Parasetamol Asetosal PENELAAHAN PUSTAKA

5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Parasetamol

Menurut Darsono 2002, parasetamol merupakan obat analgesik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem saraf pusat. Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai analgesik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu atau obat sakit kepala melalui resep dokter atau yang dijual bebas. Gambar 1. Struktur parasetamol Parasetamol Gambar 1 berbentuk serbuk putih, tak berbau, rasa sedikit pahit, dapat larut dalam air mendidih, dalam NaOH 1N, dan dalam etanol. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0 dan tidak lebih dari 101,1 C 8 H 9 NO 2 , dihitung terhadap zat anhidrat. Selain itu, parasetamol memiliki pKa 9,5 dan berat molekul 151,6 Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, 1995. Menurut Auterhoff dan Kovar 1987, parasetamol dalam etanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 250 nm = 913 dan dalam metanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 250 nm = 900.

B. Asetosal

Asetosal atau asam asetil salisilat termasuk dalam golongan obat antiinflamasi non steroid. Mekanisme kerja asetosal adalah dengan menghambat sintesis prostaglandin dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase pada pusat termoregulator di hipotalamus dan perifer. Asetosal digunakan sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi Darsono, 2002. Gambar 2. Struktur asetosal Asetosal Gambar 2 berupa hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau berbau lemah. Asetosal stabil di udara kering; di dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisis menjadi asam salisilat dan asam asetat. Asetosal mengandung tidak kurang dari 99,5 dan tidak lebih dari 100,5 C 9 H 8 O 4 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, mempunyai berat molekul 180,16; sukar larut dalam air, larut dalam kloroform dan dalam eter, mudah larut dalam etanol, serta memiliki pKa 3,5 Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, 1995. Menurut Moffat 2011, asetosal dalam larutan asam memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 230 nm = 466, 278 nm = 68 dan dalam larutan basa memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 231 nm = 409, 298 nm = 190.

C. Kafein