Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif (Studi Kasus: Mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universutas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN
PERILAKU KONSUMTIF
(Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Antoni Widodo
NIM :1111015000082
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS IMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
HUBT]NGAI\ STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN PERILAKU KONSTJMTIF MAHASISWI
(Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS),
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Antoni Widodo
1111015000082
Menyetujui,
Prof.I)r.IL
|IIP.
Rusmin Tumanssor. MA
194701 1419651 01001
ILMU PENGETAHUAI\ SOSIAL
FAKULTAS IMU TARBIYAH DAI{ KEGT]RUAIT
T]NIVERSITAS TSLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
JT]RUSAI\I PENDIDIKAIT
2015
LEMBAR PENGESAIIAN
Slripsi berjudul "Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilakn
Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakaxta)". Disusun oleh Antoni Widodo dengan Nomor
Induk'i!{ahasiswa (NIM) 1111015000082, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IJIN Syarif Hidayatullah Jalorta dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqasatr
pada tanggal 5 November 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Jakart4 5 November2015
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Progam Studi)
Dr.IwanPurwanto. M.Pd
NIP. 19730424 20A801 I An
Penguji
eY
l
Peneuji
ltt I ,rs
033
I
Dr. Ulfah Fajarini. M.Si
NrP. 19670828 199303 2 006
ltilnts
II
Moch. Noviadi Nueroho. M.Pd
NIP. 19761I l8 201101 I 006
ffi"ffi,#,s
r*f>/
?/tu4
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Syaripulloh. M.Si
NrP. 19670909 200701
Tanda
lF, -n-2o19
ST]RAT PERNYATAAN KARYA
ILMIAH
Dengan ini saya yangbertanda tangan di bawah ini:
Widodo
Nama
: Antoni
NIM
:1111015000082
Jurusan
: Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS)
Tahun Angkatan :2011
Menyatakan Dengan Sesungguhnya
Bahwa penulis telah menyelesaikan Skripsi ini dengan judul "Hubungan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi
Kasus
:
Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri
Jakarta)'o adalah benar hasil karya sendiri yang dibimbing oleh:
Nama
: Prof. Dr.
NIP
:194701141965101001
Demikian surat pernyataan
H. Rusmin Tumanggor, MA
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 19 Oktober 201 5
7r
Antoni Widodo
NIM: 1111015000082
ABSTRAK
ANTONI WIDODO (1111015000082), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “Hubungan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus:
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial)”.
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan antara status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi. Penelitian ini dilakukan pada
bulan januari sampai oktober 2015. Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswi pendidikan Ilmu
pengetahuan Sosial yang diambil setiap tingkatan atau semester kecuali untuk
mahasiswi angkatan baru yaitu angkatan 2015, sejumlah 31 responden.
Dari hasil korelasi menggunakan rumus Product Moment menghasilkan rxy
sebesar 0.642, selanjutnya pada taraf signikansi 5% kemudian dibandingkan
dengan r tabel yaitu sebesar 0.355, yang menunjukan rxy > rtabel, dari penelitian ini
dapat disimpulkan antara variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif mahasiswi mempunyai korelasi yang Kuat. Kemudian mencari nilai
Determinasi yang diperoleh 41.24% sedangkan uji t terdapat thitung yaitu sebesar
4.511 yang dibandingkan dengan ttabel dimana tingkat signifikansinya alpha = 5%
dan derajat kebebasan df = n-2 atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel sebesar 2.04
artinya terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta.
Dengan demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif
mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang tua maka
semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi,dan Perilaku Konsumtif.
i
ABSTRACT
Antoni Widodo (1111015000082), Departement of Education Social Studies,
Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, Minithesis title “The Conection of Social-Economic Status
of Parents with Consumptive Behavior Female Student (Case Study: University
Female Student Departement Of Social Education)”.
The purpose of this research is to know level connection between of social
economic status of parent with consumptive behavior student. The research was
implemented in January until October 2015. The method used in this research is
quantitative descriptive. The population of this research is university student
department of social education each level/semester except for student new
generation for academic year 2015. This research involved 31 respondent.
From the result correlation used formula product moment results rxy 0.642 and
level of significant 5% and then compared with rtabel= 0.355 it mean rxy > rtable.
Conclusion the result between of social economic status of parent with
consumptive behavior student have a strong correlation. And then to find
determination of percentage obtained 41.24% where as the calculation result of t
test shows that count 4.511 to compared ttabel with level of significant Alpha = 5%
and degree freedom df = n-2 or df = 31-2 =29 of obtained ttable = 2.04. it means
showing that connection between social economic status with consumptive
behavior student department of social education syarif hidayatullah state
university of Jakarta. With those hypotheses Ha be accepted and Ho be rejected.
The conclusion above this research of explains that exist the connection is
significant between social economic status parents with consumptive behavior
student department of social education syarif hidayatullah state university of
Jakarta. That is higher socio economic status parents so higher the consumptive
behavior of students.
KeyWords : Social-Economic Status and Consumptive Behavior
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis
dapat
menyelesaiakan skripsi
yang berjudul
“HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN
PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada
baginda alam , Rasullullah dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak terlepas pada bantuan dan
dukungan orang lain baik keluarga, kerabat, teman dan lain sebagainya. Begitupun
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dimana para berbagai pihak tanpa lelah
memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada pihakpihak terkait yaitu:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Dr.IwanPurwanto,M.Pd sebagai ketua jurusan pendidikan IPS yang ramah
dan selalu memberikan motivasi kepada mahasiwa tingkat akhir
3. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,MA sebagai dosen pembimbing
penulis yang selalu sabar untuk mengarahkan penulis menyusun skripsi
4. Seluruh dosen pengajar di pendidikan IPS ibu Tri Harjawati, ibu Ruknina
Ghanibala, Bapak Syaripulloh, bapak Iwan Hermawan, ibu Cut Dien
Nurwahida, Ibu Maila, pembimbing PIQI bapak Furqon, bapak Amarno,
Bapak Didin Syafrudin, bapak Moch Noviadi dan Pak Arif dan semua
dosen yang penulis belum disebutkan.
5. Orang tua penulis, Ibu Ratmini dan Bapak Tarbah kemudian adik-adik
penulis Putri Risma Wati dan Fika Nanda Mutiara yang selalu
iii
memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa menempuh
pendidikan sampai tingkatan sarjana.
6. Teman-teman alumni MAN Pemalang yang selama ini masih terjalin
silaturahimnya
7. Keluarga besar lembaga bimbel Teknos Genius Pamulang dimana penulis
mengabdikan diri selama ini.
8. Keluarga besar SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah menerima penulis
melaksanakan kegiatan PPKT
9. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS dan temanteman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi
kemalasan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis
bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang
penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, Oktober 2015
Penulis
Antoni Widodo
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................
ix
DAFTAR HISTOGRAM .....................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Permasalahan ..............................................................................
7
1. Identifikasi Masalah ................................................................
7
2. Batasan Masalah ......................................................................
7
3. Rumusan Masalah ...................................................................
7
C. Hipotesis .......................................................................................
8
D. Tujuan dan Signifikasi ................................................................
8
1. Tujuan Penelitian ....................................................................
8
2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ...........................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Teoritis .........................................................................
10
1. Konsep Status Sosial Ekonomi ...............................................
10
a. Pengertian Status Sosial ....................................................
10
v
b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi .........................
13
c. Aspek-aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi .............
14
2. Konsep Perilaku Konsumtif ....................................................
18
a. Pengertian Perilaku ...........................................................
18
b. Pengertian Perilaku Konsumtif ........................................
19
c. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif ..............
20
d. Aspek yang diukur dalam Perilaku Konsumtif .................
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................
23
C. Kerangka Konseptual .................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
25
B. Metode Penelitian ........................................................................
25
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
26
1. Populasi ...................................................................................
26
2. Sampel .....................................................................................
26
3. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................
26
D. Definisi Operasional ....................................................................
27
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
28
1. Metode Observasi ....................................................................
28
2. Metode Angket atau Kuesioner ...............................................
30
3. Wawancara ..............................................................................
32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................
33
1. Uji Validitas ............................................................................
33
2. Uji Reabilitas ...........................................................................
34
3. Uji Kredibilitas ........................................................................
35
4. Uji Dependability ....................................................................
36
G. Teknik Pengolahan Data ...........................................................
37
1. Editing .....................................................................................
37
2. Skoring ....................................................................................
37
3. Tabulasi ...................................................................................
35
vi
H. Hipotesis Statistik ........................................................................
38
I. Pendekatan Data dan Keilmuan ................................................
39
J. Pedoman Peliputan Data ............................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ......................................................
41
1. Sejarah Jurusan Pendidikan Illmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) .....................................................................................
41
2. Tujuan didirikan Jurusan P.IPS ...............................................
41
3. Visi dan Misi Jurusan P.IPS ....................................................
42
4. Daftar Dosen dan Keahlian .....................................................
44
5. Jumlah Mahasiswa ..................................................................
45
B. Uji Kulalitas Data ........................................................................
45
1. Hasil Uji Validitas ...................................................................
45
2. Hasil Uji Realibilitas ...............................................................
48
C. Deskripsi Data .............................................................................
49
1. Deskripsi Data Variabel Status Sosial Ekonomi
Orang Tua ................................................................................
49
2. Deskripsi Seluruh Aspek Status Sosial Ekonomi
Orang Tua ................................................................................
57
3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Konsumtif ..........................
59
4. Deskripsi Seluruh Aspek Perilaku Konsumtif ........................
64
D. Uji Hipotesis .................................................................................
65
E. Hasil Analisa Wawancara ..........................................................
69
1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ..........................
69
2. Deskripsi Perilaku Konsumtif .................................................
70
3. Hasil Analisa dari Wawancara mengenai Status Sosial
Ekonomi dengan Perilaku Konsumtif .....................................
71
F. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
72
G. Kritik Hipotesis ...........................................................................
76
vii
H. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori
Temuan
......................................................................................
76
I. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif .......
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................
82
B. Saran ............................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender ...............................
4
Tabel 3.1
Perhitungan dalam Menentukan Sampel ..............................
27
Tabel 3.2
Observasi Lapangan ..............................................................
28
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Variabel X .................................................
31
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Variabel Y .................................................
31
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Mahasiswi ..........................................
32
Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi ..............................
36
Tabel 3.7
Form untuk Peliputan Data ....................................................
38
Tabel 4.1
Daftar Dosen Pendidikan IPS ................................................
42
Tabel 4.2
Jumlah Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan IPS .......................
43
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang
Tua ..........................................................................................
46
Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Konsumtif
Mahasiswi ..............................................................................
47
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas .............................................................
48
Tabel 4.6
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...............
49
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi ..................
50
Tabel 4.8
Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...............................
52
Tabel 4.9
Pekerjaan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi ..................................
53
Tabel 4.10
Tingkat Pendapatan Keluarga ................................................
54
Tabel 4.11
Tingkat Konsumsi Keluarga Perhari .....................................
55
Tabel 5.12
Kepemilikan Harta Kendaraan ..............................................
56
Tabel 4.13
Tabulasi dari Angket Variabel Status Sosial Ekonomi .........
58
Tabel 4.14
Data Intensitas Pembelian Impulsif Mahasiswi .....................
59
Tabel 4.4
ix
Tabel 4.15
Intensitas Perilaku Pemberosan .............................................
60
Tabel 4.16
Intensitas Mencari Kesenangan dengan
Kegiatan Konsumsi.................................................................
61
Perilaku Konsumtif karena Kemudahan Mendapatkan
Produk.....................................................................................
63
Tabel 4.18
Tabulasi dari Angket Perilaku Konsumtif .............................
64
Tabel 4.19
Tabulasi Untuk Pengujian Hipotesis .....................................
65
Tabel 4.20
Pengukuran Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Berdasarkan Item yang Diajukan ..........................................
72
Pengukuran Perilaku Konsumtif Berdasarkan
Item yang Diajukan ...............................................................
74
Tabel 4.17
Tabel 4.21
x
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram 4.1
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ......
50
Histogram 4.2
Pendidikan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ................
51
Histogram 4.3
Pekerjaan Orang Tua (Bapak) dari Mahasiswi .............
52
Histogram 4.4
Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ..................
53
Histogram 4.5
Pendapatan Keluarga Mahasiswi setiap Bulan .............
55
Histogram 4.6
Pengeluaran Konsumsi Keluarga perhari ......................
56
Histogram 4.7
Kepemilikan Harta Kendaran ........................................
57
Histogram 4.8
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi ..............
58
Histogram 4.9
Indikator Pembelian Impulsif Mahasiswi .....................
60
Histogram 4.10 Indikator Pemborosan ....................................................
61
Histogram 4.11 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mencari Kesenangan ....
62
Histogram 4.12 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mudahnya Mendapatkan
Produk ............................................................................
63
Seluruh Indikator Perilaku Konsumtif ...........................
65
Histogram4.13
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual .........................................................
24
Gambar 5.1
Kerangka Berpikir dan Teori Temuan ................................
77
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang mengalami dampak dari adanya
globalisasi sehingga indonesia termasuk dalam pelaku dari negara yang
melakukan perdagangan bebas, globalisasi menawarkan produk yang mudah
didapatkan dalam kadawarsa ini, sehingga masyarakat tertarik untuk
mendapatkanya seperti kemudahan mendapatkan teknologi dan produk impor
lainya. Indonesia negara berkembang dengan hasil proyeksi penduduk
menunjukan piramida penduduk merupakan tipe expansive, dimana sebagian
penduduk berada pada kelompok umur muda.1 Dengan adanya penduduk
muda inilah akan berdampak pada target pemasaran pasar bebas di eraglobalisasi.
Globalisasi yang diartikan menurut Bagong Suyanto adalah ”sebuah
kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa, modal kekuatan kaum
kapitalis yang menerobos batas-batas negara, wilayah dan adat istiadat dan
budaya”.2 Mengindikasikan para pengusaha dari berbagai negara untuk
menanamkan modal atau menjual hasil produksinya ke Indonesia, khususnya
pengusaha-pengusaha dari warga negara yang sudah maju.
Kekuatan ekonomi negara-negara maju dan pengaruhnya yang dominan
acap kali menjadikan negara yang sedang berkembang tak ubahnya seperti
pangsa pasar dan ladang persemian bagi berbagai kepentingan perusahaan
multinasional.3 Sehingga mengindikasikan para pengusaha dari luar negeri
untuk menanamkan modal atau menjual produknya ke Indonesia hal ini karena
1
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta :
BPS,2015) h.44 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015
pukul 23:10 WIB
2
Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.93
3
Ibid., h.158
1
2
negara indonesia sedang mengalami perkembangan, dan negara yang seperti
inilah warga negaranya disebut sebagai masyarakat konsumen.
Dalam masyarakat konsumen Bagong Suyanto menyebutnya “sebuah
masyarakat yang cenderung diorganisasikan di seputar konsumsi ketimbang
produksi barang atau jasa”.4 Atau masyarakat yang sebagian besar adalah
penikmat atau pembeli dari pada penjual, hal inilah yang menjadi target-target
pemasaran dari pengusaha-pengusaha negara maju.
Globalisasi yang menawarkan berbagai produk dari bangsa lain seperti
yang dikemukakan oleh George Ritzer yaitu proses McDonalisasi yaitu proses
perubahan dan fenomena globalisasi yang merambak keberbagai penjuru
dunia sebagai proses McDonalisasi. Disebut McDonalisasi karena pandangan
George Ritzer proses perubahan yang tengah melanda masyarakat di era postindustrial tak ubahnya seperti proses perubahan yang terjadi karena
merebaknya praktik bisnis fast food, McDonald di berbagai belahan dunia.5
Dalam konsep McDonalisasi Ritzer menganggap bahwa konsep ini seperti
halnya pada restoran siap saji yang menguasai pada penjuru dunia dengan
menggunakan sistem yang terintegrasi. Konsep pemasaran yang siap saji ini “
dalam prinsip kemudahan diperhitungkan dan fenomena kuantifikasi
organisasi yang ter McDonalisasi juga bisa diamati dalam bidang
pendidikan,publikasi, praktik medis, televisi, olah raga, dan politik”.6
Dengan adanya sasaran Indonesia sebagai target pemasaran di eraglobalisasi ini, tidak menutup kemungkinan bahwa fenomena globalisasi ini
akan berdampak pada perilaku manusia yang semakin konsumtif
karena
“gaya hidup tumbuh dan dikembangkan oleh kekuatan kapital untuk
kepentingan membangun pangsa pasar, memperbesar keuntungan, dan
menghela agresivitas masyarakat dalam mengonsumsi berbagai produk
industri budaya”.7
4
Bagong Suyanto, Ibid., h.107
Ibid, h.159
6
Ibid, h.164
7
Ibid, h.137
5
3
“Globalisasi akan dipahami sebagai faktor yang mempengaruhi dan
mengubah secara radikal gaya hidup (life style) dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang” 8. Hal
inilah yang akan berdampak pada penduduk indonesia yang didominasi oleh
golongan muda, khususnya kaum remaja menjadikan target sasaran untuk
strategi pemasaran oleh kekuatan pasar yang menjadikan perilaku penduduk
usia muda untuk berperilaku konsumtif. Penduduk muda disini penulis melihat
pada beberapa mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) Universitas Islam Negeri Jakarta dimana beberapa mahasiswa
berperilaku kearah kehidupan yang hedonis yang mengarah pada perilaku
konsumtif.
Universitas Islam Negeri Jakarta yang terletak di daerah perkotaan yaitu
daerah Tangerang Selatan tidak mengherankan jika banyak tempat
perbelanjaan seperti mal yang dekat dengan arena kampus, kemudahan cara
mengetahui info mendapatkan barang produksi juga bisa dilihat dari
penggunaan teknologi , “gaya hidup pada warga kota yang kaya, akan
ditunjukan dengan kehidupan yang selalu menggunakan ICT (Information and
Communication Tecnology), mereka sangat mudah untuk
memperoleh
informasi, dan memperoleh layanan yang lebih baik, seperti misalnya belanja
menggunakan layanan elektronik”.9
Pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ismayanti (Dalam skripsi
Riza Afriani) bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada laki-laki hal ini bisa
dilihat dari tabel di bawah ini:10
8
Ibid, h.94
Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi,cet 1, 2013, PT Refika
Aditama, Bandung h.92
10
Riza Afriani,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif
Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014
h.5.
9
4
Tabel 1.1
Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender
Gaya Hidup
Konsumtif
Jenis
Kelamin
Total
Laki-laki
Rendah
28,0 %
Tinggi
72%
100%
Perempuan
8,0%
92,0%
100%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada
perempuan dimana perbedaan yaitu untuk perempuan 92% sedangkan lakilaki 72% hal ini menunjukan selisih sekitar 20%.
Menurut Bagong Suyanto yang mengutip pada sebuah studi yang
dilakukan oleh Mintel menemukan bahwa dalam hal pakaian, kaum
perempuan umumnya lebih memiliki keinginan dan kebutuhan untuk tampil
modis daripada kaum laki-laki kemudian kaum perempuan lebih senang dan
fokus pada penampilan pribadi dari pada laki-laki sehingga menjadikan kaum
perempuan lebih konsumtif dalam mengatur keuangan.11
Hal ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti mahasiswi. Pada
pengamatan awal penulis mengamati dua kelompok mahasiswi yang berbeda,
kelompok yang pertama penulis melihat beberapa mahasiswa yang menjadi
satu group atau satu kelompok banyak yang tidak menyukai koleksi untuk
barang-barang
mewah
seperti
pakaian.
Kemudian
dalam
kelompok
pertemanan kedua penulis melihat sebaliknya banyak anggota kelompok yang
gemar untuk mengoleksi barang-barang mewah dan bagus, kemudian belanja
di mal-mal bersama teman-temanya.
11
Bagong Suyanto, op.cit., h.148
5
Dalam perbandingan kelompok pertama dan kedua ini penulis juga
mengamati dari status sosial orang tuanya seperti siapa orang tuanya dan apa
pekerjaanya. Dari perbandingan kelompok pertama dan kedua penulis melihat
ada kesamaan dari cara individu memilih kelompok pertemanan hal ini penuls
melihat di dasari pada gaya hidup dan status sosial dari orang tuanya.
“Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur
sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau
kedudukan individu, apakah ia di atas atau di bawah status orang lain
mempengaruhi perananya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat
kedudukan atau status seseorang”.12
Pada pernyataan tersebut menunjukan bahwa status sosial seseorang
menjadikan peranan seseorang atau sebagai identitas diri, hal ini bagaimana
seseorang akan mempertahankan dan menjaga statusnya dengan perilaku dan
tindakan sosialnya. Begitu juga dengan status yang dimiliki oleh orang tuanya
“stratifikasi sosial orang tua akan mempengaruhi sosialisasi anak-anak
mereka”.13 Stratifikasi atau tingkatan sosial dimasyarakat juga dilihat dari
seberapa tingkat status sosialnya, sehingga tidak mengherankan jika seorang
anak akan berperilaku sesuai dengan status yang dimiliki oleh orang tua.
Dengan adanya pengaruh dari status orang tua, mahasiswi mendapatkan
uang saku dari orang tua yaitu bapak atau ibu yang mempengaruhi perilaku
pembelian “keluarga merupakan organisasi kecil yang penting dalam
mempengaruhi perilaku anggotanya yang bersumber dari orang tua. Suamiistri-anak memiliki peran yang berbeda dalam mempengaruhi perilaku
pembelian mereka”.14
Dari cara mempertahankan status sosial inilah seseorang bisa membuat
gaya hidupnya dengan cara yang konsumtif, gaya hidup yaitu “pola-pola
12
Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rafika Aditama, 2010). Cet.3, h.196
Pengantar Sosiologi Ekonomi H.17
14
Ali Hasan, Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, (CAPS (Center for Academic
Publishing Service : Jakarta, 2014 cetakan ke-2), h.164
13
6
tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain”. 15 Hal ini karena
gaya hidup merupakan sebuah wujud identitas seseorang.
Dalam gaya hidup ini seseorang atau kelompok bisa dilihat dari cara
pergaulanya seperti pengamatan penulis dari pengamatan awal ini melihat
bagaimana mahasiswi ini memanfaatkan waktu senggang untuk bergaul
dengan teman satu kelompoknya, “waktu senggang di era masyarakat postmodern sering kali berkaitan dengan kegiatan rekreasi, di mana seseorang
keluar dari diri, menuju perangkap-perangkap eksterior yaitu tempat tempat
wisata, mal, klub, negeri-negeri asing dan seterusnya”.16 Penulis melihat
banyak mahasiswi yang memanfaatkan waktu luangya untuk
menonton
bioskop, makan di tempat yang mewah ,belanja-belanja kebutuhan di mal, dan
perawatan-perawatan tubuh. Semua itu mereka lalukan untuk alasan
membuang kejenuhan dan semua didapatkan dari uang saku yang diberikan
oleh orang tuanya.
Dalam proses konsumsi mahasiswi ini tidak menyadari apa yang sudah
dikeluarkan uang untuk kegiatan konsumsi, hal ini banyak pembelian barang
produksi yang tidak dibutuhkan dibandingkan dengan pembelian barang
pokok mahasiswi yang sifatnya lebih penting seperti pembelian buku untuk
referensi untuk pembuatan tugas dari Dosen. Dalam perilaku konsumtif
mahasiswi juga bisa dilihat dari penggunaan gadget dimana banyak mahasiswi
yang mengganti gadget dengan model dan tipe terbaru atau bahkan ingin yang
berbeda dari yang lain, hal seperti ini “lebih didorong karena kebutuhan untuk
menjaga citra diri, Image bahwa ia bukan termasuk orang yang ketinggalan
zaman atau karena ia sebetulnya tengah berusaha menjaga citra sebagai bagian
dari kelompok kelas sosial atas”.17
Dari beberapa penemuan awal ini penulis melihat ada hubungan antara
status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif untuk
15
Bagong Suyanto, op.cit,.. h.147
Bagong Suyanto, op.cit., h.263
17
Bagong Suyanto, op.cit .,h.138
16
7
itu perlu adanya kebenaran yang mendasar sehingga penulis tertarik untuk
menyusun skripsi yang berjudul ”HUBUNGAN
STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF (Studi
kasus: Mahasiswi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif
Hidayatullah)”.
B. PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka masalah
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Perilaku konsumtif terjadi karena banyaknya pusat perbelanjaan yang
kian marak
b. Waktu luang mahasiswi diisi oleh kegiatan yang sifatnya konsumtif
c. Pemberian orang tua berupa materi yang berlebihan akan membuat
mahasiswi berperilaku konsumtif
2. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan fokus sehingga tidak menyimpang
dari
pembahasan
dan
sasaran
pokok
penelitian,
maka
peneliti
memfokuskan dalam pembahasan ini yang harus dibatasi dalam konteks
permasalahan sebagai berikut:
1. Status sosial dalam penelitian ini adalah status sosial dari orang tua
mahasiswi.
2. Perilaku konsumtif dalam penelitian ini adalah perilaku pembelian
yang bersumber dari pendapatan/uang saku yang diberikan oleh orang
tua mahasiswi.
3. Mahasiswi dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang statusnya aktif
di jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta).
8
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dapat
dibuat dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Dalam interaksinya Mahasiswi banyak membentuk kelompok sosial
pertemanan dan berdasarkan status sosial dari orang tua, sehingga
mempengaruhi perilaku mereka dalam aspek pembelian/peggunaan
pendapatan yang diberikan oleh orang tua mahasiswi”.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka penulis mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat status sosial ekonomi orang tua mahasiswi P.IPS
UIN Jakarta?
b. Bagaimana perilaku konsumtif mahasiswi P.IPS UIN Jakarta?
c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi
orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif?
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan uraian masalah, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif
2. Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang
tua dengan perilaku konsumtif
D. Tujuan dan Signifikasi
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rangkaian perumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data, fakta yang valid, dan dapat dipercaya mengenai
9
hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi dengan perilaku konsumtif.
2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan agar bermanfaat, secara teoritis manfaat hasil dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Menjadi bahan referensi bagi para ilmuwan dan peneliti dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu sosiologi,
psikologi ,dan ekonomi.
2. untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam kajian teoritis
kemampuan mahasiswi dalam bergaul dan berinteraksi di lingkungan
kampus maupun masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
menjadi bahan masukan bagi mahasiswi dalam memahami perilaku
konsumtif, sehingga menjadikan acuan hidup dalam mengatur
keuangan di saat menjadi mahasiswi maupun dalam ibu rumah tangga
kelak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Status Sosial Ekonomi
a. Pengertian Status Sosial
Status sosial menurut Ujang Sumarwan disamakan dengan kelas
sosial, yaitu pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda
atau strata yang berbeda.1
Kedudukan atau status sosial menurut soerjono Soekanto “tempat
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya dan
hak-hak serta kewajibanya”.2 dalam pergaulan atau interaksi seseorang
dan keprestisanya (kegengsianya) tergantung pada aspek status sosial.
Menurut Mayor Polak status sosial dimaksudkan sebagai
kedudukan sosial seseorang oknum dalam kelompok serta dalam
masyarakat.3 Adapaun cara seseorang memperoleh status sosial yang
didapatkan yaitu “diperoleh secara alami (ascribed status), dan
diperoleh melalui berbagai usaha (achieved status)”.4
1. Ascribed status
Status ini didapatkan atau “diperoleh seseorang secara
alamiah artinya melekat pada diri seseorang di peroleh tanpa
melalui serangkaian usaha”.5 Biasanaya status ini bersifat natural
tidak butuh usaha untuk mendapatkanya karena Tuhan sudah
1
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran,
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), edisi ke-2 , h. 265
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ,(PT.RajaGrafindo Persada :
Jakarta,2000, cetakan ke-30) h. 265
3
Abdul Syani, Skematika,Teori, dan Penerapan, (Jakarta : , PT. Bumi Aksara, 2014),cet
keempat, h. 91
4
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 430
5
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.430
10
11
mengaturnya. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip membagi status ini
dalam beberapa aspek
a. Status Perbedaan Usia (age stratification)
Status ini dibedakan berdasarkan umur manusia biasanya atas
dasar senioritas dan penghormatan terhadap yang lebih tua Elly
mencontohkan “dalam suatu kehidupan rumah tangga, anak
yang usianya lebih tua memiliki strata keluarga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang usianya lebih muda”.6
b. Stratifikasi
berdasarkan
jenis
kelamin
(gender
sex
stratification)
Dalam status ini “biasanya penstrataan sosial berdasarkan jenis
kelamin ini biasanya dipengaruhi oleh adat tradisi dan bahkan
ada sebagian ajaran agama yang membedakan antara hak dan
kewajiban berdasarkan jenis kelamin”.7
c. Status yang didasarkan pada sistem kekerabatan
Dalam status ini “dapat dilihat dari peran yang harus
diperankan oleh masing-masing anggota keluarga dalam rumah
tangga”.8 Misalnya ayah sebagai rumah tangga, ibu sebagai ibu
rumah tangga dan anak sebagai anggota keluarga yang masingmasing memiliki peran tersendiri.
d. Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu
Pandangan ini lebih mengarah pada bentuk ras seseorang
dimana menurut Elly
mencontohkan “pemahaman orang
bahwa ras dengan kulit putih lebih superior dibandingkan
dengan ras kulit hitam”.9 Ketika seseorang dari mana ras
seseorang berasal akan mempengaruhi prestise seseorang.
6
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h. 430
Ibid., h.431
8
Ibid., h. 431
9
Ibid., h.431
7
12
2. Achieved status
Menurut Soerjono Soekanto status ini lebih mengarah pada
bagaimana seseorang mendapatkan “kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja”.10 Sedangkan
menurut Elly status ini didapatkan “melalui perjuangan”.11 Dari
pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwasanya
achieved status merupakan status yang didapatkan seseorang
melalui usaha-usaha dalam bentuk perjuangan keras seseorang
untuk mendapatkanya. Aspek-aspek yang diukur dalam status ini
menurut Elly M.Setiadi dan Usman Kolip adalah :12
a. Stratifikasi berdasarkan jenjang pendidikan
Stratifikasi ini didapatkan pada jenjang pendidikan seseorang,
seberapa jauhkah jenjang pendidikan seseorang didapatkan.
Sehingga tingginya pendidikan seseorang akan “berpengaruh
kepada pola-pola kehidupan orang tersebut”13.
b. Stratifikasi berdasarkan senioritas
Dari pekerjaan hingga pendidikan seseorang akan terjadi
senioritas, senioritas ini “ditentukan berdasarkan tingkat tengkat
tenggang waktu”14. Seberapa jauh seseorang mendahului tempat
pekerjaan dan pendidikan akan berpengaruh pada pola-pola
hidup.
c. Stratifikasi di bidang pekerjaan
Dalam pekerjaan seseorang menduduki jabatan dan bagianbagian tertentu sehingga masing-masing kedudukan akan berbeda
dalam berinteraksi.
10
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.211
Ibid., h.432
12
Ibid., h.432-433
13
Ibid., h. 432
14
Ibid., h. 433
11
13
d. Stratifikasi di bidang ekonomi
Status ini lebih kearah tinggi rendahnya ekonomi seseorang
diukur dari pendapatan seseorang dalam bekerja sehingga
pendapatan inilah dapat diukur status aschievednya.
3. Assigned status
“Assigned status adalah status sosial yang diperoleh
seseorang atau sekelompok orang dari pemberian. Akan
tetapi, status sosial yang berasal dari pemberian ini
sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau
sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia
memperoleh penghargaan”.15
Dalam assigned status ini seseorang akan mendapatkanya jika
orang
tersebut
memberikan
jasa
kepada
masyarakat
dan
masyarakat mengakuinya bahwa orang tersebut telah memberikat
sesuatu yang baik pada masyarakat banyak seperti contohnya
pemberian penghargaan kepada pahlawan.
b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi
Dalam pengukuran aspek-aspek pada status sosial ekonomi orang
tua menurut Gilbert dan Kahl yang dikutip oleh Ujang Sumarwan
terdapat tiga aspek acuan yang harus diketahui yaitu status pekerjaan,
pendapatan, dan harta benda.16 Sedangkan Menurut Bornstein &
Bradley bahwa aspek dalam pengukuran status sosial Ekonomi yaitu
Pekerjaan,
tingkat
pendidikan
akhir,
sumber
daya
ekonomi
(pendapatan), dan kekuasaan atau jabatan yang dimilikinya.17 Dari
pandangan para ahli tersebut peneliti menyimpulkan beberapa aspek
untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua.
15
Ibid., h. 434
Ujang Sumarwan, Op Cit., h.266
17
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Sosial, (Bandung :
Refika Aditama, 2006), h. 149
16
14
1. Pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua baik ayah atau ibu “akan
menentukan kelas sosial”,18 keluarga itu sendiri.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Gunawan S menjelaskan bahwa tingkat pendidikan akan
mempengaruhi pendapatan seseorang dengan hal ini maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi manusia dalam mencapai
tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatanya
begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang
semakin sedikit pendapatan seseorang.19
3. Sumber Daya Ekonomi / Pendapatan
Pendapatan adalah materi yang diterima oleh seseorang atau
lembaga tertentu karena telah memberikan jasa atau melakukan
suatu pekerjaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan
dapat dijadikan sebagai jaminan kelangsungan hidup layak.
4. Kekuasaan / Jabatan
Kekuasaan atau jabatan adalah suatu kedudukan seseorang dalam
memposisikan dirinya didalam pekerjaan dimana seseorang yang
mempunyai kekuasaan akan leluasa untuk menyuruh bawahanya,
sehingga akan mempengaruhi kekayaanya.
c. Aspek-Aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi
Untuk mengetahui berapa besar status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi, penulis menggunakan dari pandangan para ahli yang
menerangkan landasan teori mengenai status sosial yang ditinjau dari
ekonomi tersebut sehingga peneliti menyimpulkan beberapa aspek
untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua.
18
Ujang Sumarwan. Op Cit., 266
Neneng Widiyawati ,“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Interaksi
Sosial Antar Siswa Di SMK dua Mei Ciputat”, Skiripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan,
UIN Jakarta, h.15
19
15
a. Pendidikan
Pendidikan akan menentukan tingkat status sosial keluarga
karena pendidikan anggota keluarga akan berkorelasi dengan
pekerjaan anggota keluarga.
“Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen
yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis
pekerjaan yang yang dilakukan oleh seorang konsumen.
Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli
laboran memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja
sebagai profesi tersebut”.20
Pekerjaan atau profesi pada anggota keluarga bisa diamati dari
tingkat pendidikan yang dicapainya, untuk mengukur tingkat
pendidikan Badan Pusat Statistik membagi dalam kategori yatu:
1. SD kebawah
2. Sekolah Menengah Pertama
3. Sekolah Menengah Atas
4. Sekolah Menengah Kejuruan
5. Diploma I/II/III
6. dan Universitas 21
b. Pekerjaan
Untuk mengamati jenis-jenis pekerjaan Danang Sunyoto membagi
empat kategori yaitu PNS, Pegawai Swasta, Wirausaha, dan
Mahasiswa atau pelajar.22Sedangkan untuk membagi tingkatan
pekerjaan, penulis membaginya menjadi lima kategori yaitu:
1. Pejabat Pemerintah
2. PNS
3. Pegawai Swasta
4. Wirausaha
5. Pegawai serabutan
20
Ujang Sumarwan, Op Cit.,254
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta :
BPS,2015) h.53 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015
pukul 23.10 WIB
22
Danang Sunyoto, Praktik Riset Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : CAPS(Center of
Academic Publishing Service, 2014), Cetakan Pertama, h.144
21
16
c. Pendapatan
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang
konsumen dari pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah.23
Dengan perolehan pendapatan di anggota keluarga akan membiayai
kegiatan konsumsinya. Adapun pengukuran pendapatan Ujang
Sumarwan membaginya kedalam beberapa aspek yaitu gaji pokok,
tunjungan, bonus, dan pendapatan lainya.24
Beberapa aspek pendapatan ini jika anggota keluarga menerimanya
maka semakin tinggi pendapatanya. Menurut Mulyanto Sumardi
dan Hans-Dieter, pendapatan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan
berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima
biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumbersumber utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas
jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari
penjualan barang yang dipelihara dihalaman rumah, hasil
investasi sebagai bunga modal, tanah, uang pensiun,
jaminan sosial serta keuntungan sosial.
2. Pendapatan yang berupa barang adalah segala
penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi
tidak selalu berbentuk jasa dan diterimakan dalam
bentuk barang atau jasa. Misalnya penjualan barangbarang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian,
warisan, penagihan pitang, kiriman uang, menang judi.25
Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli
dari seseorang, karena daya beli akan menggambarkan banyaknya
produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seseorang.
Dalam mengkategorikan pendapatan rumah tangga, Badan Pusat
Statistik pada Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) data
pada tahun 2013 dan 2014
mengkategorikan menjadi beberapa
kategori yaitu:
23
Ujang Sumarwan, Op Cit., h. 257
Ibid., h.258
25
Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok,
(Jakarta : CV. Rajawali,1982), Cet.1, h.92-93
24
17
1. hingga Rp 1.800.000
2. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000
3. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000
4. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000
5. Lebih dari Rp 7.200.000.26
d. Tingkat konsumsi
Setiap individu atau kelompok pasti mengkonsumsi segala
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier dalam menentukan konsumsi ini masingmasing individu berbeda dari satu sama lainya misalnya saja
kebutuhan konsumsi perempuan dan laki-laki.
“Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, dan orangtua
berfungsi sebagai unit sosial-ekonomi yang secara materil
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya, apabila
orangtua tidak bisa menjalankan fungsi tersebut secara bijak,
maka akan menimbulkan dampak buruk pada perilaku anak”27.
Konsumsi menurut Ujang Sumarwan diartikan sebagai
penggunaan produk, yang dibagi menjadi dua kategori jenis
konsumsi yaitu barang tahan lama (durable goods) dan barang tidak
tahan lama. Barang tahan lama diartikan sebagai barang yang
usianya bisa digunakan berkali-kali dan usianya hingga bertahuntahun sedangkan barang tidak tahan lama yaitu barang yang habis
setelah dipakai.28
Untuk mengukur tingkat konsumsi dalam penelitian ini
menggunakan ukuran pengeluaran rumah tangga karena pengukuran
tingkat konsumsi bisa dilihat dari pengeluaran keluarga, menurut
Ujang Sumarwan pengeluaran sebagai alat pengukuran besarnya
26
Badan Pusat Statistik, op Cit., h.139
Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung) Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 :
262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung
28
Ujang Sumarwan, Op Cit., 382
27
18
tingkat konsumsi.29 Hal ini untuk melihat berapa besar tingginya
tingkat konsumsi yang dikeluarkan dalam keluarga itu sendiri.
e. Pemilikan Harta Benda
Pendapatan seseorang akan mempengaruh pembelian seseorang
dan akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin tinggi pendapatan
maka akan semakin besar peluangnya untuk masuk kedalam kategori
kelas atas.
“Pendapatan yang tinggi biasanya diikuti oleh pemilikan
harta benda yang banyak. Di pedesaan pemilikan sawah,
kebun, ladang, ternak yang banyak dan rumah yang besar
merupakan simbol pemilikan dari kelas atas masyarakat
tersebut. Diperkotaan, rumah, kendaraan, tanah, perhiasaan,
surat-surat berharga, dan benda-benda seni adalah simbol
pemilikan dari kelas atas. Dimana ia tinggal akan
menentukan kelas sosial seseorang. Di Jakarta, pemukiman di
Menteng, Pondok Indah, Perumahan Kota Wisata Cibubur,
Kelapa Gading adalah lokasi perumahan bagi kelas sosial
atas”.30
2. Konsep Perilaku Konsumtif
a. Pengertian Perilaku
Untuk memahami arti perilaku menurut J.P Chaplin perilaku lebih
kearah pembahasan behavior (tingkah laku, kelakuan, perilaku tindaktanduk, perangi). Menurutnya perilaku ini sebagai respon baik dalam
bentuk reaksi, tanggapan, Jawaban, dan balasan yang dilakukan oleh
suatu or
PERILAKU KONSUMTIF
(Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Antoni Widodo
NIM :1111015000082
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS IMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
HUBT]NGAI\ STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
DENGAN PERILAKU KONSTJMTIF MAHASISWI
(Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS),
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Antoni Widodo
1111015000082
Menyetujui,
Prof.I)r.IL
|IIP.
Rusmin Tumanssor. MA
194701 1419651 01001
ILMU PENGETAHUAI\ SOSIAL
FAKULTAS IMU TARBIYAH DAI{ KEGT]RUAIT
T]NIVERSITAS TSLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
JT]RUSAI\I PENDIDIKAIT
2015
LEMBAR PENGESAIIAN
Slripsi berjudul "Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilakn
Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakaxta)". Disusun oleh Antoni Widodo dengan Nomor
Induk'i!{ahasiswa (NIM) 1111015000082, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IJIN Syarif Hidayatullah Jalorta dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqasatr
pada tanggal 5 November 2015 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Jakart4 5 November2015
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Progam Studi)
Dr.IwanPurwanto. M.Pd
NIP. 19730424 20A801 I An
Penguji
eY
l
Peneuji
ltt I ,rs
033
I
Dr. Ulfah Fajarini. M.Si
NrP. 19670828 199303 2 006
ltilnts
II
Moch. Noviadi Nueroho. M.Pd
NIP. 19761I l8 201101 I 006
ffi"ffi,#,s
r*f>/
?/tu4
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Syaripulloh. M.Si
NrP. 19670909 200701
Tanda
lF, -n-2o19
ST]RAT PERNYATAAN KARYA
ILMIAH
Dengan ini saya yangbertanda tangan di bawah ini:
Widodo
Nama
: Antoni
NIM
:1111015000082
Jurusan
: Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS)
Tahun Angkatan :2011
Menyatakan Dengan Sesungguhnya
Bahwa penulis telah menyelesaikan Skripsi ini dengan judul "Hubungan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi
Kasus
:
Mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS, Universitas Islam Negeri
Jakarta)'o adalah benar hasil karya sendiri yang dibimbing oleh:
Nama
: Prof. Dr.
NIP
:194701141965101001
Demikian surat pernyataan
H. Rusmin Tumanggor, MA
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 19 Oktober 201 5
7r
Antoni Widodo
NIM: 1111015000082
ABSTRAK
ANTONI WIDODO (1111015000082), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “Hubungan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswi (Studi Kasus:
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial)”.
Penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan antara status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif mahasiswi. Penelitian ini dilakukan pada
bulan januari sampai oktober 2015. Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian adalah mahasiswi pendidikan Ilmu
pengetahuan Sosial yang diambil setiap tingkatan atau semester kecuali untuk
mahasiswi angkatan baru yaitu angkatan 2015, sejumlah 31 responden.
Dari hasil korelasi menggunakan rumus Product Moment menghasilkan rxy
sebesar 0.642, selanjutnya pada taraf signikansi 5% kemudian dibandingkan
dengan r tabel yaitu sebesar 0.355, yang menunjukan rxy > rtabel, dari penelitian ini
dapat disimpulkan antara variabel status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif mahasiswi mempunyai korelasi yang Kuat. Kemudian mencari nilai
Determinasi yang diperoleh 41.24% sedangkan uji t terdapat thitung yaitu sebesar
4.511 yang dibandingkan dengan ttabel dimana tingkat signifikansinya alpha = 5%
dan derajat kebebasan df = n-2 atau df =31-2=29 yang diperoleh ttabel sebesar 2.04
artinya terdapat hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku
konsumtif mahasiswi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Jakarta.
Dengan demikian hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan perilaku konsumtif
mahasiswi pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial (P.IPS) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang tua maka
semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi,dan Perilaku Konsumtif.
i
ABSTRACT
Antoni Widodo (1111015000082), Departement of Education Social Studies,
Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif Hidayatullah State Islamic
University of Jakarta, Minithesis title “The Conection of Social-Economic Status
of Parents with Consumptive Behavior Female Student (Case Study: University
Female Student Departement Of Social Education)”.
The purpose of this research is to know level connection between of social
economic status of parent with consumptive behavior student. The research was
implemented in January until October 2015. The method used in this research is
quantitative descriptive. The population of this research is university student
department of social education each level/semester except for student new
generation for academic year 2015. This research involved 31 respondent.
From the result correlation used formula product moment results rxy 0.642 and
level of significant 5% and then compared with rtabel= 0.355 it mean rxy > rtable.
Conclusion the result between of social economic status of parent with
consumptive behavior student have a strong correlation. And then to find
determination of percentage obtained 41.24% where as the calculation result of t
test shows that count 4.511 to compared ttabel with level of significant Alpha = 5%
and degree freedom df = n-2 or df = 31-2 =29 of obtained ttable = 2.04. it means
showing that connection between social economic status with consumptive
behavior student department of social education syarif hidayatullah state
university of Jakarta. With those hypotheses Ha be accepted and Ho be rejected.
The conclusion above this research of explains that exist the connection is
significant between social economic status parents with consumptive behavior
student department of social education syarif hidayatullah state university of
Jakarta. That is higher socio economic status parents so higher the consumptive
behavior of students.
KeyWords : Social-Economic Status and Consumptive Behavior
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis
dapat
menyelesaiakan skripsi
yang berjudul
“HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN
PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI (Studi Kasus: Mahasiswi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS), Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada
baginda alam , Rasullullah dan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak terlepas pada bantuan dan
dukungan orang lain baik keluarga, kerabat, teman dan lain sebagainya. Begitupun
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dimana para berbagai pihak tanpa lelah
memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terimakasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada pihakpihak terkait yaitu:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Dr.IwanPurwanto,M.Pd sebagai ketua jurusan pendidikan IPS yang ramah
dan selalu memberikan motivasi kepada mahasiwa tingkat akhir
3. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,MA sebagai dosen pembimbing
penulis yang selalu sabar untuk mengarahkan penulis menyusun skripsi
4. Seluruh dosen pengajar di pendidikan IPS ibu Tri Harjawati, ibu Ruknina
Ghanibala, Bapak Syaripulloh, bapak Iwan Hermawan, ibu Cut Dien
Nurwahida, Ibu Maila, pembimbing PIQI bapak Furqon, bapak Amarno,
Bapak Didin Syafrudin, bapak Moch Noviadi dan Pak Arif dan semua
dosen yang penulis belum disebutkan.
5. Orang tua penulis, Ibu Ratmini dan Bapak Tarbah kemudian adik-adik
penulis Putri Risma Wati dan Fika Nanda Mutiara yang selalu
iii
memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa menempuh
pendidikan sampai tingkatan sarjana.
6. Teman-teman alumni MAN Pemalang yang selama ini masih terjalin
silaturahimnya
7. Keluarga besar lembaga bimbel Teknos Genius Pamulang dimana penulis
mengabdikan diri selama ini.
8. Keluarga besar SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah menerima penulis
melaksanakan kegiatan PPKT
9. Buat teman-teman satu angkatan di jurusan Pendidikan IPS dan temanteman kosan yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi
kemalasan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sehingga penulis
bisa menjadi seseorang individu yang seperti ini, mudah-mudahan skripsi yang
penulis tulis dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, Oktober 2015
Penulis
Antoni Widodo
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ............................................................................................
i
ABSTRACT ..........................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................
ix
DAFTAR HISTOGRAM .....................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Permasalahan ..............................................................................
7
1. Identifikasi Masalah ................................................................
7
2. Batasan Masalah ......................................................................
7
3. Rumusan Masalah ...................................................................
7
C. Hipotesis .......................................................................................
8
D. Tujuan dan Signifikasi ................................................................
8
1. Tujuan Penelitian ....................................................................
8
2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian ...........................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Teoritis .........................................................................
10
1. Konsep Status Sosial Ekonomi ...............................................
10
a. Pengertian Status Sosial ....................................................
10
v
b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi .........................
13
c. Aspek-aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi .............
14
2. Konsep Perilaku Konsumtif ....................................................
18
a. Pengertian Perilaku ...........................................................
18
b. Pengertian Perilaku Konsumtif ........................................
19
c. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif ..............
20
d. Aspek yang diukur dalam Perilaku Konsumtif .................
21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................
23
C. Kerangka Konseptual .................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
25
B. Metode Penelitian ........................................................................
25
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
26
1. Populasi ...................................................................................
26
2. Sampel .....................................................................................
26
3. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................
26
D. Definisi Operasional ....................................................................
27
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
28
1. Metode Observasi ....................................................................
28
2. Metode Angket atau Kuesioner ...............................................
30
3. Wawancara ..............................................................................
32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................
33
1. Uji Validitas ............................................................................
33
2. Uji Reabilitas ...........................................................................
34
3. Uji Kredibilitas ........................................................................
35
4. Uji Dependability ....................................................................
36
G. Teknik Pengolahan Data ...........................................................
37
1. Editing .....................................................................................
37
2. Skoring ....................................................................................
37
3. Tabulasi ...................................................................................
35
vi
H. Hipotesis Statistik ........................................................................
38
I. Pendekatan Data dan Keilmuan ................................................
39
J. Pedoman Peliputan Data ............................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ......................................................
41
1. Sejarah Jurusan Pendidikan Illmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) .....................................................................................
41
2. Tujuan didirikan Jurusan P.IPS ...............................................
41
3. Visi dan Misi Jurusan P.IPS ....................................................
42
4. Daftar Dosen dan Keahlian .....................................................
44
5. Jumlah Mahasiswa ..................................................................
45
B. Uji Kulalitas Data ........................................................................
45
1. Hasil Uji Validitas ...................................................................
45
2. Hasil Uji Realibilitas ...............................................................
48
C. Deskripsi Data .............................................................................
49
1. Deskripsi Data Variabel Status Sosial Ekonomi
Orang Tua ................................................................................
49
2. Deskripsi Seluruh Aspek Status Sosial Ekonomi
Orang Tua ................................................................................
57
3. Deskripsi Data Variabel Perilaku Konsumtif ..........................
59
4. Deskripsi Seluruh Aspek Perilaku Konsumtif ........................
64
D. Uji Hipotesis .................................................................................
65
E. Hasil Analisa Wawancara ..........................................................
69
1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ..........................
69
2. Deskripsi Perilaku Konsumtif .................................................
70
3. Hasil Analisa dari Wawancara mengenai Status Sosial
Ekonomi dengan Perilaku Konsumtif .....................................
71
F. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
72
G. Kritik Hipotesis ...........................................................................
76
vii
H. Analisa Mengenai Kerangka Konseptual dan Teori
Temuan
......................................................................................
76
I. Perspektif Peneliti mengenai Hubungan Status
Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif .......
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................
82
B. Saran ............................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender ...............................
4
Tabel 3.1
Perhitungan dalam Menentukan Sampel ..............................
27
Tabel 3.2
Observasi Lapangan ..............................................................
28
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Variabel X .................................................
31
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Variabel Y .................................................
31
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara Mahasiswi ..........................................
32
Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi Koefesien Korelasi ..............................
36
Tabel 3.7
Form untuk Peliputan Data ....................................................
38
Tabel 4.1
Daftar Dosen Pendidikan IPS ................................................
42
Tabel 4.2
Jumlah Mahasiswa/i Jurusan Pendidikan IPS .......................
43
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Status Sosial Ekonomi Orang
Tua ..........................................................................................
46
Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Konsumtif
Mahasiswi ..............................................................................
47
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas .............................................................
48
Tabel 4.6
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...............
49
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi ..................
50
Tabel 4.8
Pekerjaan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ...............................
52
Tabel 4.9
Pekerjaan Orang Tua (Ibu) Mahasiswi ..................................
53
Tabel 4.10
Tingkat Pendapatan Keluarga ................................................
54
Tabel 4.11
Tingkat Konsumsi Keluarga Perhari .....................................
55
Tabel 5.12
Kepemilikan Harta Kendaraan ..............................................
56
Tabel 4.13
Tabulasi dari Angket Variabel Status Sosial Ekonomi .........
58
Tabel 4.14
Data Intensitas Pembelian Impulsif Mahasiswi .....................
59
Tabel 4.4
ix
Tabel 4.15
Intensitas Perilaku Pemberosan .............................................
60
Tabel 4.16
Intensitas Mencari Kesenangan dengan
Kegiatan Konsumsi.................................................................
61
Perilaku Konsumtif karena Kemudahan Mendapatkan
Produk.....................................................................................
63
Tabel 4.18
Tabulasi dari Angket Perilaku Konsumtif .............................
64
Tabel 4.19
Tabulasi Untuk Pengujian Hipotesis .....................................
65
Tabel 4.20
Pengukuran Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Berdasarkan Item yang Diajukan ..........................................
72
Pengukuran Perilaku Konsumtif Berdasarkan
Item yang Diajukan ...............................................................
74
Tabel 4.17
Tabel 4.21
x
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram 4.1
Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) Mahasiswi ......
50
Histogram 4.2
Pendidikan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ................
51
Histogram 4.3
Pekerjaan Orang Tua (Bapak) dari Mahasiswi .............
52
Histogram 4.4
Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dari Mahasiswi ..................
53
Histogram 4.5
Pendapatan Keluarga Mahasiswi setiap Bulan .............
55
Histogram 4.6
Pengeluaran Konsumsi Keluarga perhari ......................
56
Histogram 4.7
Kepemilikan Harta Kendaran ........................................
57
Histogram 4.8
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Mahasiswi ..............
58
Histogram 4.9
Indikator Pembelian Impulsif Mahasiswi .....................
60
Histogram 4.10 Indikator Pemborosan ....................................................
61
Histogram 4.11 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mencari Kesenangan ....
62
Histogram 4.12 Perilaku Konsumtif atas Dasar Mudahnya Mendapatkan
Produk ............................................................................
63
Seluruh Indikator Perilaku Konsumtif ...........................
65
Histogram4.13
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual .........................................................
24
Gambar 5.1
Kerangka Berpikir dan Teori Temuan ................................
77
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang mengalami dampak dari adanya
globalisasi sehingga indonesia termasuk dalam pelaku dari negara yang
melakukan perdagangan bebas, globalisasi menawarkan produk yang mudah
didapatkan dalam kadawarsa ini, sehingga masyarakat tertarik untuk
mendapatkanya seperti kemudahan mendapatkan teknologi dan produk impor
lainya. Indonesia negara berkembang dengan hasil proyeksi penduduk
menunjukan piramida penduduk merupakan tipe expansive, dimana sebagian
penduduk berada pada kelompok umur muda.1 Dengan adanya penduduk
muda inilah akan berdampak pada target pemasaran pasar bebas di eraglobalisasi.
Globalisasi yang diartikan menurut Bagong Suyanto adalah ”sebuah
kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa, modal kekuatan kaum
kapitalis yang menerobos batas-batas negara, wilayah dan adat istiadat dan
budaya”.2 Mengindikasikan para pengusaha dari berbagai negara untuk
menanamkan modal atau menjual hasil produksinya ke Indonesia, khususnya
pengusaha-pengusaha dari warga negara yang sudah maju.
Kekuatan ekonomi negara-negara maju dan pengaruhnya yang dominan
acap kali menjadikan negara yang sedang berkembang tak ubahnya seperti
pangsa pasar dan ladang persemian bagi berbagai kepentingan perusahaan
multinasional.3 Sehingga mengindikasikan para pengusaha dari luar negeri
untuk menanamkan modal atau menjual produknya ke Indonesia hal ini karena
1
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta :
BPS,2015) h.44 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015
pukul 23:10 WIB
2
Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post modernism, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), h.93
3
Ibid., h.158
1
2
negara indonesia sedang mengalami perkembangan, dan negara yang seperti
inilah warga negaranya disebut sebagai masyarakat konsumen.
Dalam masyarakat konsumen Bagong Suyanto menyebutnya “sebuah
masyarakat yang cenderung diorganisasikan di seputar konsumsi ketimbang
produksi barang atau jasa”.4 Atau masyarakat yang sebagian besar adalah
penikmat atau pembeli dari pada penjual, hal inilah yang menjadi target-target
pemasaran dari pengusaha-pengusaha negara maju.
Globalisasi yang menawarkan berbagai produk dari bangsa lain seperti
yang dikemukakan oleh George Ritzer yaitu proses McDonalisasi yaitu proses
perubahan dan fenomena globalisasi yang merambak keberbagai penjuru
dunia sebagai proses McDonalisasi. Disebut McDonalisasi karena pandangan
George Ritzer proses perubahan yang tengah melanda masyarakat di era postindustrial tak ubahnya seperti proses perubahan yang terjadi karena
merebaknya praktik bisnis fast food, McDonald di berbagai belahan dunia.5
Dalam konsep McDonalisasi Ritzer menganggap bahwa konsep ini seperti
halnya pada restoran siap saji yang menguasai pada penjuru dunia dengan
menggunakan sistem yang terintegrasi. Konsep pemasaran yang siap saji ini “
dalam prinsip kemudahan diperhitungkan dan fenomena kuantifikasi
organisasi yang ter McDonalisasi juga bisa diamati dalam bidang
pendidikan,publikasi, praktik medis, televisi, olah raga, dan politik”.6
Dengan adanya sasaran Indonesia sebagai target pemasaran di eraglobalisasi ini, tidak menutup kemungkinan bahwa fenomena globalisasi ini
akan berdampak pada perilaku manusia yang semakin konsumtif
karena
“gaya hidup tumbuh dan dikembangkan oleh kekuatan kapital untuk
kepentingan membangun pangsa pasar, memperbesar keuntungan, dan
menghela agresivitas masyarakat dalam mengonsumsi berbagai produk
industri budaya”.7
4
Bagong Suyanto, Ibid., h.107
Ibid, h.159
6
Ibid, h.164
7
Ibid, h.137
5
3
“Globalisasi akan dipahami sebagai faktor yang mempengaruhi dan
mengubah secara radikal gaya hidup (life style) dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang” 8. Hal
inilah yang akan berdampak pada penduduk indonesia yang didominasi oleh
golongan muda, khususnya kaum remaja menjadikan target sasaran untuk
strategi pemasaran oleh kekuatan pasar yang menjadikan perilaku penduduk
usia muda untuk berperilaku konsumtif. Penduduk muda disini penulis melihat
pada beberapa mahasiswi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) Universitas Islam Negeri Jakarta dimana beberapa mahasiswa
berperilaku kearah kehidupan yang hedonis yang mengarah pada perilaku
konsumtif.
Universitas Islam Negeri Jakarta yang terletak di daerah perkotaan yaitu
daerah Tangerang Selatan tidak mengherankan jika banyak tempat
perbelanjaan seperti mal yang dekat dengan arena kampus, kemudahan cara
mengetahui info mendapatkan barang produksi juga bisa dilihat dari
penggunaan teknologi , “gaya hidup pada warga kota yang kaya, akan
ditunjukan dengan kehidupan yang selalu menggunakan ICT (Information and
Communication Tecnology), mereka sangat mudah untuk
memperoleh
informasi, dan memperoleh layanan yang lebih baik, seperti misalnya belanja
menggunakan layanan elektronik”.9
Pada penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ismayanti (Dalam skripsi
Riza Afriani) bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada laki-laki hal ini bisa
dilihat dari tabel di bawah ini:10
8
Ibid, h.94
Zulrizka Iskandar, Psikologi Lingkungan Metode dan Aplikasi,cet 1, 2013, PT Refika
Aditama, Bandung h.92
10
Riza Afriani,”Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Konsumtif
Mahasiswi”,Skripsi pada Program Sarjana FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2014
h.5.
9
4
Tabel 1.1
Perilaku Konsumtif berdasarkan Gender
Gaya Hidup
Konsumtif
Jenis
Kelamin
Total
Laki-laki
Rendah
28,0 %
Tinggi
72%
100%
Perempuan
8,0%
92,0%
100%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa perempuan lebih konsumtif dari pada
perempuan dimana perbedaan yaitu untuk perempuan 92% sedangkan lakilaki 72% hal ini menunjukan selisih sekitar 20%.
Menurut Bagong Suyanto yang mengutip pada sebuah studi yang
dilakukan oleh Mintel menemukan bahwa dalam hal pakaian, kaum
perempuan umumnya lebih memiliki keinginan dan kebutuhan untuk tampil
modis daripada kaum laki-laki kemudian kaum perempuan lebih senang dan
fokus pada penampilan pribadi dari pada laki-laki sehingga menjadikan kaum
perempuan lebih konsumtif dalam mengatur keuangan.11
Hal ini menjadikan penulis tertarik untuk meneliti mahasiswi. Pada
pengamatan awal penulis mengamati dua kelompok mahasiswi yang berbeda,
kelompok yang pertama penulis melihat beberapa mahasiswa yang menjadi
satu group atau satu kelompok banyak yang tidak menyukai koleksi untuk
barang-barang
mewah
seperti
pakaian.
Kemudian
dalam
kelompok
pertemanan kedua penulis melihat sebaliknya banyak anggota kelompok yang
gemar untuk mengoleksi barang-barang mewah dan bagus, kemudian belanja
di mal-mal bersama teman-temanya.
11
Bagong Suyanto, op.cit., h.148
5
Dalam perbandingan kelompok pertama dan kedua ini penulis juga
mengamati dari status sosial orang tuanya seperti siapa orang tuanya dan apa
pekerjaanya. Dari perbandingan kelompok pertama dan kedua penulis melihat
ada kesamaan dari cara individu memilih kelompok pertemanan hal ini penuls
melihat di dasari pada gaya hidup dan status sosial dari orang tuanya.
“Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur
sosial, yakni menentukan hubungan dengan orang lain. Status atau
kedudukan individu, apakah ia di atas atau di bawah status orang lain
mempengaruhi perananya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat
kedudukan atau status seseorang”.12
Pada pernyataan tersebut menunjukan bahwa status sosial seseorang
menjadikan peranan seseorang atau sebagai identitas diri, hal ini bagaimana
seseorang akan mempertahankan dan menjaga statusnya dengan perilaku dan
tindakan sosialnya. Begitu juga dengan status yang dimiliki oleh orang tuanya
“stratifikasi sosial orang tua akan mempengaruhi sosialisasi anak-anak
mereka”.13 Stratifikasi atau tingkatan sosial dimasyarakat juga dilihat dari
seberapa tingkat status sosialnya, sehingga tidak mengherankan jika seorang
anak akan berperilaku sesuai dengan status yang dimiliki oleh orang tua.
Dengan adanya pengaruh dari status orang tua, mahasiswi mendapatkan
uang saku dari orang tua yaitu bapak atau ibu yang mempengaruhi perilaku
pembelian “keluarga merupakan organisasi kecil yang penting dalam
mempengaruhi perilaku anggotanya yang bersumber dari orang tua. Suamiistri-anak memiliki peran yang berbeda dalam mempengaruhi perilaku
pembelian mereka”.14
Dari cara mempertahankan status sosial inilah seseorang bisa membuat
gaya hidupnya dengan cara yang konsumtif, gaya hidup yaitu “pola-pola
12
Nasution, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rafika Aditama, 2010). Cet.3, h.196
Pengantar Sosiologi Ekonomi H.17
14
Ali Hasan, Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, (CAPS (Center for Academic
Publishing Service : Jakarta, 2014 cetakan ke-2), h.164
13
6
tindakan yang membedakan satu orang dengan yang lain”. 15 Hal ini karena
gaya hidup merupakan sebuah wujud identitas seseorang.
Dalam gaya hidup ini seseorang atau kelompok bisa dilihat dari cara
pergaulanya seperti pengamatan penulis dari pengamatan awal ini melihat
bagaimana mahasiswi ini memanfaatkan waktu senggang untuk bergaul
dengan teman satu kelompoknya, “waktu senggang di era masyarakat postmodern sering kali berkaitan dengan kegiatan rekreasi, di mana seseorang
keluar dari diri, menuju perangkap-perangkap eksterior yaitu tempat tempat
wisata, mal, klub, negeri-negeri asing dan seterusnya”.16 Penulis melihat
banyak mahasiswi yang memanfaatkan waktu luangya untuk
menonton
bioskop, makan di tempat yang mewah ,belanja-belanja kebutuhan di mal, dan
perawatan-perawatan tubuh. Semua itu mereka lalukan untuk alasan
membuang kejenuhan dan semua didapatkan dari uang saku yang diberikan
oleh orang tuanya.
Dalam proses konsumsi mahasiswi ini tidak menyadari apa yang sudah
dikeluarkan uang untuk kegiatan konsumsi, hal ini banyak pembelian barang
produksi yang tidak dibutuhkan dibandingkan dengan pembelian barang
pokok mahasiswi yang sifatnya lebih penting seperti pembelian buku untuk
referensi untuk pembuatan tugas dari Dosen. Dalam perilaku konsumtif
mahasiswi juga bisa dilihat dari penggunaan gadget dimana banyak mahasiswi
yang mengganti gadget dengan model dan tipe terbaru atau bahkan ingin yang
berbeda dari yang lain, hal seperti ini “lebih didorong karena kebutuhan untuk
menjaga citra diri, Image bahwa ia bukan termasuk orang yang ketinggalan
zaman atau karena ia sebetulnya tengah berusaha menjaga citra sebagai bagian
dari kelompok kelas sosial atas”.17
Dari beberapa penemuan awal ini penulis melihat ada hubungan antara
status sosial ekonomi orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif untuk
15
Bagong Suyanto, op.cit,.. h.147
Bagong Suyanto, op.cit., h.263
17
Bagong Suyanto, op.cit .,h.138
16
7
itu perlu adanya kebenaran yang mendasar sehingga penulis tertarik untuk
menyusun skripsi yang berjudul ”HUBUNGAN
STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF (Studi
kasus: Mahasiswi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif
Hidayatullah)”.
B. PERMASALAHAN
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan, maka masalah
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Perilaku konsumtif terjadi karena banyaknya pusat perbelanjaan yang
kian marak
b. Waktu luang mahasiswi diisi oleh kegiatan yang sifatnya konsumtif
c. Pemberian orang tua berupa materi yang berlebihan akan membuat
mahasiswi berperilaku konsumtif
2. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan fokus sehingga tidak menyimpang
dari
pembahasan
dan
sasaran
pokok
penelitian,
maka
peneliti
memfokuskan dalam pembahasan ini yang harus dibatasi dalam konteks
permasalahan sebagai berikut:
1. Status sosial dalam penelitian ini adalah status sosial dari orang tua
mahasiswi.
2. Perilaku konsumtif dalam penelitian ini adalah perilaku pembelian
yang bersumber dari pendapatan/uang saku yang diberikan oleh orang
tua mahasiswi.
3. Mahasiswi dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang statusnya aktif
di jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta).
8
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dapat
dibuat dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“Dalam interaksinya Mahasiswi banyak membentuk kelompok sosial
pertemanan dan berdasarkan status sosial dari orang tua, sehingga
mempengaruhi perilaku mereka dalam aspek pembelian/peggunaan
pendapatan yang diberikan oleh orang tua mahasiswi”.
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka penulis mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat status sosial ekonomi orang tua mahasiswi P.IPS
UIN Jakarta?
b. Bagaimana perilaku konsumtif mahasiswi P.IPS UIN Jakarta?
c. Apakah ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi
orang tua mahasiswi dengan perilaku konsumtif?
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan uraian masalah, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi
orang tua dengan perilaku konsumtif
2. Terdapat hubungan antara tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang
tua dengan perilaku konsumtif
D. Tujuan dan Signifikasi
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rangkaian perumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data, fakta yang valid, dan dapat dipercaya mengenai
9
hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi dengan perilaku konsumtif.
2. Tujuan dan Signifikasi Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan agar bermanfaat, secara teoritis manfaat hasil dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Menjadi bahan referensi bagi para ilmuwan dan peneliti dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam disiplin ilmu sosiologi,
psikologi ,dan ekonomi.
2. untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam kajian teoritis
kemampuan mahasiswi dalam bergaul dan berinteraksi di lingkungan
kampus maupun masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
menjadi bahan masukan bagi mahasiswi dalam memahami perilaku
konsumtif, sehingga menjadikan acuan hidup dalam mengatur
keuangan di saat menjadi mahasiswi maupun dalam ibu rumah tangga
kelak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Status Sosial Ekonomi
a. Pengertian Status Sosial
Status sosial menurut Ujang Sumarwan disamakan dengan kelas
sosial, yaitu pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas yang berbeda
atau strata yang berbeda.1
Kedudukan atau status sosial menurut soerjono Soekanto “tempat
seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulan, prestisenya dan
hak-hak serta kewajibanya”.2 dalam pergaulan atau interaksi seseorang
dan keprestisanya (kegengsianya) tergantung pada aspek status sosial.
Menurut Mayor Polak status sosial dimaksudkan sebagai
kedudukan sosial seseorang oknum dalam kelompok serta dalam
masyarakat.3 Adapaun cara seseorang memperoleh status sosial yang
didapatkan yaitu “diperoleh secara alami (ascribed status), dan
diperoleh melalui berbagai usaha (achieved status)”.4
1. Ascribed status
Status ini didapatkan atau “diperoleh seseorang secara
alamiah artinya melekat pada diri seseorang di peroleh tanpa
melalui serangkaian usaha”.5 Biasanaya status ini bersifat natural
tidak butuh usaha untuk mendapatkanya karena Tuhan sudah
1
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapanya dalam Pemasaran,
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), edisi ke-2 , h. 265
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ,(PT.RajaGrafindo Persada :
Jakarta,2000, cetakan ke-30) h. 265
3
Abdul Syani, Skematika,Teori, dan Penerapan, (Jakarta : , PT. Bumi Aksara, 2014),cet
keempat, h. 91
4
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 430
5
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.430
10
11
mengaturnya. Elly M. Setiadi dan Usman Kolip membagi status ini
dalam beberapa aspek
a. Status Perbedaan Usia (age stratification)
Status ini dibedakan berdasarkan umur manusia biasanya atas
dasar senioritas dan penghormatan terhadap yang lebih tua Elly
mencontohkan “dalam suatu kehidupan rumah tangga, anak
yang usianya lebih tua memiliki strata keluarga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang usianya lebih muda”.6
b. Stratifikasi
berdasarkan
jenis
kelamin
(gender
sex
stratification)
Dalam status ini “biasanya penstrataan sosial berdasarkan jenis
kelamin ini biasanya dipengaruhi oleh adat tradisi dan bahkan
ada sebagian ajaran agama yang membedakan antara hak dan
kewajiban berdasarkan jenis kelamin”.7
c. Status yang didasarkan pada sistem kekerabatan
Dalam status ini “dapat dilihat dari peran yang harus
diperankan oleh masing-masing anggota keluarga dalam rumah
tangga”.8 Misalnya ayah sebagai rumah tangga, ibu sebagai ibu
rumah tangga dan anak sebagai anggota keluarga yang masingmasing memiliki peran tersendiri.
d. Stratifikasi berdasarkan kelompok tertentu
Pandangan ini lebih mengarah pada bentuk ras seseorang
dimana menurut Elly
mencontohkan “pemahaman orang
bahwa ras dengan kulit putih lebih superior dibandingkan
dengan ras kulit hitam”.9 Ketika seseorang dari mana ras
seseorang berasal akan mempengaruhi prestise seseorang.
6
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h. 430
Ibid., h.431
8
Ibid., h. 431
9
Ibid., h.431
7
12
2. Achieved status
Menurut Soerjono Soekanto status ini lebih mengarah pada
bagaimana seseorang mendapatkan “kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja”.10 Sedangkan
menurut Elly status ini didapatkan “melalui perjuangan”.11 Dari
pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwasanya
achieved status merupakan status yang didapatkan seseorang
melalui usaha-usaha dalam bentuk perjuangan keras seseorang
untuk mendapatkanya. Aspek-aspek yang diukur dalam status ini
menurut Elly M.Setiadi dan Usman Kolip adalah :12
a. Stratifikasi berdasarkan jenjang pendidikan
Stratifikasi ini didapatkan pada jenjang pendidikan seseorang,
seberapa jauhkah jenjang pendidikan seseorang didapatkan.
Sehingga tingginya pendidikan seseorang akan “berpengaruh
kepada pola-pola kehidupan orang tersebut”13.
b. Stratifikasi berdasarkan senioritas
Dari pekerjaan hingga pendidikan seseorang akan terjadi
senioritas, senioritas ini “ditentukan berdasarkan tingkat tengkat
tenggang waktu”14. Seberapa jauh seseorang mendahului tempat
pekerjaan dan pendidikan akan berpengaruh pada pola-pola
hidup.
c. Stratifikasi di bidang pekerjaan
Dalam pekerjaan seseorang menduduki jabatan dan bagianbagian tertentu sehingga masing-masing kedudukan akan berbeda
dalam berinteraksi.
10
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Ibid., h.211
Ibid., h.432
12
Ibid., h.432-433
13
Ibid., h. 432
14
Ibid., h. 433
11
13
d. Stratifikasi di bidang ekonomi
Status ini lebih kearah tinggi rendahnya ekonomi seseorang
diukur dari pendapatan seseorang dalam bekerja sehingga
pendapatan inilah dapat diukur status aschievednya.
3. Assigned status
“Assigned status adalah status sosial yang diperoleh
seseorang atau sekelompok orang dari pemberian. Akan
tetapi, status sosial yang berasal dari pemberian ini
sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau
sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia
memperoleh penghargaan”.15
Dalam assigned status ini seseorang akan mendapatkanya jika
orang
tersebut
memberikan
jasa
kepada
masyarakat
dan
masyarakat mengakuinya bahwa orang tersebut telah memberikat
sesuatu yang baik pada masyarakat banyak seperti contohnya
pemberian penghargaan kepada pahlawan.
b. Status Sosial yang ditinjau dari Ekonomi
Dalam pengukuran aspek-aspek pada status sosial ekonomi orang
tua menurut Gilbert dan Kahl yang dikutip oleh Ujang Sumarwan
terdapat tiga aspek acuan yang harus diketahui yaitu status pekerjaan,
pendapatan, dan harta benda.16 Sedangkan Menurut Bornstein &
Bradley bahwa aspek dalam pengukuran status sosial Ekonomi yaitu
Pekerjaan,
tingkat
pendidikan
akhir,
sumber
daya
ekonomi
(pendapatan), dan kekuasaan atau jabatan yang dimilikinya.17 Dari
pandangan para ahli tersebut peneliti menyimpulkan beberapa aspek
untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua.
15
Ibid., h. 434
Ujang Sumarwan, Op Cit., h.266
17
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Sosial, (Bandung :
Refika Aditama, 2006), h. 149
16
14
1. Pekerjaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua baik ayah atau ibu “akan
menentukan kelas sosial”,18 keluarga itu sendiri.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Gunawan S menjelaskan bahwa tingkat pendidikan akan
mempengaruhi pendapatan seseorang dengan hal ini maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi manusia dalam mencapai
tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatanya
begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan seseorang
semakin sedikit pendapatan seseorang.19
3. Sumber Daya Ekonomi / Pendapatan
Pendapatan adalah materi yang diterima oleh seseorang atau
lembaga tertentu karena telah memberikan jasa atau melakukan
suatu pekerjaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan
dapat dijadikan sebagai jaminan kelangsungan hidup layak.
4. Kekuasaan / Jabatan
Kekuasaan atau jabatan adalah suatu kedudukan seseorang dalam
memposisikan dirinya didalam pekerjaan dimana seseorang yang
mempunyai kekuasaan akan leluasa untuk menyuruh bawahanya,
sehingga akan mempengaruhi kekayaanya.
c. Aspek-Aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi
Untuk mengetahui berapa besar status sosial ekonomi orang tua
mahasiswi, penulis menggunakan dari pandangan para ahli yang
menerangkan landasan teori mengenai status sosial yang ditinjau dari
ekonomi tersebut sehingga peneliti menyimpulkan beberapa aspek
untuk mengetahui tingkat pengukuran status sosial ekonomi orang tua.
18
Ujang Sumarwan. Op Cit., 266
Neneng Widiyawati ,“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Interaksi
Sosial Antar Siswa Di SMK dua Mei Ciputat”, Skiripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan,
UIN Jakarta, h.15
19
15
a. Pendidikan
Pendidikan akan menentukan tingkat status sosial keluarga
karena pendidikan anggota keluarga akan berkorelasi dengan
pekerjaan anggota keluarga.
“Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen
yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis
pekerjaan yang yang dilakukan oleh seorang konsumen.
Beberapa profesi seperti dokter, pengacara, akuntan, ahli
laboran memerlukan syarat pendidikan formal agar bisa bekerja
sebagai profesi tersebut”.20
Pekerjaan atau profesi pada anggota keluarga bisa diamati dari
tingkat pendidikan yang dicapainya, untuk mengukur tingkat
pendidikan Badan Pusat Statistik membagi dalam kategori yatu:
1. SD kebawah
2. Sekolah Menengah Pertama
3. Sekolah Menengah Atas
4. Sekolah Menengah Kejuruan
5. Diploma I/II/III
6. dan Universitas 21
b. Pekerjaan
Untuk mengamati jenis-jenis pekerjaan Danang Sunyoto membagi
empat kategori yaitu PNS, Pegawai Swasta, Wirausaha, dan
Mahasiswa atau pelajar.22Sedangkan untuk membagi tingkatan
pekerjaan, penulis membaginya menjadi lima kategori yaitu:
1. Pejabat Pemerintah
2. PNS
3. Pegawai Swasta
4. Wirausaha
5. Pegawai serabutan
20
Ujang Sumarwan, Op Cit.,254
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Status Sosial Ekonomi,Edisi 59 (Jakarta :
BPS,2015) h.53 diunduh dari http://bps.go.id/publikasi/view/1213 pada tanggal31 agustus 2015
pukul 23.10 WIB
22
Danang Sunyoto, Praktik Riset Perilaku Konsumen, (Yogyakarta : CAPS(Center of
Academic Publishing Service, 2014), Cetakan Pertama, h.144
21
16
c. Pendapatan
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang
konsumen dari pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah.23
Dengan perolehan pendapatan di anggota keluarga akan membiayai
kegiatan konsumsinya. Adapun pengukuran pendapatan Ujang
Sumarwan membaginya kedalam beberapa aspek yaitu gaji pokok,
tunjungan, bonus, dan pendapatan lainya.24
Beberapa aspek pendapatan ini jika anggota keluarga menerimanya
maka semakin tinggi pendapatanya. Menurut Mulyanto Sumardi
dan Hans-Dieter, pendapatan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Pendapatan berupa uang, yaitu segala penghasilan
berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima
biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumbersumber utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas
jasa serupa dari majikan; pendapatan bersih dari
penjualan barang yang dipelihara dihalaman rumah, hasil
investasi sebagai bunga modal, tanah, uang pensiun,
jaminan sosial serta keuntungan sosial.
2. Pendapatan yang berupa barang adalah segala
penghasilan yang sifatnya regular dan biasa akan tetapi
tidak selalu berbentuk jasa dan diterimakan dalam
bentuk barang atau jasa. Misalnya penjualan barangbarang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian,
warisan, penagihan pitang, kiriman uang, menang judi.25
Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli
dari seseorang, karena daya beli akan menggambarkan banyaknya
produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seseorang.
Dalam mengkategorikan pendapatan rumah tangga, Badan Pusat
Statistik pada Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) data
pada tahun 2013 dan 2014
mengkategorikan menjadi beberapa
kategori yaitu:
23
Ujang Sumarwan, Op Cit., h. 257
Ibid., h.258
25
Mulyanto Sumardi dan Hans-Dieter Evers.Ed, Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok,
(Jakarta : CV. Rajawali,1982), Cet.1, h.92-93
24
17
1. hingga Rp 1.800.000
2. Rp 1.800.001 – Rp 3.000.000
3. Rp 3.000.001 – Rp 4.800.000
4. Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000
5. Lebih dari Rp 7.200.000.26
d. Tingkat konsumsi
Setiap individu atau kelompok pasti mengkonsumsi segala
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan baik itu kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier dalam menentukan konsumsi ini masingmasing individu berbeda dari satu sama lainya misalnya saja
kebutuhan konsumsi perempuan dan laki-laki.
“Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat, dan orangtua
berfungsi sebagai unit sosial-ekonomi yang secara materil
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya, apabila
orangtua tidak bisa menjalankan fungsi tersebut secara bijak,
maka akan menimbulkan dampak buruk pada perilaku anak”27.
Konsumsi menurut Ujang Sumarwan diartikan sebagai
penggunaan produk, yang dibagi menjadi dua kategori jenis
konsumsi yaitu barang tahan lama (durable goods) dan barang tidak
tahan lama. Barang tahan lama diartikan sebagai barang yang
usianya bisa digunakan berkali-kali dan usianya hingga bertahuntahun sedangkan barang tidak tahan lama yaitu barang yang habis
setelah dipakai.28
Untuk mengukur tingkat konsumsi dalam penelitian ini
menggunakan ukuran pengeluaran rumah tangga karena pengukuran
tingkat konsumsi bisa dilihat dari pengeluaran keluarga, menurut
Ujang Sumarwan pengeluaran sebagai alat pengukuran besarnya
26
Badan Pusat Statistik, op Cit., h.139
Ade Citra Fadila dan Dewi Ayu Hidayati, Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Perilaku Anak (Studi di SMA Negeri 4 Bandar Lampung) Jurnal Sosiologi, Vol.1, No.4 :
262-269 262 Staf pengajar jurusan Sosiolgi FISIP Universitas Lampung
28
Ujang Sumarwan, Op Cit., 382
27
18
tingkat konsumsi.29 Hal ini untuk melihat berapa besar tingginya
tingkat konsumsi yang dikeluarkan dalam keluarga itu sendiri.
e. Pemilikan Harta Benda
Pendapatan seseorang akan mempengaruh pembelian seseorang
dan akan mempengaruhi pola konsumsi. Semakin tinggi pendapatan
maka akan semakin besar peluangnya untuk masuk kedalam kategori
kelas atas.
“Pendapatan yang tinggi biasanya diikuti oleh pemilikan
harta benda yang banyak. Di pedesaan pemilikan sawah,
kebun, ladang, ternak yang banyak dan rumah yang besar
merupakan simbol pemilikan dari kelas atas masyarakat
tersebut. Diperkotaan, rumah, kendaraan, tanah, perhiasaan,
surat-surat berharga, dan benda-benda seni adalah simbol
pemilikan dari kelas atas. Dimana ia tinggal akan
menentukan kelas sosial seseorang. Di Jakarta, pemukiman di
Menteng, Pondok Indah, Perumahan Kota Wisata Cibubur,
Kelapa Gading adalah lokasi perumahan bagi kelas sosial
atas”.30
2. Konsep Perilaku Konsumtif
a. Pengertian Perilaku
Untuk memahami arti perilaku menurut J.P Chaplin perilaku lebih
kearah pembahasan behavior (tingkah laku, kelakuan, perilaku tindaktanduk, perangi). Menurutnya perilaku ini sebagai respon baik dalam
bentuk reaksi, tanggapan, Jawaban, dan balasan yang dilakukan oleh
suatu or