS). Secara simultan, Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Per Share (DPS)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai adjausted R

Square adalah 0,281 mengindikasikan bahwa 28,1% perubahan Dividend Per Share (DPS) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini. Sedangkan sisanya 71,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata Kunci : Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) dan Dividend Per Share (DPS)


(6)

ABSTRACT

This study aims to test the analysis of factors affecting Dividend Per Share companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study uses quantitative methods to form a causal relationship (causal), consisting of six variables: liquidity tested using a Current Ratio (CR), the leverage that was tested by using the Debt To Total Assets (DTA), profitability is tested by using Net Profit Margin (NPM), the market value is tested by Price Earning Ratio (PER) and the activity tested with Total Asset Turn Over (TATO) as independent variables and Dividend Per Share (DPS) as the dependent variable.

This study used 27 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period in order to obtain 81 samples. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with t test and F test.

The results showed that partially, Current Ratio (CR), Debt To Total Assets (DTA), Price Earning Ratio (PER) and Total Asset Turn Over (TATO), no significant effect on Dividend Per Share (DPS), while the Net Profit Margin (NPM) significantly affects Dividend Per Share (DPS). Simultaneously, Current Ratio (CR), Debt To Total Assets (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) and Total Asset Turn Over (TATO) significantly affects Dividend Per Share (DPS) manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. Adjausted Value R Square is 0.281 indicating that 28,1% change in Dividend Per Share (DPS) can be explained by the independent variables used in this study. The remaining 71,9% be explained by other factors not included in the regression model.

Keywords : Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) dan Dividend Per Share (DPS).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN ...

KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis ... 1. Pengertian dan Tujuan Pembagian Dividen ... 2. Jenis-Jenis Dividen ... 3. Kebijakan Dividen ... 4. Landasan Teori Kebijakan Dividen ... 5. Bentuk Kebijakan Pemberian Dividen ...

i ii iv v vi ix xi xii 1 5 6 6 7 7 7 9 10 15


(8)

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen ... 7. Rasio Keuangan ... B. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Jenis dan Sumber Data Penelitian... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... F. Metode Analisis Data ... G. Jadwal Penelitian ...

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian ... B. Hasil AnalisisData Penelitian ... 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 2. Pengujian Asumsi Klasik ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Multikolinearitas ... c. Uji Autokorelasi ... d. Uji Heteroskedastisitas ... 3. Analisis Regresi ...

15 17 22 23 28 28 30 30 30 32 40 41 55 55 56 57 63 64 66 67


(9)

4. Pengujian Hipotesis ... a. Uji-t ... b. Uji-F ... 5. Pembahasan Hasil Penelitian ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Keterbatasan Penelitian ... C. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

70 71 76 78

81 82 83 84 86


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15

Tinjauan Penelitian Terdahulu ... Daftar Sampel ... Defenisi Operasional ... Jadwal Penelitian... Daftar Sampel Perusahaan manufaktur ... Data Variabel Independen-X1 ... Data Variabel Independen-X2 ... Data Variabel Independen-X3 ... Data Variabel Independen-X4 ... Data Variabel Independen-X5 ... Data Variabel Independen-Y ...

Descriptive Statistics ...

Hasil Uji Normalitas (1)

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ...

Hasil Uji Normalitas (2)

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ...

Hasil Uji Multikolinieritas (1) ...

Hasil Uji Multikolinieritas (2) ... Hasil Uji Autokorelasi ... Hasil Analisis Regresi ... Koefisian determinasi (R square) ...

22 29 31 40 41 43 45 47 49 51 53 55 57 60 63 64 65 67 70


(11)

Tabel 4.16 Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik t ... Hasil Uji Statistik F ...

73 77


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5

Kerangka Konseptual ...

Histogram sebelum transformasi ... Normal P-Plot Regression sebelum transformasi ... Histogram setelah transformasi ... Normal P-Plot Regression setelah transformasi ... Scatterplot ...

26 58 59 61 62 66


(13)

DAFTAR LAMPIRAN Nomor

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 86

Halaman Lampiran ii Data Current Ratio ... 90

Lampiran iii Data Debt To Total Asset ... 91

Lampiran iv Data Net Profit Margin ... 92

Lampiran v Data Price Earning Ratio ... 93

Lampiran vi Data Total Asset Turn Over ... 94

Lampiran vii Data Dividen Per Share ... 95

Lampiran viii Tabulasi Data Variabel Penelitian (Sebelum Tarnsformasi).. 96

Lampiran ix Tabulasi Data Variabel Penelitian (Setelah Tarnsformasi)...99

Lampiran x Statistik Deskriptif...102

Lampiran xi Hasil Uji Normalitas..………....103

Lampiran xii Hasil Uji Multikoliniearitas.………..106

Lampiran xiii Hasil Uji Autokorelasi…….………..107

Lampiran xiv Hasil Uji Heteroskedastisitas....……….108

Lampiran xv Hasil Uji t……….………..109


(14)

5. Ayahanda H. Norman Nasution dan ibunda tercinta Hj. Syafrida Parinduri yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung peneliti dalam penyelesaian skripsi ini. Peneliti menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Tuhan memberkati. Amin.

Medan, Desember 2010 Peneliti,

Muhammar Rizqi Nasution NIM : 060503228

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis faktor yang mempengaruhi

Dividend Per Share perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek


(15)

hubungan kausal (sebab akibat), terdiri dari enam variabel yaitu likuiditas yang diuji dengan menggunakan Current Ratio(CR), leverage yang diuji dengan menggunakan Debt To Total Asset(DTA), profitabilitas yang diuji dengan menggunakan Net Profit Margin(NPM), nilai pasar yang diuji dengan Price

Earning Ratio(PER) dan aktivitas yang diuji dengan Total Asset Turn Over (TATO) sebagai variabel bebas serta Dividend Per Share (DPS) sebagai variabel

terikat.

Penelitian ini menggunakan 27 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009 sehingga diperoleh 81 sampel. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs

telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Current Ratio (CR),

Debt To Total Asset (DTA), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Per Share (DPS),

sedangkan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Dividend

Per Share (DPS). Secara simultan, Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Per Share (DPS)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai adjausted R

Square adalah 0,281 mengindikasikan bahwa 28,1% perubahan Dividend Per Share (DPS) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini. Sedangkan sisanya 71,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata Kunci : Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) dan Dividend Per Share (DPS)


(16)

ABSTRACT

This study aims to test the analysis of factors affecting Dividend Per Share companies listed in Indonesia Stock Exchange. This study uses quantitative methods to form a causal relationship (causal), consisting of six variables: liquidity tested using a Current Ratio (CR), the leverage that was tested by using the Debt To Total Assets (DTA), profitability is tested by using Net Profit Margin (NPM), the market value is tested by Price Earning Ratio (PER) and the activity tested with Total Asset Turn Over (TATO) as independent variables and Dividend Per Share (DPS) as the dependent variable.

This study used 27 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2007-2009 period in order to obtain 81 samples. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression with t test and F test.

The results showed that partially, Current Ratio (CR), Debt To Total Assets (DTA), Price Earning Ratio (PER) and Total Asset Turn Over (TATO), no significant effect on Dividend Per Share (DPS), while the Net Profit Margin (NPM) significantly affects Dividend Per Share (DPS). Simultaneously, Current Ratio (CR), Debt To Total Assets (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) and Total Asset Turn Over (TATO) significantly affects Dividend Per Share (DPS) manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. Adjausted Value R Square is 0.281 indicating that 28,1% change in Dividend Per Share (DPS) can be explained by the independent variables used in this study. The remaining 71,9% be explained by other factors not included in the regression model.

Keywords : Current Ratio (CR), Debt To Total Asset (DTA), Net Profit Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER) dan Total Asset Turn Over (TATO) dan Dividend Per Share (DPS).


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya dana yang dimiliki setiap orang dapat ditanamkan ke dalam berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan valuta asing, obligasi maupun investasi saham. Investasi pada saham merupakan suatu alternatif investasi yang cukup menarik karena seorang investor dapat berspekulasi dan berharap bahwa saham yang dimilikinya saat itu akan mendatangkan keuntungan.

Investor dapat memperoleh penghasilan dari saham melalui dividen perusahaan atau dari capital gain. dividen pada prinsipnya adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen memiliki resiko yang lebih rendah dari pada capital gain. Hal ini dikarenakan dividen diterima menurut dasar periode berjalan sementara prospek realisasi keuntungan modal diperoleh di masa depan, artinya untuk memperoleh capital gain harus berani untuk berspekulasi bahwa harga saham yang akan datang lebih besar daripada harga saham pada waktu pembelian sehingga dividen dianggap lebih baik dari pada capital gain.

Sesuai dengan fungsi manajemen keuangan pada umumnya tujuan pembagian dividen adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Selain itu tujuan pembagian dividen juga untuk menunjukkan likuiditas


(18)

perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham akan pendapatan riil, serta sebagai alat komunikasi antara manajer dan pemegang saham.

Perusahaan memandang bahwa, kebijakan dividen sangat penting karena menyangkut besar kecilnya keuntungan yang dibagikan perusahaan. Setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila keuntungan perusahaan dibagikan sebagai dividen, maka keputusan cadangan akan terabaikan, sebaliknya bila laba akan ditahan, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas juga terabaikan.

Untuk menjaga kedua kepentingan tersebut manajer keuangan harus mengambil kebijakan dividen yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta sebagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada capital gain. Kebijakan dividen tersebut juga dipandang untuk menciptakan keseimbangan antara saat ini dengan pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga dapat memaksimumkan harga saham.

Dengan demikian pembagian dividen memang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk dapat menarik investornya yang nantinya dapat membantu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dalam menentukan pembagian dividen perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen itu sendiri. Faktor tersebut berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Faktor internal maupun faktor eksternal perlu diperhatikan karena ada kemungkinan pengurangan pembayaran dividen bisa


(19)

ditafsirkan bahwa prospek perusahaan memburuk. Faktor eksternalnya antara lain peraturan pemerintah, inflasi dan stabilitas sosial politik. Sedangkan faktor internal perusahaannya meliputi likuiditas perusahaan, stabilitas dividen, tingkat keuntungan yang mampu diraih perusahaan serta perputaran penjualan dan disini penulis hanya menelaah faktor internalnya saja.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Arie Subagya Listyantara (2005) yang berjudul “ Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Per Share Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Jakarta ”. Hasil Penelitian ini adalah Uji-t menunjukkan bahwa hanya variabel Dividend Per Share tahun sebelumnya (DPS min-1) dan

Earning Per Share yang secara signifikan mempengaruhi Dividen Per Share.

Dapat diinterpretasikan bahwa Dividen Per Share sekarang dipengaruhi oleh

Dividen Per Share tahun sebelumnya, keengganan menurunkan besarnya dividen

ini disebabkan oleh karena biasanya investor menganggap bahwa penurunan DPS sebagai tanda bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan financial. Sedangkan variabel lainnya yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total

Assets Turn Over tidak signifikan mempengaruhi Dividen Per Share.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terletak pada perbedaan variabel independen yang digunakan dan populasi serta penelitian ini menggunakan data – data yang diambil dari data perusahaan Manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada periode 2007 – 2009, sedangkan penelitian terdahulu mengambil data – data dari perusahaan manufaktur yang listing yang terdaftar di bursa efek Jakarta pada periode 2001 – 2003. Alasan peneliti


(20)

menggunakan perusahaan maufaktur yaitu karena pada kenyataannya perusahaan manufaktur jauh lebih berkembang sehingga mampu bersaing dipasar domestik maupun pasar internasional sehingga kemampuan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktr ini jauh akan lebih baik dalam pembagan deviden kepada para investror. Pada penelitian ini faktor – faktor yang diduga mempengaruhi dividen

per share adalah Liquiditas Perusahaan, Struktur Modal Perusahaan, Tingkat

Pengembalian Investasi, Kinerja Operasi Perusahaan, Pemanfatan Ativa Perusahaan, Ukuran pasar, Dividend Per Share tahun sebelumnya, Ukuran perusahaan, dan faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi Dividend Per

Share. Berdasarkan Penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya telah

menginspirasi peneliti untuk membatasi faktor-faktor yang diduga berpengaruh signifikan terhadap Dividend Per Share dengan menggunakan beberapa faktor, yaitu Liquiditas Perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio (CR), Struktur Modal Perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang diukur menggunakan Debt to Total Asset (DTA), Kinerja Operasi Perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang diukur menggunakan Net Profit Margin (NPM), Pemanfaatan Aktiva Perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang diukur dengan Total Asset Turn Over (TATO) dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan yang diukur menggunakan Price Earning Ratio (PER).

Laba merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, sehingga profitabilitas sebagai penentu terpenting terhadap dividen. Dalam penlitian ini profitabilitas diproyeksikan dengan NPM (Net Profit


(21)

Margin). Perusahaan beranggapan bahwa, likuiditas merupakan hal yang sangat

penting karena mewakili kepentingan perusahan dalam berhubungan dengan pihak lain, baik pihak intern maupun pihak ekstern. Current Ratio merupakan rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini. rasio ini digunakan untuk menentukan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Sedangkan Debt to Total Asset yang digunakan dalam penelitian ini untuk menunjukkan berapa bagian aktiva perusahaan untuk menjamin utangnya kepada pemegang saham.

Kebanyakan perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi pula dan hal ini juga menunjukkan bahwa, pasar mengharapkan pertumbuhan dan laba yang tinggi dimasa yang akan datang sehingga akan mampu membayar deviden yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil.

Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya. Sebaliknya semakin rendah perputaran aktiva perusahaan maka semakin rendah kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis ingin meneliti kembali tentang “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Per


(22)

B. Perumusan Masalah

sesuai dengan latar belakang yang telah duraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Current Ratio (CR), Debt to Total Asset, Net Profit Margin (NPM),

Total Asset Turn Over (TATO) dan Price Earning Ratio (PER) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Dividen Per Share (DPS).

2. Apakah Current Ratio (CR), Debt To Total Asset, Net Profit Margin (NPM),

Total Asset Turn Over (TATO) dan Price Earning Ratio (PER) secara simultan

berpengaruh signifikan terhdap Dividen Per Share (DPS).

3. Faktor mana yang paling dominan dalam hal mempengaruhi Dividen Per

Share (DPS)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor - faktor apa yang mempengaruhi perubahan Dividen per share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan dalam hal mempengaruhi

Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi para investor dan calon investor informasi diatas dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapan atas Dividen Per Share


(23)

(DPS) yang akan dibagikan.

2. Bagi perusahaan hendaknya penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dividen agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat menarik para investor atau calon investor untuk menanamkan modalnya pada waktu yang akan datang.

3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang Dividen Per Share (DPS) dan faktor - faktor yang mempengaruhinya.

4. Untuk menambah bahan referensi yang telah ada bagi pembaca dan kalangan akademis.


(24)

BAB II Tinjauan Pustaka A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Tujuan Pembagian Dividen

dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik.

Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen yang dibagikan pada

tahun buku sebelumnya, baik dividen intern, dividen total atau dividen saham. Pembayaran dividen pada hakikatnya merupakan komunikasi secara tidak langsung kepada para pemegang saham tentang tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan. Pembayaran ini diambil dari sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam kegiatan operasinya. Sedangkan sebagian lagi akan diinvestasikan untuk hal yang lebih menguntungkan. Terkait hal ini manajer keuangan sebagai orang dalam perusahaan yang mempunyai jalur informasi monopolistik tentang cash flow perusahaan, sebaiknya memilih untuk menciptakan isyarat komunikasi yang jelas mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang tepat untuk melakukannya. Salah satu isyarat komunikasi yang baik yaitu melalui pembayaran dividen.

2. Jenis-Jenis Dividen

Terdapat beberapa jenis dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham, tergantung pada posisi dan kemampuan perusahaan bersangkutan. Berikut ini adalah jenis- jenis dividen menurut Brigham (2006;95):


(25)

a. Cash Dividend (Dividen Tunai)

Cash dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang tunai.

Pada umumnya cash dividend lebih disukai oleh para pemegang saham dan lebih sering dipakai perseroan jika dibandingkan dengan jenis dividen yang lain.

b. Stock Dividend (dividen saham)

Stock dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham,

bukan dalam bentuk uang tunai. Pembayaran stock dividend juga harus disarankan adanya laba atau surplus yang tersedia, dengan adanya pembayaran dividen saham ini maka jumlah saham yang beredar meningkat, namun pembayaran dividen saham ini tidak akan merubah posisi likuiditas perusahaan karena yang dibayarkan oleh perusahaan bukan merupakan bagian dari arus kas perusahaan

c. Property dividend (dividen barang)

Property dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk barang

(aktiva selain kas). Property dividend yang dibagikan ini haruslah merupakan barang yang dapat dibagi-bagi atau bagian-bagian yang

homogeny serta penyerahannya kepada pemegang saham tidak akan

mengganggu kontinuitas perusahaan.

d. Scrip Dividend

Scrip dividend adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk surat (scrip)

janji hutang. Perseroan akan membayar sejumlah tertentu dan pada waku tertentu, sesuai dengan yang tercantum dalam scrip tersebut. Pembayaran dalam bentuk ini akan menyebabkan perseroan mempunyai hutang jangka pendek kepada pemegang scrip.

e. Liquidating dividend

Liquidating dividend adalah dividen yang dibagikan berdasarkan

pengurangan modal perusahaan, bukan berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

3. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (Dividen Policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio


(26)

ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengan demikian aspek penting dari kebijakan dividen adalah menetukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan.

4. Landasan Teori Kebijakan Dividen

a. Dividen Irrelevance ( Ke Tidak Relevanan Dividen)

Menurut Miller dalam Sartono (2001 : 282) berpendapat bahwa dalam kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Miller juga berpendapat bahwa nilai perusahaan dibentuk oleh earning power dari assets perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Hal yang penting dari pendapat Miller adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan investasi yang given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Dengan demikian


(27)

apakah laba yang diperoleh dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.

Menurut Miller dalam Penelitian Listyantara (2005) memberikan argumentasi bahwa pembagian laba dalam bentuk dividen tidak relevan. Miller menyatakan bahwa, dividen payout ratio (DPR) hanya merupakan bagian kecil dari keputusan pendanaan perusahaan. Dividen Payout Ratio (DPR) tidak mengetahui kekayaan pemegang saham. Miller beragumentasi bahwa nilai perusahaan ditentukan tersendiri oleh kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba atau kebijakan investasi. Jadi dalam rangka membagi laba perusahaan menjadi dividen dan laba yang ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal ini Miller berasumsi bahwa adanya pasar modal sempurna di mana tidak ada biaya transaksi, biaya pengambangan (floatation cost) dan tidak ada pajak.

b. Bird In The Hand Theory

Menurut J, Keown (2000: 611) kepercayaan bahwa pendapatan dividen mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor dari pada pendapatan modal, sejak dividen lebih pasti dari pada pendapatan modal.

Menurut Litner dalam penelitian Listyantara (2005) mengemukakan bahwa para pemegang saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran dividen merupakan penerimaan yang pasti dibanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Teori inilah yang kemudian disebut sebagai bird in the hand theory.


(28)

c. Tax Differential Theory

Menurut Brigham (2001: 67) ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu (1) pendapatan dividen dikenakan tarif pajak lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak keuntungan modal. investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi. (2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Hal ini disebabkan Karena adanya efek nilai waktu, satu dollar pajak yang dibayarkan dimasa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah dari pada satu dollar yang dibayarkan hari ini. (3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai orang tersebut meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terhutang. Ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar diri dari pajak keuntungan modal.

d. Information Content of Dividen

Menurut Sjahrial (2007: 265) menjelaskan bahwa pada saat ada kesempatan investasi yang menguntungkan, pembagian dividen akan cenderung besar. Pada saat tidak banyak kesempatan investasi yang menguntungkan pembayaran dividen akan cenderung rendah. Kebanyakan perusahaan cenderung


(29)

membagikan dividen per share yang konstan. Hal ini terletak pada perlakuan dividen sebagai indikator prospek perusahaan. Dividen dianggap mempunyai kandungan informasi (informasi content of dividend). Para investor/ pemodal mempunyai keterbatasan informasi tentang kondisi perusahaan, maka mereka dapat menggunakan kebijakan dividen sebagai indikator prospek perusahaan.

Pada saat perusahaan meningkatkan pembayaran dividen, maka hal ini bisa ditafsirkan bahwa manajemen memperkirakan prospek perusahaan dimasa yang akan datang membaik. Apabila perusahaan mengurangi pembayaran dividen maka hal ini dapat ditafsirkan sebagai indikator bahwa manajemen meperkirakan prospek perusahaan kurang menguntungkan antara lain karena kesulitan keuangan. Tentu saja hal tersebut belum tentu benar. Ada kemungkinan perusahaan mengurangi pembagian dividen dikarenakan perusahaan dihadapkan pada serangkaian kesempatan investasi yang menguntungkan, sehingga dampaknya akan mengakibatkan meningkatknya harga saham.

e. Clientele Effect

Menurut Sartono (2001: 290) bahwa banyak kelompok investor dengan berbagai kepentingan. Ada investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatan saat ini dalam bentuk dividen seperti halnya individu yang sudah pensiun sehingga investor ini menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang tinggi. Namun ada juga investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka, karena kelompok investor ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi.


(30)

Jika perusahaan menahan laba setelah pajak yang diperoleh, maka investor yang menyukai pembayaran dividen akan kecewa. Para investor tersebut memperoleh capital gain, tetapi untuk memenuhi kebutuhan para investor tersebut terpaksa menjual sebagian sahamnya. Sementara itu investor yang memilih untuk menginvestasikan kembali pendapatannya menghendaki perusahaan untuk membayar dividen yang rendah, karena bagi mereka pembagian dividen yang besar berarti pajak yang harus dibayar juga semakin besar. Ini terjadi karena mungkin kenaikan dividen mengakibatkan kenaikan tarif pajak pendapatan sehingga pembayaran dividen tidak begitu menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan pajak yang harus dibayar. Dengan demikian paling tidak terdapat dua kelompok investor dengan dua kepentingan yang bertentangan.

Dengan adanya dua kelompok tersebut, perusahaan dapat menentukan kebijakan dividen yang oleh manajemen dianggap paling baik. Kemudian perusahaan membiarkan para investor menjual saham, dengan kata lain membiarkan para investor tersebut melakukan pemindahan investasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hal penting yang perlu diingat bahwa transaksi ini berlangsung secara tidak efisien karena adanya biaya transaksi dan pembayaran

capital gain sebagai akibat penjualan saham. kecenderungan perusahaan enggan

melakukan perubahan kebijakan dividen, Karena perubahan kebijakan mengakibatkan bebarapa investor akan menjual sahamnya dan akibatnya dapat menurunkan harga saham. Seperti halnya bidang lain, masih terdapat perbedaan pendapat tentang adanya perbedaan kepentingan ini dan tidak satupun kelompok yang dapat membuktikan kebenarannya.


(31)

5. Bentuk Kebijakan Pemberian dividen

Menurut Sutrisno (2000) dalam penelitian Cahyati (2006) ada beberapa bentuk pemberian dividen tunai/cash dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan dividen tersebut adalah:

a. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil

Kebijakan pemberian dividen stabil ini artinya dividen akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga akan ditingkatkan. Untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan yakni bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil, bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, akan menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.

b. Kebijakan Dividen Yang Meningkat

Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.

c. Kebijakan Dividen Dengan Rasio Yang Konstan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya meliputi besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividen payout ratio

(DPR).

d. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler Yang Rendah Ditambah Ekstra

Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Sutrisno (2000) dalam penelitian cahyati (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya:

a. Posisi Solvabilitas Perusahaan

Jika perusahaan dalam kondisi solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modalnya.


(32)

Cash dividen merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividen yang dibagikan kecil sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar.

c. Kebutuhan untuk melunasi utang

Semakin banyak utang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu dengan jatuh temponya utang, berarti dana utang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana utang bisa dengan mencari utang baru, bisa juga dengan sumber intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividen yang dibagikan.

d. Rencana perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari utang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh oleh internal resources berupa memperbesar laba yang ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividen yang dibagikan.

e. Kesempatan investasi

Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

f. Stabilitas pendapatan

Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas lebih banyak, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

g. Pengawasan terhadap perusahaan

Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari utang resikonya cukup besar. sehingga perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.


(33)

7. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan bentuk informasi yang paling penting bagi perusahaan selama satu periode tertentu. Berdasarkan rasio tersebut, dapat dilihat posisi dan kondisi keuangan maupun kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Pengaruh rasio keuangan terhadap penelitian ini adalah untuk menentukan rasio yang paling dominan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Dividend Per Share. Adapun beberapa rasio keuangan yang berhubungan dengan Dividend Per Share yang telah diuraikan pada latar belakang yaitu : Liquiditas, Struktur Modal, Profitabilitas, Pemanfaatan Aktiva dan Ukuran Pasar yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya harus segera dipenuhi. Sementara itu keuntungan yang besar belum menunjukkan kemampuan untuk membayar. Namun tidak menunjukkan jumlah dana yang benar–benar tersedia dalam kas. Keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut belum menunjukkan jumlah dana yang ada dalam kas, apalagi jika dana tersebut telah diinvestasikan dalam aktiva yang dibutuhkan perusahaan. Sehingga dalam hal ini posisi likuiditas perusahaan rendah. dividen merupakan

cash out flow, sehingga dividen tergantung pada kemampuan membayar dari

perusahaan tersebut. Rasio likuiditas dapat diukur dengan current ratio. apabila

current ratio tinggi kemampuan dalam pembayaran dividen suatu perusahaan

akan tinggi pula. Karena jika current ratio (CR) naik posisi kas dan likuiditas suatu perusahaan semakin besar atau naik. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai


(34)

berikut :

CR =

Lancar Kewajiban

Lancar Aktiva

b. Struktur Modal

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban–kewajiban jangka panjangnya. rasio ini sama dengan rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Perusahaan yang solvable yaitu perusahaan yang total utangnya lebih besar dari total aktivanya. Rasio ini juga menyangkut struktur keuangan perusahaan. Struktur keuangan adalah bagaimana perusahaan mendanai aktivitasnya. Biasanya, aktivitas perusahaan didanai dengan utang jangka panjang, utang jangka panjang dan modal pemegang saham.

Menurut Brigham (2006: 101) ada beberapa hal dalam penggunaan pendanaan melalui utang :

a. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan

b. Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai suatu batasan keamanan sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang dihadapi kreditor.


(35)

maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar atau diungkit (leveraged).

Rasio leverage dapat diukur dengan bebrapa rasio. Namun, penelitian ini hanya berfokus pada Debt to Total Assets. Debt to Total Assets menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Menurut Brigham (2006: 104) Kreditur lebih menyukai rasio ini, maka semakin besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa likuidasi. Disisi lain, pemegang saham akan menginginkan leverage yang lebih besar karena akan dapat memperbesar ekspektasi keuntungan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Debt to Total Asset =

Asset Total

Kewajiban Total

c. Profitabilitas

Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dan para calon investor dalam suatu perusahaan adalah profitabilitas. Dalam kontes ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen terhadap dana yang diinvestasikan pemilik dan investor. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas yang dihasilkan perusahaan akan mengakibatkan semakin besar dividen yang akan dibagikan dan sebaliknya.

Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Namun, dalam penelitian ini membatasi hanya dengan menggunakan rasio Net


(36)

rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang tinggi. Investor dalam hal ini juga dapat memperoleh dividen yang cukup besar seiring dengan meningkatnya laba yang dihasilkan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPM =

Bersih Penjualan

Pajak setelah Bersih

Laba

d. Pemanfaatan Aktiva

Rasio ini juga disebut sebagai rasio efisiensi atau perputaran, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya. Rasio ini dirancang untuk mengetahui apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan saat ini dan proyeksinya. Jika sebuah perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, sehingga keuntungannya akan tertekan. Di lain pihak, jika aktiva terlalu rendah, penjualan yang menguntungkan juga akan hilang. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi penelitian ini dengan menggunakan rasio Total Asset Turn Over. Total Asset Turn Over menggambarkan efektivitas penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk aktiva perusahaan. Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Semakin tinggi perputaran aktiva perusahaan berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividennya. Sebaliknya semakin


(37)

perusahaan dalam membagikan dividennya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

TATO =

Aktiva Total

Bersih Pejualan

e. Ukuran Pasar

Rasio ini menghubungkan antara harga saham pada laba arus kas dan nilai buku persahamnya. Rasio – rasio ini dapat memberikan indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan dimasa mendatang. Jika rasio–rasio likuiditas, manajemen aktiva, manajemen utang dan profitabilitas semuanya terlihat baik, maka rasio – rasio nilai pasarnya juga akan tinggi dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi sesuai dengan harapan. penelitian ini lebih memfokuskan dalam menggunakan rasio Price Earning. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikelurakan oleh para investor untuk setiap dolar laba yang dilaporkan. Rasio ini mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan perusahaan di masa mendatang. Rasio Price Earning yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba yang tinggi di masa mendatang, sehingga dividen yang dibagikan kepada investor cukup besar seiring tingginya pertumbuhan laba. Rasio ini mencerminkan ekspektasi pemodal menyangkut kinerja perusahaan di masa mendatang. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan rasio Price Earning. Keinginan investor melakukan analisis kesehatan suatu saham melalui rasio-rasio keuangan seperti rasio Price Earning, dikarenakan adanya keinginan investor atau


(38)

calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham. Rasio

Price Earning ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

PER = Saham Lembar Per Laba Saham Lembar Per a H arg

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian – penelitian terdahulu yang berkaitan dengan dividen per

share, antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Analisis Hasil Arie Subagya Listyantara (2005) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGAR UHI DIVIDEN PER SHARE PERUSAHAAN MANUFAKTU R YANG LISTING DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 2001 – 2003

Variabel

Independen :

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen Per

Share tahun sebelumnya

DPSmin1, Earning Per Share (EPS), Total Asset Turn Over (TATO)

Variabel Dependen : Dividen Per Share

(DPS )

Regresi Linear Berganda

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen Per Share tahun sebelumnya DPSmin1, Earning Per Share (EPS), Total Asset Turn Over (TATO) Berpengaruh signifikan.


(39)

Karina Cahyati (2006) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGAR UHI DIVIDEN PER SHARE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTU R YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA Variabel Independen :

Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen Per

Share tahun sebelumnya

DPSmin1, Earning Per Share (EPS), Total Asset Turn Over (TATO)

Variabel Dependen :

Dividen Per Share (DPS) Regresi Linear Berganda Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen Per Share tahun sebelumnya DPSmin1, Total Asset Turn Over (TATO)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel – variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Pendapatan Dividen (dividen yield) dan capital gain adalah tujuan Utama investor dalam hal menanamkan dananya pada sebuah perusahaan. dalam kaitannya dengan pendapatan dividen. para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Stabilitas dividen akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. bagi investor informasi tentang dividen per share menjadi salah satu kebutuhan yang sangat mendasar dalam kebutuhan pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko yang mungkin terjadi, sehingga


(40)

keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini akan diungkap pengaruh antara Current Ratio (CR),

Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turn Over (TATO) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Dividen Per Share (DPS). Current Ratio merupakan variabel yang penting yang menjadi pertimbangan

menejer dalam kebijakan dividen. perusahaan yang menunjukkan kendala pembayaran (kekurangan likuiditas) mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen. dengan kata lain, meningkatnya posisi Current Ratio juga akan meningkatkan pembayaran dividen.

Perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya tidak hanya didanai oleh modal sendiri melainkan didanai oleh hutang yang digunakan untuk membiayai akiva yang digunakannya. Semakin besar rasio Debt to Total

Asset menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap

pihak eksternal dan semakin besar pula hutang yang harus dibayar oleh perusahaan. hal tersebut berdampak terhadap profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Jika bunga pinjaman semakin besar, maka profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan semakin berkurang dan menyebabkan hak investor (dividen) juga semakin berkurang.

Investor juga dapat menilai kinerja menejer suatu perusahaan dengan melihat laba bersih yang dihasilkan dari penjualan setelah memperhitungkan semua biaya dan pajak penghasilan. Net Profit Margin dapat memberikan informasi kepada para investor berapa penghasilan bersih perusahaan per satu


(41)

dolar perusahaan. jika Net Profit Margin meningkat, maka investor dapat menilai perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam mendapatkan laba yang tinggi. Sehingga dividen yang akan dibagikan kepada investor akan meningkat sesuai jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Meningkatnya penggunaan hutang oleh perusahaan umumnya juga akan mengakibatkan aktiva operasional meningkat, peningkatan jumlah aktiva mengakibatkan aktivitas operasional juga akan mengalami peningkatan. Tingkat aktivitas operasional perusahaan bergantung pada jumlah aktiva produktif yang dimiliki. semakin banyak aktiva produktif, maka aktivitas operasional juga meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan atau laba bagi perusahaan, serta dividen yang dibagikan kepada para investor. Sedangkan Price

Earning Ratio mengagambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba. Rasio ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor pada kinerja masa depan perusahaan. Semakin optimistik ekspektasi ini, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan Price Earning Ratio-nya. Keinginan investor melakukan analisis kesehatan suatu saham melalui rasio-rasio keuangan seperti Price Earning Ratio, dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil (return) yang layak dari suatu investasi saham yang berupa dividen.

Berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti membuat kerangka konseptual atas penelitian sebagai berikut :


(42)

Gambar 2.1 2. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008: 29), Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena – fenomena. Dengan demikian hipotesis merupakan penjelesan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dalam penelitian ini mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

Ho1 : Current Ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha1 : Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha1

Ha2

Ha3

Ha4

Ha5

Ha6

Total Asset Turn Over (TATO)

Dividen Per Share (DPS)

Current Ratio (CR) Debt to Total

Asset Ratio Net Profit

Margin (NPM)

Price Earning Ratio (PER)


(43)

(DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha2 : Debt to Total Asset Ratio berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ho3 : Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ho4 : Total Asset Turn Over (TATO) tidak berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha4 : Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ho5 : Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha5 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ho6 : Current Ratio (CR), Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turn Over (TATO, Price Earning Ratio (PER) tidak

berpengaruh secara keseluruhan terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Ha6 : Current Ratio (CR), Debt to Total Asset Ratio, Net Profit Margin (NPM), Total Assets Turn Over (TATO, Price Earning Ratio (PER) berpengaruh

secara keseluruhan terhadap Dividen Per Share (DPS) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(44)

BAB III Metode Penelitian A. Desain Penelitian

Menurut Umar (2003: 30), Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal, untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu hubungan variabel mempengaruhi variabel lainnya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006: 55), “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulannya ”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2007 – 2009 yaitu 152 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2006: 56) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Rochaety (2007: 66) Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Beberapa kriteria sempel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode pengamatan yaitu tahun 2007 – 2009.

2. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividennya secara kontinyu dari tahun 2007 – 2009.


(45)

Dari data yang sesuai dengan kriteria yang diatas maka diperoleh data sampel berjumlah 27 perusahaan, yaitu :

Tabel 3.1 Sampel Perusahaan

No. Kode Nama Perusahaan Sampel

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk.

3 ASII PT. Astra International Tbk. 4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk.

5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk.

6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 7 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 9 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk.

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk.

11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 12 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

13 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk.

14 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk.

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk.

16 MERK PT. Merck Tbk.

17 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk.

18 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk.

19 MYOR PT. Mayora Indah Tbk.

20 SMGR PT. Semen Gresik Tbk.

21 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk.

22 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.

23 TOTO PT. Surya Toto Tbk. 24 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 25 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk.

26 UNVR PT. Unilever Tbk.


(46)

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Menurut Umar (2003: 60) “ data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain ”.

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data, yang merupakan gabungan dari jenis data time series, yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau tahunan dan data cross

section, yaitu sekumpulan data suatu tertentu dalam satu kurun waktu saja.

Sumber data adalah laporan keuangan perusahaan, sampel diperolah dari Indonesian capital markret directory (ICMD) dan situs www.idx.ac.id.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada Penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2008: 57) Definisi Operasional adalah suatu Definisi yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam eleman – elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan


(47)

kedalam penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel independen & dependen. Menurut Erlina (2008 : 42) variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel independen yaitu : Current Ratio (CR), Debt to Total Asset Ratio,

Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turn Over (TATO,) Price Earning Ratio (PER) dan satu variabel dependen yaitu : Dividen Per Share (DPS). Masing –

masng variabel penelitian ini secara Operasional dapat didefinisikan seperti tampak pada tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel NO Variabel Defenisi

Operasional

Pengukuran Skala

1 Current

Ratio (CR) Rasio yang membandingkan aktiva lancar perusahaan dengan kewajiban lancar perusahaan. CR= Lancar Kewajiban Lancar Aktiva Rasio

2 Debt to

Total Asset Ratio Rasio yang menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau

beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. DTA= Aktiva Total Kewajiban Total Rasio


(48)

3 Net Profit Margin (NPM) Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. NPM= Bersih Penjualan Pajak Setelah Bersih Laba Rasio

4 Total

Asset Turn Over (TATO) Rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan

modal yang di investasikan untuk menghasilkan pendapatan. TATO = Aktiva Total Bersih Penjualan Rasio

5 Price

Earning Ratio (PER) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah

aktiva yang digunakan. PER = Saham Lembar Per Laba Saham Lembar Per a H arg Rasio

6 Dividen Per Share (DPS) Rasio yang menunjukkan berapa jumlah rupiah yang diberikan kepada pemilik saham dari keuntungan untuk setiap lembar saham yang dimiliki. DPS= Beredar Yang Saham Jumlah Dividen Total Rasio

F. Metode dan Analisis Data


(49)

analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi tersebut meliput i statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi. (Suharyadi, 2007: 10).

2. Uji Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi–asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005: 111) “Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini, yaitu uji

kolmogorov smirnov, histogram, dan grafik normality probability plot.

1) Uji Kolmogorov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan, yaitu:

• jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi normal, • jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi tidak normal. Hipotesis yang digunakan:


(50)

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal.

Menurut Erlina (2008: 104) ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal yaitu :

• lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, • lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

2) Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi nornal. Jika data melenceng ke kanan atau melenceng ke kiri berarti memberitahukan bahwa data tidak berdistribusi secara normal.

3) Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah: • jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas,

• jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikoleniaritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel


(51)

independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1) koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2) nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Menurut Ghozali (2005: 91), untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen,

2. menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen,

3. multikolinearitas dapat juga dilhat dari a) nilai tolerance dan lawannya, b)variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.


(52)

c. Uji Autokolerasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Pada data cross-section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah menggunakan uji Durbin

Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1) bila nilai DW (Durbin-Watson) terletak antara batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak terjadi autokorelasi,

2) bila nilai DW<DL (batas bawah) maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif,

3) bila nilai DW>4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif,

4) bila nilai DW terletak antara DU dengan DL atau DW terletak diantara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat diputuskan ada

autokorelasi atau tidak.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005: 105), “uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas”.


(53)

Menurut Ghozali (2005: 105), cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yakni melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di- studentized.

Dasar analisis:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan telah terjadi heterokedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ β5X5 + e a = konstanta

β1,β2, β3, β4, β5 = koefisien regresi variabel X1 = current ratio


(54)

X2 = debt to total asset X3 = net profit margin X4 = Price earning ratio X5 = total asset turn over

e = tingkat kesalahan pengganggu

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t – test dan F – test.

a. uji statistik ”t” atau uji signifikan parameter individual atau uji parsial yaitu untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu modal kerja dan leverage terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas secara parsial.

Ho : β1, β2, β3, β4, β5 = 0

Artinya, suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : β1, β2, β3, β4, β5≠ 0

Artinya, suatu varabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005 : 85) adalah:

1) apabila nilai probabilitas thitung < 5% dan thitung > ttabel , maka hipotesis Ha diterima (Ho ditolak),

2) apabila nilai probabilitas thitung > 5% dan thitung < ttabel , maka hipotesis Ho diterima (Ha ditolak).


(55)

b. uji statistik ”F” atau uji signifikan simultan; untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu

current ratio, debt to total asset, net profit margin, price earning ratio dan total asset turn over terhadap variabel dependen yaitu dividend per share

secara simultan (bersama – sama).

Ho : β1 =β2 =β3= β4 = β5 = 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : β1≠β2 ≠β3≠β4≠ β5≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005 : 84) adalah:

1) apabila nilai Fhitung > 4 dengan tingkat kepercayaan 5% dan Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima (Ho ditolak),

2) apabila nilai Fhitung < 4 dengan tingkat kepercayaan 5% dan Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima (Ha ditolak).


(56)

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tahapan

Penelitian

Juli 2010

Agts 2010

Sept 2010

Okt 2010

Nov 2010

Des 2010

Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal

Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolaan Data Penyampaian Hasil Penelitian


(57)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 27 perusahaan dengan periode dua tahun sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 81 (3 x 27) sampel. Daftar perusahaan di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

No. Kode Nama Perusahaan Sampel Tanggal Berdiri

Tanggal Listing

1 AQUA PT. Aqua Golden Misissipi Tbk. 23 Feb 1973 01 Mar 1990

2 ASGR PT. Astra Graphia Tbk. 31 Okt 1975 19 Nov 1989

3 ASII PT. Astra International Tbk. 20 Feb 1957 04 Apr 1990

4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk. 20 Sept 1991 15 Jun 1998

5 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. 08 Jul 1981 05 Sept 1990

6 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk. 15 Jun 1970 30 Jan 1989

7 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk. 19 Jun 1978 11 Mei 1993

8 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. 11 Jan 1901 22 Des 1980

9 HEXA PT. Hexindo Adi Perkasa Tbk. 28 Nov 1988 13 Feb 1995

10 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. 19 Okt 1963 15 Agt 1990

11 IGAR PT. Kageo Igar Jaya Tbk. 30 Okt 1975 05 Nov 1990

12 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk. 23 Jul 1981 21 Jan 1991

13 INTP PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 16 Jan 1985 05 Des 1989

14 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk. 14 Des 1982 04 Jun 1990

15 LTLS PT. Lautan Luas Tbk. 13 Jul 1951 21 Jul 1997

16 MERK PT. Merck Tbk. 14 Okt 1970 23 Jul 1981

17 MRAT PT. Mustika Ratu Tbk. 14 Mar 1978 27 Jul 1955

18 MTDL PT. Metrodata Elektronik Tbk. 17 Feb 1983 09 Apr 1990

19 MYOR PT. Mayora Indah Tbk. 17 Feb 1977 04 Jul 1990

20 SMGR PT. Semen Gresik Tbk. 25 Mar 1953 08 Jul 1991

21 SQBI PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. 8 Jul 1970 29 Mar 1983

22 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk. 05 Nov 1969 30 Sept 1993


(1)

Hasil Uji Multikoliniearitas Sebelum Transformasi

Hasil Uji Multikoliniearitas Setelah Transformasi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standard ized Coefficie nts

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) -1867.431 1086.376 -1.719 .090

Current Ratio 150.279 93.854 .216 1.601 .114 .218 .182 .155 .513 1.948 Debt To Total

Asset Ratio

258.643 1330.610 .029 .194 .846 -.296 .022 .019 .429 2.333 Net Profit

Margin

15264.712 3220.638 .531 4.740 .000 .499 .480 .458 .742 1.347 Price Earning

Ratio

.698 6.473 .011 .108 .914 -.067 .012 .010 .961 1.040 Total Asset

Turn Over

410.316 323.845 .128 1.267 .209 -.024 .145 .122 .917 1.090 a. Dependent Variable: Dividend Per Share

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 7.731 1.026 7.536 .000

LN_Current Ratio

1.018 .568 .337 1.793 .077 .214 .203 .170 .254 3.933 LN_Debt To

Total Asset

.846 .712 .239 1.187 .239 -.247 .136 .113 .222 4.494 LN_Net Profit

Margin

1.479 .273 .605 5.420 .000 .514 .530 .514 .720 1.388 LN_Price

Earning Ratio

.446 .268 .166 1.666 .100 .012 .189 .158 .905 1.106 LN_Total Asset

Turn Over

.048 .596 .008 .081 .936 -.086 .009 .008 .912 1.096 a. Dependent Variable: LN_Dividend Per Share


(2)

Lampiran xiii

Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .547a .300 .253 1.5755452E3 2.381

a. Predictors: (Constant), Total Asset Turn Over, Price Earning Ratio, Current Ratio, Net Profit Margin, Debt To Total Asset Ratio

b. Dependent Variable: Dividend Per Share

Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .571a .326 .281 1.74877 2.091

a. Predictors: (Constant), LN_Total Asset Turn Over, LN_Price Earning Ratio, LN_Current Ratio, LN_Net Profit Margin, LN_Debt To Total Asset


(3)

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi


(4)

Lampiran xv

Hasil Uji t Sebelum Transformasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) -1867.431 1086.376 -1.719 .090

Current Ratio

150.279 93.854 .216 1.601 .114 .218 .182 .155 .513 1.948 Debt To

Total Asset Ratio

258.643 1330.610 .029 .194 .846 -.296 .022 .019 .429 2.333

Net Profit Margin

15264.712 3220.638 .531 4.740 .000 .499 .480 .458 .742 1.347 Price

Earning Ratio

.698 6.473 .011 .108 .914 -.067 .012 .010 .961 1.040

Total Asset Turn Over

410.316 323.845 .128 1.267 .209 -.024 .145 .122 .917 1.090


(5)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant) 7.731 1.026 7.536 .000

LN_Current Ratio

1.018 .568 .337 1.793 .077 .214 .203 .170 .254 3.933 LN_Debt To

Total Asset

.846 .712 .239 1.187 .239 -.247 .136 .113 .222 4.494 LN_Net

Profit Margin

1.479 .273 .605 5.420 .000 .514 .530 .514 .720 1.388

LN_Price Earning Ratio

.446 .268 .166 1.666 .100 .012 .189 .158 .905 1.106

LN_Total Asset Turn Over

.048 .596 .008 .081 .936 -.086 .009 .008 .912 1.096


(6)

Lampiran xvi

Hasil Uji F Sebelum Transformasi

ANOVA

b

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

7.969E7

5

1.594E7

6.421

.000

a

Residual

1.862E8

75

2482342.719

Total

2.659E8

80

a. Predictors: (Constant), Total Asset Turn Over, Price Earning Ratio, Current Ratio, Net

Profit Margin, Debt To Total Asset Ratio

b. Dependent Variable: Dividend Per Share

Hasil Uji F Sebelum Transformasi

ANOVA

b

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

110.966

5

22.193

7.257

.000

a

Residual

229.365

75

3.058

Total

340.331

80

a. Predictors: (Constant), LN_Total Asset Turn Over, LN_Price Earning Ratio, LN_Current

Ratio, LN_Net Profit Margin, LN_Debt To Total Asset