32
Pelajaran II Frasa dan Klausa
Frasa
Kalimat terdiri atas beberapa satuan. Satuan-satuan tersebut terdiri atas satu kata atau lebih. Satuan pembentuk kalimat tersebut menempati
fungsi tertentu. Fungsi yang dimaksud yaitu Subjek S, Predikat P, Objek O, Pelengkap Pel., dan Keterangan Ket..
Fungsi-fungsi tersebut boleh ada atau tidak dalam suatu kalimat. Fungsi yang wajib ada yaitu subjek dan predikat. Fungsi dalam kalimat
dapat terdiri atas kata, frasa, maupun klausa. Frasa adalah satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat.
Contoh: Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.
Perhatikan penjabaran fungsi kalimat di atas Dua orang mahasiswa sedang membaca di perpustakaan.
S P
Ket. tempat Kalimat di atas terdiri atas tiga frasa yaitu dua orang mahasiswa, sedang
membaca, dan di perpustakaan. Jadi, frasa memiliki sifat sebagai berikut.
1.
Frasa terdiri atas dua kata atau lebih. 2.
Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.
A. Kategori Frasa
1. Frasa Setara dan Frasa Bertingkat
Sebuah frasa dikatakan setara jika unsur-unsur pembentuk- nya berkedudukan sederajat atau setara.
Contoh: Saya dan adik makan-makan dan minum-minum di taman depan.
Frasa saya dan adik adalah frasa setara sebab antara unsur saya dan unsur adik mempunyai kedudukan yang setara atau tidak
saling menjelaskan. Demikian juga frasa makan-makan dan minum- minum termasuk frasa setara. Frasa setara ditandai oleh adanya
kata dan atau atau di antara kedua unsurnya. Selain frasa setara, ada pula frasa bertingkat. Frasa bertingkat adalah frasa yang terdiri
atas inti dan atribut. Contoh:
Ayah akan pergi nanti malam. Frasa nanti malam terdiri atas unsur atribut dan inti.
2. Frasa Idiomatik
Perhatikan kata-kata bercetak miring berikut 1 Dalam peristiwa kebakaran kemarin seorang penjaga toko
menjadi kambing hitam. 2 Untuk menyelamati saudaranya, keluarga Pinto menyembelih
seekor kambing hitam. Kalimat 1 dan 2 menggunakan frasa yang sama yaitu frasa
kambing hitam. Kambing hitam pada kalimat 1 bermakna orang yang dipersalahkan dalam suatu peristiwa, sedangkan dalam
kalimat 2 bermakna seekor kambing yang warna bulunya hitam.
Di unduh dari : Bukupaket.com
33
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI Bahasa
Makna kambing hitam pada kalimat 1 tidak ada kaitannya dengan makna kata kambing dan kata hitam. Frasa yang maknanya
tidak dapat dirunut atau dijelaskan berdasarkan makna kata-kata yang membentuknya dinamakan frasa idiomatik.
B. Konstruksi Frasa
Frasa memiliki dua konstruksi, yakni konstruksi endosentrik dan eksosentrik.
Perhatikan kalimat berikut Kedua saudagar itu telah mengadakan jual beli.
Kalimat di atas terdiri atas frasa kedua saudagar itu, telah mengadakan, dan jual beli. Menurut distribusinya, frasa kedua saudagar itu dan telah
mengadakan merupakan frasa endosentrik. Sebaliknya, frasa jual beli merupakan frasa eksosentrik.
Frasa kedua saudagar itu dapat diwakili kata saudagar. Kata saudagar adalah inti frasa bertingkat kedua saudagar itu. Demikian juga frasa
telah mengadakan dapat diwakili kata mengadakan. Akan tetapi, frasa jual beli tidak dapat diwakili baik oleh kata jual maupun kata beli. Hal
ini disebabkan frasa jual beli tidak memiliki distribusi yang sama dengan kata jual dan kata beli. Kedua kata tersebut merupakan inti
sehingga mempunyai kedudukan yang sama.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa frasa kedua saudagar itu berdistribusi sama dengan frasa saudagar itu dan kata saudagar. Frasa
telah mengadakan berdistribusi sama dengan mengadakan. Frasa yang distribusinya sama dengan salah satu atau semua unsurnya dinamakan
frasa endosentrik
. Frasa yang distribusinya tidak sama dengan salah
satu atau semua unsurnya disebut frasa eksosentrik. Frasa jual beli termasuk frasa eksosentrik karena baik kata jual maupun kata beli tidak
dapat menggantikan jual beli.
Frasa endosentrik meliputi beberapa macam frasa. 1.
Frasa Endosentrik yang Koordinatif Frasa ini dihubungkan dengan kata dan dan atau.
Contoh: Pintu dan jendelanya sedang dicat.
2. Frasa Endosentrik yang Atributif
Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Contoh:
Pekarangan luas yang akan didirikan bangunan itu milik Haji Abdulah.
3. Frasa Endosentrik yang Apositif
Secara semantik unsur yang satu pada frasa endosentrik apositif mempunyai makna sama dengan unsur yang lain. Unsur yang
dipentingkan merupakan unsur pusat, sedangkan unsur keterangan merupakan aposisi.
Contoh: Alfia, putri Pak Bambang, berhasil menjadi pelajar teladan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
34
Pelajaran II Frasa dan Klausa
C. Kelas Frasa