semen. Untuk memperkirakan konsentrasi spermatozoa di dalam ejakulat, digunakan alat penghitung sel darah merah haemocytometer. Prinsip kerja alat
ini sama dengan penghitungan sel darah merah. Rata-rata konsentrasi spermatozoa dari berbagai ras adalah 125 x 10
6
spermatozoaml dengan kisaran 4 – 540 x 10
6
spermatozoa ml Puja, 2007
b
, sedangkan menurut Junaidi 2006 jumlah total spermatozoa anjing normal antara 300 x 10
6
– 2 x 10
9.
2.4 DNA Spermatozoa
Kerusakan spermatozoa dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya faktor hormonal, faktor umur, infeksi, tingginya kadar reactive oxygen species
ROS, pemaparan zat kimiapemaparan racun, rokok, obat-obatan, hipertermia testis, apoptosis dan kekurangan protamin saat spermatogenesis Purwaningsih
dan Siswanto, 2011 kerusakan spermatozoa jika melebihi 30-40 akan menyebabkan infertilisasi dan tidak disarankan untuk dijadikan semen beku
Evenson et al, 1999; Spano et al, 2000. Protamin adalah suatu protein utama di dalam inti spermatozoa yang
mengikat DNA Aulanni’am et al, 2011. Pada manusia dan tikus terdapat dua jenis protamin P1 dan protamin P2 Corzett et al, 2002, dan pada sapi hanya satu
tipe yaitu protamin P1 Beletti et al, 2005. Protamin berperan penting untuk pembentukan kromatin yang diperlukan pada fungsi normal spermatozoa.
Ekspresi abnormal protamin menyebabkan terjadinya penurunan jumlah spermatozoa, motilitas, morfologi, dan peningkatan kerusakan kromatin
spermatozoa Mangual et al, 2003, penurunan viabilitas dan meningkatnya kerusakan DNA Aoki et al, 2006. Selama tahap elongasi spermatid pada saat
spermiogenesis sekitar 85 inti spermatozoa histon akan diganti oleh protamin Aulanni’am et al, 2011.
Keseluruhan genom spermatozoa terdapat di dalam pilinan DNA dengan panjang rata-rata 27 kilobite. Pilinan DNA ini berikatan dengan elemen struktural
inti yang disebut matriks inti. Beberapa faktor yang menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis seperti stress lingkungan, mutasi gen, dan abnormalitas
kromosom berpotensi merusak struktural kromatin yang berhubungan dengan kejadian infertilisasi. Abnormalitas kromatin inti dapat juga disebabkan oleh
radikal bebas Lewis dan Aitken, 2005. Atau akibat apoptosis. Salah satu agen oksidasi adalah reactive oxygen species ROS yang dalam kadar tinggi dapat
bersifat toksik terhadap spermatozoa Saleh et al, 2002. Seperti halnya agen oksidasi yang lain hidrogen piroksida, superoksidasi dan radikal bebas, ROS
sangat reaktif. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron bebas yang tidak berpasangan Warren et al, 1987
Kantor 1995 menyatakan bahwa kerusakan DNA dapat diartikan sebagai semua bentuk perubahan polimer DNA. Secara alamiah DNA terus menerus
terpapar pada lingkungan fisik dan kimia yang sangat bervariasi dan berpotensi mengubah struktur alamiah DNA tersebut. Perubahan ini dapat memengaruhi
proses replikasi dan traskripsi DNA yang mengarah pada kerusakan DNA. Konsekuensi biologisnya dapat mengubah kejadian mutasi atau kematian sel
bahkan kanker, kemunduran mental dan terkait pertumbuhan dan perkembangan. Lebih lanjut dikatakan bahwa kerusakan modifikasi struktur DNA diinduksi oleh
beberapa penyebab seperti radiasi, panas, tekanan, dan bahan kimia. Bentuk
kerusakan yang lain adalah terputusnya struktur polimer DNA. Pemanasan yang melebihi 37
o
C menyebabkan terputusnya ikatan glikosida yang menghubungkan antara basa nitrogen dan struktur gula fosfat sehingga basa nitrogen akan hilang.
Pemeriksaan kerusakan DNA spermatozoa telah banyak dilakukan dengan berbagai metode analisis antara lain Sperm Chromatin Structure Assay SCSA
Evenson et al, 2002, Acridine Orange Test AO Tejada et al, 1984 Terminal Deoxynucleotidyl Transferase Nick and Labelling TUNEL Gorcyza et al,
1993, Toluidine Blue TB Test Erenpreisa et al, 2003, Comet Assay Fraser dan Strzezek, 2004, dan Kit Halomax® Langdon, 2012.
2.5 Semen Cair