Pratiwi Wulandari, 2014 Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda Guazuma Ulmifolia Lamk. Pada Mencit Jantan Yang
Dikawinkan Dengan Mencit Betina Mus Musculus L. Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kemudian disimpan dalam wadah tertutup dan dijadikan sebagai stok untuk dijadikan maserat Indriani, 2006.
Untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan pengenceran dengan cara : a.
Kontrol Negatif Mencit hanya diberi minum aquades setiap harinya
b. 0,15 gbbhari
1,5 gram maserat dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml. c.
0,25 gbbhari 2,5 gram maseratdilarutkan dalam aquades hingga 10 ml
d. 0,35 gbbhari
3,5 grammaserat dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml
Penentuan dosis didasarkan pada penelitian Utomo 2008 yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak sejumlah 6324 mgbbhari pada tikus putih tidak
menyebabkan kematian. Jika dikonversi pada mencit, maka pemberian 903,5 mgbbhari atau setara dengan 0,9 gbbhari tidak menyebabkan kematian pada
mencit Yuliani, 2012.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Aklimatisasi Mencit
Pemeliharaan hewan dilakukan di Rumah Hewan Kebun Botani Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Sebelum diberi perlakuan mencit di aklimatisasi
pada suhu ruangan rata-rata 23-29 C. Periode eini dilaksanalan selama tujuh hari
dengan tujuan agar hewan uji dalam keadaan kondisi lingkungan yang sama dengan kondisi linggkungan saat dia di beri perlakuan. Mencit-mencit di tempatkan pada
kandang berukuran 40cm x30cm x12 cm berdasarkan perlakuan yang diberikan
Pratiwi Wulandari, 2014 Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda Guazuma Ulmifolia Lamk. Pada Mencit Jantan Yang
Dikawinkan Dengan Mencit Betina Mus Musculus L. Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan kepadatan enam ekor setiap kandang. Sama halnya dengan mencit jantan, mencit betina pun diaklimatisasi dalam kondisi yang sama.
Selama aklimatisasi, semua kelompok diberi pakan mencit sejumlah 5 gramekor, dan minum secara ad libitum. Botol minuman dibersihkan tiap dua hari
sekali dan diisi ulang dengan air yang baru apabila air telah habis. Kandang dibersihkan sebanyak 2 kali dalam 1 minggu untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan hewan uji. Keadaan selama aklimatisasi dan perlakuan dikontrol pada kisaran lingkungan yang tetap dengan tujuan agar hewan uji beradaptasi dengan
kondisi yang akan ditempati selama percobaan.
b. Penentuan Dosis
Dosis yang diberikan pada penelitian ini terdiri dari 0,15 gbbhari, 0,2 5gbbhari, 0,35 gbbhari dan kontrol negatif yang tidak menggunakan maserat daun
jati belanda. Dengan pertimbangan dari penelitian Utomo 2008 yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak alkohol Jati Belanda sejumlah 6314 mgkg BB tidak
memberikan kematian pada tikus. Jika dikonversi pada mencit, maka pemberian 903,5 mgbbhari atau setara dengan 0,9 gbbhari tidak menyebabkan kematian pada
mencit Yuliani, 2012. Dosis optimum yang berpengaruh pada penurunan kualitas jumlah sperma adalah 0,25 gBBhari dari dosis 0,1 gBBhari, 0,15 gBBhari, 0,2
gBBhari, 0,25 gBBhari Yuliani, 2012.
c.
Pemberian Maserat Daun Jati Belanda
Pemberian maserat daun Jati Belanda dilakukan selama 14 hari menggunakan jarum gavage, dimana hewan percobaan dibagi menjadi 4 kelompok
perlakuan yaitu dengan dosis 0 gbbhari, 0.15 gbbhari, 0.25 gbbhari dan 0,35 gbbhari. Maserat daun Jati Belanda yang diberikan sebanyak 0.5 mlhari setiap
harinya untuk masing-masing dosis perlakuan.
d. Pemeriksaan Fase Estrus Pada Mencit