belum diteliti. Begitupula kesantunan imperatif dengan variabel responden tetapi usia tertentu belum diteliti secara khusus. Hal tersebut melatarbelakangi penulis
untuk melakukan suatu penelitian baru tentang kesantunan imperatif dengan mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada. Penulis tertarik untuk penelitian
yang berjudul Strategi Kesantunan Imperatif Percakapan Dosen dan Mahasiswa di STKIP Siliwangi Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan atar belakang yang sudah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah wujud imperatif yang digunakan dosen dan mahasiswa? 2. Bagaimakah
penanda imperatif
yang digunakan
dosen dan
mahasiswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian yang sudah dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan wujud imperatif
yang digunakan dosen dan mahasiswa;
2. Mendeskripsikan penanda imperatif yang digunakan dosen dan
mahasiswa;
1.4 Kerangka Teori
Teori dalam sebuah penelitian berfungsi sebagai penuntun dalam serta memberikan pemahaman lebih baik terhadap objek
yang akan diteliti.
Sudaryanto, 1998: 6. Teori ini juga membangun model atau peta yang menggambarkan dunia data seperti apa adanya. Dengan teori, dunia atau
fenomena dapat disederhanakan, tetapi penyerdehanaan ini dilakukan untuk
menjelaskan atau rnenerangkan bagaimana fenomena itu bekerja. Dengan demikian, teori ini sangat diperlukan dalam sebuah penelitian.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini tidak berdasarkan satu teori saja tetapi digunakan pandangan yang bersifat eklektik Artinya, dalarn menganalisis
kesantunan tuturan imperatif digunakan beberapa teori yang dinilai relevan sehingga saling melengkapi teori yang satu dengan teori yang lainnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan, untuk memahami teori yang berkaitan dengan prinsip kesantunan Bahasa dikaji pendapat Leech 1983
tentang enam maksim interpersonal. Brown and Levinson 1987 tentang
pandangan penyelamatan muka face-serving yang telah banyak dijadikan ancangan penelitian dan tiga skala penentu tinggi rendahnya kesantunan menjadi
acuan penulis dalam penelitian ini. Pendapat Searle 1983 mengenai tiga macam tindak tutur menjadi landasan mengenai penelahaan ilokusi direktif khususnya
memerintah begitu pula pandangan Lakkof 1973 mengenai tiga skala kesantunan
menjadikan landasan teori penelitian ini. Penelitian Rahardi 2005 dan 2009 tentang Kesantunan lmperatif Bahasa
Indonesia menjadi pijakan bagi penulis mengembangkan hasil penelitiannya. Penulis membuat rumusan baru berupa penanda imperatif dan wujud imperatif
untuk menganalisis kesantunan tuturan imperatif dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Rahardi 2005 dan Chaer 2001.
1.5 Pengertian Kesantunan