Pratiwi Wulandari, 2014 Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda Guazuma Ulmifolia Lamk. Pada Mencit Jantan Yang
Dikawinkan Dengan Mencit Betina Mus Musculus L. Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek penelitian
serta adanya kontrol Nazir, 2003. B.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL, dimana terdapat kelompok perlakuan dan kontrol dengan
faktor lingkungan yang homogen Nazir, 2003. Kelompok perlakuan terdiri dari empat kelas. Dimana kelompok kelas tersebut diberi perlakuan dengan pemberian
ekstrak daun jati belanda sebesar 0,15 gBB hari, 0,25 gBBhari dan 0,35 gBB hari. Dengan kontrol negatif tidak diberikan maserat daun Jati Belanda. Lalu
kemudian dikawinkan dengan mencit betina. Konsentrasi tersebut berdasarkan adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliani 2012. Banyaknya
pengulangan yang dilakukan replikasi diperoleh dari Federer, 1983 yaitu:
T r- 1 ≥ 20
Keterangan: T = Jumlah perlakuan 4 r-1
≥ 20 n = Jumlah replikasi
4r- 4 ≥20
4r ≥ 24 r≥ 6
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah pengulangan yang dilakukan untuk setiap perlakuan ialah n 6. Hasil tersebut menunjukan bahwah
jumlah mencit yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 24 mencit jantan dan
Pratiwi Wulandari, 2014 Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda Guazuma Ulmifolia Lamk. Pada Mencit Jantan Yang
Dikawinkan Dengan Mencit Betina Mus Musculus L. Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
24 mencit betina dara. Setiap kandang perlakuan masing-masing diisi dengan 6 ekor mecit jantan. Setelah pemberian maserat daun Jati Belanda mencit jantan dikawinkan
dengan mencit betina dara. Pengawinan dilakakukan secara single mating satu
jantan satu betina.
Berikut merupakan denah pengacakan mencit dan penempatan dalam kandang:
Tabel 3.1. Pengaturan Pengacakan Mencit Jantan
1 D1
2 A5
3 B5
4 D5
5 D6
6 A3
7 C6
8 C2
9 A2
10 D3
11 B4
12 A1
13 B2
14 C4
15 D4
16 C3
17 D2
18 C1
19 D5
20 B2
21 B1
22 A4
23 A6
24 B6
Tabel 3.2. Peta Kandang Jantan
Kandang Nomor Mencit
A 2
6 9
12 22
23 B
3 11
13 20
21 24
C 7
8 14
16 18
19 D
1 4
5 10
15 17
Keterangan : A
: Kontrol Negatif B
: Diberi maserat daun Jati Belanda dengan dosis 0,15 gBBhari C
: Diberi maserat daun Jati Belanda dengan dosis 0,25 gBBhari
Pratiwi Wulandari, 2014 Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda Guazuma Ulmifolia Lamk. Pada Mencit Jantan Yang
Dikawinkan Dengan Mencit Betina Mus Musculus L. Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D : Diberi maserat daun Jati Belanda dengan dosis 0,35 gBBhari
Tabel 3.3. Pengaturan Pengacakan Mencit Betina
1 D6
2 A5
3 A6
4 B3
5 A4
6 B1
7 C1
8 D5
9 A2
10 A3
11 B3
12 D1
13 A1
14 C2
15 D4
16 B4
17 D2
18 C6
19 B6
20 B5
21 C3
22 D3
23 C4
24 C5
Tabel 3.4. Peta Kandang Betina
Kandang Nomor Mencit
A 2
3 5
9 10
13 B
4 6
11 16
19 20
C 7
14 18
21 23
24 D
1 8
12 15
17 22
Keterangan : A
: Dikawinkan dengan Kontrol B
: Dikawinkan dengan jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda dengan dosis 0,15 gBBhari.
C : Dikawinkan dengan jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda
dengandosis 0,25 gBBhari. D
: Dikawinkan dengan jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda dengandosis 0,35 gBBhari.
C. Populasi dan Sampel