Fungsi median adalah untuk : Jalan 2 arah dengan 4 lajur atau lebih perlu dilengkapi median. Median dapat dibedakan atas : Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25-0,50 meter dan Perencanaan median yang lebih rinci mengac

2.1.5 Lendutan Pada Jembatan

Jembatan didesain sedemikian rupa agar lendutan akibat beban hidup ditambah beban impact tidak melebihi 1800 panjang bentang. Namun untuk jembatan di daerah perkotaan yang sebagian juga digunakan oleh pejalan kaki, lendutan tidak boleh melebihi 11000 panjang bentang Xanthakos, 1994.

2.1.6 Median Jalan a.

Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur lalu lintas yang berlawanan arah.

b. Fungsi median adalah untuk :

1 memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlawanan arah; 2 ruang lapak tunggu penyeberang jalan; 3 penempatan fasilitas jalan; 4 tempat prasarana kerja sementara; 5 penghijauan; 6 tempat berhenti darurat jika cukup luas; 7 cadangan lajur jika cukup luas; dan 8 mengurangi silau dari sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan.

c. Jalan 2 arah dengan 4 lajur atau lebih perlu dilengkapi median.

d. Median dapat dibedakan atas :

1 Median direndahkan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan. 2 Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan.

e. Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25-0,50 meter dan

bangunan pemisah jalur.

f. Perencanaan median yang lebih rinci mengacu pada Standar Perencanaan

Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Maret 1992. Tabel 2.1 Lebar median jalan dan lebar jalur tepian Kelas Jalan Lebar Median Jalan Lebar jalur tepian minimum m Minimum Minimum Khusus I, II 2,50 1,00 0,25 III A, IIIB, IIIC 1,50 1,00 0,40 median datar 0,25 digunakan pada jembatan bentang 50 m, terowongan, atau lokasi Damaja terbatas Sumber : Departemen PU Bina Marga, 1997 [Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota No. 038TBM1997 - Departemen PU Bina Marga] 2.1.7 Pengertian Jembatan Komposit Konstruksi komposit adalah sebuah konstruksi yang bahan-bahannya merupakan perpaduan dari dua jenis material yang berbeda sifat, yang disatukan sedemikian rupa, sehingga bekerja sama dalam memikul beban. Konstruksi seperti ini ditemukan pada struktur jembatan, yaitu gambungan antara pelat lantai dari bahan beton dan gelagar dari bahan baja. Gabungan kedua elemen struktur ini dapat memikul beban lentur momen secara bersama-sama. Dalam bentuk lain adalah struktur tiangkolom dimana lapis luar tiangkolom digunakan besi hollow dari baja, dan didalamnya diisi dengan material beton. Konstruksi komposit bisa merupakan perpaduan antara baja dengan beton, kayu dengan beton, dan lain-lain. Konstruksi komposit dibuat sedemikian rupa dengan memanfaatkan keunggulan dari masing-masing bahan, dari kedua jenis bahan yang berbeda tadi, terutama dalam kemampuannya memikul gaya tarik dan gaya tekan. Hal ini pada umumnya dijumpai pada baja dan beton. Material baja adalah bahan yang kuat terhadap gaya tarik dan kuat juga terhadap gaya tekan, tetapi gaya tekan yang dapat dipikul sangat erat kaitannya dengan kelangsingan profil. Sebaliknya, beton sangat kuat memikul gaya tekan dan sangat lemah terhadap gaya tarik. Pada mulanya balok baja hanya dipakai sebagai penopang pelat lantai, sehingga pada balok baja terjadi lendutan yang besar yang diakibatkan oleh beban yang besar yang harus dipikul balok baja tersebut. Pelat beton dan gelagar baja mengalami deformasi sendiri sendiri, dengan besar deformasi tergantung dari kekuatan masing-masing bahan baja dan beton. Pada pertemuan kedua bahan akan terjadi gelincir karena tidak ada penahan. [Nasution, Th. 2012 Struktur Baja II, Departemen Teknik Sipil : FTSP ITM]

2.2 Kajian Tentang Kebijakan dan Sasaran Perencanaan