Metode Penelitian PELAKSANAAN PENGAWASAN NOTARIS OLEH MAJELIS PENGAWAS DAERAH (MPD) BERDASARKAN Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Sura

12 5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.03.HT.03.10 Tahun 2007 Tentang Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris. Majelis Pengawas Daerah MPD yang dibentuk berdasarkan Pasal 69 ayat 1 UUJN, merupakan suatu badan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap Notaris di daerah yaitu di wilayah kabupaten atau kota. Dalam jenjang pengawasan dan pemeriksaan terhadap Notaris yang dilakukan Majelis Pengawas Notaris, MPD merupakan tingkatan pertama atau jenjang pertama yang melaksanakan wewenang tersebut.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Spesifikasi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian Deskriptif Analitis. Deskriptif penelitian ini, terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta. Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara obyektif, tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diselidiki, 9 yaitu faktor-faktor yang menghambat Majelis Pengawas Daerah MPD Kota Surakarta dalam melaksanakan pengawasan Notaris diwilayahnya. Sedangkan istilah analitis mengandung makna mengelompokkan, menghubungkan, membandingkan data-data yang diperoleh baik dari segi 9 Hadari Nawawi, 1996, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hal. 31. 13 teori maupun dari segi praktek, 10 yaitu mengumpulkan data-data primer yang ada pada Majelis Pengawas Daerah MPD Kota Surakarta, terkait dengan faktor- faktor yang mengahambat proses pengawasan MPD Kota Surakarta, kemudian dianalisis untuk memecahkan masalah yang timbul. 2. Metode Pendekatan Metode Pendekatan yang dipergunakan yaitu pendekatan Yuridis Empiris. Adalah Pendekatan dari sudut kaidah-kaidah dan pelaksanaan peraturan yang berlaku di masyarakat, dilakukan dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer yang ada di lapangan. 11 Pendekatan Yuridis Empiris adalah penelitian yang berusaha menghubungkan antara Norma Hukum yang berlaku dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Penelitian berupa studi empiris berusaha menemukan teori mengenai proses terjadinya dan proses bekerjanya hukum. 3. Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil lokasi dalam hal ini dilakukan di kantor sekertariat Majelis Pengawas Daerah MPD Kota Surakarta, dengan pertimbangan lokasi tersebut tersedia data yang penulis butuhkan guna penyusunan karya ilmiah ini. 4. Populasi dan Sampel a. Populasi 10 Hadari Nawawi, Loc. Cit. 11 Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, hal. 52. 14 Populasi dalam penelitian ini adalah, keseluruhan dari obyek pengamatan yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pengawasan Notaris yaitu dari seluruh anggota MPD Kota Surakarta yang berjumlah sembilan orang. b. Sampel Sampel adalah, bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasinya. 12 Adapun sampel yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah tiga orang dari seluruh anggota MPD Kota Surakarta yang meliputi: 1 Satu orang narasumber dari unsur Pemerintah; 2 Satu orang narasumber dari unsur Akademisi, dan; 3 Satu orang narasumber dari unsur Notaris. 5. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam Penelitian ini meliputi Data Sekunder dan Data Primer. Data Sekunder merupakan penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan Bahan Pustaka, yang merupakan Data Sekunder, yang berhubungan dengan judul dan pokok permasalahannya. Sedangkan Data Primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian yang ada di lapangan. a. Data Sekunder, di bedakan dalam: 1 Bahan hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang merupakan peraturan perundang-undangan, 13 dan terdiri dari: 12 Burhan Ashshofa, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 79. 13 Peter Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, hal.141. 15 a Staatblad Nomor. 1860 Nomor. 3 mengenai Peraturan Jabatan Notaris; b Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris; c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.02.PR.08.10 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan Anggota, Pemberhentian Anggota, Susunan Organisasi, Tata Kerja dan Tata Cara Pemeriksaan Majelis Pengawas Notaris; d Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.39-PW.07.10 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Majelis Pengawas Notaris; e Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.01-HT.03.01 Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Notaris, dan; f Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.03.HT.03.10 Tahun 2007 Tentang Pengambilan Minuta Akta dan Pemanggilan Notaris. 2 Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis bahan hukum primer yaitu: a Buku-buku ilmiah b Makalah 16 b. Data Primer, pengumpulan data dilakukan dengan cara: Mengadakan wawancara secara terstruktur, yaitu melakukan wawancara secara mendalam dan terstruktur dengan Anggota Majelis Pengawas Daerah MPD Kota Surakarta dari Unsur Pemerintah, dari Unsur Akademis dan dari Unsur Notaris. 6. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisa dengan menggunakan Metode Kualitatif yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. 14 Dilakukan berdasarkan disiplin ilmu hukum dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di lapangan. Kemudian dikelompokkan, dihubungkan dan dibandingkan dengan ketentuan hukum yang berkaitan dengan Pengawasan terhadap Notaris oleh Majelis Pengawas Daerah MPD Kota Surakarta. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengawasan Notaris oleh MPD Kota Surakarta Pembentukan MPD Kota Surakarta adalah merupakan implementasi dari pasal 67, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris UUJN, yang mensyaratkan bahwa diperlukannya pembentukan suatu badan yang menjalankan fungsi pengawasan terhadap Notaris di daerah-daerah. Badan pengawasan Notaris yang dimaksud adalah Majelis Pengawas Pusat 14 M. Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Press, hal.133. 17 MPP, Majelis Pengawas Wilayah MPW, dan Majelis Pengawas Daerah MPD. MPD Kota Surakarta yang berkedudukan hukum di wilayah kota Surakarta dengan beralamat kantor di Jl. Slamet Riyadi No. 18, Surakarta. Kantor sekertariatan MPD Kota Surakarta masih menginduk pada Rumah Tahanan kelas I Surakarta. MPD Kota Surakarta Periode 2012-2015 dilantik pada tanggal 15 Oktober 2012 bertempat di aula Hotel Muria, Semarang-Jawa Tengah, oleh MUQOWIMUL AMAN, Bc. IP, SH., selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Propinsi Jawa Tengah, dalam acara “Pengambilan Sumpah Majelis Pengawas Daerah Notaris MPDN Wilayah Jawa Tengah ”. 15 MPD Kota Surakarta Periode 2012-2015 dilantik berdasarkan surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah Nomor : W9.1353.KP.11.05 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Majelis Pengawas Daerah Notaris Kota Surakarta. Bersamaan dengan surat keputusan tersebut, dilantik pula nama-nama anggota MPD Kota Surakarta untuk periode masa jabatan selama 3 tiga tahun dimulai pada tanggal 15 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2015. Anggota-anggota MPD Kota Surakarta tersebut terdiri dari 9 sembilan orang. Kemudian, berdasarkan rapat pembentukan pengurus MPD 15 Kantor Wilayah Jawa Tengah, Kementerian Hukum dan HAM RI, Kamis 08 November 2012 12:28 WIB: Pengambilan Sumpah Jabatan Mpdn Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, dalam http:jateng.kemenkumham.go.idberitaberita-utama479-pengambilan-sumpah-jabatan- mpdn-kanwil-kemenkumham-jawa-tengah, diunduh Rabu 29 Mei 2013 pukul 13.20. 18 Kota Surakarta pada tanggal 12 Nopember 2012 yang bertempat di Aula Rumah Tahanan Kelas I Surakarta, para anggota secara aklamasi mengangkat: 1. Ketua : Prof. Dr. JAMAL WIWOHO, S.H., M.Hum. unsur akdemisi 2. Wakil Ketua : 1 DANNIE FIRMANSYAH, Amd.IP., S.Sos., M.H. unsur pemerintah 2 TOTO SUSMONO HADI S.H., M.H. unsur Notaris 3. Anggota : 1 H. PONCO WIBOWO, S.H., SPn. unsur pemerintah 2 UMI SYAMSIYAH, S.H. unsur pemerintah 3 MUHAMMAD BUDIMAN, S.H. unsur Notaris 4 Septarina Budiwati, S.H., M.H. unsur akdemisi 5 WINIH RESPATI, S.H. unsur Notaris 6 PRANOTO, S.H., MH. 16 unsur akdemisi. Sampai dengan bulan April tahun 2013 ini, MPD Kota Surakarta mengawasi sekitar 75 tujuh puluh lima Notaris yang tersebar diseluruh 16 Berita Acara Pembentukan Pengurus MPD Kota Surakarta Periode 2012-2015. terlampir. 19 wilayah kota Surakarta. 17 Menurut Sunarto, selaku Koordinator Notaris se- wilayah eks Karesidenan Surakarta yang mengatakan di sela-sela acara “Seminar dan Launching Program Magister Kenotariatan” Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta, Sabtu 2322013, bahwa jumlah Notaris di wilayah eks karesidenan Surakarta berkisar antara 300 tiga ratus Notaris. 18 Berdasarkan tanggal Surat Keputusan Pengangkatan Notaris diterbitkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Jawa Tengah, jumlah Notaris Kota Surakarta di tinjau dari tehun ke tahun sebagaimana terdaftar di MPD Kota Surakarta, dapat terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Daftar anggota Notaris Kota Surakarta per Tahun sd April 2013 No Tahun Pengangkatan Notaris Jumlah Notaris Keterangan 1 Di atas 1998 11 SK Pengangkatan Notaris yang tidak terdaftar di MPD sebanyak 6 Notaris 2 1999 9 3 2000 4 4 2001 7 5 2002 11 6 2003 7 7 2004 3 8 2005 4 9 2006 5 10 2007 4 11 2010 1 12 2012 3 Jumlah 75 Notaris Sumber : MPD Kota Surakarta 17 Buku Daftar Anggota Ikatan Notaris Indonesia Kota Surakarta. terlampir. 18 Okezone.com, Sabtu, 23 Februari 2013 14:08 WIB: Jebolan Notaris Syariah di Surakarta Masih Hitungan Jari, dalam http:kampus.okezone.comread20130223373766415jebolan- notaris-syariah-di-surakarta-masih-hitungan-jari, diunduh Selasa 28 Mei 2013 pukul 21:45. 20 Menurut bapak Toto Susmono Hadi, S.H., M.H., selaku Wakil Ketua II, MPD Kota Surakarta yang berasal dari unsur Notaris, pelaksanaan pengawasan Notaris yang dilakukan oleh MPD kota Surakarta salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan rutin setiap 1 satu tahun sekali ke kantor-kantor Notaris se-Surakarta, yaitu antara lain melakukan pemeriksaan protokol Notaris meliputi: 1. Identitas Notaris; 2. Sarana kantor Notaris; 3. Jumlah karyawan; 4. Pemeriksaan buku-buku reportorium: a. Daftar akta; b. Uji petik aktaMinut; c. Daftar surat dibawah tangan yang disahkan; d. Daftar surat dibawah tangan yang dibukukan; e. Nama penghadapklapper dari daftar akta; f. Nama penghadapklapper dari daftar surat dibawah tangan yang disahkan; 5. Pengiriman double reportorium dan register; 6. Penyerahan protokol berumur 25 tahun atau lebih; 7. Pemeriksaan keadaan penyimpanan akta; 8. Lain-lain. 19 Menurut ibu Umy Syamsiyah, S.H., selaku anggota MPD Kota Surakarta yang berasal dari unsur Pemerintah, MPD Kota Surakarta 19 Wawancara dilakukan dengan bapak Toto Susmono Hadi, S.H., M.H., selaku Wakil Ketua II MPD Kota Surakarta yang berasal dari unsur Notaris, pada tanggal 30 April 2013. 21 melaksanakan kegiatan pemeriksaan rutin setiap 1 satu tahun sekali di kantor-kantor Notaris se-Surakarta yang berjumlah  75 Notaris. Tugas pemeriksaan yang dilakukan oleh MPD Kota Surakarta tersebut dalam pelaksanaannya di bagi menjadi 3 tiga tim kecil, dimana masing-masing tim terdiri dari 3 tiga anggota yang mewakili 3 tiga unsur, yaitu: 20 Bagan 1. Pembagian Tugas Pemeriksaan Protokol Notaris MPD Kota Surakarta Sumber : MPD Kota Surakarta Selain melakukan pengawasan, MPD Kota Surakarta juga melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan kepada para Notaris Kota Surakarta agar dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya dapat sesuai dengan UUJN maupun peraturan perundang-undangan yang lain sehingga tidak merugikan Notaris sendiri maupun masyarakat pengguna jasa Notaris. 21 Namun menurut bapak Shallman, S.E., S.H., M.M., M.Kn., selaku salah satu Notaris di wilayah Surakarta menuturkan bahwa dalam pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan yang dilakukan MPD Kota Surakarta dirasa belum optimal, terutama pembinaan dalam bidang etika Notaris. Sedangkan 20 Wawancara dilakukan dengan ibu Umy Syamsiyah, S.H., selaku anggota MPD Kota Surakarta yang berasal dari unsur Pemerintah, pada tanggal 7 Mei 2013. 21 Wawancara dilakukan dengan ibu Umy Syamsiyah, S.H., Loc. Cit. MPD Kota Surakarta 9 Anggota Tim I Tim II Tim III Unsur Akademisi 1 orang Unsur Notaris 1 orang Unsur Notaris 1 orang Unsur Akademisi 1 orang Unsur Pemerintah 1 orang Unsur Pemerintah 1 orang Unsur Pemerintah 1 orang Unsur Akademisi 1 orang Unsur Notaris 1 orang 22 pembinaan yang dilakukan MPD Kota Surakarta baru seputar pembinaan dalam bidang substansi pembuatan akta atau administrasi, itupun dalam pelaksanaannya jarang dilakukan. 22 Sedangkan menurut ibu Septarina Budiwati, S.H., M.H., selaku anggota MPD Kota Surakarta yang berasal dari unsur Akademisi, dengan berlakunya UUJN yang menggantikan PJN, maka mekanisme pengawasan Notaris berubah tidak lagi dilakukan Pengadilan, melainkan telah dilimpahkan kepada MPD, sehingga berimplikasi pada pelaksanaan pengawasan yang sedikit longgar dan tidak tegas sebagaimana pengawasan yang dulu dilakukan Pengadilan yang notabene merupakan institusi angker dan tegas. 23 Dengan pengawasan yang dilakukan MPD khususnya MPD Kota Surakarta yang terkesan kurang tegas tersebut mengakibatkan tidak sedikit Notaris-Notaris di Surakarta yang menganggap remeh terhadap MPD Kota Surakarta sehingga menghambat dalam proses pengawasan. 24 Ibu Septarina Budiwati, S.H., M.H juga menuturkan bahwa dalam pelaksanaan Pengawasan Notaris oleh MPD Kota Surakarta kurang berjalan dengan maksimal, hal ini antara lain disebabkan karena kesibukan para anggota MPD Kota Surakarta dengan pekerjaan pokok masing-masing yang tidak bisa ditinggal sehingga kerap dalam penyusunan jadwal pemeriksaan Notaris mengalami kekacauan. Para Notaris juga kadang tidak siap untuk diperiksa oleh MPD Kota Surakarta sesuai jadwal yang telah ditentukan. 22 Wawancara dilakukan dengan bapak Shallman, S.E., S.H., M.M., M.Kn., selaku Notaris di wilayah Surakarta, pada tanggal 5 Juli 2013. 23 Wawancara dilakukan dengan ibu Septarina Budiwati, S.H., M.H., selaku anggota MPD Kota Surakarta yang berasal dari unsur Akademisi, pada tanggal 10 Mei 2013. 24 Wawancara dilakukan dengan ibu Septarina Budiwati, S.H., M.H., Loc Cit. 23 Tugas MPD Kota Surakarta yang lain berdasarkan Pasal 66 ayat 1 UUJN adalah memberikan persetujuanizin kepada penyidik, penuntut umum, atau hakim, sehubungannya dengan kepentingan proses peradilan pidana untuk memanggil dan memeriksa Notaris Kota Surakarta berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau Protokol Notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris. MPD Kota Surakarta juga dapat memberikan persetujuan kepada Penyidik untuk mengambil fotokopi Minuta Akta dan atau surat-surat yang dilekatkan pada Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyimpanan Notaris yang notabene merupakan arsip yang bersifat rahasia. Mekanisme pemanggilan Notaris oleh pihak Penyidik Kepolisian, penuntut umum, atau hakim dengan status sebagai saksitersangka dalam perkara tertentu adalah terlebih dahulu pihak Penyidik mengirimkan surat Permohonan Izin Melakukan Pemeriksaan Notaris kepada MPD diwilayah Notaris yang dipanggil berkedudukan. Atas dasar surat panggilan dari Penyidik tersebut, kemudian MPD membentuk satu tim kecil yang beranggotakan 3 tiga orang yang terdiri dari masing-masing unsur unsur Notaris, Unsur Akademisi, dan Unsur Pemerintah untuk memanggil dan memeriksa Notaris yang bersangkutan berkaitan dengan duduk perkara yang dijelaskan dalam surat panggilan Penyidik tersebut. 25 Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran terhadap akta yang dibuat Notaris tersebut, maka MPD dapat memberikan persetujuan kepada pihak Penyidik untuk memanggil Notaris yang bersangkutan. Sebaliknya, jika dalam pemeriksaan yang dilakukan MPD tidak diketemukan 25 Ibid. 24 pelanggaran dalam pembuatan akta, maka MPD dapat menolak permohonan pihak Penyidik untuk memanggil Notaris yang bersangkutan. 26 Namun sejak dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 49PUU-X2012 pada tanggal 28 Maret 2013, tentang Pengujian Pasal 66 ayat 1, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, pemanggilan Notaris oleh penyidik, penuntut umum atau hakim untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya atau protokol notaris yang berada dalam penyimpanan Notaris saat ini tidak perlu lagi harus meminta persetujuan dari MPD. Mahkamah dalam amar putusan yang dibacakan langsung oleh Ketua Mahkamah Konstitusi MK M. Akil Mochtar menyatakan frasa “dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah” dalam Pasal 66 ayat 1 UU Jabatan Notaris bertentangan dengan UUD 1945. 27 Frasa yang dibatalkan oleh Mahkamah itu sebelumnya dianggap oleh Pemohon bertentangan dengan prinsip “persamaan kedudukan di dalam hukum ” bagi setiap warga negara Indonesia, tidak terkecuali notaris, sebagaimana ketentuan Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 28D ayat 1 UUD 1945. Mahkamah pun dalam pertimbangan hukumnya menyatakan proses peradilan oleh penyidik, penuntut umum, atau hakim untuk mengambil dokumen-dokumen dalam penyimpanan notaris dan memanggil notaris untuk hadir dalam pemeriksaan yang berkaitan dengan dokumen-dokumen yang 26 Ibid. 27 Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Selasa, 28 Mei 2013 | 18:16 WIB: Pemanggilan Notaris untuk Proses Peradilan Tidak Perlu Persetujuan Majelis Pengawas Daerah, dalam http:www.mahkamahkonstitusi.go.idindex.php?page=web.Beritaid=8517.Udm-fVsXESX. Diunduh Senin, 8 Juli 2013 pukul 02.30. 25 dibuatnya yang hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Majelis Pengawas Daerah merupakan kelompok pengaturan yang seharusnya tidak mengandung perlakuan berbeda yang bertentangan dengan prinsip equal protection sebagaimana yang dijamin oleh Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 28D ayat 3 UUD 1945 yaitu persamaan atau kesederajatan di hadapan hukum dan pemerintahan. 28 Dalam prakteknya Putusan MK ini belum sepenuhnya dilaksanakan oleh para pihak yang bersangkutan. Sampai bulan Mei atau 2 dua bulan setelah Putusan MK tersebut dibacakan, masih terdapat surat-surat yang masuk ke MPD Kota Surakarta dari pihak penyidik perihal permintaan izin untuk pemanggilan Notaris. Berdasarkan data yang masuk ke MPD Kota Surakarta Periode 2012- 2015, jumlah Notaris Kota Surakarta yang dipanggil oleh pihak Penyidik Kepolisian dapat terlihat dari tabel dibawah ini: Tabel 2. Daftar Surat MasukPanggilan Dari Pihak Penyidik MPD Kota Surakarta Periode 2012-2015 No Bulan Notaris Panggilan Dari Keterangan 1 Nopember 2012 LIA FANTY, S.H POLRESTA SURAKARTA 07-11-2012 Diizinkan mengambil fotokopi Minuta Kuasa Menjual No. 27 2 Desember 2012 RIFA’I SIREGAR, S.H POLRESTA SURAKARTA 20-12-2012 Diizinkan melakukan pemeriksaan 3 Januari 2012 ZAINUL ARIFIN BUDI, S.H POLRESTA SURAKARTA 13-01-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan 4 WIDJAJANARTI, S.H POLRESTA SURAKARTA 10-01-2012 Diizinkan melakukan pemeriksaan 28 Ibid. 26 5 ZINUL ARIFIN, S.H POLRESTA SURAKARTA 13-01-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan tetapi yang bersangkutan tidak hadir 6 Maret 2013 INA MEGAWATI, S.H BARESKRIM POLRI 08-03-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan 7 April 2013 SUNARTO, S.H POLRES SUKOHARJO 02-04-2013 Tidak diziinkan karena pada surat panggilan pihak Kepolisian tidak disertai dengan uraian akta kronologis dalam akta yang mana, nomor berapa, tanggal berapa 8 SILVIA TRI BUDI ESTI, S.H POLRESTA SURAKARTA 10-04-2013 Tidak diizinkan karena Notaris yang bersangkutan sudah pernah dipanggil oleh pihak Penyidik pada kasus yang sama 9 Mei 2013 WATI ADINI, S.H POLRESTA SURAKARTA 01-05-2013 Tidak diizinkan karena pokok pertanyaan dalam lampiran surat ada dalam akta dan nomor akta bukan seperti yang diminta 10 SUNARTO, S.H POLRESTA SURAKARTA 02-05-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan 11 WIDJAJANARTI, S.H POLRESTA SURAKARTA 08-05-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan 12 ASIH SARI DEWANTI, S.H POLDA JATENG 16-05-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan 13 VINSENSIUS HENRY, S.H BARESKRIM POLRI 22-05-2013 Diizinkan melakukan pemeriksaan Sumber : MPD Kota Surakarta

B. Kinerja Notaris Kota Surakarta Berdasarkan Hasil Pengawasan Notaris

Dokumen yang terkait

Perbandingan Peranan Dewan Kehormatan Dengan Majelis Pengawas Notaris Dalam Melakukan Pengawasan Setelah Keluarnya Undang-Undang Nomor . 30 Tahun 2004

0 56 144

Analisis Kewenangan Majelis Pengawas Notaris Dalam Pengawasan Notaris Menurut Undang-Undang No 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

3 78 167

SKRIPSI Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 14

PENDAHULUAN Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 15

DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Pengawasan Notaris Oleh Majelis Pengawas Daerah (MPD) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris (Studi: MPD Kota Surakarta).

0 0 4

PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK OLEH MAJELIS PENGAWAS DAERAH NOTARIS BUKITTINGGI.

0 0 18

PERANAN MAJELIS PENGAWAS TERHADAP PROFESI NOTARIS DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2OO4 TENTANG JABATAN NOTARIS.

0 1 9

Sinergitas Antara Majelis Pengawas Wilayah Notaris dan Majelis Pengawas Daerah Notaris Dalam Pelaksanaan Pengawasan dan Pembinaan Notaris.

0 0 16

FUNGSI DAN KEDUDUKAN MAJELIS PENGAWAS DAERAH NOTARIS SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS NOMOR 30 TAHUN 2004.

0 1 12

Pengawasan Terhadap Notaris oleh Majelis Pengawas Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 88