Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementrian Pendidikan dan Keebudayaan Republik Indonesia. Saat ini pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Wikipedia.org. Sebagai salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, sekolah adalah lokasi penting dimana para “Nation Builders” Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa bersaing di kancah global. Seiring dengan derasnya tantangan global, tantangan dunia pendidikan pun menjadi semakin besar, hal ini yang mendorong para siswa mendapatkan prestasi terbaik. Namun, dunia pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang www.prestasi-iief.org. Menurut Staff Khusus Presiden RI Lenis Kogoya mengatakan bahwa program 1500 pelajar Papua akan mengenyam pendidikan di Pulau Jawa sejak bangku SMA hingga sarjana, salah satunya adalah Kota Bandung. Ridwan Kamil selaku walikota Bandung akan menjadi wali murid dari 70 orang siswa asal Papua, selain mengenyam pendidikan formal, para siswa Papua di Bandung juga akan mendapat kursus teknologi tepat guna Dendi Ramdhani, 2015. Menurut Santrock usia siswa tersebut termasuk dalam tahap perkembangan remaja. Santrock mengartikan masa remaja adolescence sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan kognitif dan sosial emosional Universitas Kristen Maranatha Santrock, 2003. Perubahan kognitif yang terjadi pada remaja adalah remaja secara aktif mengkonstruksikan dunia kognitifnya sendiri, tidak lagi sekedar menuangkan informasi- informasi ke dalam pikiran mereka, melainkan mulai mengorganisasikan pengalaman- pengalamannya. Sedangkan perubahan sosial emosional ini mencakup meningkatnya usaha untuk memahami diri sendiri serta pencarian identitas, disertai dengan transformasi yang berlangsung di dalam relasi dengan keluarga dan teman sebaya di dalam konteks budaya. Perubahan kognitif dan perubahan sosial emosional memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi yang terjadi pada kepribadian remaja yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja Santrock, 2003. Tuntutan peran membuat remaja berupaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa remaja memilih kuliah dengan cara merantau keluar daerah, salah satunya adalah Bandung. Oleh karena itu, remaja dari luar pulau Jawa yang merantau ke Bandung memiliki tujuan untuk menuntut ilmu, pada umumnya memiliki kesulitan dalam hal bahasa maupun dalam hal penyesuaian diri seperti menyesuaikan diri pada kebiasaan masyarakat Bandung, menyesuaikan diri dengan cuaca dan iklim di Bandung. Salah satu cara untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Bandung antara lain dengan mencari suatu komunitas untuk menjadi wadah bertukar informasi, dan biasanya mereka mencari suatu komunitas satu daerah agar mereka mudah untuk menyesuaikan diri. Sebagian remaja asal daerah dari luar pulau Jawa yang merantau ke Bandung adalah remaja dari Papua. Menurut ketua dari salah satu komunitas Papua yang berada di Bandung, remaja di Papua yang tergolong ke dalam perekonomian menengah ke atas, biasanya memutuskan untuk merantau ke luar Papua setelah lulus SMA. Mereka merantau dari pulau Papua dengan Universitas Kristen Maranatha tujuan untuk menuntut ilmu yang dianggap lebih maju dan berkembang di pulau lain dan melatih kemandirian. Papua adalah sebuah provinsi yang terluas di Indonesia dan terletak di bagian tengah Pulau Papua. Luas Pulau Papua adalah 319.036 km² dan memiliki jumlah penduduk 3,486 juta https:id.m.wikipedia.orgwikiPapua. Papua memiliki rumah adat yang dinamakan Honai, pakaian adat berupa hiasan kepala, kalung yang terbuat dari gigi dan tulang hewan, kalung dari kerang, ikat pinggang, dan sarung yang berumbai-rumbai. Tari-tarian daerah Papua yaitu tari selamat datang, tari musyoh, tari mbes, senjata tradisionalnya adalah pisau belati dan senjata utamanya adalah busur dan panah. Suku yang mendiami Pulau Papua adalah suku asmat, dani dan yang tergolong suku Rumpu Melanisia. Lagu daerahnya adalah Apuse, Yamko Rambe Yamko www.kebudayaanindonesia.com2014kebudayaan- papua.html?m=1. Papua memiliki dua provinsi yaitu daerah khusus papua yang ibukotanya Jayapura dan daerah khusus papua barat yang ibukotanya Manokhwari. Manokhwari adalah sebuah kabupaten di provinsi Papua Barat yang masih hidup dalam kebudayaan dan adat istiadat yang tinggi. Papua barat memiliki potensi yang luar biasa baik dalam pertanian, pertambangan, hasil hutan, maupun pariwisata http:id.m.wikipedia.orgwikipapua_barat. Wisata alam di Manokhwari adalah pegunungan arfak, pantai pasir putih dan lain-lain. Suku asli yang mendiami Kabupaten Manokhwari adalah suku besar arfak, suku wamesa, suku samuri, sebyar, irarutu dan Numfor Doreri https:id.m.wikipedia.orgwikiKabupaten_Manokwari. Salah satu komunitas Manokhwari di Bandung adalah HIMASRI. HIMASRI adalah suatu komunitas beranggotakan remaja yang berasal dari Manokhwari yang berdiri pada tahun 2009. Anggota yang bergabung ke dalam komunitas dengan tujuan memererat tali persaudaraan. Selain itu HIMASRI dijadikan sebagai wadah Universitas Kristen Maranatha atau tempat untuk berkumpul bersama dan saling berbagi pengalaman. Sebelum mereka menjadi anggota aktif HIMASRI, calon anggota harus mengikuti kegiatan orientasi yang telah ditetapkan. Selama masa orientasi tersebut, remaja Manokhwari dianggap sebagai calon anggota, orientasi yang dilakukan adalah dengan mengikuti acara malam kebersamaan untuk membangun keakraban antara calon anggota dan anggota aktif di HIMASRI. Setelah melewati masa orientasi, mereka dapat naik jenjang menjadi anggota aktif HIMASRI. Menurut ketua HIMASRI, HIMASRI sekarang memiliki anggota aktif sejumlah 70 orang. HIMASRI sendiri adalah organisasi yang sering mengadakan kegiatan, namun kegiatan yang paling sering dilakukan adalah main futsal dan menonton film bersama. HIMASRI selalu membawa nama besar Papua di dalam setiap kegiatannya. Misalnya pada saat mengadakan kegiatan liga futsal, HIMASRI selalu mengumumkan bahwa HIMASRI adalah himpunan yang berasal dari Papua yang bertujuan untuk memperkenalkan salah satu komunitas Papua yang ada di Bandung. HIMASRI sering melakukan kerja sama dengan komunitas lain yang berada di Bandung seperti komunitas anak Sumatera. HIMASRI dan komunitas anak Sumatera secara bersama-sama mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar komunitas, salah satu kegiatannnya adalah secara bersama-sama mengadakan liga futsal. Setelah menjadi anggota aktif HIMASRI, mereka mempunyai seragam komunitas dan kartu keanggotaan, mereka diwajibkan untuk membayar iuran bulanan, wajib untuk mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh HIMASRI dan mereka diharapkan untuk mematuhi aturan-aturan yang ada di dalam komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa anggota HIMASRI telah conform terhadap komunitas, namun pada kenyataannya ada beberapa anggota yang melakukan konformitas setelah ketua mempertegas aturan, misalkan dalam hal mematuhi aturan untuk membayar iuran bulanan, memakai seragam komunitas dalam setiap acara dan wajib mengikuti setiap kegiatan yang diadakan komunitas. Anggota HIMASRI harus Universitas Kristen Maranatha melakukan penyesuaian tingkah laku agar sesuai dengan peraturan yang ada dan agar diterima oleh anggota komunitas lainnya, namun pada kenyataannya terdapat anggota yang mematuhi aturan karena adanya keinginan untuk diterima oleh anggota lain dalam komunitas dan terdapat anggota yang mematuhi peraturan dengan anggapan aturan yang berlaku tersebut benar atau sesuai dengan yang ia butuhkan. Penyesuaian tingkah laku dalam komunitas disebut Konformitas. Sheriff 1936, dalam Robert A. Baron dan Donn Byrne 2005, mengatakan bahwa perilaku konformitas terjadi apabila keadaan ambigu dalam norma-norma sosial, dimana konformitas diperlukan untuk mengurangi keadaan yang tidak pasti. Tujuan awal anggota aktif HIMASRI merantau ke Bandung adalah untuk menuntut ilmu dan melatih kemandirian, namun dalam mencapainya terdapat kendala berupa kesulitan bahasa dan penyesuaian diri, sehingga anggota aktif memutuskan bergabung dengan HIMASRI untuk mendapatkan support dalam mengatasi kendala tersebut, meskipun pada kenyataannya HIMASRI menuntut untuk adanya kebersamaan sehingga terbentuklah konformitas di antara anggota aktif HIMASRI. Konformitas terdiri dari 2 tipe yaitu tipe Normative Social Influence dan Informational Social Influence. Individu yang termasuk ke dalam tipe Normative Social Influence akan memiliki pengaruh sosial yang didasarkan pada keinginan individu untuk disukai dan diterima oleh orang lain dengan tujuan menghindari penolakan dan mendapatkan penerimaan, sedangkan individu yang termasuk ke dalam tipe Informational Social Influence akan memiliki pengaruh sosial yang didasarkan pada keinginan individu untuk menjadi benar dan untuk memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial. Peneliti melakukan survey awal melalui wawancara terhadap 10 anggota aktif HIMASRI. Dari sini dapat diketahui bahwa 3 dari 10 30 anggota HIMASRI memberi pernyataan bahwa setiap pribadi anggota dalam HIMASRI merasa memiliki tuntutan untuk Universitas Kristen Maranatha dapat menyesuaikan perilakunya dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku secara umum di HIMASRI dengan tujuan agar dapat diterima oleh anggota lain dalam komunitas HIMASRI. Sedangkan sisanya, yaitu 7 dari 10 70 anggota aktif menyatakan bahwa perilaku untuk dapat menyesuaikan perilakunya dengan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku secara umum selama berada di komunitas HIMASRI adalah sepenuhnya keputusan mereka pribadi dengan anggapan aturan yang berlaku tersebut benar atau sesuai dengan yang ia butuhkan. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pada komunitas HIMASRI terdapat 2 tipe konformitas yang berbeda. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tipe konformitas pada anggota HIMASRI Himpunan Mahasiswa Manokwari.

1.2 Identifikasi Masalah