Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Luk

51. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia.

- Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa

52. Sehari selembar benar, setahun selembar kain.

- Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik

53. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai.

- Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya

54. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting.

- Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik

55. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata.

- Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing

56. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan.

- perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam

57. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja.

- Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan

58. Luka sudah hilang parut tinggal juga.

- Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir

59. Makan hati berulam rasa.

- Menderita karena perbuatan orang yang kita saying

60. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas.

- Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas

61. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang.

- Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah

62. Bagai air

di daun talas. Like water on a taro leaf. Talas leaves have a thin waxy layer and therefore are quite waterproof. Meaning: Two different thingspeople that do not get along. Sometimes used for a person who does not have a firm conviction. Bagai alur dengan tebing Like bamboo and the river bank Meaning: Each is dependent of the other for mutual survival. See also: Bagai kuku dengan isi.

63. Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau.

Like a kerakap leaf on a rock, unwilling to live, unwilling to die. Kerakap is the wide leaf of sirih tree and is extraordinarily resilient and long lasting. However, as with other leaves, once plucked from the tree, it is bound to die. Meaning: Fighting a losing battle.

64. Bagai kuku dengan isi.

Like a fingernail and the flesh beneath. Meaning: Each is dependent on the other for mutual survival. See also: Bagai aur dengan tebing.

65. Bagai makan buah simalakama.