commit to user 64
bahwa kadar bahan tambah berbasis gula yang optimum pada penelitian ini yaitu 0.030.
Pada umur awal umur beton 3 hari, kadar bahan tambah berbasis gula sebanyak 0.015 dan 0.045 meningkatkan kuat tekan yang cukup signifikan dibanding
dengan beton normal, namun menurun pada umur 14 dan 28 hari. Hal ini diakibatkan karena bahan tambah berbasis gula pada kadar tersebut bersifat
accelerator namun tidak meningkatkan kuat tekan beton pada umumnya.
4.4.3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas merupakan suatu ukuran nilai yang menunjukkan kekakuan dan ketahanan beton untuk menahan deformasi perubahan bentuk. Hal ini
membantu untuk menganalisa perkembangan tegangan regangan pada elemen struktur yang sederhana dan untuk menentukan analisa tegangan-regangan,
momen dan lendutan pada struktur yang lebih kompleks. Modulus elastisitas beton ditentukan dari hubungan antara tegangan-regangan beton pada daerah
elastis.
Tabel 4.14. Pengaruh penggunaan bahan tambah berbasis gula terhadap modulus
elastisitas beton
Umur beton
Kadar bahan tambah
berbasis gula Modulus
elastisitas beton berbasis gula
MPa Modulus
elastisitas beton normal tanpa
bahan tambah MPa
Selisih modulus elastisitas MPa
28 hari
0.015 18709
27747.333 -9038.333
-32.57 0.030
28774 1026.667
3.70 0.045
18192.333 -9555.000
-34.44 Berdasarkan Tabel 4.14 dari variasi kadar bahan tambah berbasis gula yang
dipakai tampak bahwa penggunaan bahan tambah berbasis gula sebanyak 0.030 dapat meningkatkan nilai modulus elastisitas beton sebesar 3.70 pada pengujian
beton umur 28 hari. Penggunaan bahan tambah berbasis gula sebesar 0.015 dan 0.045 terhadap berat semen memiliki nilai modulus elastisitas yang lebih rendah
dari nilai modulus elastisitas pada beton normal. Nilai modulus elastisitas beton
commit to user 65
dengan bahan tambah berbasis gula kadar 0.015 dan 0.045 berturut-turut adalah 32.57 dan 34.44.
4.4.4. Hubungan Antara Modulus Elastisitas dan Kuat Tekan Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian diketahui bahwa peningkatan modulus elastisitas diikuti pula dengan peningkatan kuat tekan. Maka dari itu dapat dicari rumus empiris
hubungan antara modulus elastisitas dengan kuat tekan hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Gambar 4.8.
Tabel 4.15. Data kuat tekan dan modulus elastisitas perhitungan
No. Kode
benda uji f’c rata-
rata MPa
Ec perhitungan
MPa Rumus empiris hasil
perhitungan Akar f’c
1 BN1
45.271 28841
x 4218.172 6.728
BN2 41.875
27937 x 3694.792
6.471 BN3
43.007 26464
x 3871.967 6.558
2 BBG-15-1
39.329 25784
x 3287.492 6.271
BBG-15-2 35.085
12368 x 2578.789
5.923 BBG-15-3
41.027 17975
x 3560.383 6.405
3 BBG-30-1
46.968 24973
x 4472.735 6.853
BBG-30-2 43.007
29925 x 3871.967
6.558 BBG-30-3
47.534 31424
x 4558.267 6.895
4 BBG-45-1
38.763 19583
x 3195.849 6.226
BBG-45-2 37.914
23176 x 3055.332
6.157 BBG-45-3
37.065 11818
x 2914.812 6.088
Dengan memasukkan data Þ ′
dan modulus elastisitas dari Tabel 4.15 ke dalam analisis regresi pada program Microsoft excel, didapatkan grafik hubungan
Þ ′ dan Ec
serta persamaan regresi polynomial orde-2 yang ditampilkan pada Gambar 4.8.
commit to user 66
Gambar 4.8. Hubungan modulus elastisitas dan kuat tekan beton
Dari grafik dapat diketahui bahwa hubungan antara modulus elastisitas dan kuat tekan pada penelitian memiliki rumus empiris sebagai berikut:
Ec = 2036.5
f’c
– 9483.4 Þ ′ ………………………………………...…... 4.1
Rumus empiris hasil regresi polynomial orde-2 dari grafik
Sedangkan hubungan antara modulus elastisitas dan kuat tekan dalam beton normal memiliki rumus empiris sebagai berikut:
Ec = 4730 . Þ ′ ACI 318-89, Revised 1992,1996 ……………..…… 4.2
Ec = 4700 . Þ ′
SK SNI-T-15-1991 ……………………………...… 4.3
Dimana: Ec
= Modulus elastisitas MPa f’c
= Kuat tekan MPa
Dari hasil pengujian terlihat bahwa bahan tambah berbasis gula mampu meningkatkan kuat tekan beton, begitu pula dengan nilai modulus elastisitasnya.
y = 2036,5x
2
- 9483,4x R² = 0,6141
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000
0.000 2.000
4.000 6.000
8.000
E c
M P
a
√
fc MPa
Hubungan kuat tekan dan modulus elastisitas
Poly. Hubungan kuat tekan dan modulus
elastisitas
commit to user 67
Dari Gambar 4.8 didapat bahwa hubungan antara kuat tekan dan modulus elastisitas memiliki nilai yang valid jika dimasukan ke dalam rumus empiris dari
SK SNI-T-15-1991 maupun ACI 318-89, Revised 1992,1996. Meskipun dengan bentuk rumus empiris yang berbeda, namun untuk semua angka hasil penelitian
yang dimasukan ke dalam rumus empiris SK SNI-T-15-1991 atau ACI 318-89, Revised 1992,1996, terlihat pada Tabel 4.15 bahwa semua angka tersebut adalah
valid. Ini membuktikan bahwa adanya kesesuaian hubungan antara kuat tekan dengan modulus elastisitas hasil penelitian dengan standar yang berlaku saat ini.
commit to user
68
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan bahan tambah berbasis gula sebanyak 0.030 terhadap berat semen dapat meningkatkan kuat tekan beton sebesar 55.54 pada umur 3
hari, 7.62 pada umur beton 145 hari, dan 5.67 pada umur 28 hari. 2. Penggunaan bahan tambah berbasis gula sebanyak 0.015 dan 0.045
terhadap berat semen, meningkatkan kuat tekan beton pada umur 3 hari, yaitu antara 32.21 sampai 42.17. Namun pada umur 14 hari dan 28 hari, kuat
tekan beton menurun antara 12.71 sampai 29.33 untuk beton berumur 14 hari dan 11.30 sampai 12.61 untuk beton berumur 28 hari.
3. Penggunaan bahan tambah berbasis gula yang optimum pada penelitian ini yaitu 0.030.
4. Untuk bahan tambah berbasis gula dengan kadar 0.030, beton dengan kuat tekan rencana 30 MPa Susilorini, 2009 menggunakan campuran mix design
yang berbeda dengan beton pada penelitian ini dengan kuat tekan rencana 40 MPa, terutama dalam hal FAS faktor air semen. FAS untuk beton dengan
kuat tekan rencana 40 MPa lebih rendah daripada beton dengan kuat tekan rencana 30 MPa. Dengan demikian, ikatan yang dihasilkan pada umur awal 3
dan14 hari akan lebih cepat berfungsi karena volume air yg lebih sedikit pada beton dengan kuat tekan rencana 40 MPa. Oleh karena itu, beton dengan
bahan tambah berbasis gula 0.030 dengan kuat tekan rencana 40 MPa bersifat sebagai accelerator.