Sejarah Indonesia 129
nasional dengan rangkaian program-programnya yang kemudian dijabarkan dalam rencana pembangunan lima tahun Repelita. Adapun Repelita yang
berisi program-program kongkrit yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun, dalam repelita ini dimulai sejak tahun 1969 sebagai awal
pelaksanaan pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Kemudian terkenal dengan konsep Pembangunan Jangka Panjang Tahap I 1969-1994
menurut indikator saat itu pembangunan dianggap telah berhasil memajukan segenap aspek kehidupan bangsa dan telah meletakkan landasan yang cukup
kuat bagi bangsa Indonesia untuk memasuki Pembangunan Jangka Panjang Tahap II 1995-2020.
Pemerintahan Orde Baru senantiasa berpedoman pada tiga konsep pembangunan nasional yang terkenal dengan sebutan Trilogi Pembangunan,
yaitu: 1 pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat; 2 pertumbuhan ekonomi
yang cukup tinggi; dan 3 stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akibat pelaksanaan pembangunan tidak akan bermakna apabila tidak diimbangi
dengan pemerataan pembangunan. Oleh karena itu, sejak Pembangunan Lima Tahun Tahap III 1 April 1979-31 Maret 1984 maka pemerintahan Orde Baru
menetapkan Delapan Jalur Pemerataan, yaitu: 1 pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya pangan, sandang, dan perumahan; 2
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan; 3 pemerataan pembagian pendapatan; 4 pemerataan kesempatan kerja; 5
pemerataan kesempatan berusaha; 6 pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita; 7
pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air; dan 8 pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
a.Pertanian
Sepanjang 1970-an hingga 1980-an dilakukan investasi besar-besaran untuk infrastruktur Pembangunan Lima Tahun Repelita, swasembada pangan
merupakan fokus tersendiri dalam rencana pembangunan yang dibuat oleh Soeharto. Pada Pelita I yang dicanangkan landasan awal pembangunan
Pemerintahan Orde Baru, dititikberatkan pada pembangunan di sektor pertanian yang bertujuan mengejar keterbelakangan ekonomi melalui
proses pembaharuan sektor pertanian. Tujuan Pelita I, meningkatkan taraf hidup rakyat melalui sektor pertanian yang ditopang oleh kekuatan
koperasi dan sekaligus meletakkan dasar-dasar pembangunan dalam tahapan berikutnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
130 Kelas XII SMAMA
Sumber : Yayasan Lalita, 1979 Gambar 4.7 Presiden Soeharto turun ke sawah dalam rangka sosialisasi bibit
unggul
Soeharto membangun dan mengembangkan organisasi atau institusi yang akan menjalankan program-program tersebut. Pembangunan ditekankan
pada penciptaan institusi pedesaan sebagai wahana pembangunan dengan membentuk Bimbingan Massal Bimas yang diperuntukkan
meningkatkan produksi beras dan koperasi sebagai organisasi ekonomi masyarakat pedesaan. Sekaligus menjadi kepanjangan tangan pemerintah
dalam menyalurkan sarana pengolahan dan pemasaran hasil produksi. Di sisi lain pemerintah juga menciptakan Badan Urusan Logistik BULOG.
Kemudian pemerintah melibatkan para petani melalui koperasi yang bertujuan memperbaiki produksi pangan nasional. Untuk itu kemudian
pemerintah mengembangkan ekonomi pedesaan dengan menunjuk Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada dengan membentuk Badan
Usaha Unit Desa BUUD. Maka lahirlah Koperasi Unit Desa KUD sebagai bagian dari pembangunan nasional. Badan Usaha Unit Desa
BUUDKUD melakukan kegiatan pengadaan pangan untuk persediaan nasional yang diperluas dengan tugas menyalurkan sarana produksi
pertanian pupuk, benih dan obat-obatan.
Soeharto juga mengembangkan institusi-institusi yang mendukung pertanian lainnya seperti institusi penelitian seperti BPTP Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian yang berkembang untuk menghasilkan inovasi untuk pengembangan pertanian yang pada masa Soeharto salah
satu produknya yang cukup terkenal adalah Varietas Unggul Tahan Wereng VUTW.
Pemerintah Orde Baru membangun pabrik-pabrik pupuk untuk penyediaan pupuk bagi petani. Para petani diberi kemudahan memperoleh kredit
bank untuk membeli pupuk. Pemasaran hasil panen mereka dijamin dengan kebijakan harga dasar dan pengadaan pangan. Diperkenalkan juga
manajemen usaha tani, dimulai dari Panca Usaha Tani, Bimas, Operasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Sejarah Indonesia 131
Khusus, dan Intensiikasi Khusus yang terbukti mampu meningkatkan produksi pangan, terutama beras. Saat itu, budi daya padi di Indonesia
adalah yang terbaik di Asia. Pemerintah memfasilitasi ketersediaan benih unggul, pupuk, pestisida melalui subsidi yang terkontrol dengan baik.
Pabrik pupuk yang dibangun antara lain adalah Petro Kimia Gresik di Gresik, Pupuk Sriwijaya di Palembang, dan Asean Aceh Fertilizer di Aceh.
Jaringan irigasi teknis dibangun di berbagai daerah dan program pembibitan ditingkatkan. Di dalam Pelita I Pertanian dan Irigasi dimasukkan sebagai
satu bab tersendiri dalam rincian rencana bidang-bidang. Di dalam rincian penjelasan dijelaskan bahwa tujuannya adalah untuk peningkatan produksi
pangan terutama beras.
Koperasi di pedesaan terus dipacu untuk meningkatkan produktivitasnya. Kebijakan terus mengalir guna menopang kegiatan di daerah pedesaan.
BUUD yang semula hanya dilibatkan dalam program Bimbingan Massal Bimas sektor pertanian pangan, kemudian ditingkatkan menjadi
Koperasi Unit Desa KUD dengan tugas serta peranan yang terus dikembangkan. Instruksi Presiden Inpres No.4, Tahun 1973, Tentang
Unit Desa dikeluarkan 5 Mei 1973, menjadi tonggak yuridis keberadaan KUD. Kebijakan tersebut dilanjutkan dengan Instruksi Presiden No. 4,
Tahun 1973, yang membentuk Wilayah Unit Desa Wilud, pada akhirnya menjadi Koperasi Unit Desa KUD. Dari sinilah lahir Penyuluh Pertanian
Lapangan PPL, yang berada di bawah Departemen Pertanian.
Para PPL memperkenalkan dan menyebarluaskan teknologi pertanian kepada para petani melalui kegiatan penyuluhan. Pemerintah menempatkan
para penyuluh pertanian di tingkat desa dan kelompok petani. Selain program penyuluhan, kelompencapir kelompok pendengar, pembaca,
pemirsa, juga menjadi salah satu program pembangunan pertanian Orde Baru yang khas. Kelompecapir merupakan wadah temu wicara langsung
antara petani, nelayan, dan peternak dengan sesama petani, penyuluh, menteri atau bahkan dengan Presiden Soeharto. Kelompencapir juga
menyelenggarakan kompetisi cerdas cermat pertanian yang diikuti oleh para petani berprestasi dari berbagai daerah sampai tingkat pusat.
Kelompencapir merupakan program Orde Baru di bidang pertanian yang dijalankan oleh Departemen Penerangan. Kelompencapir diresmikan pada
18 Juni 1984, dengan keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No.110KepMenpen1984.
Di unduh dari : Bukupaket.com
132 Kelas XII SMAMA
b. Pendidikan