Model Konseptual Keperawatan: Model Promosi Kesehatan Nola J.Pender

(1)

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

“MODEL PROMOSI KESEHATAN” NOLA J.PENDER

 

   

   

   

Yesi Ariani

19800909 200501 2 004

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN, 2011


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Model Konseptual

Keperawatan “Model Promosi Kesehatan” Nola J.Pender.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah di masa mendatang. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua atas jerih payah dan doa yang tak henti-hentinya. Untuk suami tercinta, terima kasih atas segenap motivasi yang diberikan dan kedua ananda yang selalu menghibur ibunda. Semoga Allah SWT selalu meridhoi kehidupan kita, amin.


(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar isi …... ii

Bab I Pendahuluan ... 1

Bab II Tinjauan Pustaka A. Sejarah Nola J. Pender ... 3

B. Promosi Kesehatan... 4

C. Model Promosi Kesehatan dari Nola J. Pender... 6

1. Pengertian... 6

2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan... 7

3. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan... 8

4. Proposisi Model Promosi Kesehatan... 8

D. Paradigma Keperawatan Menurut Nola J. Pender... 19

Bab IV Penutup... 21 Daftar Pustaka


(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Salah satu tujuan pokok pembangunan kesehatan adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan mengatasi sendiri masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan, pencegahan dan penyembuhan. Hal ini sesuai dengan prilaku masyarakat yang di harapkan dalam Indonesia Sehat 2010 yaitu: bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Sudayasa, 2010).

Tujuan itu akan dicapai antara lain melalui peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan. Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat, walaupun pada kenyataannya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum sesuai dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah mencanangkan Indonesia Sehat 2010, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang salah satunya menekankan pendekatan promotif dan preventif dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat (Sudayasa, 2010).

Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitik beratkan pada pelayanan pada diagnosis dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Perubahan paradigma ini menempatkan perawat pada posisi kunci dalam peran dan fungsinya. Hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan yang lain dilakukan oleh perawat (Cohen, 1996).


(5)

Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif dan preventif ini telah direspon oleh ahli teori keperawatan Nola. J Pender dengan

menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang “Health Promotion Model “ atau

model promosi kesehatan. Model ini menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu yang hal logis dan ekonomis. Makalah ini akan mencoba membahas tentang model promosi kesehatan dari Nola J. Pender serta komponen paradigm keperawatan tentang model promosi kesehatan

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Memperoleh gambaran middle range theories dari Model Promosi Kesehatan dari Nola J. Pender dalam lingkup pelayanan keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan Sejarah Nola J. Pender

b. Mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nola J. Pender.

c. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Model Promosi Kesehatan Nola J.

Pender.

d. Mendeskripsikan Model Promosi Kesehatan Nola J. Pender dalam lingkup

komponen paradigma

C. RUANG LINGKUP PENULISAN

Pembahasan makalah ini dibatasi pada pembahasan tentang Model Promosi Kesehatan dan lingkup komponen paradigma model promosi kesehatan.

D. METODE PENULISAN

Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi melalui buku referensi dan internet.


(6)

BAB II TINJAUAN TEORI

B. SEJARAH NOLA J. PENDER

Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan. Ketertarikan pada keperawatan bermula saat Nola J. Pender berusia 7 tahun, pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan kepada orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia yakini sebagai profesi yang menolong orang lain.

Pada tahun 1962 meraih gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima bekerja di unit bedah di RS Michigan. Tahun 1964, meraih BSN di Universitas State Michigan di East Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan dari Universitas Michigan diraih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas North Western di Evanston, Illinois.

Pernikahannya dengan Albert Pender seorang asisten professor pada bidang bisnis dan ekonomi memberikan inspirasi menghasilkan sebuah tulisan tentang keperawatan dalam perspektif ekonomi. Tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun 1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan dan perlunya pencegahan penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996.


(7)

C. PROMOSI KESEHATAN

Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat, mengorientaikan kembali pelayanan kesehatan, dan membangun kebijakan publik yang sehat (Pender, 1996 : 3). Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas, lingkungan dan masyarakat dimana mereka hidup. Perawat mengerti dan memikirkan dari usaha peningkatan derajat kesehatan. Dunn telah menetapkan skema untuk upaya peningkatan derajat kesehatan: 1. Kesehatan individu.

Individu berperan dalam penentuan status kesehatan mereka sendiri. Peningkatan derajat kesehatan individu itu pada tingkat membuat keputusan pribadi dan praktek. Setiap derajat peningkatan harus mempertimbangkan dalam formulasi kesehatan nasional melalui usaha peningkatan derajat kesehatan.

2. Kesehatan keluarga.

Keluarga berperan dalam perkembangan dari kepercayaan kesehatan dan tindakan kesehatan. Masing-masing keluarga mempunyai sebuah karakter yang berbeda , nilai, peran, dan kekuatan struktur. Gaya orang tua dan lingkungan keluarga dapat memberikan kesehatan atau sebaliknya. Lebih banyak perhatian harus diberikan kepada perkembangaan strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.

3. Kesehatan komunitas.

Berdasarkan pendapat dunn, kesehatan kelompok yang baik perilaku mampu memperbaiki kondisi kehidupan keluarga dan kelompok.

4. Kesehatan lingkungan.

Tingkat dari kesehatan lingkungan yang baik berefek luaske individu, keluarga , dan komunitas dapat sampai kepotensi optimal mereka. Kesehatan lingkungan yang baik adalah manifestasi dalam keharmonisan dan keseimbangan diantara dua manusia dan disekeliling mereka.

5. Kesehatan masyarakat.

Sebuah masyarakat yang baik adalah semua anggota masyarakat mempunyai standart hidup dan cara dari hidup menemukan kebutuhan dasar manusia dan mengajak dalam beraktifitas yang cepat kepotensi mereka. Sebuah masyarakat yang baik anggota masyarakat mau membantu dan bertanggungung jawab untuk kesehatan.


(8)

Teori Pemahaman Untuk Promosi Kesehatan & Proteksi Kesehatan 1. Theory Of Reasoned Action & Theory Of Planned Behavior

Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah suatu kemauan dibawah control bukan sebagai hambatan untuk menunjukkan perilaku. Kepercayaan merupakan dasar dari pondasi dalam struktur konseptual, dengan memperhatikan perilaku. Model ini memperhatikan prediksi dan bergantian, sehingga perilaku mengikutinya 2. Social Cognitive Theory (Self-Efficacy)

Teori kognitif social adalah sebuah pendekatan teori yang menjelaskan perilaku manusia. Dengan perspektif individu merupakan adanya suatu kekuatan pada dirinya bukan control yang otomatis pada stimulus ekternal. Perilaku manusia menerangkan adanya kejadian secara timbal balik pada semua tindakan yang dapat menentukan adanya interaksi dengan yang lainnya. Persepsi self-efficacy adalah memprtimbangkan salah satu kekuatan untuk menyelesaikan sebuah tingkatan penampilan dalam perilaku yang spesifik.

3. The Theory Of Interpersonal Behavior

Sebuah model perilaku meliputi afektif dan psikologis dalam kekuatan habit yang menerangkan perilaku ini merupakan factor yang memberikan perhatian dalam model-model perilaku lainnya.

4. Cognitive Evaluation Theory

Motifasi manusia adalah dasar dari sebuah susunan dalam kebutuhan psikologisnya : dari penentuan dirinya, kompetensi dan hubungan interpersonal. Menentukan dirinya dan motivasi intrinsic (IM) adalah konsep utama dalam teori. Motivasi intrinsic adalah energy dalam kebutuhan dalam dirinya dan hubungan dalam kompetensi untuk nilai perilaku personal.

5. The Interaction Model Of Clien Health Behavior

Model interaksi kesehatan klien berfokus pada karakteristik dari klien dan factor eksternal pada klien untuk menyediakan keterangan secara komprehensif pada tindakan langsung terhadap pengurangan resiko dan promosi kesehatan.


(9)

D. MODEL PROMOSI KESEHATAN MENURUT NOLA J. PENDER

1. Pengertian Teori Model Promosi Kesehatan (Health Promotion Model/HPM) Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-Value) dan teori kognitif sosial (Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang holistik. Bagan HPM dapat dilihat sebagai berikut

Model Promosi Kesehatan menurut Pender


(10)

2. Komponen Teori Model Promosi Kesehatan

Adapun komponen elemen dari teori ini adalah sebagai berikut : a. Teori Nilai Harapan (Expectancy-Value Theory)

Menurut teori nilai harapan, perilaku sehat bersifat rasional dan ekonomis. Seseorang akan mulai bertindak dan perilakunya akan tetap digunakan dalam dirinya, ada 2 hal pokok yaitu :

1) Hasil tindakan bernilai positif

2) Pengambilan tindakan untuk menyempurnakan hasil yang diinginkan.

b. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)

Teori model interaksi yang meliputi lingkungan, manusia dan perilaku yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada:

1) Pengarahan diri (self direction) 2) Pengaturan diri (self regulation)

3) Persepsi terhadap kemajuan diri (self efficacy).

Teori ini mengemukakan bahwa manusia memiliki kemampuan dasar:

1) Simbolisasi yaitu proses dan transformasi pengalaman sebagai petunjuk

untuk tindakan yang akan datang.

2) Pikiran ke depan, mengantisipasi kejadian yang akan muncul dan

merencanakan tindakan untuk mencapai tujuan yang bermutu

3) Belajar dari pengalaman orang lain. Menetapkan peraturan untuk generasi dan mengatur perilaku melalui observasi tanpa perlu melakukan trial dan error

4) Pengaturan diri menggunakan standar internal dan reaksi evaluasi diri

untuk memotivasi dan mengatur perilaku, mengatur lingkungan eksternal untuk menciptakan motivasi dalam bertindak.

5) Refleksi diri, berpikir tentang proses pikir seseorang dan secara aktif memodifikasinya.

Menurut teori ini kepercayaan diri dibentuk melalui observasi dan refleksi diri. Kepercayaan diri terdiri dari :

1) Pengenal diri (self atribut) 2) Evaluasi diri (self evaluation) 3) Kemajuan diri (self efficacy).

Kemajuan diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang berkembang melalui pengalaman, belajar dari


(11)

pengalaman orang lain, persuasi verbal dan respons badaniah terhadap situasi tertentu. Kemajuan diri merupakan fungsi dari kemampuan (capability) yang berlebihan yang membentuk kompetensi dan kepercayan diri. Kemajuan diri adalah konstruksi sentral dari HPM.

3. Asumsi dari Model Promosi Kesehatan

1. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka tetap hidup dan dapat

mengekspresikan keunikannya.

2. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,

termasuk penilaian terhadap kemampuannya.

3. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba

mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas. 4. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.

5. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan

lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.

6. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang

perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

7. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting

untuk perubahan perilaku.

4. Proposisi Model Promosi Kesehatan

a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi

kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

b. Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan

keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

c. Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan

tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.

d. Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan

tindakan dan perbuatan dari perilaku.

e. Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan akan menghasilkan sedikit

rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.

f. Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat


(12)

g. Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.

h. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu

menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.

i. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber

interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan.

j. Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau

mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan.

k. Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih

memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.

l. Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukan perilaku

yang diharapkan dimana seseorang mempunyai kontrol yang sedikit kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.

m. Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang

diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku yang diharapkan.

n. Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan


(13)

Kerangka Konseptual Model Promosi Kesehatan Hubungan dg Perilaku sebelumnya Faktor Pribadi; biologis,Psikol ogis, sosialbudaya SIFAT 2 & PENGALAMAN

INDIVIDU

PRILAKU SPESIFIK

PENGETAHUAN & SIKAP HASIL PERILAKU

Komitmen pd Rencana

Tindakan

Kebutuhan bersaing segera (kontrol rendah) & Pilihan-2

(kontrol tinggi)

Model Prilaku Promosi Kesehtan(HPM) Tindakan terkait yg

mempengaruhi Kemajuan – diri

Yg dirasakan Penghambat2 untuk bertindak yg dirasakan

Keuntungan2 dari tindakan yg dirasakan

Pengaruh hub. interpersonal (Klg,Klmpk,

provider), norma, dukungan & model.

Pengaruh situasional; pilihan, sifat kebutuhan,

estetika

Revisi Model Promosi Kesehatan (Dari Pender, N.J, Murdaugh, C.L., & Parsons, M.A (2002). Promosi kesehatan dalam praktik keperawatan dikutip dari Tomey & Alligood (2006)

hal 458.

Penjelasan Bagan Model Promosi Kesehatan 1. Karakteristik dan pengalaman individu

a. Perilaku sebelumnya

Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan.

1) Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku promosi kesehatan

saat ini dapat menjadi pembentuk kebiasaan, yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut secara otomatis.


(14)

hambatan, dan pengaruh aktivitas yang muncul dari perilaku tersebut.

Pengaruh positif atau negatif dari perilaku baik sebelum, saat itu ataupun setelah perilaku tersebut dilaksanakan akan dimasukan kedalam memori sebagai informasi yang akan dimunculkan kembali saat akan melakukan perilaku tersebut di kemudian waktu.

Perawat dapat membantu pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada manfaat perilaku tersebut, membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/ kadar eficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.

b. Faktor Personal

Faktor personal meliputi aspek biologis, psikologis, dan sosial budaya. Faktor – faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara alami oleh target perilaku.

1) Faktor Biologis Personal

Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh, status pubertas, status menopause, kapasitas aerobik, kekuatan, kecerdasan atau keseimbangan 2) Faktor Psikologis Personal

Varibel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harga diri, motivasi, kemampuan personal, status kesehatan, dan definisi sehat

3) Faktor sosial kultural

Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi

2. Perilaku Spesifik Pengetahuan dan Sikap (Behaviour-Spesific Cognitions and Affect) a. Manfaat Tindakan (Perceived Benefits of Actions)

Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan. Antisipasi manfaat merupakan representasi mental dari konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan teori expecting value.


(15)

Hambatan yang diantisipasi telah secara berulang terlihat dalam penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam suatu perilaku yang nyata dan perilaku actual yang dilaksanakan. Dalam hubungannya dengan perilaku promosi kesehatan, hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun nyata. Hambatan ini terdiri atas : persepsi mengenai ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk tindakan-tindakan khusus. Hambatan-hambatan ini sering dilihat sebagai suatu blocks, rintangan, dan personal cost dari perilaku yang diberikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti merokok, atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi perilaku / gaya hidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk menghindari perilaku-perilaku yang diberikan.

Bila kesiapan untuk bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan hambatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM mempengaruhi promosi kesehatan secara langsung dengan

bertindak sebagai blocks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk

merencanakan tindakan.

c. Kemajuan Diri (Perceived Self Efficacy)

Self efficacy seperti didefinisikan oleh Bandura adalah judgment / keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi dan menjalankan tindakan secara nyata. Tidak ada concern dengan satu ketrampilan yang dimiliki tetapi alasan dari apa yang dapat dilakukan dengan apapun ketrampilan yang dimiliki. Judgment dari personal efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan. Perceived self efficacy adalah adalah judgment dari kemampuan untuk menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi (contohnya benefit dan cost ) sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan dan kompetensi dalam domain motivasi individu untuk melibatkan perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan dan

ketrampilan dalam performance seseorang sepertinya mendorong untuk melibatkan/

menjalankan perilaku yang lebih banyak daripada perasaan ceroboh dan tidak terampil.


(16)

1) Pencapaian performance dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata dan evaluksan akan secara nyata dan evaluasi performance yang berhubungan dengan beberapa standar pribadi atau umpan balik yang diberikan oleh orang lain.

2) Pengalaman – pengalaman dari mengobservasi performance orang lain dan

hubungannya dengan evaluasi diri sendiri dan umpan balik dari orang lain.

3) Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa ia mempunyai kemampuan untuk

melaksanakan tindakan tertentu.

4) Kondisi psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) dari mana seseorang

menyatakan kemampuannya.

Dalam HPM, selt eficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh aktivity related affeck. Makin positif affeck, makin besar persepsi eficacynya , sebaliknya self eficacy

mempengaruhi hambatan tindakan, dimana eficacy yang tinggi akan mengurangi

persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang ditargetkan. Self eficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara langsung dengan harapan eficacy dan secara tidak langsung dengan mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana tindakan.

d. Activity-Related Affect (Afek/sikap yang berhubungan dengan Aktivitas)

Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku, didasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat ringan, sedang atau kuat dan secara sadar di namai, disimpan di dalam memori dan dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya. Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen yaitu : emosional yang muncul terhadap tindakan itu sendiri (activity-related), menindak diri sendiri (self-related ), atau lingkungan dimana tindakan itu terjadi (context-related ).

Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan mempengaruhi apakah individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Afek yang berhubungan dengan perilaku mencerminkan reaksi emosional langsung terhadap pemikiran tentang perilaku tersebut, yang bisa positif atau negative – Apakah perilaku tersebut menggembirakan, menyenangkan, dapat dinikmati, membingungkan, atau tidak menyenangkan. Perilaku yang berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan di ulang dan yang negative kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku, bisa menimbulkan perasaan positif


(17)

dan negative. Dengan demikian, keseimbangan relative di antara afek positif dan negative sebelum, saat dan setelah perilaku tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui. Activity-related Affect ini berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus perilaku itu sendiri.

Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh dari perasaan negative dan positif harus diuraikan sehingga keduanya dapat diukur secara akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek, perasaan negatif diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal ini tidak mengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang. Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-efficacy dan activity-related affect. McAulay dan Courneya menemukan bahwa respon afek positif saat latihan merupakan predictor yang penting terhadap efficacy setelah latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku berperan

sebagai sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-related Affect

dikatakan mempengaruhi perilaku kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui self-efficacy dan komitmen terhadap rencana tindakan.

e. Interpersonal Influences

Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang lain. Kesadaran ini bisa atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah keluarga (orang tua dan saudara kandung), teman, dan petugas perawatan kesehatan. Pengaruh interpersonal meliputi : norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan sosial (dorongan instrumental dan emosional) dan modeling pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang). Tiga proses interpersonal ini pada sejumlah penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan perilaku promosi kesehatan.

Norma sosial membentuk standar pelaksanaan yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk suatu perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi


(18)

perubahan perilaku dalam teori kognitif social. Pengaruh interpersonal mempengaruhi perilaku promosi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan social atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.

Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan, contoh dan pujian orang lain. Namun, diberikan motivasi yang cukup untuk berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal, individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan pujian dan dukungan social bagi mereka. Agar pengaruh interpersonal memiliki efek, individu haruslah menyelesaikan perilaku tersebut, harapan dan input orang lain, memahaminya dan menyatukannya ke dalam kesadaran yang mewakili perilaku yang telah diberikan. Kemungkinan untuk mempengaruhi orang lain dapat bervariasi perkembangannya dan lebih khusus tampak pada orang dewasa. Beberapa kebudayaan mungkin lebih menekankan pada pengaruh interpersonal dari pada yang lainnya. Contohnya, familismo di antara populasi Hispanic dapat mendorong seseorang untuk melaksanakan perilaku khusus bagi kebaikan keluarga dari pada bagi pencapaian personal.

f. Pengaruh Situasional (Situational Influences)

Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku.Pengaruh situasi pada perilaku promis kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan yang ada, kharakteristik permintaan, dan ciri-ciri estetik dari suatu lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Kaplan dan Kaplan, dalam kerja mereka di lingkungan yang dikembalikan natural, telah menekankan kesadaran bagaimana lingkungan atau keadaan situasional dapat mempengaruhi kesehatan dan perilaku kesehatan. Individu tertarik dan lebih kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan yang mereka

rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok, lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang aman dan meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak aman dan mengancam. Lingkungan yang menarik juga lebih diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan.

Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi dapat secara langsung


(19)

mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu lingkungan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan tindakan. Sebagai contoh, sutau lingkungan yang di tulis dilarang merokok akan menciptakan kharakteristik perilaku tidak merokok dilingkungan tersebut seperti yang diminta. Peraturan perusahaan untuk menggunakan alat pelindung pendengaran akan menciptakan perilaku menggunakannya. Ke dua situasi ini mendukung komitmen untuk tindakan kesehatan.

Pengaruh situasional telah memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting bagi perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam mengembangkan stategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi penerimaan dan pemeliharaan perilaku kesehatan.

3. Hasil Perilaku

Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan awal dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong individu ke arah perilaku kecuali kebutuhan berkompetisi yang tidak dapat dihindari oleh individu atau pilihan berkompetisi tidak ditolak oleh individu.

a. Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)

Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi daripada tidak. Menurut Ajzen dan Fishbein, kesengajaan adalah faktor utama yang menentukan kemauan berperilaku. Tanggung dalam merencanakan tindakan pada HPM yang telah direvisi menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif:

1) Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu dan tempat

yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau secara sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi

2) Mengidentifikasi strategi-strategi yang menentukan untuk mendapatkan,

membawa dan memperkuat perilaku

3) Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya merupakan kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa perencanaan tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dan klien akan sukses di implementasikan. Contohnya, strategi perjanjian terdiri dari tindakan/aksi persetujuan satu sama lain dimana tanggung jawab satu kelompok dengan pemahaman bahwa kelompok lain akan menyedikan beberapa penghargaan yang nyata atau kekuatan jika kelompok


(20)

pertama bertanggung jawab secara terus menerus. Strategi-strategi dapat dipilih oleh klien untuk memberikan kekuatan terhadap perilaku kesehatan menurut pilihan mereka sendiri dan berdasarkan tahap perubahan yang mereka hadapi. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering mengahasilkan “tujuan yang baik” namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.

b. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan

Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari aksi yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi” pilihan kompetensi adalah memilih makanan tinggi lemak daripada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu yang rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak baik/menguntungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang positif.

Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung perhatian dan menghindari gangguan. Beberapa individu dapat mempengaruhi perkembangan atau secara biologis menjadi lebih mudah dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain.


(21)

Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri dan mengontrol kemampuan. Komitmen yang kuat untuk merencanakan tindakan dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan kompetisi atau pilihan. Didalam HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan sebagaimana pengaruh tanggung jawab moderat.

c. Perilaku Promosi Kesehatan

Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun, harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai hasil kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek kehidupan, menghasilkan pengalaman kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan.


(22)

MANUSIA LINGKUNGAN KESEHATAN KEPERAWATAN

a. Manusia mencoba

menciptakan kondisi agar tetap hidup dimana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.

b. Manusia mempunyai

kapasitas untuk

merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya.

c. Manusia menilai

perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan

mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas. d. Setiap individu secara aktif

berusaha mengatur perilakunya.

e. Manusia melakukan

perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

a. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.

b. Profesional kesehatan merupakan bagian dari

lingkungan interpersonal yang perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

c. Pembentukan kembali konsep

diri manusia dengan lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.

a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

b. Manusia lebih suka melakukan

promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.

c. Keluarga, kelompok dan pemberi

layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan. d. Pengaruh situasional pada

lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan. e. Komitmen terbesar pada suatu

rencana kegiatan yang spesifik

a. Perawat membantu pasien

membentuk perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada manfaat perilaku tersebut

b. membantu pasien bagaimana

mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/ kadar eficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif.

c. Keperawatan berfokus pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


(23)

f. Individu sebagai subyek asuhan keperawatan sebagai model promosi kesehatan, yang perlu dilakukan

pengkajian kesehatan secara sistematik

lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. f. Seseorang dapat memodifikasi

kognisi, mempengaruhi

interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.


(24)

 

PENUTUP

KESIMPULAN

Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu Nilai Pengharapan (Expectancy Value) dan Teori pembelajaran social (social Cognitive Theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai sesuatu yang logis dan ekonomis.

Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang memiliki fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari daripengalaman rang lain.

Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat mengekspresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dilihat dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku promosi kesehatan yang akan dipilih. Keuntungan dari pengalaman perilaku terdahulu yang diambil dapat memberikan hasil yang memuaskan atau bahkan kegagalan. Jika memuaskan maka akan terjadi pengulangan perilaku dan akan menjadi reinforcement positif untuk perilaku selanjutnya, sedangkan jika gagal dapat dijadikan pembelajaran untuk masa depan.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Pender, N.J. (1996). Health Promotion in Nursing Practice. USA : A. Simon & Schuster Company

Sudayasa, P (2010). SekilasVisi Indonesia Sehat 2010. Diunduh dari http://www.puskel.com/sekilas-visi-indonesia-sehat-2010/

Tomey, A,M & Alligood (2006). Nursing theorists and their work,6th edition. St. Louis, Missouri; C.V. Mosby Company

... (2010). Health Promotion Model. Diunduh dari http://currentnursiung.com/nursing theoris.htm2.


(1)

pertama bertanggung jawab secara terus menerus. Strategi-strategi dapat dipilih oleh klien untuk memberikan kekuatan terhadap perilaku kesehatan menurut pilihan mereka sendiri dan berdasarkan tahap perubahan yang mereka hadapi. Tanggung jawab sendiri tanpa strategi-strategi dari teman sejawat sering mengahasilkan “tujuan yang baik” namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.

b. Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-Pilihan

Kebutuhan untuk segera berkompetisi atau pilihan-pilihan merujuk pada alternatif perilaku yang memaksakan kedalam kebingungan sebagai bagian dari aksi yang mungkin terjadi sebelumnya dan segera diharapkan menjadi perilaku promosi kesehatan yang direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku alternatif dimana individu relatif memiliki level kontrol yang rendah karena ketergantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi dipandang sebagai alternatif perilaku dengan kekuatan penuh yang bersifat lebih yang mana individu relatif menggunakan level kontrol yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat dimana individu mampu melawan pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur diri. Contoh dari “memberi” pilihan kompetensi adalah memilih makanan tinggi lemak daripada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat rekreasi; selalu berlatih berhenti di mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripada berolahraga). Kedua kebutuhan kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu yang rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh individu dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan eksternal atau hasil yang tidak baik/menguntungkan dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan kompetisi adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki


(2)

 

Hambatan pilihan kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri dan mengontrol kemampuan. Komitmen yang kuat untuk merencanakan tindakan dapat mendukung pengabdian untuk melengkapai suatu perilaku mengingat kebutuhan akan kompetisi atau pilihan. Didalam HPM, kebutuhan kompetisi dengan segera dan pilihan secara langsung mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan sebagaimana pengaruh tanggung jawab moderat.

c. Perilaku Promosi Kesehatan

Variabel pada model ini telah ditujukan secara ekstensif melalui buku sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM. Bagaimanapun, harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai hasil kesehatan yang positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan, khususnya ketika berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek kehidupan, menghasilkan pengalaman kesehatan yang positif disepanjang proses kehidupan.


(3)

MANUSIA LINGKUNGAN KESEHATAN KEPERAWATAN

a. Manusia mencoba

menciptakan kondisi agar tetap hidup dimana mereka dapat mengekspresikan keunikannya.

b. Manusia mempunyai kapasitas untuk

merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk penilaian terhadap kemampuannya. c. Manusia menilai

perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan

mencoba mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas. d. Setiap individu secara aktif

berusaha mengatur perilakunya.

e. Manusia melakukan

a. Individu dalam biopsikososial yang kompleks berinteraksi dengan lingkungannya secara terus menerus, menjelmakan lingkungan yang diubah secara terus menerus.

b. Profesional kesehatan merupakan bagian dari

lingkungan interpersonal yang perpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

c. Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan

lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.

a. Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

b. Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.

c. Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber interpersonal yang penting yag mempengaruhi, menambah atau mengurangi keinginan untuk berperilaku promosi kesehatan. d. Pengaruh situasional pada

lingkungan eksternal dapat menambah atau mengurangi

a. Perawat membantu pasien membentuk perilaku yang positif bagi masa depan dengan memfokuskan pada manfaat perilaku tersebut

b. membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level/ kadar

eficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan feed back yang positif. c. Keperawatan berfokus pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


(4)

 

f. Individu sebagai subyek asuhan keperawatan sebagai model promosi kesehatan, yang perlu dilakukan

pengkajian kesehatan secara sistematik

lebih memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. f. Seseorang dapat memodifikasi

kognisi, mempengaruhi

interpersonal dan lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.


(5)

PENUTUP

KESIMPULAN

Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu Nilai Pengharapan (Expectancy Value) dan Teori pembelajaran social (social Cognitive Theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sebagai sesuatu yang logis dan ekonomis.

Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang memiliki fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang ditampilkan oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari daripengalaman rang lain.

Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat mengekspresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dilihat dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku promosi kesehatan yang akan dipilih. Keuntungan dari pengalaman perilaku terdahulu yang diambil dapat memberikan hasil yang memuaskan atau bahkan kegagalan. Jika memuaskan maka akan terjadi pengulangan perilaku dan akan menjadi reinforcement positif untuk perilaku selanjutnya, sedangkan jika gagal dapat dijadikan pembelajaran untuk masa depan.


(6)

 

DAFTAR PUSTAKA

Pender, N.J. (1996). Health Promotion in Nursing Practice. USA : A. Simon & Schuster Company

Sudayasa, P (2010). SekilasVisi Indonesia Sehat 2010. Diunduh dari http://www.puskel.com/sekilas-visi-indonesia-sehat-2010/

Tomey, A,M & Alligood (2006). Nursing theorists and their work,6th edition. St. Louis, Missouri; C.V. Mosby Company

... (2010). Health Promotion Model. Diunduh dari http://currentnursiung.com/nursing theoris.htm2.