BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Bab ini akan dijabarkan tentang profil keluarga dampingan termasuk perekonomian keluarga dampingan berupa pendapatan dan pengeluaran keuangan dari keluarga Bapak I Gst
Kompyang Natar. Identitas keluarga dampingan merupakan hal primer dalam pendataan keluarga dampingan. Dalam hal ini, mahasiswa selaku peneliti melakukan pendataan dan
pendampingan terhadap keluarga miskin dengan koordinasi serta pembagian oleh kepala desa bersangkutan khususnya untuk Desa Pangsan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung sebagai
tempat penelitian mahasiswa bersangkutan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas dari keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar
Tabel 1.1 Identitas Keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar
No. Nama
Status Umur
Th Pendidikan
Pekerjaan Keterangan
1. I Gusti
Kompyang Natar
Kawin 60
Tidak Tamat SMA
Veteran Merawat Sapi
Berkebun Kepala
Keluarga
Bapak I Gusti Kompyang Natar merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga Kurang Sejahtera KS dan merupakan penerima bantuan Beras Miskin
Raskin dari pemerintah. Bapak I Gusti Kompyang Natar tidak menikah selama hidupnya. Bapak I Gusti Kompyang Natar ini dapat dikatakan sebagai salah satu keluarga kurang
mampu karena pendapatan beliau yang tidak tetap. Sehari-harinya bapak Gusti Natar tinggal di gubuk tua dengan luas kurang dari 1 are. Beliau menghidupi diri dari beternak sapi, tetapi setelah
penyakit gangguan mental yang diderita beliau setelah masuk Angkatan Darat kambuh, sapi satu-satunya akhirnya dijual oleh adik beliau.
Penyakit gangguan mental yang diderita Bapak Gusti, menurut keterangan keponakan beliau terlihat setelah beliau diterima di angkatan darat. Gejala yang ditimbulkan beliau adalah
sering mengamuk dan tidak bisa diajak berbicara secara wajar. Sekitar bulan Mei 2016, penyakit
beliau semakin parah, sehingga keluarga beserta kepala desa membawa beliau ke Rumah Sakit Jiwa di Bangli. Setelah 3 bulan, akhirnya penyakit kejiwaaan yang diderita beliau dapat
disembuhkan. Keponakan Bapak Gusti Ngurah yang tinggal tidak jauh dari rumah beliau akhirnya memutuskan untuk mengajak tinggal bersama.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk
melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa
indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh
keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar.
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Gusti Kompyang Natar merupakan salah satu keluarga pra-sejahtera yang bertempat tinggal di Banjar Kasianan, Desa Pangsan. Bapak I Gusti Kompyang Natar
hanya dapat mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah pertama. Sebelum tinggal bersama keluarga keponakan beliau, Bapak Gusti Kompyang Natar tinggal sendiri di gubuk tua
dengan luas tanah kurang dari 1 are. Kondisi gubuk yang ditinggali dahulu jauh dari kondisi layak huni sebuah rumah. Setelah beberapa kali dibujuk bapak Gusti Kompyang Natar menolak
untuk tinggal bersama keluarga keponakannya. Setelah tiga bulan Bapak Gusti Kompyang Natar pulang dari Rumah Sakit Jiwa di
Bangli, sekarang Bapak Gusti Kompyang Natar tinggal bersama keponakan beserta keponakannya. Keponakan beliau yang bernama Bapak Gusti Ngurah Maryata sehari-harinya
bekerja sebagai Pelindung Masyarakat Linmas di Desa Pangsan. Dan istri Bapak Ngurah bekerja sebagi perawat di rumah sakit. Bapak Ngurah memiliki tanggungan 4 anak yang masih
belum lulus sekolah dasar. Walaupun sekarang Bapak Gusti Kompyang Natar tinggal bersama keponakannya, tetapi
kondisi Bapak Gusti Kompyang Natar yang lulusan SMP, serta baru sembuh dari gangguang
kejiwaan menyebabkan bapak kompyang natar belum memiliki pemasukan. Itu menyebabkan tanggungan dari keluarga keponakan beliau meninggkat.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah tentu keluarga Bapak Gusti Kompyang Natar harus mengatur pengeluaran rumah tangga seperti untuk konsumsi, kesehatan, sosial dan
lain – lain. Selain keperluan ke-empat anak dari keponakan beliau, tentu saja Bapak Gusti
Ngurah harus menanggung biaya hidup dari Bapak Kompyang Natar. Adapun rincian dari berbagai keperluan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Sehari – hari Konsumsi
Perincian untuk kebutuhan sehari-hari Bapak Gusti Kompyang Natar dalam sebulan adalah sebagai berikut :
Belanja per-hari : Rp 8.000 x 30 hari = Rp 240.000,00
Untuk biaya MCK tidak dianggarkan tergantung keperluan. b.
Kesehatan Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi
produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh keluarga Bapak Gusti Kompyang Natar. Sehari-hari Bapak Kompyang Natar mendapatkan obat-obatan secara
gratis dari istri keponakan dari Bapak Kompyang Natar yang bekerja sebagai perawat. Jadi tidak dianggarkan secara khusus untuk biaya kesehatan. Kecuali saat-saat Bapak Kompyang
Natar harus dibawa ke RSJ Bangli. c.
Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat tentu banyak pengeluaran yang harus ditanggung oleh
Bapak Gusti Kompyang Natar. Tetapi karena sudah sepenuhnya ditanggung oleh keponakan beliau, maka bapak Gusti Kompyang Natar tidak lagi mengeluarkan biaya lagi.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Bab II ini merupakan bab penjelasan mengenai masalah-masalah yang dianggap sebagai permasalahan utama sehingga harus diprioritaskan untuk dibahas dan ditanggapi agar dapat
menentukan solusi yang sekiranya tepat. Permasalahan tersebut bisa meliputi masalah keuangan, pendidikan, hingga masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa prioritas permasalahan yang
dialami Bapak Gusti Kompyang Natar :
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka dibutuhkan suatu pendekatan secara langsung terhadap keluarga dampingan. Pendekatan tersebut dapat dilakukan
melalui wawancara secara langsung dan observasi tempat lingkungan rumah dengan mengunjungi keluarga dampingan. Setelah mengunjungi rumah keluarga dampingan yang
dalam hal ini rumah Bapak Gusti Kompyang Natar, didapatkan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh beliau. Adapun permasalahn tersebut meliputi masalah keuangan,
kesehatan, maupun permasalahan keluarga. Bapak Gusti Kompyang Natar hanya mengenyam pendidikan SMP sudah tentu
sangat susah untuk mencari pekerjaan yang layak. Ditambah kondisi beliau yang baru sembuh dari penyakit kejiwaan dimana diperlukan beberapa penyesuaian dengan
lingkungan sehingga Bapak Kompyang Natar belum memiliki penghasilan yang layak. Setelah
2.2 Masalah Prioritas