Jahe mm 0.01 - Kajian Proses Pengeringan Kemoreaksi Jahe Dengan Kapur Api (CaO)

menyatakan bahwa minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap yang terdiri atas campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda. Sebagian besar minyak atsiri diperoleh dengan cara penyulingan atau hidrodestilasi. Pengaruh Kombinasi Ketebalan Jahe dan Perbandingan Banyaknya Kapur Api CaO dengan Jahe terhadap Kadar Minyak Atsiri Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 2, dapat dilihat bahwa kombinasi ketebalan jahe dan perbandingan banyaknya kapur api CaO dengan jahe berpengaruh tidak nyata P0.05 terhadap kadar minyak atsiri jahe sehingga uji LSR tidak dilanjutkan. Dimana kadar minyak atsiri tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan T 3 K 2 sebesar 7.71 dan terendah pada kombinasi perlakuan T 1 K 4 sebesar 2.73 . Nilai Organoleptik Warna Numerik Pengaruh Ketebalan Jahe terhadap Nilai Organoleptik Warna Numerik Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 3, dapat dilihat bahwa ketebalan berpengaruh sangat nyata P0.01 terhadap nilai organoleptik warna. Hasil pengujian beda rataan perlakuan dengan metode LSR pengaruh ketebalan jahe terhadap nilai organoleptik warna pada Tabel 13. Tabel 13. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Ketebalan Jahe mm terhadap Nilai Organoleptik Warna Numerik Jarak LSR Ketebalan Rataan Notasi 0.05

0.01 Jahe mm

0.05 0.01 -

- - T 1 = 2 3.05 c C 2 0.084 0.115 T 2 = 4 3.20 b B 3 0.088 0.121 T 3 = 6 3.55 a A 4 0.090 0.124 T 4 = 8 3.50 a A Keterangan : Notasi yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5 dan berbeda sangat nyata pada taraf 1 Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan T 1 berbeda sangat nyata terhadap T 2 , T 3 , T 4 . Perlakuan T 2 berbeda sangat nyata terhadap T 3 , T 4 . Perlakuan T 3 berbeda sangat nyata terhadap T 4 . Nilai organoleptik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan T 3 6 mm sebesar 3.55 dan terendah pada perlakuan T 1 2 mm sebesar 3.05. Hubungan antara ketebalan jahe terhadap nilai organoleptik warna dapat dilihat pada Gambar 9. = 0.085T + 2.9 r = 0.8377 3.00 3.10 3.20 3.30 3.40 3.50 3.60 3.70 2 4 6 8 10 Ketebalan Jahe mm N il ai O rg an o lep ti k W ar n a N u m er ik Gambar 9. Grafik Hubungan Ketebalan Jahe dengan Nilai Organoleptik Warna Numerik Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai organoleptik tertinggi diperoleh pada perlakuan T 3 6 mm sebesar 3.55 dan terendah pada perlakuan T 1 2 mm sebesar 3.05. Hal ini menunjukkan bahwa ketebalan jahe berpengaruh terhadap nilai organoleptik warna, semakin tinggi tingkat ketebalan jahe maka nilai organoleptik warna semakin tinggi pula. Dalam hasil penelitian, perlakuan T 1 2 mm jahe akan semakin kering dan menyebabkan warna pada jahe menjadi coklat. Sedangkan pada perlakuan T 3 6 mm warna pada jahe menjadi kuning kecoklatan dan lebih disukai para panelis. Pengaruh Perbandingan Banyaknya Kapur ApiCaO dengan Jahe terhadap Nilai Organoleptik Warna Numerik Dari daftar analisis sidik ragam pada Lampiran 3, dapat dilihat bahwa perbandingan banyaknya kapur api CaO dengan jahe berpengaruh sangat nyata P0.01 terhadap nilai organoleptik warna. Hasil pengujian beda rataan pelakuan dengan metode LSR pengaruh perbandingan banyaknya kapur api CaO dengan jahe terhadap nilai organoleptik warna dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Uji LSR Efek Utama Pengaruh Perbandingan Banyaknya Kapur Api Dengan Jahe terhadap Nilai Organoleptik Warna Numerik