Efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi di RB2 anak RSUP H. Adam Malik Medan

(1)

Efektifitas Pelatihan Perawatan Kolostomi Terhadap Perilaku Orang

Tua yang Memiliki Anak dengan Kolostomi di RB2 Anak RSUP H.

Adam Malik Medan

SKRIPSI

Oleh

Atika Fadhila Lubis 091121043

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang atas berkat rahmat dan

hidayahnya memberikan saya motivasi terbesar dalam hidup ini, serta shalawat beriring

salam saya haturkan kepada junjungan umat sepanjang zaman Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabat yang memberikan tauladan terindah sehinga saya

mampu melangkah untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektifitas Pelatihan

Perawatan Kolostomi terhadap Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Kolostomi di

Ruang Bedah Anak RSUP. H. Adam Malik Medan”.

Penyusunan skripsi ini telah banyak banyak mendapat bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang S.Kep, Ns. M.Kep sebagai dosen Pembimbing Skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan

masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini dan juga memberi motivasi,

semangat, dan dukungan kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Mula Tarigan, S.Kep, M.Kes selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang


(4)

4. Ibu Cholina Trisa Siregar, SKep. M.Kep. Sp. KMB selaku dosen Penguji yang telah

banyak memberikan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Jenny M purba, S.Kp, MNS selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan di

Fakutas Keperawatan USU.

6. Seluruh dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang

telah banyak memberikan pendidikan kepada saya selama proses perkuliahan dan

staf nonakademik yang membantu memfasilitasi saya secara administratif.

7. Teristimewa kepada seluruh keluarga saya, kepada Ayahanda Alm. H. Fadhlan

Rawi Lubis dan ibunda tercinta Almh. Hj. Siti Nurhayati Sembiring. Saya

merindukan cinta kalian. Dan kepada abang dan adik saya atas support dan

semangat yang telah diberikan.

8. Tersayang kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa/i ekstensi stambuk 2009 yang

tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang tak pernah henti menasehatiku dan

memberi motivasi untuk belajar dan segera menyelesaikan kuliah dengan baik.

9. Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan berpartisipasi dalam

penelitian saya.

10.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat seluruhnya disebutkan

namanya satu persatu yang telah banyak membantu saya baik dalam penyelesaian

skripsi ini maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Keperawatan


(5)

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat dari-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu saya.. Harapan saya semoga skripsi ini

bermanfaat dalam memberikan informasi di bidang kesehatan terutama keperawatan.

Medan, Januari 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman judul... i

Halaman Pengesahan... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Abstrak ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... 1

2. Masalah Penelitian ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kolostomi ... 7

1.1 Pengertian ... 1.2 Stoma ... 7

1.3 Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya ... 8

1.4 Indikasi Kolostomi ... 8

1.5 Komplikasi Kolostomi ... 10

1.6 Perawatan Kolostomi ... 11

1.7 Prosedur Pelatihan Kolostomi ... 12

2. Konsep Pelatihan ... 14

2.1 Definisi ... 14

2.2 Tujuan ... 14

2.3 Metode ... 14

3. Konsep Perilaku ... 16

3.1 Definisi ... 16

3.2 Domain Perilaku ... 16

3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku ... 17

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka penelitian ... 19

2. Operasional Variabel Penelitian ... 20

3. Hipotesa Penelitian ... 22

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 23

2. Populasi dan sampel ... 23

3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 25

4. Pertimbangan Etik ... 25


(7)

6. Pengumpulan Data ... 28 7. Analisa Data ... 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian ... 30 2. Pembahasan... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan ... 38 2. Rekomendasi ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 42 2. Instrumen Penelitian ... 43 3. Prosedur Perawatan Kolostomi ... 48 4. Surat Izin Penelitian dari Pendidikan ke

RSUP H. Adam Malik Medan ... 50 5. Surat Balasan dari RSUP H. Adam Malik Medan ke pendidikan 51 6. Daftar Riwayat Hidup ... 52


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Distribusi, Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Demografi ... 31

Tabel 1.2 Pengetahuan Orang Tua sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi ... 32

Tabel 1.3 Sikap Orang Tua sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi ... 32

Tabel 1.4 Tindakan Orang Tua sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi ... 33

Tabel 1.5 Pengaruh Pelatihan Perawatan kolostomi Terhadap Pengetahuan Orang Tua Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi ... 34

Tabel 1.6 Pengaruh Pelatihan Perawatan kolostomi Terhadap Sikap Orang Tua Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi ... 34

Tabel 1.7 Pengaruh Pelatihan Perawatan kolostomi Terhadap Tindakan Orang Tua Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi ... 35


(9)

Judul : Efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi di RB2 anak RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Atika Fadhila Lubis

NIM : 091121043

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Abstrak

Kolostomi merupakan membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor. Kolostomi bisa memberi kesempatan pada pasien untuk beraktivitas layaknya manusia normal. Dalam merawat pasien kolostomi membutuhkan ketelitian kebersihan dan kesiapan yang baik karena jika tidak maka akan menimbulkan komplikasi infeksi yang mengakibatkan penyembuhan menjadi lama bahkan bertambah parah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2010. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling terhadap 12 orang tua yang mempunyai anak yang mengalami kolostomi di ruangan Rindu B2 bedah anak RSUP H.Adam Malik Medan. Analisis yang digunakan adalah t-dependen. Perilaku terdiri dari 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pelatihan pada orang tua. Pada pengetahuan diperoleh nilai P = 0,035 (P < 0,05) ada pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap pengetahuan orang tua. Pada sikap diperoleh nilai P = 0,014 (P < 0,05) menunjukan ada pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap sikap orang tua. Dan pada tindakan diperoleh nilai P = 0,000 (P < 0,05) menunjukan ada pengaruh pelatihan kolostomi terhadap tindakan orang tua. Untuk itu disarankan pada perawat agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan yang salah satunya mencakup pemberian pelatihan perawatan kolostomi pada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit.


(10)

Judul : Efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi di RB2 anak RSUP H. Adam Malik Medan

Nama : Atika Fadhila Lubis

NIM : 091121043

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Abstrak

Kolostomi merupakan membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh tumor. Kolostomi bisa memberi kesempatan pada pasien untuk beraktivitas layaknya manusia normal. Dalam merawat pasien kolostomi membutuhkan ketelitian kebersihan dan kesiapan yang baik karena jika tidak maka akan menimbulkan komplikasi infeksi yang mengakibatkan penyembuhan menjadi lama bahkan bertambah parah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2010. Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling terhadap 12 orang tua yang mempunyai anak yang mengalami kolostomi di ruangan Rindu B2 bedah anak RSUP H.Adam Malik Medan. Analisis yang digunakan adalah t-dependen. Perilaku terdiri dari 3 domain yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pelatihan pada orang tua. Pada pengetahuan diperoleh nilai P = 0,035 (P < 0,05) ada pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap pengetahuan orang tua. Pada sikap diperoleh nilai P = 0,014 (P < 0,05) menunjukan ada pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap sikap orang tua. Dan pada tindakan diperoleh nilai P = 0,000 (P < 0,05) menunjukan ada pengaruh pelatihan kolostomi terhadap tindakan orang tua. Untuk itu disarankan pada perawat agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan yang salah satunya mencakup pemberian pelatihan perawatan kolostomi pada orang tua yang anaknya dirawat di rumah sakit.


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Diversi pada penyakit hirschsprung, atresia ani, masih merupakan masalah yang

cukup serius di Indonesia. Seperti, contoh penyakit atresia ani yang merupakan tidak

terjadinya perforasi membran yang memisahkan bagian entoderm sehingga

mengakibatkan pembentukan lubang anus yang tidak berhubungan langsung dengan

rectum (Purwanto, 2001). Salah satu penatalaksanaan atresia ani ini adalah dilakukan

kolostomi. Kata kolostomi mungkin tidak asing lagi seiring dengan banyak pasien yang

dibuatkan kolostomi ditubuhnya. Banyak hal yang menyebabkan keputusan seorang

dokter bedah untuk melakukan kolostomi bagi pasienya, salah satunya adalah adanya

sumbatan dibagian distal saluran cerna baik karena tumor atau hal lainnya. Kolostomi

bisa memberikan kesempatan pada pasien untuk hidup dan beraktivitas layaknya

manusia normal. Sehingga, kualitas hidupnya bisa lebih baik. Mungkin yang akan jadi

masalah adalah bagaimana perawatan kolostomi tersebut dilakukan (Koncek, 2008).

Dalam, merawat pasien kolostomi membutuhkan ketelitian kebersihan dan

kesiapan yang baik karena jika tidak maka akan menimbulkan komplikasi infeksi yang

mengakibatkan penyembuhan menjadi lama bahkan bertambah parah (Bets, 2002).

Disini orang tua si anak sangat berperan aktif dalam melakukan perawatan kolostomi.

Bagaimana tekhnik penggantian dan pemasangan kantong kolostomi, tekhnik


(12)

merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka

sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat diperlukan dan

tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolostomi sangat

bermakna untuk mencegah infeksi.

Angka kejadian penyakit atresia ani pada tahun 1990-1994 di RSUP dr. M.

Jamil, Padang diperoleh 36 kasus , 25 (69.4 %) bayi laki-laki dan 11 (30,6%) bayi

perempuan. Dan, pada saat peneliti studi pendahuluan di ruang bedah anak RSUP H.

Adam Malik Medan diperoleh data bahwa, pada bulan Januari 2010 sampai bulan

Maret 2010 terdapat 13 anak yang mengalami tindakan pembedahan kolostomi.

Perempuan lebih banyak mengalami tindakan ini dibanding laki-laki. Perempuan

berjumlah 8 anak, dan selebihnya laki-laki berjumlah 5 anak. Peneliti juga memperoleh

data bahwa pada bulan Maret 2010, 3 orang tua dari anak yang mengalami tindakan

kolostomi mengeluh tentang perawatan kolostomi yang benar. Karena selama ini

mereka hanya melakukan perawatan kolostomi tidak berdasarkan prosedur yang baik.

Tidak memikirkan apa efek samping yang dapat terjadi, bagaimana cara membuka

kantung kolostomi dengan baik, membersihkan stoma, tidak tahu apa yang harus

dilakukan jika kantung kolostomi sudah penuh dan tidak tahu kapan kantung kolostomi

itu harus diganti. Hal ini juga diperlukan penanganan keperawatan dalam pemberian

pelatihan perawatan kolostomi. Data yang saya peroleh dari perawat yang bekerja di

ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan hanya 3 dari 11 perawat yang bekerja

di RB2 anak yang mengajarkan perawatan kolostomi kepada orang tua yang memiliki


(13)

Berdasarkan kondisi di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti ” Efektifitas

Pelatihan Perawatan Kolostomi Terhadap Perilaku Orang Tua yang Memiliki Anak

dengan Kolostomi”.

2. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini yaitu, bagaimana efektifitas pelatihan perawatan kolostomi pada

orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam

Malik Medan.

3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas

pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki

anak dengan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan.

3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

2.1. Mengidentifikasi pengetahuan orang tua sebelum dilakukan

pelatihan perawatan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H.


(14)

2.2. Mengidentifikasi sikap orang tua sebelum dilakukan pelatihan

perawatan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik

Medan.

2.3. Mengidentifikasi tindakan orang tua sebelum dilakukan pelatihan

perawatan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik

Medan.

2.4. Pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap pengetahuan

orang tua sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan perawatan

kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan.

2.5. Pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap sikap orang

tua sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan perawatan

kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan.

2.6. Pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap tindakan orang

tua sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan perawatan

kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi

orang tua tentang pentingnya pengetahuan dan sikap dalam melakukan perawatan


(15)

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan intervensi kepada perawat yang bekerja di

lingkungan rumah sakit dalam memberikan pelatihan perawatan kolostomi pada orang

tua untuk merubah perilaku orang tua dalam melakukan perawatan kolostomi.

3. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan

memperkaya pengetahuan sebagai peran perawat peneliti dan memanfaatkan hasil


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. Kolostomi

1.1 Pengertian

Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat

oleh tumor (Harahap, 2006)

1.2 Stoma

Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis atau dua lapis dengan barier

kulit hipoalergenik untuk mempertahankan integritas kulit peristomal. Kantong

harus cukup besar untuk menampung feses dan flatus dalam jumlah sedang tetapi

tidak terlalu besar agar tidak membebani bayi atau anak. Perlindungan kulit

peristomal adalah aspek penting dari perawatan stoma. Peralatan yang sesuai

ukurannya merupakan hal penting untuk mencegah kebocoran isi (Wong, 2009).

Lokasi kolostomi menentukan konsistensi tinja baik padat ataupun cair. Pada

kolostomi transversum umumnya menghasilkan feses lebih padat. Lokasi kolostomi

ditentukan oleh masalah medis pasien dan kondisi umum. Ada 3 jenis kolostomi,

yaitu:

1.2.1 Kolostomi loop atau loop colostomy, biasanya dilakukan dalam

keadaan darurat .

1.2.2 End colostomy, terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal

usus dengan bagian distal saluran pencernaan. End colostomy adalah hasil


(17)

1.2.3 Double-Barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma

bagian proksimal dan stoma bagian distal (Perry & Potter, 2005).

1.3 Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya

Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya; transversokolostomi merupakan

kolostomi di kolon transversum, sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid,

kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon desenden dan kolostomi asenden,

adalah kolostomi di asenden (Suriadi, 2006)

1.4 Indikasi Kolostomi

1.4.1 Atresia Ani

Penyakit atresia ani adalah tidak terjadinya perforasi membran

yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembuatan lubang

anus yang tidak berhubungan langsung dengan rektum (Purwanto, 2001).

Atresia ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus

imperforate meliputi anus, rektum atau keduanya (Betz, 2002). Menurut

Suriadi (2006), Atresi ani atau imperforata anus adalah tidak komplit

perkembangan embrionik pada distal usus (anus) tertutupnya anus secara

abnormal.

1.4.2 Hirschprung

Penyakit Hirschprung atau megakolon aganglionik bawaan disebabkan

oleh kelainan inervasi usus, mulai pada sfingter ani interna dan meluas ke


(18)

Penyakit Hischprung disebut juga kongenital aganglionosis atau

megacolon yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagian

tidak ada dalam colon (Suriadi, 2006)

1.4.3 Malforasi Anorektum

Istilah Malforasi Anorektum merujuk pada suatu spektrum cacat.

Perhatian utama ditujukan pada pengendalian usus selanjutnya, fungsi

seksual dan saluran kencing. Beberapa kelainan yang memerlukan

pembedahan kolostomi adalah;

(1) Fistula Rektovesika

Pada penderita Fistula Rektovesika, rektum berhubungan dengan

saluran kencing pada setinggi leher vesika urinaria. Mekanisme sfingter

sering berkembang sangat jelek. Sakrum sering tidak terbentuk atau

sering kali tidak ada. Perineum tampak datar. Cacat ini mewakili 10%

dari seluruh penderita laki-laki dengan cacat ini. Prognosis fungsi

ususnya biasanya jelek. Kolostomi diharuskan selama masa neonatus

yang disertai dengan operasi perbaikan korektif (Nelson, 2000).

(2) Fistula Rektouretra

Pada kasus Fistula Rektouretra, rektum berhubungan dengan

bagian bawah uretra atau bagian atas uretra. Mereka yang mempunyai


(19)

sering perineumnya datar. Penderita ini mengalami kolostomi protektif

selama masa neonatus. Fistula Rektouretra merupakan cacat anorektum

yang paling sering pada penderita laki-laki ( Nelson, 2000).

(3) Atresia Rektum

Atresia Rektum adalah cacat yang jarang terjadi, hanya 1% dari

anomali anorektum. Tanda yang unik pada cacat ini adalah bahwa

penderita mempunyai kanal anus dan anus yang normal ( Nelson, 2000).

(4) Fistula Vestibular

Fistula Vestibular adalah cacat yang paling sering ditemukan

pada perempuan. Kolostomi proteksi diperlukan sebelum dilakukan

operasi koreksi, walaupun kolostomi ini tidak perlu dilakukan sebagai

suatu tindakan darurat karena fistulanya sering cukup kompeten untuk

dekompresi saluran cerna ( Nelson, 2000).

(5) Kloaka Persisten

Pada kasus Kloaka Persisten, rektum, vagina, dan saluran

kencing bertemu dan menyatu dalam satu saluran bersama. Perineum

mempunyai satu lubang yang terletak sedikit di belakang klitoris.

Kolostomi pengalihan terindikasi pada saat lahir, lagipula penderita

yang menderita kloaka mengalami keadaan darurat urologi, karena


(20)

urologi harus ditegakkan untuk mengosongkan saluran kencing, jika

perlu pada saat yang bersamaan dilakukan kolostomi ( Nelson, 2000).

1.5 Komplikasi Kolostomi

Insidens komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi

dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma,

perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi

anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah.

Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan,

peningkatan suhu, serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan

Suddarth, 2000).

1.6 Perawatan Kolostomi

Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke 3 sampai hari ke 6

pascaoperatif. Perawat menangani kolostomi sampai pasien dapat mengambil alih

perawatan ini. Perawatan kulit harus diajarkan bersamaan dengan bagaimana

menerapkan drainase kantung dan melaksanakan irigasi. Menurut Brunner dan suddarth

(2000), ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menangani kolostomi, antara lain;

1.6.1 Perawatan Kulit

Rabas efluen akan bervariasi sesuai dengan tipe ostomi. Pada kolostomi

transversal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pada

kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit

mengiritasi kulit. Pasien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering


(21)

protektif di sekitar stoma, dan mengamankannya dengan meletakan kantung

drainase. Kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan

waslap lembab serta lembut. Adanya kelebihan barrier kulit dibersihkan. Sabun

bertindak sebagai agen abrasif ringan untuk mengangkat residu enzim dari

tetesan fekal. Selama kulit dibersihkan, kasa dapat digunakan untuk menutupi

stoma.

1.6.2 Memasang Kantung

Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang

kantung harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih

dahulu. Barier kulit peristoma dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan

cara membuka kertas perekat dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan

memerlukan tebaran bedak stomahesive sebelum kantung dilekatkan.

1.6.3 Mengangkat Alat Drainase

Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai

seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari

diskus perekatnya dan keluar isinya. Pasien dapat memilih posisi duduk atau

berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari

permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma.

Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan mencegah adanya isi fekal

yang tercecer keluar.


(22)

Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari

gas, mukus, dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan

bisnis tanpa rasa takut terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada

waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.

1.7 Prosedur Pelatihan Kolostomi

1.7.1 Persiapan Alat

a. Dua pasang sarung tangan

b. Pengalas

c. Kom berisi air hangat air hangat

d. Kain kasa atau washlap

e. Kantung kolostomi yang baru

f. Pembersih seperti sabun

i. Gunting

j. Kantung plastik

k. Tissue

1.7.2 Persiapan pasien

a. Atur posisi pasien berbaring

b. Jelaskan pada pasien dan orang tua tentang prosedur yang akan

dilakukan dan jaga privasi pasien.


(23)

1.7.3 Prosedur

a. Cuci tangan

b. Jelaskan prosedur pada klien dan jaga privasi klien

c. Gunakan sarung tangan

d. Letakkan kain pengalas di sekitar perut dan buka kantung kolostomi.

e. Buka kantung kolostomi dengan hati-hati, tangan non dominan (kiri)

menekan kulit dan tangan dominan (kanan) melepaskan kantung

kolostomi.

f. Kosongkan kantung: ukur jumlah feses, feses dibuang ke toilet

kantung kolostomi dibuang ke kantong plastik

g. bersihkan stoma dan kulit di sekitar lubang dengan menggunakan kain

kasa atau washlap yang lembab dan hangat, atau air sabun jika sisah

perekat dan feses sulit dibersihkan.Cuci tangan dan gunakan sarung

tangan kembali.

h. Keringkan kulit dan pasang kantung kolostomi yang baru

i. Buka sarung tangan dan rapikan alat serta sampah

j. Cuci tangan ( Joyce, 2002).

2. Konsep Pelatihan 2.1 Definisi

Metode pelatihan merupakan metode yang dilakukan dengan memberikan training

kegiatan yang dilakukan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang


(24)

2.2 Tujuan

Metode ini mempunyai tujuan mendapatkan ketangkasan dan keterampilan para

peserta didik. Kelebihan dari metode ini adalah didapatnya keterampilan motorik

yang cukup bagus. Sedangkan kekurangannya membutuhkan waktu yang lama dan

seringkali membosankan (Setiawati, 2008)

2.3 Metode

Metode pelatihan merupakan bagian dari metode pembelajaran. Metode

pembelajaran adalah cara atau strategi yang digunakan supaya pesan dengan mudah

dapat dipahami sasaran. Metode pembelajaran terdiri atas:

2.3.1 Ceramah

Ceramah digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, informasi baru terhadap

sasaran yang diinginkan.

2.3.2 Proyek

Metode ini digunakan dengan diangkatnya suatu masalah, kemudian dibicarakn

dari berbagai sudut pandang dan ditemukan pemecahannya secara keseluruhan.

2.3.3 Tugas

Metode pembelajaran yang digunakan untuk memberikan motivasi terhadap

peserta didik untuk mencari tahu sumber lain yang terkait dengan materi yang

diberikan.


(25)

Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mencoba sendiri dan

membuktikan materi yang dipelajari.

2.3.5 Diskusi

Metode pembelajaran dengan menekankan pada pembicaraan dua arah yang

ditujukan untuk memecahkan masalah dalam bentuk pernyataan ataupun dalam

bentuk pertanyaan.

2.3.6 Sosiodrama

mendramatisasikan suatu materi untuk lebih mudah dipahami oleh para peserta

didik.

2.3.7 Demonstrasi

Memperagakan suatu kejadian dengan bantuan alat dan media untuk

mempermudah diterimanya informasi dari penjar.

2.3.8 Pelatihan

Metode yang dilakukan dengan memberikan training kegiatan yang dilakukan

secara berulang untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

2.3.9 Games

Menyampaikan pesan kepada peserta didik melalui suatu simbol-simbol tertentu

(Nurhidayah, 2009)

3. Konsep Perilaku 3.1 Definisi

Perilaku merupakan seluruh aktivitas atau kegiatan yang bisa dilihat ataupun tidak


(26)

Dalam teori perilaku yang dikemukakan oleh Skinner dan disusun kembali oleh

Setiawati dan Dermawan (2008) bahwa perilaku adalah hasil dari hubungan antara

stimulus dan respon pada diri seseorang.

Dengan demikian Skinner membedakan perilaku menjadi dua respon antara lain :

3.1.1 Respon Reflesif

Merupakan respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.

Biasanya respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap.

3.1.2 Operan Respon

Respon yang dihasilkan apabila diberikan stimulus berupa penguatan.

Tujuannya supaya respon yang dihasilkan berikutnya semakin bagus dan

berkembang.

3.2. Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) membagi perilaku manusia ke dalam tiga wilayah yaitu:

3.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra

penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap. Pengetahuan akan

memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan

dalam berperilaku. Perilaku yabg bari diadopsi oleh individu akan bisa bertahan

lama dan langgeng jika individu menerima perilaku tersebut dengan penuh

kesadaran, didasari atas pengetahuan yang jelas dan keyakinan. Pengetahuan dalam

domain kognitif meliputi pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan


(27)

3.2.2 Sikap

Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus. Sikap belum berupa tindakan, tetapi baru bisa ditafsirkan. Pendapat

Newcomb mengatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak. Adapun tingkatan sikap adalah menerima, merespon, dan menghargai (

Dermawan, 2008). Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negatif.

Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenagi,

mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat

kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek

tertentu. Sikap ada yang dianut oleh banyak orang disebut sikap sosial, sedangkan

yang dianut oleh orang tertentu disebut sikap individual (Purwanto, 1999).

3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan

berupa pengetahuan dan sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya, sarana fisik.

Pengaruh atau rangsangan itu bersifat internal dan eksternal, dan diklasifikasikan

menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor predisposisi, faktor

pemungkin, faktor pendorong atau penguat.

3.3.1 Faktor Predisposisi, merupakan faktor internal yang ada pada diri

individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu


(28)

3.3.2 Faktor Pemungkin, merupakan faktor yang memungkinkan individu

berperilaku karena tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan dan

keterampilan.

3.3.3 Faktor pendorong atau penguat merupakan faktor yang memungkinkan

perilaku seperti sikap dan keterampilan petugas kesehatan, teman sebaya dan


(29)

Perilaku orang tua - Pengetahuan - Sikap - Tindakan

Perilaku orang tua - Pengetahuan - Sikap - Tindakan Pelatihan

perawatan kolostomi

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menguji efektifitas

pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua. Pada penelitian ini fokus

penelitian yang di teliti adalah perilaku orang tua dalam perawatan kolostomi berupa

pengetahuan, sikap dan tindakan.

Variabel independen

Variabel dependen Variabel dependen

Skema 1 : kerangka konsep penelitian efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi.


(30)

2. Operasional Variabel Penelitian

Untuk variabel penelitian, definisi operasionalnya sebagai berikut:

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala Independen: Pelatihan perawatan kolostomi Merupakan tindakan pemberian latihan kolostomi pada orang yang memiliki anak dengan kolostomi di RB 2 bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan

- - -

Dependen Perilaku

Merupakan seluruh aktivitas atau kegiatan yang bisa dilihat ataupun tidak pada diri seseorang sebagai hasil dari proses pembelajaran.

Perilaku terdiri atas 3 domain, yaitu

pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapan.

Sikap adalah respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus.

Tindakan adalah kemampuan yang dilakukan oleh orang tua dalam melakukan perawatan kolostomi. Kuesioner 10 pertanyaan Kuesioner 10 pertanyaan Kuesioner 20 pertanyaan

0 = tidak ada pengaruh pelatihan

1 = ada pengaruh pelatihan


(31)

3. Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif

(Ha), yaitu ada pengaruh pemberian pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan quasi eksperimen

yaitu one-group pre-post test design.

Tabel 1. Gambaran rancangan penelitian

subjek Pra Perlakuan Post-tes

K O I O1

Time 1 time 2 time 3

Penelitian ini terdiri dari 1 kelompok yaitu kelompok Intervensi (K).

Kelompok ini sebelum dikenai perlakuan tertentu (I) diberi pra-test (O). Setelah itu

diberi intervensi / perlakuan yaitu pelatihan perawatan kolostomi selama 20-30 menit.

Maka diadakan kembali post-test (O1) pada kelompok tersebut 2 hari setelah dilakukan

intervensi.

2. Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah keseluruhan anggota yang memungkinkan untuk diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak yang terpasang

kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan. Didapat data dari rekam

medik RSUP H. Adam Malik Medan, pada bulan Januari 2010 sampai bulan Maret


(33)

Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang telah diketahui, maka

dapat digunakan formula yang sederhana untuk menetapkan jumlah sampel

(Notoatmojo, 2005), yaitu :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan/ ketepatan yang diinginkan = 0,05

Jadi jumlah sampel yang diambil adalah :

n = 13 = 12 orang

1 + 13(0.052 )

Berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 12 orang.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel sesuai dengan

pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi. Adapun kriteria

sampel dalam penelitian ini adalah: N n =


(34)

1. Oang tua yang memiliki anak dengan pemasangan kolostomi yang dirawat di

RB 2.

2. Responden dapat diajak komunikasi dan berbahas Indonesia.

3. Bersedia berpartisipasi menjadi responden

3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilaksanakan di RB 2 anak RSUP H. Adam Malik Medan.

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit tersebut karena rumah sakit tersebut

merupakan Rumah Sakit penelitian dan diperkirakan jumlah populasi anak yang

memakai kolostomi cukup banyak sehinggah memungkinkan peneliti mendapatkan

jumlah sampel yang dibutuhkan. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan

Juni sampai bulan Agustus 2010.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi atau

persetujuan dari program studi Ilmu Keperawatan selanjutnya mengirimkan surat

permohonan untuk mendapatkan izin dari Rumah sakit Umum. Setelah mendapat izin,

peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (Informed

Consent) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, dan

prosedur penelitian. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan

dapat dinyatakan scara lisan. Responden berhak untuk menolak terlibat dalam


(35)

efek yang merugikan terhadap pelayanan keperawatan yang diberika selama responden

dirawat di Rumah Sakit.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

lengkap tetapi hanya mencantumkan inisial nama responden atau memberi kode pada

masing-masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin

oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil

penelitian. Selama proses pengambilan data, penelitian tidak menimbulkan sakit secara

fisik dan tekanan psikologis pada responden yang akan diteliti dan tidak ada efek yang

merugikan bagi tindakan asuhan keperawatan

5. Instrumen Penelitian

Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpul data berupa

kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep dan

tinjauan pustaka dan konsultasi pada dosen pembimbing. Kuesioner terdiri dari empat

bagian yaitu kuesioner data demografi, pengetahuan orang tua tentang perawatan

kolostomi, sikap orang tua dalam perawatan kolostomi, dan tindakan orang tua dalam

perawatan kolostomi.

Kuesioner tentang data demografi responden meliputi inisial (nama) responden,

usia responden, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Kuesioner tentang

pengetahuan orang tua dalam perawatan kolostomi berisi 10 pertanyaan. Kuesioner ini

menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban ”ya” dan ”tidak” untuk melihat

pengetahuan orang tua dalam melakukan perawatan kolostomi. Berdasarkan pilihan


(36)

diberikan nilai 1 dan jawaban tidak diberikan 0. Sedangkan skor pertanyaan negatif jika

jawaban ya 0 dan jawaban tidak 1. Kuesioner tentang sikap orang tua dalam perawatan

kolostomi berisi 10 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala likert dengan cara

menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item yaitu skor pertanyaan positif adalah

sangat setuju ( skor 2), setuju (skor 1), tidak setuju (skor 0). Sedangkan skor pertanyaan

negatif adalah sangat setuju (skor 0), setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2). Semakin

tinggi skor maka semakin baik sikap orang tua terhadap perawatan kolostomi.

Kuesioner tentang tindakan orang tua dalam perawatan kolostomi meliputi persiapan

alat-alat yang digunakan dalam perawatan kolostomi berisi 10 pertanyaan, dan prosedur

perawatan kolostomi berisi 10 pertanyaan. Pada pertanyaan tentang persiapan alat,

peneliti memberi pilihan jawaban ada atau tidak ada. Jika jawaban ada diberikan nilai 1

dan jika jawaban tidak ada diberikan nilai 0. Sedangkan pada pertanyaan tentang

prosedur perawatan kolostomi, peneliti memberi pilihan jawaban dilakukan atau tidak

dilakukan. Skor pertanyaan adalah jika jawaban dilakukan diberikan nilai 1 dan

jawaban tidak dilakukan diberikan 0.

5.1 Validitas Instrumen

Uji validitas dapat diuraikan sebagai tindakan ukuran penelitian yang

sebenarnya, yang memang didesain untuk mengukur. Validitas berkaitan dengan nilai

sesungguhnya dari hasil penelitian dan merupakan karakteristik yang penting dari

penelitian yang baik (Slevin, dkk, 2005). Uji validitas penelitian ini dilakukan oleh


(37)

pendidikan S2 Keperawatan yaitu ibu Rosina Tarigan, SKp M.Kep. Hasil dari content

validity index yang didapat adalah 0,7425

5.2 Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas instrument adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui

konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya

dalam ruang lingkup yang sama. Uji yang dilakukan untuk instrumen penelitian ini

adalah uji Cronbach’s Alpha. Dikatakan reliabel apabila nilai p > 0,05. Pada uji

reliabilitas ini akan diujikan pada responden yang lain tetapi memiliki kriteria yang

sama maka menghasilkan suatu kesimpulan yang sama. Peneliti menguji responden

yang memiliki anak dengan kolostomi yang ada di RSUP dr. Pirngadi Medan. Hasil uji

reabilitas pada penelitian didapat nilai α = 0,71, sehingga instrumen ini sudah reliabel.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dengan cara mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian pada pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara. Kemudian mengirim surat izin penelitian dari Fakultas ketempat penelitian

(RSUP H. Adam Malik Medan). Setelah mendapatkan izin maka dilakukan

pengumpulan data. Peneliti mencari responden di RB2 anak, kemudian peneliti

menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya. Apabila

peneliti telah menemukan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan,

manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian responden diminta untuk


(38)

mendapatkan 2 responden. Setelah meminta persetujuan, peneliti meminta responden

untuk menjawab kuesioner pertanyaan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan mereka

dalam perawatan kolostomi. Setelah selesai melakukan pengisian kuesioner, peneliti

menjelaskan informasi tentang kolostomi dan memberikan pelatihan perawatan

kolostomi kepada responden selama 20-30 menit. Pelatihan dilakukan hanya sekali.

Jika responden merasa kurang jelas, responden dapat bertanya kepada peneliti.

Pelatihan dilakukan pada sore hari dan kadang dilakukan pada pagi hari. Selanjutnya,

peneliti memberi waktu pada responden selama 1 hari untuk melatih perawatan

kolostomi secara mandiri. Lalu pada hari ketiga responden diberi kuesioner kembali

oleh peneliti dan dievaluasi tentang bagaimana cara perawatan kolostomi. 12 responden

telah diperoleh selama lebih kurang 2 bulan dan dilatih perawatan kolostomi oleh

peneliti. Selanjutnya, data yang terkumpul dianalisa.

7. Analisa Data

Data yang telah terkumpul diolah dan ditabulasi dengan langkah – langkah yaitu

memeriksa kembali semua kuisioner yang telah diisi oleh responden, dengan maksud

untuk memeriksa apakah setiap kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk (editing).

Memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah diajukan untuk mempermudah

sewaktu mengadakan tabulasi dan analisa data (coding). Dan mempermudah analisa

data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan melakukan tabulasi (tabulating). Setelah

data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan dan secara


(39)

7.1 Statistik Univariat

Dari pengolahan data statistik deskriptif, data demografi disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi. Untuk data perilaku dicari mean & SD. Hasil disajikan

dalam bentuk tabel.

7.2 Statistik Bivariat

Untuk mengetahui efektifitas pelatihan perawatan kolostomi, uji statistik yang

dipakai adalah uji t-dependen karena memenuhi syarat dan hasil disajikan dalam bentuk


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

1.1. Karakteristik Demografi Responden

Deskripsi karakteristik demografi responden terdiri dari usia, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan. Responden dalam penelitian ini adalah orang tua yang

memiliki anak dengan kolostomi di ruang bedah anak RSUP H. Adam Malik Medan.

Berdasarkan hasil penelitian, responden yang memiliki anak dengan kolostomi

sebagian besar responden berusia 31- 40 tahun (n=6, 50.0%), jenis kelamin wanita

(n=10, 83.3%), pendidikan terakhir SMP (n=7, 58.3%), dan sebagian besar responden


(41)

Sebaran karakteristik demografi responden pada kedua kelompok dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1. Distribusi, Frekuensi, dan Persentase Karakteristik Demografi

No Karakteristik Demografi n %

1 Usia

31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun 6 4 2 50,0 33,3 16,7 2 Jenis Kelamin

Wanita Laki-laki 10 2 83,3 16,7 3 Pendidikan

SMP SMU 7 5 58,3 41,7 4 Pekerjaan

Wiraswasta Buruh Pegawai Negeri 8 3 1 66,7 25,0 8,3

1.2.Pengetahuan Orang Tua Sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi

Sebelum responden diberikan pelatihan perawatan kolostomi, responden diberi

kuesioner berisi tentang pengetahuan perawatan kolostomi. Hasil penelitian didapatkan

nilai rata-rata = 8,33 dengan standard deviasi 2,015.

Tabel 1.2. Pengetahuan Orang Tua Sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi (n = 12)

Variabel Mean SD Min Max


(42)

1.3 Sikap Orang Tua Sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi

Sebelum responden diberikan pelatihan perawatan kolostomi, responden diberi

kuesioner berisi tentang sikap perawatan kolostomi. Hasil penelitian didapatkan nilai

rata-rata = 17,83 dengan standard deviasi = 2,167

Tabel 1.3. Sikap Orang Tua Sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi (n = 12).

Variabel Mean SD Min Max

Sikap 17,83 2,167 12 14

1.4 Tindakan Orang Tua Sebelum Pemberian Pelatihan Kolostomi

Sebelum responden diberikan pelatihan perawatan kolostomi, responden diberi

kuesioner berisi tentang tindakan. Perawatan kolostomi. Hasil penelitian didapatkan

nilai rata-rata = 13,17 dengan standard deviasi = 1,697.

Tabel 1.4. Tindakan Orang Tua Sebelum Pemberian Kolostomi (n=12).

Variabel Mean SD Min Max

Pengetahuan 13,17 1,697 10 15

1.5. Pengaruh Pelatihan Perawatan Kolostomi terhadap Pengetahuan Orang Tua

Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi

Analisis uji paired t-test pada pre-test diperoleh nilai mean = 8,33, SD = 2,015

dan pada post-test nilai mean = 9,67, SD = 0,492, dengan perbedaan mean = -1,333,


(43)

pengaruh pelatihan yang signifikan terhadap pengetahuan orang tua sebelum dan

sesudah pemberian pelatihan kolostomi.

Tabel 1.5. Pengaruh Pelatihan Perawatan Kolostomi terhadap Pengetahuan Orang Tua Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi (n=12).

Variabel Mean SD Perbedaan Mean Nilai P

Pengetahuan

- Pre-test

- Post-

test

8,33

9,67

2,015

0,492

-1,333 0,035

1.6. Pengaruh Pelatihan Perawatan Kolostomi terhadap Sikap Orang Tua Sebelum

dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi

Analisis uji paired t-test pada pre-test diperoleh nilai mean = 17,83, SD = 2,167

dan pada post-test nilai mean = 19,75 SD= 0,452, dengan perbedaan mean = -1,917,

dari hasil uji analisis diperoleh nilai P = 0,014, sehingga dapat disimpulkan ada

pengaruh pelatihan yang signifikan terhadap sikap orang tua sebelum dan sesudah

pelatihan kolostomi.


(44)

Variabel Mean SD Perbedaan Mean Nilai P

Sikap

- Pre

- Post

17,83

19,75

2,167

0,452

1,917 0,014

1.7. Pengaruh Pelatihan Perawatan Kolostomi terhadap Tindakan Orang Tua

Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi.

Analisis uji paired t-test pada pre-test diperoleh nilai mean = 13,73, SD = 1,697

dan pada post-test nilai mean = 19,42, SD = 0,793, dengan perbedaan mean = -6,250,

dari hasil uji analisis diperoleh nilai P = 0,000, sehingga dapat disimpulkan ada

pengaruh pelatihan yang signifikan terhadap tindakan orang tua sebelum dan sesudah

pelatihan kolostomi.

Tabel 1.7. Pengaruh Pelatihan Perawatan Kolostomi terhadap Tindakan Orang Tua Sebelum dan Sesudah Pemberian Pelatihan Kolostomi (n = 12).

Variabel Mean SD Perbedaan Mean Nilai P

Tindakan

- Pre test

- Post

test

13,17

19,42

1,697

0,793

6,250 0,000


(45)

2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan kolostomi mempunyai pengaruh

terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan orang tua pada anaknya yang mengalami

kolostomi. Hal ini dapat dilihat pada hasil uji statistik dimana untuk pengetahuan

diperoleh nilai P = 0,035, pada sikap diperoleh nilai P = 0,014 dan pada tindakan

diperoleh nilai P = 0,000.

Perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan orang tua dalam melakukan

perawatan kolostomi ini disebabkan pengaruh dari pemberian pelatihan perawatan

kolostomi, berupa prosedur tindakan perawatan kolostomi yang baik dan benar,

memberikan informasi atau pendidikan kolostomi serta menjelaskan bagaimana sikap

yang baik dalam melakukan perawatan kolostomi terhadap anak. Pelatihan ini

diberikan selama 20-30 menit. Dengan pemberian pelatihan perawatan kolostomi, dapat

mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan orang tua dalam melakukan perawatan

kolostomi. Orang tua mengerti informasi tentang kolostomi, perawatan kolostomi yang

benar, efek samping yang terjadi jika kantung kolostomi tidak diganti. Selain itu, orang

tua tahu bagaimana cara mengganti kantung dan cara menggantikan stoma dengan baik.

Hasil penelitan ini sesuai dengan pendapat Purwanto (1999) yang mengatakan

bahwa perubahan perilaku seseorang dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau

rangsangan berupa pengetahuan, sikap, pengalaman, keyakinan, sosial dan budaya.

Cara yang tepat untuk memberikan informasi tentang pengetahuan, sikap dan


(46)

pendapat Nurhidayah (2009) pelatihan adalah metode pembelajaran yang digunakan

supaya pesan dengan mudah dapat dipahami sasaran.

Setiawati (2008) juga mengatakan bahwa pelatihan merupakan metode yang

dilakukan dengan memberikan training kegiatan yang dilakukan secara berulang untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan, dimana tujuannya adalah mendapatkan

ketangkasan dan keterampilan para peserta didik.

Menurut purwanto ( 1999), faktor yang dapat mempengaruhi perubahan

pengetahuan, sikap dan tindakan orang tua dalam melakukan perawatan kolostomi

berupa faktor internal yaitu dari diri individu itu sendiri, faktor pemungkin yaitu berupa

sumber daya dan keterampilan serta faktor pendorong yaitu faktor dari keterampilan


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa

penelitian yang dilakukan terhadap 12 responden, rata-rata berusia 31-40 tahun

sebanyak 6 orang (50,0%), berjenis kelamin wanita sebanyak 10 orang (83,3%),

pendidikan terakhir SMP sebanyak 7 orang (58,3%), dan pekerjaan sebagai wiraswasta

sebanyak 8 orang (66,7%).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada uji dependen, pengetahuan orang

tua mempunyai nilai rata-rata pada saat pre test 8,33, standar deviasi 2,015. Pada post

test nilai ratarata yaitu 9,67, nilai standar deviasi 0,492 didapat nilai perbedaan mean

-1,333 sehingga diperoleh nilai P = 0,035 dengan jumlah responden 12 orang. Maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan perawatan kolostomi terhadap

pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah pemberian pelatihan kolostomi.

Sikap orang tua mempunyai nilai rata-rata pada saat pre test 17,83, nilai

standar deviasi 2,167. Pada post test nilai rata-rata yaitu 19,75, nilai standar deviasi

0,452 didapat nilai perbedaan mean = 1,917 sehingga diperoleh nilai P = 0,014 dengan

jumlah responden 12 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

pelatihan perawatan kolostomi terhadap sikap orang tua sebelum dan sesudah

pemberian pelatihan kolostomi.

Tindakan orang tua mempunyai nilai rata-rata pada saat pre test 13,17, nilai


(48)

0,793 didapat nilai perbedaan mean = 6,250 sehingga diperoleh nilai P = 0,000 dengan

jumlah responden 12 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

pelatihan perawatan kolostomi terhadap tindakan orang tua sebelum dan sesudah

pemberian pelatihan kolostomi..

2. Rekomendasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada orang tua, pelayanan

keperawatan dan penelitian keperawatan. Adapun rekomendasi yang peneliti tawarkan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua

Diharapkan dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan orang tua tentang

efektifitas pelatihan perawatan kolostomi pada orang tua terhadap perilaku dalam

melakukan perawatan kolostomi. Orang tua dapat melakukan perawatan kolostomi

dengan baik dan merubah sikap serta tindakan orang tua saat melakukan perawatan

kolostomi baik di rumah sakit atau di rumah.

2. Pelayanan Keperawatan

Saat ini pelatihan perawatan kolostomi di rumah sakit pada orang tua sangat

jarang dilakukan oleh perawat yang bekerja di rumah sakit oleh karena itu perawat

diharapkan memberikan pelatihan perawatan kolostomi pada orang tua minimal 3 kali

dan dievaluasi untuk melihat hasilnya. Pelatihan yang diberikan perawat pada orang tua

mengenai perawatan kolostomi ini sangat berguna bagi orang tua. Setiap anak merasa


(49)

perawat. Oleh karena itu, perawat tetapi juga berguna saat melakukan perawatan di

rumah.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan tenaga perawat dipelayanan kesehatan

khususnya perawat ruang anak lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan

keperawatan yang mencakup pemberian pelatihan perawatan kolostomi pada orang tua

yang anaknya dirawat di rumah sakit.

3. Penelitian Keperawatan

Responden pada penelitian ini adalah sebanyak 12 orang pada 1 rumah sakit,

jumlah ini dirasakan peneliti belum cukup. Diharapkan pada penelitian selanjutnya

untuk menggunakan lebih banyak responden dan meneliti dibeberapa tempat yang

berbeda agar hasil yang didapat lebih representatif.

Pada penelitian ini, intervensi yang diberikan peneliti kepada responden hanya 1

kali intervensi. Peneliti berharap pada penelitian selanjutnya agar memberikan

intervensi kepada responden minimal 3 kali. Supaya, apa yang disampaikan peneliti

tidak akan cepat dilupakan begitu saja oleh responden.

Kemudian saran dari penulis untuk peneliti selanjutnya adalah mencari referensi


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,A. (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers

Harahap, I. A.(2004). Perawatan Pasien dengan Kolostomi pada Cancer Colerectal. Medan: USU Repository

Johnson, J. Y. (2002). Prosedur Perawatan Di Rumah. Jakarta: EGC

Notoadmojo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta

Nurhidayah, R. E. (2009). Pendidikan Keperawatan. Medan: USU Press

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktek. Jakarta : EGC

Purwanto, H. (1999). Pengatur Perilaku Manusia. Jakarta: EGC

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiawati, S. & Dermawan, A. C. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Sjamsuhidajat. (1996). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

Wong, D.L & hockenberry, M.J. (2009). Wong’s Nursing Care of Infant and Children, Jakarta: EGC


(51)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Efektifitas Pelatihan Perawatan Kolostomi Terhadap Perilaku Orang Tua yang Memiliki Anak dengan Kolostomi di Ruang Bedah Anak RSUP H. Adam Malik

Medan

Saya mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui efektifitas pelatihan perawatan kolostomi terhadap perilaku orang tua yang memiliki anak dengan kolostomi.

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan ketersediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, selanjutnya saya mohon ketersedian Bapak/Ibu mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu

Identitas pribadi bapak/Ibu sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun. Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Tanda tangan :


(52)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Kode (diisi peneliti) :

Tanggal :

I. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk pengisian : Bapaki Ibu akan ditnyakan informasi tentang data pribadi. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda centang ( √ ) pada tempat yang disediakan dan isilah bagian yang telah disediakan sesuai dengan keadaan bapak/ibu sebenarnya.

1. Usia :  20 – 30 tahun

 31 - 40 tahun  41 – 50 tahun  51- 60 tahun  lainnya 2. Jenis kelamin :  Laki-laki

 Perempuan

3. Pendidikan :  SD

 SMP


(53)

 Sarjana

4. Pekerjaan :  Pegawai Negeri

 Wiraswasta  Buruh  lainnya

II. Kuesioner Pengetahuan Orang Tua dalam Perawatan Kolostomi

Petunjuk pengisian: berilah tanda ceklist pada kolom yang anda ketahui tentang

kolostomi dan perawatannya.

No Pengkajian Ya Tidak

1. Kolostomi merupakan sebuah lubang buatan pada

dinding perut untuk mengeluarkan tinja.

2. Dalam merawat pasien kolostomi dibutuhkan ketelitian

kebersihan agar tidak menimbulkan komplikasi infeksi.

3. Kontaminasi tinja merupakan faktor yang paling sering

menjadi penyebab terjadi infeksi pada luka di sekitar

luka

4. Sebaiknya mengganti kantong kolostomi dilakukan

dalam 3 x sehari


(54)

mengosongkan tinja dan membersihkan saluran cerna

bagian bawah.

6. Jika kantung kolostomi sudah penuh sebaiknya kantung

langsung diganti dengan yang baru

7. Tindakan pemasangan kolostomi dilakukan karena tidak

mempunyai anus

8. Dalam mengganti balutan luka tidak perlu dilakukan

pemantauan yang terus menerus

9. Kolostomi pada anak biasanya hanya bersifat sementara

10. Anak dengan kolostomi biasanya tidak mengalami


(55)

III. Kuesioner Sikap Orang Tua terhadap Perawatan Kolostomi

Petunjuk pengisian:

Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat anda. Keterangan:

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

No Pertanyaan SS S TS

1 Orang tua berhak mendapat pelatihan perawatan kolostomi.

2 Orang tua harus diajarkan bagaimana cara perawatan kolostomi yang baik

3 Pada saat perawatan kolostomi sebaiknya pasien dalam posisi berbaring

4 Dalam melakukan perawatan kolostomi sebaiknya orang tua melakukan tindakan dengan hati-hati

5 Sebaiknya mengganti kantung kolostomi dilakukan dalam 3 x sehari

6 Sebelum mengganti kantung kolostomi dianjurkan supaya mencuci tangan terlebih dahulu

7 Orang tua yang melakukan perawatan kolostomi pada anak, harus teliti dalam melakukan perawatan

8 Sebaiknya orang tua selalu memberi dukungan terhadap anaknya yang mengalami tindakan kolostomi

9 Orang tua butuh kesabaran dalam merawat anak mereka yang mengalami tindakan kolostomi

10 Jika kantung kolostomi sudah penuh

sebaiknya kantung langsung diganti dengan yang baru


(56)

IV. Kuesioner Tindakan Orang Tua dalam Perawatan Kolostomi 1. Persiapan alat-alat yang digunakan dalam perawatan kolostomi

Petunjuk pengisian: berilah tanda ceklist pada kolom yang anda ketahui tentang

kolostomi dan perawatannya.

No Pengkajian ada Tidak

ada

1. 2 pasang sarung tangan

2. air hangat

3. Waslap

4. Pengalas

5 Gunting

6 Pembersih seperti sabun

7. Bedak karaya / Gel

8. Kantung kolostomi yang baru

9. Handuk

10. Air dingin

2. Prosedur Perawatan Kolostomi

Petunjuk pengisian: berilah tanda ceklist pada kolom yang anda ketahui tentang

kolostomi dan perawatannya.


(57)

dilakukan

1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

2. Setelah mencuci tangan, pasang sarung tangan terlebih

dahulu

3. Pasang pengalas pada daerah kulit di sekitar lubang

4. Membuka kantung kolostomi yang lama

5. Membersihkan seluruh daerah kulit sekitar luka

dengan kasa atau waslap yang dibasahi air bersih

6. Mengkeringkan kulit sekitar stoma

7. Menaburkan bedak karaya / gel

8 Pasang kantung kolostomi yang baru

9 Lepaskan sarung tangan


(58)

Lampiran 3

Prosedur Perawatan Kolostomi

Adapun prosedur perawatan kolostomi adalah

1. Peneliti menyiapkan alat dan bahan sebagai berikut:

a. 2 Sarung tangan bersih

b. Pengalas

c. Kain kasa atau handuk

d. Baskom berisi air hangat

e. Pembersih seperti sabun

f. Kantung kolostomi yang baru

g. Kantung plastik

2. Pasien berbaring

3. Sebelum melakukan tindakan, responden mencuci tangan terlebih dahulu dan

memakai sarung tangan.

4. Letakkan pengalas/handuk di sekitar luka dan buka kantung kolostomi.

5. Membuka kantung kolostomi dengan hati-hati, tangan kiri menekan kulit, dan

tangan kanan melepaskan kantung kolostomi.

6. Kosongkan kantung kemudian tinja di buang ke toilet dan kantung yang lama di

buang ke kantung plastik.


(59)

8. Bersihkan kulit di sekitar luka dengan lembut menggunakan kasa atau washlap

yang lembap dan hangat, atau air sabun jika sisa perekat dan tinja sulit

dibersihkan.

9. Keringkan kulit dan pasang kantung kolostomi yang baru

10.Buka sarung tangan dan rapikan alat serta sampah


(60)

(61)

(62)

(63)

Konten Validiti Indeks

1. Kuesioner Pengetahuan

No pertanyaan skor

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 Kolostomi merupakan

sebuah lubang buatan pada dinding

abdomen / perut untuk mengeluarkan tinja

2 Dalam merawat pasien kolostomi Dalam merawat pasien kolostomi dibutuhkan ketelitian kebersihan agar tidak menimbulkan

komplikasi infeksi.

3 Kontaminasi tinja merupakan faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadi infeksi pada luka di sekitar luka

4 Sebaiknya mengganti kantong kolostomi


(64)

dilakukan dalam 3 x sehari

5 Tujuan dari tindakan kolostomi merupakan untuk mengosongkan tinja dan

membersihkan saluran cerna bagian bawah.

6 Jika kantung kolostomi sudah penuh sebaiknya kantung langsung diganti dengan yang baru

7 Tindakan pemasangan

kolostomi dilakukan karena tidak

mempunyai anus

8 Dalam mengganti balutan luka tidak perlu dilakukan pemantauan yang terus menerus

9 Kolostomi pada anak biasanya hanya bersifat sementara


(65)

kolostomi biasanya tidak mengalami komplikasi.

2. Kuesioner Sikap Orang Tua terhadap Perawatan Kolostomi

No Pertanyaan Skor

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 Orang tua berhak

mendapat pelatihan perawatan kolostomi.

2 Orang tua harus diajarkan bagaimana cara perawatan kolostomi yang baik

3 Pada saat perawatan kolostomi sebaiknya pasien dalam posisi berbaring

4 Dalam melakukan perawatan kolostomi sebaiknya orang tua melakukan tindakan dengan hati-hati

5 Sebaiknya mengganti kantung kolostomi dilakukan dalam 3 x sehari

6 Sebelum mengganti kantung kolostomi


(66)

dianjurkan supaya mencuci tangan terlebih dahulu 7 Orang tua yang

melakukan perawatan kolostomi pada anak, harus teliti dalam melakukan perawatan

8 Sebaiknya orang tua selalu memberi dukungan terhadap anaknya yang mengalami tindakan kolostomi

9 Orang tua butuh kesabaran dalam merawat anak mereka yang mengalami tindakan kolostomi

10 Jika kantung kolostomi sudah penuh sebaiknya kantung langsung diganti dengan yang baru


(67)

Kuesioner Tindakan Orang Tua dalam Perawatan Kolostomi 1. Persiapan alat-alat yang digunakan dalam perawatan kolostomi

No Pertanyaan Skor

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 2 pasang sarung

tangan

2 air hangat √

3 Waslap √

4 Pengalas √

5 Gunting √

6 Pembersih seperti sabun

7 Bedak karaya / Gel √

8 Kantung kolostomi yang baru

9 Handuk √


(68)

2. Prosedur Perawatan Kolostomi

No pertanyaan Skor

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1 Cuci tangan sebelum

melakukan tindakan

2 Setelah mencuci tangan, pasang sarung tangan terlebih dahulu

3 Pasang pengalas pada daerah kulit di sekitar lubang

4 Membuka kantung kolostomi yang lama

5 Membersihkan seluruh daerah kulit sekitar luka dengan kasa atau waslap yang dibasahi air bersih

6 Mengeringkan kulit sekitar stoma

7 Menaburkan bedak karaya / gel

8 Pasang kantung kolostomi yang baru


(69)

(70)

Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Atika Fadhila Lubis

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/16 September 1988

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Alamat : Jl.Kenari Raya 1 No 8-Q P. Mandala Medan

Pendidikan :

1. SDN 066666 Medan (1994-2000)

2. MTsN-2 Medan (2000-2003)

3. SMUN 5 Medan (2003-2006)

4. D-III Keperawatan FK USU Medan (2006-2009)


(71)

DATA KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN

Statistics

usia jenis kelamin Pendidikan pekerjaan

N Valid 12 12 12 12

Missing 46 46 46 46

Mean 1.67 .83 1.42 1.17

Std. Deviation .778 .389 .515 .577

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 31-40 thn 6 10.3 50.0 50.0

41-50 thn 4 6.9 33.3 83.3

51-60 thn 2 3.4 16.7 100.0

Total 12 20.7 100.0

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 2 3.4 16.7 16.7

wanita 10 17.2 83.3 100.0


(72)

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 7 12.1 58.3 58.3

smu 5 8.6 41.7 100.0

Total 12 20.7 100.0

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pegawai negeri 1 1.7 8.3 8.3

Wiraswasta 8 13.8 66.7 75.0

Buruh 3 5.2 25.0 100.0

Total 12 20.7 100.0

Missing System 46 79.3


(73)

DATA REABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 76.9 Excludeda 3 23.1

Total 13 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .713 30


(74)

T-Test

Pengetahuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 pengetahuanPRE 8.33 12 2.015 .582

pengetahuanPOST 9.67 12 .492 .142

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 pengetahuanPRE &

pengetahuanPOST

12 .305 .334

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 pengetahuanPRE -

pengetahuanPOST


(75)

Sikap

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 sikapPRE 17.83 12 2.167 .626

sikapPOST 19.75 12 .452 .131

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 sikapPRE & sikapPOST 12 -.139 .666

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 sikapPRE –

sikapPOST


(76)

Tindakan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 tindakanPRE 13.17 12 1.697 .490

tindakanPOST 19.42 12 .793 .229

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 tindakanPRE & tindakanPOST 12 -.056 .862

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 tindakanPRE -

tindakanPOST


(1)

DATA KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN

Statistics

usia jenis kelamin Pendidikan pekerjaan

N Valid 12 12 12 12

Missing 46 46 46 46

Mean 1.67 .83 1.42 1.17

Std. Deviation .778 .389 .515 .577

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 31-40 thn 6 10.3 50.0 50.0

41-50 thn 4 6.9 33.3 83.3

51-60 thn 2 3.4 16.7 100.0

Total 12 20.7 100.0

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0


(2)

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 7 12.1 58.3 58.3

smu 5 8.6 41.7 100.0

Total 12 20.7 100.0

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pegawai negeri 1 1.7 8.3 8.3

Wiraswasta 8 13.8 66.7 75.0

Buruh 3 5.2 25.0 100.0

Total 12 20.7 100.0

Missing System 46 79.3

Total 58 100.0


(3)

DATA REABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 76.9

Excludeda 3 23.1

Total 13 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(4)

T-Test

Pengetahuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pengetahuanPRE 8.33 12 2.015 .582

pengetahuanPOST 9.67 12 .492 .142

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pengetahuanPRE & pengetahuanPOST

12 .305 .334

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pengetahuanPRE - pengetahuanPOST

-1.333 1.923 .555 -2.555 -.112 .035


(5)

Sikap

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sikapPRE 17.83 12 2.167 .626

sikapPOST 19.75 12 .452 .131

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 sikapPRE & sikapPOST 12 -.139 .666

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 sikapPRE – sikapPOST


(6)

Tindakan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 tindakanPRE 13.17 12 1.697 .490

tindakanPOST 19.42 12 .793 .229

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 tindakanPRE & tindakanPOST 12 -.056 .862

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Pair 1 tindakanPRE -

tindakanPOST

-6.250 1.913 .552 -7.465 -5.035 .000