Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di pasar modal, investor perlu melakukan penilaian yang baik untuk mengetahui dan mimilih saham mana yang dapat memberikan keuntungan di masa mendatang. Berbagai pertimbangan yang perlu dilakukan investor seperti harga saham yang berfluktuasi dan tidak menentu serta mengandung risiko mengakibatkan tingkat ketidak pastian investor dalam menentukan keputusan investasinya. Posisi dan kondisi perusahaan sangat menentukan apakah saham diminati atau tidak. Investor menentukan kinerja suatu perusahaan dalam pasar modal yang efisien berdasarkan pada prospektus dan laporan keuangan perusahaan dengan berbagai ukuran yang beragam. Harga saham merupakan indikator yang mencerminkan adanya keberhasilan dalam mengelola perusahaan. Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah faktor makro ekonomi Negara seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, faktor stabilitas politik dan faktor keamanan. Apabila suatu Negara tidak bisa memberikan jaminan keamanan bagi investor untuk menanamkan modalnya pada Negara tersebut, maka akan menurunkan tingkat keinginan investor untuk menanamkan modalnya sehingga dapat mempengaruhi kinerja pasar modal terutama pada harga saham. Informasi yang benar tentang kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan dan kondisi ekonomi makro serta informasi yang relevan lainnya dapat digunakan untuk menilai saham secara akurat. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman GAPMMI Meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan masyarakat middle class income, membaiknya proyeksi perekonomian yang disertai peningkatan daya beli masyarakat serta pesatnya gerai ritel moderen menjadi driver permintaan industri makanan dan minuman. Data BPS menunjukkan, selama 10 tahun terakhir, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan minuman sebesar 51 dari total pengeluaran. Kementerian Perindustrian Kemenperin menargetkan kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto PDB tahun ini meningkat menjadi 21,2 dari tahun lalu yang sebesar 20. Di samping itu, nilai investasi manufaktur tahun ini diharapkan naik menjadi Rp 271 triliun dari Rp 195 triliun tahun lalu Industry Update Vol. 4. Februari: 2015. Menteri Perindustrian Mohammad Suleman Hidayat mengatakan industri makanan dan minuman masih menjadi sektor investasi terfavorit. Investor menilai sektor ini paling cepat mengembalikan modal mereka. industri makanan dan minuman tumbuh paling tinggi, yaitu 9,62 persen Pada triwulan II 2014, realisasi investasi industri makanan dan minuman mencapai Rp 32,42 triliun. Jumlah ini terdiri atas penanaman modal asing Rp 22,66 triliun dan penanaman modal dalam negeri Rp 9,76 triliun. Sedangkan pada triwulan I 2014, realisasi investasi industri makanan dan minuman adalah Rp14,17 triliun. Kementerian Perindustrian mencatat selama triwulan II tahun 2014 industri pengolahan non-migas tumbuh 5,49 persen. Angka ini melebihi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen. www.kemenprin.go.id Tingkat permintaan dan penawaran terhadap saham juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham di pasar modal. Permintaan akan suatu saham menunjukan tingkat jaminan keyakinan perusahaan untuk memberikan kesejahteraan yang besar kepada investor sehingga mendorong investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham yang ditawarkan kepada investor. Jadi pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkat, sebaliknya pada saat banyak pemilik saham menjual saham yang dimilikinya, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan Darmadji dan Fahkruddin, 2005: 5. Menurut Husnan 2001:349 Perkiraan harga saham perusahaan dimasa yang akan datang dalam penentuan keputusan investasi terdapat 2 dua macam analisis yaitu analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal adalah upaya untuk memperkirakan harga saham dan kondisi pasar dengan mengamati perubahan harga pasar tersebut kondisi pasar diwaktu yang lalu. Analisis ini tidak memperhatikan faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Oleh karena itu, analisis ini mendasarkan diri pada premis bahwa harga saham tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri. Alat analisis yang utamanya adalah grafik atau chart.. Analisis fundamental adalah analisis yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan mengharapkan hubungan-hubungan variabel tersebut sehingga memperoleh taksiran harga saham. Penelitian ini menggunakan rasio Return On Investment ROI, Return On Equity ROE dan Leverage. Return On Investment merupakan ukuran yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melihat atau meneliti sampai seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan dengan sejumlah basis investasi yang ditanamkan. Return On Investment merupakan faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham, ROI yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik Syamsudin, 2009:63. ROI Return on Investment merupakan salah satu rasio keuangan yaitu profitabilitas. Dengan menganalisis ROI investor dapat mengukur dan menilai apakah perusahaan tersebut efisien memanfaatkan asetnya dalam kegiatan operasional perusahaannya atau sebaliknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Malih 2012, Nardi 2013 dan Putra 2010 menunjukan variabel ROI Return On Investment mempunyai pengaruh terhadap harga saham, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanungkalit 2009 dan Darnita 2013 menemukan bahwa ROI tidak berpengaruh terhadap harga saham. Rasio lain yang berhubungan dengan harga saham yaitu Return On Equity ROE rasio ini menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham, Mardiyanto, 2009:196. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROE berarti semakin optimalnya penggunaan modal sendiri suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dan peningkatan laba berarti terjadinya pertumbuhan yang bersifat progresif. Penelitian yang dilakukan oleh Putra 2010, Yulianto 2012 dan Tarigan 2010 menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh terhadap harga saham. Namun berbeda dengan Malih 2012 dan Patriawan 2011 menemukan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham. Nilai sebuah saham suatu perusahaan dapat merupakan suatu prestasi dari perusahaan tersebut, dinilai dari kinerja keuangan yang dapat dilihat dan diukur atas leverage perusahaan tersebut, karena leverage menggambarkan bagaimana perusahaan membiayai aktivitasnya. Struktur modal diukur dengan leverage yakni ukuran yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan yang menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat pengembalian atau laba bersih bagi pemilik perusahaan Horne, 1998: 448. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan dengan tingkat leverage tinggi akan berpengaruh menurunkan harga saham karena sebagian dari laba tersebut akan digunakan untuk membayar hutang. Investasi yang ditanamkan, memiliki ketidakpastian yang merupakan resiko penyimpangan dari tingkat keuntungan yang sesungguhnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan Hartono, 2003: 103. Perusahaan yang melaporkan laba akuntansi yang relatif stabil atau terus meningkat akan menarik investor untuk investasi karena akan menurunkan tingkat resiko yang ditanggung investor. Perubahan resiko akan berdampak pada perubahan respon dan kepercayaan investor yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfa 2011 dan Pambudi 2010 menemukan bahwa financial leverage berpengaruh terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryati 2012 diperoleh bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap harga saham. Pada penelitian ini, peneliti memilih sektor industri barang konsumsi, karena sektor ini dianggap bisa bertahan dalam krisis global, terutama industri makanan dan minuman. Selain itu karakteristik masyarakat yang cenderung gemar akan berbelanja konsumtif maka hal ini dapat membantu mempertahankan sektor industri barang konsumsi. Selain itu, pada sektor ini nilai saham yang dimiliki bervariasi dan merupakan nilai saham yang banyak diminati oleh investor. peneliti juga melakukan penelitian ini karena adanya research gap yaitu adanya perbedaan hasil penelitian pengaruh antara variabel independen dan dependen dari masing-masing penelitian terdahulu. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham dengan judul “Pengaruh Return On Investment ROI, Return On Equity ROE dan Leverage terhadap Harga Saham Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi Penerapan Metode Return on Investment Dalam Pengukuran Human Capital di Pabrik Gula Sei Semayang

3 132 89

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

2 39 104

Hubungan Likuiditas terhadap Return on Investment (ROI) pada PT. Gudang Garam, Tbk.

10 155 78

Penerapan Metode Groos margin Return On Investment Dalam Menentukan Nilai Balik Persediaan Barang Pada PT. Prima Indah Santon Medan

4 89 49

Analisis Hubungan Rasio Leverage Dengan Return On Investment (ROI) Pada PT Wahana Ottomitra Multiartha,Tbk

7 93 71

Analisis Hubungan Efisiensi Dan Efektivitas Terhadap Return On Investment Bukit Mas Dharma Medan

0 27 113

Analisis Hubungan Efektifitas Aktiva Dengan Return On Investment Pada PT. Sumbetri Megah

11 76 66

Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Return on Assets Terhadap Manajemen Laba dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Moderating pada Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 36 97

Pengaruh return on equty (REO), return on asset (ROA) dan economic value added (EVA) terhadap return saham pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) : studi empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI

30 335 109