Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH NET PROFIT MARGIN (NPM), RETURN ON EQUITY (ROE), PRICE BOOK VALUE (PBV), DAN EARNINGS PER SHARE (EPS)

TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA (BEI) (2009-2011) OLEH

YOSICO VITA NINGSIH 090503216

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh para investor dan pemain saham di pasar modal dalam menentukan kelayakan saham yang akan dipilih untuk dibeli. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) dan earnings per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 2009-2011. Jumlah populasi penelitian ini adalah 34 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 23 perusahan.

Pengolahan dara yang dilakukan antara lain : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) dan earnings per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Dan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.


(3)

ABSTRACK

There are many of considerations that must be done by investors and shareholders in stock market to determine the appropriability of stock to be purchased. So we need to analyze the stock price. The purpose of this research is to analyze the effect of net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) andearnings per share (EPS) to banking company’s stock price listed in Indonesian Stock Exchange on period 2009-2011. The number of population for this research is 34 companies and the number of sample is 23 companies.

Data processing that performed are : normality test, multicollinerarity test, heteroskedasticity test, autocorrelation test, multiple linear regression test and hypothesis test. The result of this research shows that net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) and earnings per share (EPS) partially has a significant influence to banking company’s stock price listed in Indonesian Stock Exchange. And simultaneously have positive and significant influence to stock price.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia –Nya dan kedua Orang Tua Tercinta Ayahanda Sunaryo dan Ibunda Sudarseh yang telah senang tiasa memberikan kasih sayang, doa dan dukungan yang tiada henti kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini dan BapakDrs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku dosen pembaca yang telah memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini.


(5)

5. Teristiewa untuk adik tercinta Yosico Indagiarmi dan Kakanda Mirza Zamzami yang tiada henti memberikan dukungan dan doa.

6. Kepada teman-teman Citra, Doli, Dina dan Hafis yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini, terkhusus untuk teman-teman Organisasi yang selalu memberikan motivasi selama perkuliahan. Dan untuk teman-teman seangkatan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna kerena keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan dan pengulasan skripsi. Penulis mengharapkan saran yang membangun seehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, September 2013 Penulis

NIM.090503216 Yosico Vita Ningsih


(6)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstrack ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal ... 8

2.1.1.Pengertian Pasar Modal ... 8

2.1.2.Fungsi Pasar Modal ... 10

2.1.3.Instrumen Pasar Modal ... 13

2.1.4.Lembaga Penyelenggara Pasar Modal ... 15

2.2. Struktur Pasar Modal ... 17

2.2.1.Pengertian Struktur Modal ... 17

2.2.2.Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 19

2.3. Saham ... 21

2.3.1.Pengertian Saham ... 21


(7)

2.4. Laporan Keuangan ... 27

2.4.1.Pengertian Laporan Keuangan ... 27

2.4.2.Pemakai Laporan Keuangan ... 27

2.4.3.Jenis Laporan Keuangan ... 31

2.4.4.Tujuan Laporan Keuangan ... 32

2.5. Analisis Rasio Keuangan ... 34

2.5.1.Pengertian Rasio Keuangan ... 34

2.5.2.Kelemahan Analisis Rasio ... 35

2.5.3.Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 36

2.5.4.Pengukuran Dalam Analisis Rasio ... 37

a. Net Profit Margin (NPM) ... 38

b. Return On Equity (ROE) ... 39

c. Price Book Value (PBV) ... 39

d. Earnings Per Share (EPS) ... 40

2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 41

2.7. Kerangka Konseptual ... 42

2.8. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 44

3.2. Jadwal Penelitian Data ... 44

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 44

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5. Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 45

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

3.7. Metode Analisis Data ... 49

3.8. Pengujian Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ... 55


(8)

4.2. Hasil Penelitian ... 55

4.2.1.Analisis Statistik Deskriptif ... 55

4.2.2.Asumsi Klasik ... 57

4.2.3.Uji Normalitas Data ... 57

4.2.4.Uji Multikolinearitas ... 59

4.2.5.Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.2.6.Uji Autokorelasi ... 62

4.3.Pengujian Analisis Regresi ... 63

4.4.Pengujian Hipotesis ... 65

4.4.1.Uji Koefisien Determinan ... 65

4.4.2.Uji Signifikan Simultan (f) ... 66

4.4.3.Uji Signifikan Parsial (t) ... 67

4.5.Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 72

5.2.Saran ... 73

Daftar Pustaka ... 75


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 41

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 44

Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Ukuran Variabel ... 46

Tabel 3.3 Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Populasi Sampel ... 48

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif ... 56

Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov ... 59

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 60

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 62

Tabel 4.5 Koefisien Regresi ... 63

Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinan ... 65

Tabel 4.7 Uji Signifikan Simultan ... 67


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 42

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 58

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 58


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Sampel ... 78

2 Data Variabel Penelitian ... 79

3 Statistik Deskriptif ... 83

4 Hasil Uji Normalitas ... 83

5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 84

6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 85

7 Hasil Uji Autokorelasi ... 85


(12)

ABSTRAK

Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh para investor dan pemain saham di pasar modal dalam menentukan kelayakan saham yang akan dipilih untuk dibeli. Sehingga perlu dilakukan analisis terhadap harga saham. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) dan earnings per share (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 2009-2011. Jumlah populasi penelitian ini adalah 34 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 23 perusahan.

Pengolahan dara yang dilakukan antara lain : uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) dan earnings per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Dan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.


(13)

ABSTRACK

There are many of considerations that must be done by investors and shareholders in stock market to determine the appropriability of stock to be purchased. So we need to analyze the stock price. The purpose of this research is to analyze the effect of net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) andearnings per share (EPS) to banking company’s stock price listed in Indonesian Stock Exchange on period 2009-2011. The number of population for this research is 34 companies and the number of sample is 23 companies.

Data processing that performed are : normality test, multicollinerarity test, heteroskedasticity test, autocorrelation test, multiple linear regression test and hypothesis test. The result of this research shows that net profit margin (NPM), return on equity (ROE), price book value (PBV) and earnings per share (EPS) partially has a significant influence to banking company’s stock price listed in Indonesian Stock Exchange. And simultaneously have positive and significant influence to stock price.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh para investor dan pemain saham di pasar modal menentukan kelayakan saham yang akan dipilih untuk dibeli. Pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat (M.Paulus : 2008). Pasar modal penting guna mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan suatu tingkat kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat menuju adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.

Mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang akurat mengenai harga saham yang akan dipilih merupakan hal yang penting, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat dalam membeli saham. Agar dapat memilih saham yang tepat, harus diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dari harga saham. Apabila faktor tersebut diketahui, maka perusahaan dapat menekan kepada kebijaksanaan keuangan tentunya dalam upaya meningkatkan harga saham perusahaan (Abid Djazuli, 2006).

Dan yang menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan saham yang akan dibeli adalah kinerja perusahaan. Laporan keuangan


(15)

dari proses akuntansi yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu entitas ekonomi. Laporan keuangan tidak hanya ditujukan bagi internal perusahaan tetapi juga bagi eksternal perusahaan, yang digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi, termasuk keputusan investasi.

Agar dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro, 2002). Informasi yang ada harus memadai bagi para investor untuk melakukan penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara resiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan prefensi masing-masing.

Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengurus Pasar Modal (Bapepam) No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten dari berbagai industri untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan, sehingga para calon investor dapat menilai dan menganalisis informasi atas laporan keuangan perusahaan pada masa lalu, masa sekarang dan meramalkan posisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang.

Untuk itu perlu dilakukan analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan


(16)

masalah di masa datang dan menentukan kekuatan yang dapat dipergunakan (Muslich, 1997).

Harga saham pada pasar modal memiliki peranan yang penting, karena harga dapat berubah-ubah tiap waktu. Harga saham pada pasar modal bukan didasarkan pada penawaran saja, melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham, sehingga berubah secara fluktuatif dan membuat investor harus lebih teliti dalam pengambilan keputusan berinvestasi.

Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan resiko investasi yang akan ditanggung dan semakin besar kemungkinan return yang akan diperoleh, ini akan mengakibatkan banyak investor yang akan berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Pemegang saham tertarik pada nilai kas tunai yang akan ia terima dimana nilai tersebut berhubungan dengan profitabilitas perusahaan saat ini dan masa akan datang.

Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar untuk diketahui para pemodal, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional para pemodal akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham diatas harga pasar. Sebaliknya, keputusan menjual saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham dibawah harga pasar (Sunariyah, 2003:152).


(17)

Beberapa penelitian mengenai pentingnya menilai performa kinerja keuangan dalam melakukan investasi di pasar modal telah dilakukan para peneliti baik di bursa efek dalam negeri maupun di luar negeri.

Antok (2012) melakukan penelitian tentang pengeruh ROA, ROE, NPM, EPS dan DTAR terhadap harga saham perusahaan pertambangan tahun 2005-2009. Hasil penelitian menunjukkan EPS memiliki pengaruh yang signifikan pada harga saham, sedangkan ROA, ROE, NPM dan DTAR tidak memiliki pengaruh pada harga saham.

Volanda (2012) meneliti pengaruh tentang pengaruh informasi akuntansi terhadap perubahan harga saham perusahaan pertambangan go public di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan adalah EPS, DER dan PBV. Hasil penelitian setelah dilakukan pengujian diketahui informasi keuangan yaitu EPS berpengaruh positif dan signifikan, DER berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan, PBV berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan pertambangan go public di BEI. Sedangkan setelah dilakukan uji ANOVA atau simultan variabel EPS, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap perbahan harga saham perusahaan pertambangan go public di BEI.

Para investor menilai suatu perusahaan dilihat dari tiga sudut pandang yaitu seberapa jauh perusahaan dapat menghasilkan profit, berapa perusahaan membagikan deviden dan seberapa jauh perusahaan mengalami ketergantungan modal. Terdapat


(18)

beberapa rasio keuangan didalam analisis fundamental yaitu, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas, rasio pasar dan rasio aktivitas. Dan rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio pasar.

Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio profitabilitas perusahaan yang tercermin di laporan keuangan menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Oleh karena itu, konsep profitabilitas dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja keuangan fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Variabel yang digunakan adalah Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE). Rasio nilai pasar atau market value ratio yaitu rasio yang memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal, variabel yang digunakan adalah Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS).

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat pentingnya informasi rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar terhadat perkembangan harga saham. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “ Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per

Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang


(19)

1.2 Rumusan Masalah

Perkembangan harga saham di BEI merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari kinerja keuangan. Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan yang lazim digunakan oleh para investor dalam melakukan investasi di pasar modal dengan menganalisis rasio keuangan seperti rasio NPM, ROE, PBV dan EPS.

Berdasarkan identifikasi di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penulisan skripsi ini adalah ;

1. Apakah Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan perbankan ?

2. Apakah Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan dari penelitian ini adalah

Penelitian dilakukan untuk

a. Mengetahui apakah rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) secara parsial mempengaruhi perkembangan terhadap harga saham dengan sampel pengujian pada perusahaan perbankan yang terdaftar d BEI.


(20)

b. Mengetahui apakah rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earning Per Share (EPS) secara simultan mempengaruhi perkembangan terhadap harga saham dengan sampel pengujian pada perusahaan perbankan yang terdaftar d BEI.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Berguna untuk mempertajam pengetahuan, mengenai pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) terhadap perkembangan harga saham,

b. Untuk memperkaya pengetahuan, dan sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Sebagai bahan masukan untuk memutuskan tindakan yang harus di ambil, dalam rangka meningkatkan harga saham.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal

2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan

(financial market) yang merupakan sarana pengarahan dana atau tempat

mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami kekurangan dana dan terbentuknya untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara ekonomi, tujuan pasar keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan (saving) secara efisien dari pemilik dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik dana adalah mereka, baik individu maupun lembaga atau badan usaha, yang menyisihkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan agar lebih produktif (M Paulus,2008:1).

Menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (Abdurrahman, A, 1911:169) terminologi mengenai pasar modal sebagai terjemahan dari capital market berarti suatu tempat atau sistem bagaimana cara dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dan untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.

Dan menurut Marzuki Usman dkk (1997:11) menyatakan bahwa secara teoritis pasar modal (capital market) didefenisikan sebagai perdagangan instrument


(22)

keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stocks) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun oleh perusahaan swasta (private sectors). Dengan demikian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).

Dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan tersebut, Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu definisi tentang pasar modal secara menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu pasar modal.

Pasar modal ditemui pada banyak negara yang menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang membutuhkan dana (borrower).

Sebagaimana telah diuraikan tentang pengertian pasar di atas, maka pasar modal seperti halnya pasar konvensional pada umumnya adalah tempat bertemunya


(23)

penjual dan pembeli. Dalam hal ini pasar merupakan sarana yang mempertemukan kegiatan pembeli dan penjual untuk suatu komoditas atau jasa.

Pengertian modal itu sendiri sebenarnya dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu pertama barang modal seperti tanah, bangunan, gedung dan mesin, kemuadian yang kedua adalah modal uang (dana) berupa financial assets.

Modal atau dana yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam surat berharga atau dalam terminologi pasar keuangan disebut efek yang berupa saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga lainnya atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk surat berharga saham atau sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal (M Paulus,2008:5).

2.1.2. Fungsi Pasar Modal

Dalam era globalisasi dewasa ini hampir setiap negara menaruh perhatian yang besar terhadap ekstitensi pasar modal, terutama mengingat peranannya yang strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara. Dengan demikian, pasar modal dapat memainkan peranan penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara, karena sebagaimana dikemukakan oleh Munir Fuady (1996:11) suatu pasar modal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Sarana untuk menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.


(24)

b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional.

c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan kesempatan kerja.

d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme financial market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.

f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang reasonable.

g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.

Dalam hal ini Marzuki Usman dkk (1997:14-18) menguraikan bahwa pada dasarnya terdapat empat peranan strategis dari pasar modal bagi perekonomian suatu negara, secara garis besar yaitu :

a. Sumber penghimpun dana

Pasar modal berfungsi sebagai alternatif sumber penghimpunan dana selain sistem perbankan yang selama ini dikenal merupakan media penghimpunan dana secara konvensional. Namun, pemerintah menyediakan alternatif pembiayaan lain yang setiap saat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang membutuhkannya, yaitu


(25)

cara yang ditempuh di banyak negara. Pasar modal memungkinkan suatu perusahaan menerbitkan surat berharga (sekuritas), baik surat tanda hutang (obligasi atau bonds) maupun surta tanda kepemilikan (saham).

b. Alternatif investasi para pemodal

Investasi di pasar modal lebih fleksibel, karena setiap pemodal dapat melakukan pemindahan dana dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau dari satu industri ke industri lain sesuai dengan perkiraan keuntungan yang diharapkan seperti deviden atau capital gain dan preferensi mereka atau resiko dari saham-saham bersangkutan.

c. Biaya penghimpun dana relatif rendah

Dalam melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal perusahaan membutuhkan biaya yang relatif kecil jika diperoleh melalui penjualan saham daripada meminjam ke bank.

d. Pasar modal mendorong perkembangan investasi

Setiap perusahaan baik yang berskala besar dan strategis maupun perusahaan berskala kecil yang secara teoritis sulit mencapai skala produksi yang efisien, tentu berkeinginan untuk meningkatkan kapasitas usahanya atau melakukan perluasan usaha. Hal ini membutuhkan modal yang besar yang mungkin bila diperoleh melalui


(26)

kredit bank dengan tingkat suku bunga yang tinggi akan menyulitkan perusahaan dalam pengembalian pinjaman tersebut. Oleh karena itu, jika kondisi perusahaan dalam keadaan sehat akan dapat diproses untuk listing di bursa efek.

Kinerja perusahaan yang baik dan rendahnya transaction cost di bursa serta adanya jaminan transparansi, maka akan semakin banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

2.1.3. Instrumen Pasar Modal

Menurut Mohammad Samsul, bentuk instrument di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa :

a. Saham, yaitu tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegam saham.

b. Obligasi atau bonds, adalah tanda bukti perusahaan memiliki hutang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan, pemegang obligasi akan menerima kupon dan pokok obligasi.


(27)

c. Bukti Right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama. Harga tertentu di sini berarti harganya sudah ditetapkan di muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike price atau exercise price). Pada umumnya, strike price dari bukti right berada di bawah harga pasar saat diterbitkan. Sementara jangka waktu tertentu berarti waktunya kurang dari 6 bulan sejak diterbitkan sudah harus dilaksanakan. Apabila pemegang saham lama yang menerima bukti right tidak mampu atau tidak berniat menukarkan bukti right dengan saham, maka bukti right tersebut dapat dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila pemegang bukti right lalai menukarkannya dengan saham dan waktu penukaran sudah kadaluarsa, maka bukti right tersebut tidak berharga lagi, atau pemegang bukti right akan menderita rugi.

d. Waran adalah hak untuk memebeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Harga tertentu berarti harganya sudah ditetapkan di muka sebesar di atas harga pasar saat diterbitkan. Jangka waktu tertentu berarti setelah 6 bulan, atau dapat setelah 3 tahun, 5 tahun atau


(28)

10 tahun. Pemegang waran tidakakan menderita kerugian apapun seandainya waran itu tidak dilaksanakan. Pada saat harga pasar melebihi strike price waran, maka waran sudah saatnya untuk ditukar dengan saham. Namun pemegang waran masih dapat menunggu sampai harga saham mencapai tingkat tertinggi sepanjang waktu berlakunya belum kadaluarsa. Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya, maka waran itu dapat dijual di Bursa Efek melalui broker efek. Apabila waktu untuk mendapatkannya sudah kadaluarsa dan pemegang waran lalai menebusnya, maka waran tersebut akan menjadi kertas tidak bernilai lagi.

e. Produk turunan atau biasa disebut derivative, contoh produk derivative di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi. Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual. Berbeda dengan saham, obligasi, bukti right dan waran, indeks saham dan indeks obligasi diperdagangkan secara berjangka. Mekanisme perdagangan produk derivative ini dilakukan secara future dan option.


(29)

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal telah ditetapkan struktur pasar modal yang berada di bawah otoritas Menteri Keuangan, yaitu disamping adanya Badan Pengawas Pasar Modal seperti telah diuraikan di atas, terdapat tiga pilar utama penyelenggara sistem perdagangan efek di pasar sekunder, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang diatur agar masing-masing dapat menjalankan fungsinya, sehingga perdagangan dapat dilakukan secara teratur, wajar dan efisien.

Tata penelitian dan atau perizinan serta operasionalisasi ketiga lembaga tersebut ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiata di Bidang Pasar Modal.

a. Bursa Efek

Bursa efek adalah pilihan yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Perdagangan efek secara teratur, wajar dan efisien adalah suatu perdagangan yang diselenggarkan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten. Ketentuan yang dikeluarkan oleh bursa efek mempunyai kekuatan yang mengikat yang wajib ditaati oleh anggota bursa efek, emiten yang efeknya tercatat di bursa efek tersebut, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan


(30)

Penyelesaian, kustodian atau pihak lain yang mempunyai hubungan kerja secara kontraktual dengan bursa efek.

b. Lembaga Kliring dan Penjaminan

Lembaga Kliring dan Penjamin merupakan pihak yang

menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa. Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan bursa efek, namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana masyarakat, LKP harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar penyelesaian transaksi dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien. Kegiatan kliring merupakan suatu proses yang digunakan untuk menetapkan hak dan kewajiban para anggota bursa efek atas transaksi yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek dan pihak lain. Agar para pihak yang terkait dengan kegiatn LPP terlindungi, maka seperti halnya LKP, Undang- undang mewajibkan kepada LPP untuk menerbitkan peraturan mengenai hak dan kewajiban pemakai jasa LPP dan peraturan tersebut wajib mendapat persetujuan Bapepam.


(31)

2.2 Struktur Pasar Modal

2.2.1 Pengertian Struktur Modal

Di dalam pasar modal tentunya terdapat struktur pasar modal yang menjelaskan apakah ada pengaruhnya perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti bahwa tidak ada struktur modal yang terbaik. Semua struktur modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah lebih baik, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik.

Menurut J. Fred Weston and Thomas E Copeland (1996) menyatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferan dan modal pemegang saham.

Menurut Fank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000) capital struktur is the combination of debt and equity.

Menurut Brealey, et.al (2007:6) struktur modal merupakan pilihan antara pendanaan utang atau ekuitas.

Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010) adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang


(32)

yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam perusahaan dan luar perusahaan.

Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembangan investasinya.

Berdasarkan beberapa referensi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa struktur modal adalah pembiayan yang berasal dari pendanaan utang atau ekuitas dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Dr. Suad Husnan, pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

a. Lokasi Distribusi Keuntungan

Yang dimaksud dengan lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan (expected value) dari keuntungan operasi perusahaan. Semakin besar expected value keuntungan, semakin kecil perusahaan menderita kerugian. Para pemodal mengambil keputusan untuk menerbitkan obligasi sebagai signal bahwa perusahaan akan menghadapi kesempatan investasi yang sangat menguntungkan.


(33)

Stabilitas penjualan, yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas keuntungan, juga merupakan faktor yang mempengaruhi rasio hutang yang dipergunakan perusahaan. Semakin stabil keuntungan, yang berarti semakin sempit penyebarannya. Semakin stabil keuntungan, semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Dengan demikian maka perusahaan akan semakin berani menggunakan hutang. Perusahaan yang mempunyai keuntungan operasi yang stabil akan mempunyai beta aktiva yang rendah. Dengan demikian, perusahaan akan berani menggunakan leverage yang lebih besar.

c. Kewajiban Deviden

Apabila perusahaan cenderung membagikan deviden yang besarnya tetap, maka pembayarn deviden tersebut akan merupakan beban tetap bagi perusahaan. Dengan demikian maka perusahaan yang menggunakn leverage yang tinggi akan sulit untuk mempertahankan pembayaran deviden yang tetap tersebut. Hal ini disebabkan karena leverage yang tinggi juga akan menimbulkan beban tetap yang tinggi pula.

d. Pengendalian

Pemilik perusahaan mungkin memilih menggunakan hutang hanya karena tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan tersebut. Perhatikan bahwa apabila perusahaan menerbitkan saham baru maka


(34)

proporsi kepemilikan pemegang saham yang lama akan berkurang, kecuali ia juga dapat membeli saham baru tersebut dengan proporsi yang sama. Masalahnya adalah bahwa mungkin sekali pemegang saham yang lama memang tidak mempunyai uang yang cukup, padahal perusahaan memerlukan dana tambahan. Dalam situasi seperti ini mungkin saja pemilik memutuskan untuk menerbitkan obligasi dengan maksud agar tidak kehilangan kendali atas perusahaan.

e. Risiko Kebangkrutan

Apabila perusahaan dihadapkan pada meningkatnya tingkat bunga pinjaman sewaktu perusahaan akan menggunakan hutang yang makin besar, maka hal ini berarti bahwa calon pembeli obligasi mulai memasukkan risiko kebangkrutan dalam analisis mereka. Dengan demikian, perusahaan mungkin berpendapat untuk lebih baik tidak melanggar batas pinjaman yang masih dirasa aman.

2.3 Saham

2.3.1 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen dalam pasar modal. Terdapat beberapa pengertian saham. Menurut Drs. M. Paulus, saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh.


(35)

Menurut Mohammad Samsul, saham merupakan tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).

Menurut Dr. Suad Husnan, saham merupakan surat tanda kepemilikan. Apabila saham terebut diperjualbelikan di bursa, maka mungkin sekali harganya berbeda dengan nilai buku saham tersebut.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, menurut peneliti, saham adalah tanda bukti yang dipegang oleh shareholder sebagai bukti atas kepemilikan atas suatu perusahaan.

Beberapa manfaat yang diperoleh atas kepemilikan saham menurut Drs.M.Paulus adalah :

a. Deviden, yaitu bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham;

b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya;

c. Manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dam khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.


(36)

Saham memiliki tiga macam nilai yaitu nilai nominal, nilai efektif dan nilai intrinsik (Panji Anoraga dan Piji Pakarti,2001:56) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut;

b. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham tersebut diperdagangkan di bursa;

c. Nilai intrinsik, yaitu nilai ekonomis saham.

2.3.2 Jenis-jenis Saham

Saham dapat dibagai beberapa jenis, menurut Drs. M.Paulus di dalam bukunya “Pengantar Pasar Modal” saham dapat dibagi menjadi :

Berdasarkan fungsinya nilai suatu saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis nilai, yaitu :

a. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi, namun tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam hal ini jumlah saham yang dikeluarkan oleh perseroan dikaitkan dengan nilai nominalnya adalah modal disetor penuh bagi suatu perseroan, dan di dalam pencatatan akuntansi dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca.

b. Harga dasar, pada hakikatnya harga dasar adalah harga perdana dan dipergunakan dalam penghitungan indeks harga saham. Untuk saham


(37)

c. Harga pasar, adalah harga pada pasar yang senyatanya (riil) dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, dan jika pasar sudah ditutup maka harga pasar tersebut adalah harga penutupnya. Harga pasar tersebut yang sesungguhnya menyatakan naik-turunnya suatu harga saham dan setiap hari diumumkan di media massa.

Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi saham atas unjuk dan saham atas nama :

a. Saham Atas Unjuk (brearer stocks) adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar mudah dipindahtangankan dari suatu investor ke investor lain, sehingga wujudnya mirip dengan uang. Pemegang saham atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemilik saham ini harus berhati-hati dalam membawa dan menyimpannya, karena jika hilang tidak dapat dimintakan duplikat atau saham pengganti;

b. Saham Atas Nama (registered stocks) adalah saham yang ditulis dengan jelas nama pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan nama pemiliknya dibuat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar


(38)

pemegang saham. Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik dapat meminta penggantian karena namanya sudah ada di dalam buku perusahaan.

Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dapat digolongkan ke dalam saham biasa dan saham preferensi sebagaimana diuraikan berikut ini :

a. Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan dilikuidasi. Saham ini biasanya mempunyai harga nominal yang ditetapkan oleh emiten atau disebut nilai pari (par value) yang berbeda dengan harga perdana (primary price) atau harga sebelum saham dicatatkan (listed) di bursa efek. Jika harga saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya maka selisihnya disebut agio saham. Saham biasa terdiri dari

1) Blue chip stock, yakni saham biasa dari suatu perusahan yang mempunyai reputasi tinggi, sebagi leader dari perusahan sejenisnya. 2) Income stock, yakni saham dari suatu emiten yang dapat membayar

deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang diberikan pada tahun sebelumnya.


(39)

3) Growth stock, yakni saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader perusahaan sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

4) Speculative stock, yakni saham dari emiten yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

5) Counter cuclical stock, yakni saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

b. Saham preferen (preferred stocks). Sebagaimana dalam praktek di Amerika, saham jenis ini adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dengan saham biasa, karena dapat menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga dapat tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena :

1) Mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut;

2) Membayar deviden.


(40)

1) Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;

2) Devidennya tetap selama berlaku (hidup) dari saham;

3) Memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

Terdapat beberapa jenis saham preferensi antara lain :

1) Cumulative preferred stock, saham jenis ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian deviden yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentasi atau jumlah tertentu.

2) Non cumulative preferred stock, pemegang saham jenis ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif.

3) Participating preferred stock, pemilik saham jenis ini selain memperoleh deviden tetap seperti yang ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

4) Convertible preferred stock, pemegang saham istimewa mempunyai hak lebih dibanding pemegang saham lainnya. Hal itu terutama dalam penunjukkan direksi perusahaan.


(41)

2.4 Laporan Keuangan

2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang kinerja dan posisi keuangan suatu lembaga/organisasi/perusahaan dalam suatu periode tertentu (Drs. Mursyidi, S.E, M.Si.,2010:121). Ini menunjukkan bahwa laporan keuangan dapat dijadikan acuan untuk menilai kinerja lembaga yang menerbitkan laporan keuangan tersebut, dan kemampuan keuangan suatu organisasi/perusahaan.

Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Semakin cepat emiten menerbitkan laporan keuangan secara periodik, baik sesudah ataupun sebelum diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, semakin berguna bagi investor. Laporan keuangan yang diterbitkan dalam waktu satu sampai tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan masih efektif bagi investor. Penerbitan laporan keuangan setelah tiga bulan sudah dianggap basi untuk pengambilan keputusan jangka pendek, tetapi mungkin masih berguna untuk keputusan jangka panjang (Mohammad Samsul, 2006:128).

Selain itu laporan keuangan merupakan produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan perusahaan kepada pihak manajemen.


(42)

Informasi yang ada dalam laporan keuangan bersifat umum, tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai, namun informasi yang disampaikan masih dalam kategori memadai untuk pengambilan kebijakan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang disajikan dapat memenuhi penyediaan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Berikut para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dijelaskan sebagai berikut (Sofyan Syafri Hrp,2010:120) :

a. Pemegang Saham, ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah. Mengetahui jumlah deviden yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan, serta mengetahui perkembangan perusahaan.

b. Investor, dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.

c. Analis Pasar Modal, selalu melakukan baik analisis tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang


(43)

berpotensi masuk pasar modal. Ia ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan.

d. Manajer, ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manajer selalu dihadapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos nerasa, laba/rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor dan lainnya.

e. Karyawan dan Serikat Pekerja, perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja di situ atau pindah. Ia juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak.

f. Instansi Pajak. Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak, baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pembangunan dan lain sebagainya. Semua kewajiban pajak ini mestinya akan tergambarkan dalam laporan keuangan, dengan demikian instansi pajak (fiskus) dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, restitusi dan juga untuk dasar penindakan.

g. Pemberi Dana (Kreditor), sama dengan pemegang saham dan investor, lender seperti bank, investment fund, perusahaan leasing juga ingin


(44)

mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Bagi yang sudah diberikan laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan, kondisi keuangan seperti likuidasi, solvabilitas, rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitur laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan. h. Supplier, hampir sama dengan kreditur. Laporan keuangan bisa menjadi

informasi untuk mengetahui apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan dan sejauh mana potensi risiko yang dimiliki perusahaan.

i. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi, sangat membutuhkan laporan keuangan. Karena ia ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ia tetapkan. Untuk memastikan apakah perusahaan telah menaati standar laporan yang telah ditetapkan atau belum.

j. Langganan atau Lembaga Konsumen, dalam era modern seperti sekarang ini khususnya di negara maju benar-benar raja. Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga equilibrium, dalam kondisi ini konsumen terlindungi dari kemungkinan


(45)

praktik yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan lain sebagainya.

k. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Saat ini sudah banyak terdapat jenis LSM. Untuk LSM tertentu bisa saja memerlukan laporan keuangan misalnya LSM yang bergerak melindungi konsumen, lingkungan, serikat pekerja. LSM seperti ini membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.

l. Peneliti/Akademisi. Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis.

2.4.3 Jenis Laporan Keuangan

Adapun beberapa jenis laporan keuangan yang lazim dikenal (Sofyan Syafri Hrp, 2010:107) adalah :

a. Laporan Neraca

Laporan neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu. Isi laporan neraca adalah


(46)

asset (harta, aktiva); liabilities ( kewajiban/utang ); owners’ Equity (modal pemilik)

b. Laporan Laba /Rugi

FASB Statement mendefinisikan laba/rugi akuntansi adalah sebagai suatu perubahan dalam equity dari suatu entity selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari bukan pemilik. Isi dari Laporan Laba/Rugi antara lain revenue (hasil); expense (biaya); gains (keuntungan dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil); loses (rugi dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil).

c. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahan dalam memanfaatkan dana tersebut (Syahnunan, SE, M.Si, 2004:28), yang diklasifikasikan sebagai aktifitas operasi, aktifitas investasi, aktifitas pendanaan.

d. Daftar Pendukung (Supporting Statement)

Biasanya terdapat jenis laporan keuangan lain, daftar ini merupakan daftar pendukung dari laporan keuangan utama.


(47)

Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut (IAI, 1994) :

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas investasi dan pembiayaan.

e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi kelima kualitas berikut:

a. Relevan, suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk para pengambil


(48)

kepetusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, walaupun kualitas lainnya tidak terpenuhi. Dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum, perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak tertentu.

b. Dapat Dimengerti. Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang ditentukan dengan batas pengertian para pamakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya pemakaian/pengetahuan mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.

c. Daya Uji. Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapatan yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia di dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realitas objektif semata. Dengan demikiannya untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

d. Netral. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak


(49)

boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

e. Tepat Waktu. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

2.5 Analisis Rasio Keuangan

2.5.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Sofyan Syafri Hrp (2010:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.

Tetapi, harus diingat bahwa, rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan yang mendasari terhadap suatu kondisi. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterprestasikan dengan benar mengidentifikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut.


(50)

2.5.2 Kelemahan Analisis Rasio

Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio antara lain adalah (Syahunan, SE, M.Si, 2004:82) :

a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

b. Perbedaan mode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

c. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

2.5.3 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis rasio keuangan akan dianalisis, dapat dikelompokkan menjadi (Syahunan, SE, M.Si, 2004:83) :

a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio yang biasa digunakan


(51)

untuk mengukur likuiditas yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio dan net working capital.

b. Rasio Leverage (leverage ratio), digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata lain rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio leverage yang umumnya dipakai antara lain adalah debt ratio, debt to equity ratio, time interest earned ratio, fixed charge coverage ratio dan debt service coverage.

c. Rasio Aktivitas (activity ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif menajemen perusahan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. Rasio aktivitas yang umum digunakan, yaitu average collection period, inventory turn-over, fixed asset turn-over dan total asset turn-over. d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio), digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Rasio profitabilitas yang sering digunakan yaitu gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, return on investment dan return on equity.


(52)

e. Rasio Saham Biasa (common stock ratio), menunjukkan bagian laba dari laba perusahaan, deviden dan modal yang dibagikan pada setiap saham. Rasio saham biasa yang sering digunakan yaitu price earning ratio, earnings per share, dividend per share, dividend yield, pay-out ratio, book value per share dan price book value.

2.5.4 Pengukuran Dalam Analisis Rasio

Terdapat beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur saham suatu perusahaan. Dan, di dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur saham suatu perusahaan adalah Net Profit Margin (NPM) dan Return On Equity (ROE) yang berasal dari rasio profitabilitas, Price Book Value (PBV) dan Earning Per Share (EPS) yang berasal dari rasio saham biasa.

a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit margin mengindikasikan kemampuan dari manajemen dalam melakukan kegiatan bisnis melalui cost recovery (Helfert,1994). Net profit margin mengukur seberapa besar keuntungan bersih perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan. Net income (keuntungan bersih) dari perusahaan, merupakan keuntungan yang siap dibagikan menjadi deviden dan laba yang ditahan. Pembagian deviden sangat berkaitan dengan investor menenpatkan dananya di perusahaan, karena keuntungan dari kegiatan di pasar modal salah satunya adalah investor memperoleh deviden dari perusahaan.


(53)

Sedangkan laba ditahan mengisyaratkan kegiatan perusahaan yang terus berkembang, karena laba yang ditahan nantinya akan digunakan untuk melakukan pengembangan perusahaan.

Oleh karena itu, nilai NPM yang tinggi akan mengindikasikan keuntungan perusahaan yang tinggi pula dan kegiatan perusahaan yang tinggi. Menurut Syahyunan (2004) rumus untuk mengetahui nilai Net Profit Margin (NPM) adalah:

���������������=����������

���������

b. Return on Equity (ROE)

Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan (Syahyunan,2004). Dapat dikatakan bahwa rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang menjadi hak stockholders.

Investor akan tertarik terhadap suatu saham yang memberikan return atau keuntungan yang besar. Jadi rasio ini sering dipakai oleh para investor dalam pengambilan keputusan pembelian saham atau perusahaan. Semakin tinggi laba berarti semakin tinggi pula saham tersebut diinginkan


(54)

untuk dibeli. Sehingga akan menyebabkan permintaan akan meningkat dan selanjutnya harga saham akan naik. Dengan demikian, ROE akan mempengaruhi perubahan harga. Hal tersebut berpengaruh terhadap perubahan harga, menurut Edi dan Fransisca (2003).

Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah :

��������������=����������

�����

c. Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar

menghargai nilai buku saham suatu perusahaan atau bisa juga digunakan untuk mengukur tingkat kelemahan dari suatu saham. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek suatu perusahaan, sehingga mengakibatkan harga saham dari perusahaan tersebut meningkat juga. Begitu juga sebaliknya, jika PBV rendah akan berdampak pada rendahnya kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan yang berakibat pada turunnya permintaan saham dan selanjutnya berimbas pula dengan menurunya harga saham dari perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001).


(55)

��������������= ����������

�����������������

d. Earnings Per Share (EPS)

Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba. Saham dengan return tertinggi pada umumnya memiliki pendapatan yang lebih besar daripada yang diperkirakan, sedangkan saham dengan return terendah memiliki pendapatan di bawah perkiraan.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin, EPS dapat dirumuskan sebagai berikut :

����������������= ����������

������������������

2.6 Tinjauan Penelitiian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Penelitian terdahulu juga mendukung penelitian ini. Beberapa penelitian tersebut adalah :

Table 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Penellitian


(56)

1 Antok Budi Prastyo (2012)

Pengaruh

ROA, ROE, NPM, EPS dan DTAR Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Tahun 2005-2009

Variabel Independen :

Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earnings Per Share (EPS) dan Debt To Total Asset Ratio (DTAR)

Variabel Dependen :

Harga Saham EPS memiliki pengaruh yang signifikan pada harga saham, sedangkan ROA, ROE, NPM dan DTAR tidak memiliki

pengaruh

terhadap harga saham.

2 Tiara Rachman Putri (2011) Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen :

Debt To Equity Ratio

(DER), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earnings Per Share

(EPS)

Variabel Dependen :

Harga Saham

ROA dan EPS berpengaruh

positif terhadap harga saham dan secara simultan menunjukkan

variabel DER, ROA, ROE dan EPS berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

3 Marzuki (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap Harga Saham di Bursa Efek

Variabel Independen : Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), Debt To Total Asset (DTA) dan Earnings Per Share (EPS)

Penelitian ini membuktikan

secara simultan EPS, PER, PBV

dan DTA berpengaruh

secara signifikan. Dan secara parsial


(57)

(BEI).

Variabel Dependen :

Harga Saham

secara signifikan dan positif terhadap harga saham.

2.7 Kerangka Konseptual

Variabel bebas (variable independent) pada penelitian ini adalah Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS). Variabel terikat (variable dependent) dalam penelitian ini adalah harga saham. Kerangka konseptual yang dirancang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 H2 H3 H4

H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Seperti yang dipaparkan pada gambar 2.1 di atas, penelitian ini terdiri dari 4 jenis variabel independen yaitu NPM, ROE, PBV dan EPS. Keempat variabel

Return on Assets (X2)

Asset Turnover (X4)

Debt to Equity Ratio (X3)

Net Profit Margin (X1)

Harga Saham (Y)


(58)

tersebut merupakan asosiasi dari rasio profitabilitas dan rasio saham biasa. Dengan meneliti rasio-rasio tersebut, maka dapat dirangkum suatu penilaian atas laporan keuangan atas perusahaan-perusahaan perbankan sehingga dapat menggambarkan perkembangan kondisi dan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang disajikan akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahan yang terjadi di pasar modal dikarenakan pihak-pihak yang berkepentingan akan menggunakan informasi tersebut sebagai media untuk menganalisis dan memprediksi keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya. Jadi, untuk mempertahankan fluktuasi sahamnya tetap stabil dan cenderung mengikat, perusahaan perlu menunjukkan rasio-rasio keuangan yang baik pula.

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif dari NPM, ROE, PBV dan EPS terhadap meningkatnya harga saham yang dilakukan perusahaan terhadap perubahan harga saham perusahaan pada perusahaan perbankan di Indonesia.

H1 = Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Harga Saham. H2 = Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham. H3 = Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Harga Saham. H4 = Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap Harga Saham.

H5 = Net Profit Margin, Return On Equity, Price Book Value dan Earnings Per Share secara bersama-sama mempengaruhi harga saham.


(59)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian kali ini adalah menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) , Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurung waktu mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2011.

3.2 Jadwal Penelitian Data

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Februari 2013

Maret

2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013

Juli 2013

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Penetapan Judul Pengumpulan Data Penyelesaian

Proposal Penelitian Pengolaan dan

Analisis Data Penyelesaian Skripsi

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Menurut Umar (2003:60) data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam


(60)

bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain, data ini digunakan untuk proses lebih lanjut, misalnya laporan keuangan, seperti neraca dan laba-rugi yang akan diolah untuk mengetahui kinerja perusahaan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data-data sekunder berupa Laporan Keuangan Bank selama periode 2009 – 2011. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang bersangkutan dan dari perpustakaan Bank Indonesia. Jenis laporan yang digunakan antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas.

3.5 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan adalah : a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006:3) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham dari setiap perusahaan yang menjadi sampel.

b. Variabel Independen (X)

Variabel independen menurut Sugiyono (2006:3) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).


(61)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan, yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS). Setiap variabel dalam penelitian ini secara operasional dapat didefinisikan seperti tampak pada table 3.2 sebagai berikut :

Table 3.2

Definisi Operasional dan Ukuran Variabel

Variabel Definisi Cara Pengukuran

Harga Saham Merupakan harga saham

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga saham dari masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI

Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio itu semakin baik karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba cukup

tinggi.

Laba bersih Penjualan

Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.

Laba bersih Modal

Price Book Value (PBV)

Rasio yang menunjukkan apakah haarga saham (harga pasarnya) diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku

Harga saham Nilai buku per saham


(62)

saham tersebut.

Earnings Per Share (EPS)

Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.

Laba bersih Jumlah saham beredar

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Donald (2006:112) populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen di mana kita akan menarik beberapa kesimpulan. Populasi termasuk dalam sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaaan yang bergerak di sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 34 emiten.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:74) sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004:79) pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang konsisten dan representative, sesuai dengan kriteria-kriteria yang digunakan.

Adapun kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :


(63)

2. Perusahaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

3. Perusahaan tersebut tidak memiliki ratio keuangan negetif dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

4. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang diteliti.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumah 23 perusahaan perbankan, dengan 3 tahun pengamatan. Proses penyeleksian data untuk dijadikan sampek representatif dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Dalam penelitian ini terdapat 34 perusahaan, tetapi yang memenuhi kriteria tersebut hanya 23 perusahaan dan tiap perusahaan memiliki 3 laporan keuangan sehingga dari 23 perusahaan ini didapat 69 buah laporan keuangan selama tahun 2009-2011 yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Perbankan yang Menjadi Populasi Sampel

NO NAMA PERUSAHAAN

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel

1 2 3 4

1 Bank Agroniaga Tbk   X  -

2

Bank Artha Graha Internasional

Tbk     Sampel 1

3 Bank Bukopin Tbk     Sampel 2

4 Bank Bumi Arta Tbk     Sampel 3

5 Bank Capital indonesia Tbk     Sampel 4

6 Bank Central Asia Tbk     Sampel 5

7 Bank CIMB Niaga Tbk     Sampel 6

8 Bank Danamon Indonesia Tbk     Sampel 7

9 Bank Ekonomi Raharja Tbk     Sampel 8


(64)

11 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk     Sampel 9

12 Bank ICB Bumiputera Tbk   X  -

13 Bank International Indonesia Tbk   X  -

14 Bank Kesawan Tbk   X  -

15 Bank Mandiri (Persero) Tbk     Sampel 10

16 Bank Mayapada Internasional Tbk     Sampel 11

17 Bank MEGA Tbk     Sampel 12

18 Bank Mutiara Tbk     Sampel 13

19 Bank Negara Indonesia Tbk     Sampel 14

20 Bank OCBC NISP Tbk     Sampel 15

21 Bank Nusantara Parahyangan Tbk     Sampel 16

22 Bank Pan Indonesia Tbk     Sampel 17

23

Bank Pembangunan Daerah Jabar

dan Banten Tbk X    -

24 Bank Permata Tbk     Sampel 18

25 Bank Pundi Indonesia Tbk X    -

26

Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk     Sampel 19

27 Bank Sinarmas Tbk X    -

28 Bank Swadesi Tbk X    -

29 Bank Tabungan Negara Tbk     Sampel 20

30

Bank Tabungan Pensiun Nasional

Tbk     Sampel 21

31 Bank Victoria International Tbk     Sampel 22

32

Bank Windu Kentjana International

Tbk     Sampel 23

33 Bank Muamalat Indonesia X    -

34 Bank Internasi X    -

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 17.0. model yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah model analisis regresi berganda, yang berguna untuk menguji


(65)

penelititan. Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh nilai laporan keuangan yang diukur melalui resio keuangan terhadap harga saham, kemudian dilakukan uji statistik T dan uji klasik F untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen. Analisis penggunaan metode analisis regresi dalam pengujian hipotes, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Menurut Ghozali (2005:123) asumsi klaslik harus memenuhi :

1. Berdistribusi normal,

2. Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

3. Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi.

4. Homoskedastisitas, artinya varians variabel independen dari suatu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

a. Uji Normalitas Data

Menurut Nugroho (2005:18) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Cara yang


(66)

digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan desain grafik dan uji kolmogorov-smirnov. Pedoman pengambilan keputusan untuk data-data yang mendekati atau telah terdistribusi secara normal.

1) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal.

2) Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka distribusi data tidak normal.

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Umar (2003:132) sebelum melakukan analisis regresi berganda, perlu diperiksa beberapa aspek, salah satunya adalah tidak terdapat multikolinearitas atas data dari variabel-variabel independennya. Maksudnya adalah tidak adanya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel-variabel bebasnya. Adanya multikolinearitas sempurna akan berakibat bahwa koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standar deviasi akan menjadi tak terhingga. Jika multikolinearitas kurang mampu, maka koefisien regresi meskipun berhingga


(67)

akan mempunyai standar deviasi yang besar yang berarti pula koefisien-koefisiennya tidak dapat ditaksir dengan mudah.

Menurut Ghozali (2005:91) pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat VIF antar variabel independen dan nilai tolerance. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (variable inflation factors) dan nilai tolerance. Multikolinearitas tidak terjadi jika VIF < 10 dan nilai tolerance >0,10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar (2003:137) salah satu syarat lain atas regresi linear adalah bahwa tidak terjadi adanya heteroskedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terjadinya homoskedastisitas. Menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan kepengamatan lainnya adalah penting. Jika yang terjadi bahwa variannya tetap, maka ia disebut berada pada kondisi homoskedastisitas.

Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot. Jika membentuk pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Nugroho (2005:59), uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode satu dengan periode sebelumnya. Metode regresi yang baik tidak terdapat autokorelasi. Menurut Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa


(68)

terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin-Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5, atau DW > 5. Selain itu, menurut Ghozali (2005) panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah :

1)Nilai DW terletak antara batas atas dan Upper Bound dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound (DL)

maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negative.

4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DW) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8 Pengujian Hipotesis

Hipotesis di uji dengan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang digunakan, yaitu :

y = ∝ +�11+ �22+ �33 + �44 + e

Keterangan : Y = Harga Saham


(1)

Return On Equity (ROE)

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN

2009 2010 2011

1 Bank Artha Graha Internasional Tbk 4,46 8,79 8,70

2 Bank Bukopin Tbk 16,52 19,69 18,94

3 Bank Bumi Arta Tbk 0,99 2,31 11,65

4 Bank Capital indonesia Tbk 4,45 4,22 4,39

5 Bank Central Asia Tbk 31,8 33,3 27,42

6 Bank CIMB Niaga Tbk 13,98 18,50 19,58

7 Bank Danamon Indonesia Tbk 11,24 18,51 17,01

8 Bank Ekonomi Raharja Tbk 16,53 12,85 9,79

9 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 17,62 17,45 18,96

10 Bank Mandiri (Persero) Tbk 22,1 24,4 29,71

11 Bank Mayapada Internasional Tbk 4,12 5,21 18,62

12 Bank MEGA Tbk 18,72 27,29 31,06

13 Bank Mutiara Tbk 46,57 28,16 14,24

14 Bank Negara Indonesia Tbk 163,0 24,7 17,42

15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10,41 12,81 12,97

16 Bank OCBC NISP Tbk 10,53 7,08 11,58

17 Bank Pan Indonesia Tbk 10,41 13,81 15,17

18 Bank Permata Tbk 18,2 12,59 12,63

19 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 35,22 43,83 35,26

20 Bank Tabungan Negara Tbk 8,97 14,20 18,03

21 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 20,60 19,84 30,52

22 Bank Victoria International Tbk 8,00 18,41 11,25

23 Bank Windu Kentjana International Tbk 5,31 5,37 13,10

Price Book Value (PBV)

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN

2009 2010 2011

1 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0,68 0,87 0,71


(2)

3 Bank Bumi Arta Tbk 0,74 0,87 0,67

4 Bank Capital indonesia Tbk 0,88 0,85 1,19

5 Bank Central Asia Tbk 4,29 4,63 4,69

6 Bank CIMB Niaga Tbk 1,52 3,32 1,67

7 Bank Danamon Indonesia Tbk 2,42 2,60 1,52

8 Bank Ekonomi Raharja Tbk 3,59 2,90 2,20

9 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 1,66 1,71 1,08

10 Bank Mandiri (Persero) Tbk 2,81 3,29 2,51

11 Bank Mayapada Internasional Tbk 4,33 2,77 2,66

12 Bank MEGA Tbk 2,15 2,31 2,62

13 Bank Mutiara Tbk 2,49 1,83 1,41

14 Bank Negara Indonesia Tbk 1,58 2,18 1,87

15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 1,11 0,99 0,93

16 Bank OCBC NISP Tbk 1,41 2,18 1,15

17 Bank Pan Indonesia Tbk 1,70 2,24 1,18

18 Bank Permata Tbk 1,28 2,04 1,34

19 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 3,46 3,53 3,34

20 Bank Tabungan Negara Tbk 1,34 2,22 1,46

21 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 1,81 3,55 3,43

22 Bank Victoria International Tbk 0,84 0,84 0,70

23 Bank Windu Kentjana International Tbk 1,02 1,08 1,27

Earnings Per Share (EPS)

NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN

2009 2010 2011

1 Bank Artha Graha Internasional Tbk 5 10 12

2 Bank Bukopin Tbk 63 80 94

3 Bank Bumi Arta Tbk 12 12 18

4 Bank Capital indonesia Tbk 5 5 14

5 Bank Central Asia Tbk 276 344 437

6 Bank CIMB Niaga Tbk 66 106 129

7 Bank Danamon Indonesia Tbk 183 343 352


(3)

9 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 24 26 43

10 Bank Mandiri (Persero) Tbk 341 439 535

11 Bank Mayapada Internasional Tbk 16 25 58

12 Bank MEGA Tbk 169 299 277

13 Bank Mutiara Tbk 9 8 8

14 Bank Negara Indonesia Tbk 163 220 321

15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 93 114 164

16 Bank OCBC NISP Tbk 75 55 107

17 Bank Pan Indonesia Tbk 38 52 93

18 Bank Permata Tbk 62 110 131

19 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 592 930 620

20 Bank Tabungan Negara Tbk 56 105 116

21 Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 445 739 247

22 Bank Victoria International Tbk 12 27 32

23 Bank Windu Kentjana International Tbk 6 8 10

Lampiran 3 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Harga_Saham 69 50,0 13200,0 2225,029 2704,8061

NPM 69 2,51 249,43 17,7123 29,12034

ROE 69 ,99 163,00 18,8561 20,07929

PBV 69 ,67 4,69 1,9586 1,05465

EPS 69 5,00 930,00 157,8551 193,69194

Valid N (listwise) 69

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas


(4)

Unstandardized Residual

N 69

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,25774177

Most Extreme Differences Absolute ,086

Positive ,086

Negative -,061

Kolmogorov-Smirnov Z ,714

Asymp. Sig. (2-tailed) ,688

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(5)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4,138 ,164 25,162 ,000

LN_NPM -,379 ,065 -,155 -5,802 ,000 ,613 1,631

LN_ROE -,378 ,058 -,187 -6,515 ,000 ,532 1,880

LN_PBV 1,041 ,083 ,364 12,566 ,000 ,522 1,915

LN_EPS ,970 ,033 ,905 29,127 ,000 ,453 2,207

a. Dependent Variable: LN_HargaSaham

Lampiran 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 7 Hasil Uji Autokorelasi


(6)

Model R

R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,996a ,972 ,970 ,26567 2,113

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_NPM, LN_ROE, LN_PBV b. Dependent Variable: LN_HargaSaham

Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 156,696 4 39,174 555,007 ,000a

Residual 4,517 64 ,071

Total 161,213 68

a. Predictors: (Constant), LN_EPS, LN_NPM, LN_ROE, LN_PBV b. Dependent Variable: LN_HargaSaham

Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,138 ,164 25,162 ,000

LN_NPM -,379 ,065 -,155 -5,802 ,000

LN_ROE -,378 ,058 -,187 -6,515 ,000

LN_PBV 1,041 ,083 ,364 12,566 ,000

LN_EPS ,970 ,033 ,905 29,127 ,000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM),Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusaahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 112

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Dengan Price Earning Ratio (PER) Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

1 65 90

Pengaruh Earnings per Share (EPS),Return on Equity (ROE),dan Sizeterhadap Cash Dividend pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dalam Perspektif Agency Theory

0 30 94

Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 9 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

0 0 9

Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), Price Book Value (PBV) dan Earnings Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Peusahaan Perbankan yang Teraftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) (2009-2011)

1 1 11