JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

  Nama Mahasiswa : Fadil Azmar NPM : 1016010077 PEMINATAN : EPIDEMIOOGI/VII FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, BANDA ACEH JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER (TAKE HOME) MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI GIZI DOSEN PENGAJAR : JUNAIDI, SST, M.KES JAWABAN

  1. Pola intervensi yang dilakukan dalam suatu program oleh ahli epidemiologi adalah : a. Membuat suatu perencanaan

  Dalam hal ini dilakukan bentuk-bentuk pernyataan dimana adanya pembuatan proposal terhadap masalah gizi anemia yang diajukan kepada berbagai organisasi yang terkait, guna mendapat kesepakatan dan persetujuan serta partisipasi terhadap masalah gizi anemia.

  b. Mengadakan pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan di tempat dimana gizi anemia terjadi.

  c. Pengolahan dan penyajian data Data yang sudah dikumpulkan akan diolah sesuai metode dan akan disajikan hasilnya.

  d. Analisis dan interpertasi Data kemudian akan di analisia berdasarkan tahap-tahapan dan kemudian akan dilanjutkan dengan interpertasi.

  e. Pembuatan laporan Data yang sudah dianalisa akan dibuat dalam dokumentasi dengan bentuk laporan dengan tujuan pembukuan dalam analisa data.

  f. Tindakan dan pencegahan Hasil akhir akan dilakukan bentuk tindakan dan pencegahan terhadap masalah gizi anemia guna mengurangi dan mengatasi masalah gizi anemia.

  2.

  a. Cross sectional Studi cross sectional (potong lintang) adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungna penyakit dan paparan

  (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak pada individu- individu dari suatu populasi pada saat itu (Murti,2003). Dengan demikian studi cross sectional tidak mengenal adanya dimensi waktu.

  b. Case Control Studi kasus kontrol merupakan studi observasional yang menilai hubungan paparan penyakit dengan cara menentukan sekelompok orang- orang berpenyakit (kasus) dan sekelompok tidak berpenyakit (kontrol), lalu membandingkan frekuensi paparan pada kedua kelompok (Murti, 2003). Studi kasus control dimulai dengan memilih kasus (berpenyakit) dan control (tidak berpenyakit). Kasus dan control biasanya dipilih dari populasi sumber yang sama (Rothman, 2002), sehingga kedua kelompok memiliki karakteristik yang sebanding kecuali penyakit, peneliti kemudian mengukur paparan yang dialami subyek pada waktu yang lalu (retrospektif) dengan cara wawancara, mengkaji catatan medik, memeriksa hasil-hasil pemeriksaan laboratorium.

  c. Kohort Studi kohort adalah desain observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan memilih dua atau lebih kelompok- kelompok studi berdasarkan perbedaan status paparan, kemudian mengikuti sepanjang suatu periode waktu untuk melihat berapa banyak subyek dalam masing-masing kelompok mengalami penyakit (Murti,2003). Status paparan diukur pada awal penelitian dan kohor diikuti untuk melihat kejadian penyakit di masa yang akan datang.

  Menurut saya desaint yang tepat adalah Croseksional, karena untuk mengatahui factor penyebab terhadap suatu penyakit terutama pada penyebab obesitas pada remaja.

  3. Penting. Karena dengan adanya program survailanz gizi kita dapat mengetahui berbagai persoalan dan permasalahan gizi terkait dengan masalah kesehatan yang kian terjadi dalam masyarakat dengan menggunakan beberapa metode epidemiologi.

  4.

  a. Host Organisme, biasanya berupa manusia atau hewan yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan kepada suatu pathogen

  b. Agent Agen merupakan semua unsur atau elemen hidup maupun tidak hidup yang kehadirannya atau ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan pejamu (host) yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli untuk menyebabkan terjadinya proses penyakit. c. Environtment Adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi di luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit.

  Merupakan faktor ekstrinsik yang cukup penting dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit. Keterkaitan hubungan antara Host, agen dan environtment.

  Interaksi antara host, agent dan environment dapat terlaksana karena adanya pengaruh beberapa faktor terhadap setiap elemen tersebut yaitu : a. Agen

  1. jumlah dan konsentrasi, 2. patogenitas: kemampuan mikroorganisme menimbulkan penyakit pada pejamu.

  3. Virulensi: kemempuan mikroorganisme menimbulkan penyakit yang berat/ fatal. 4. tropisme : pemilihan jaringan atau organ yang diserang. Penyerangan terhadap organ vital akan lebih mudah menimbulkan penyakit yang berat.

  5. Serangan terhadap pejamu : kemampuan mikroorganisme untuk menyerang selain manusia. 6. kecepatan berkembang biak 7. kemampuan menembus jaringan, 8. kemampuan memproduksi toksin, 9. kemampuan menimbulkan kekebalan

  b. Pejamu / Host Unsur manusia sebagai pejamu (host) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi menjadi dua kelompok sifat utama yang merupakan sifat karakteristik individu sebagai pejamu (host) dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. Kelompok tersebut yakni :

  1. Manusia sebagai mahluk biologis memiliki sifat biologis tertentu :

   umur, jenis kelamin, ras dan keturunan (genetik)  bentuk anatomis tubuh  Fungsi fisiologis atau faal tubuh

   Keadaan imunitas serta reaksi tubuh terhadap berbagai unsur dari luar maupun dari dalam tubuh sendiri  Kemampuan interaksi antara pejamu dengan penyebab secara biologis

   Status gizi dan status kesehatan secara umum

  2. Manusia sebagai mahluk sosial, mempunyai berbagai sifat khusus seperti :  Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan agama, hubungan keluarga & hubungan sosial masyarakat

   Kebiasaan hidup & kehidupan sosial sehari-hari

  Perubahan kualitas dan kuantitas lingkungan dapat dipengaruhi secara alamiah & buatan Alamiah : bencana alam Terjadinya bencana alam akan menguah sistim ekologi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya. Misalnya gempa bumi, tsunami, banjir.keadaan ini memudahkan timbulnya berbagai penyakit.

  Buatan : kemajuan teknologi Gambar pola interaksi antara Host, agen dan environtment 5.

  a. Hal yang harus dilakukan dalam menangani kasus kekurangan iodium, yakni : Membuat suatu perencanaan  Mengadakan pengumpulan data mengenai kekurangan iodium

   Pengolahan dan penyajian data berdasarkan pengumpulan data

   kekurangan iodium Analisis dan interpertasi  Pembuatan laporan

   Tindakan dan pencegahan terhadap kasus kekurangan iodium di  lapangan

  b. Jenis penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah asupan bahan makanan sumber yodium, ekskresi yodium urin. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan yodium terhadap ekskresi yodium.

  c. Data dan alat yang digunakan Data yang dikumpulkan adalah data mengenai kekurangan iodium dari tempat yang bersangkutan dengan menggunakan alat jenis observasi yaitu kuiseioner yang di bagikan kepada responden juga wawancara.

  d. Hasil yang disajikan dalam laporan

  Hasil yang disajikan yakini berupa hasil akhir dimana data terkait tentang asupan terhadap hubungan kekurangan iodium. Hasil data tersebut mengandung adanya distribusi serta frekuensi asupan makanan yang dikonsumsikan oleh responden.

  6. Table.

  Hasil test Anemia Klinis Positif Negatif ∑ Postif 250 450

  700 Negatif 1250 5550 6800 ∑ 1500 6000 7500

  a. Sensitifitas (Se) Adalah kemampuan suatu alat untuk mengidentifikasi secara benar org yang mempunyai penyakit.

  Se = 250 / ( 250 + 1250 ) = 250 / 1500 = 16,66 % Artinya : ibu hamil yang benar-benar mengalami anemia di daerah X adalah sebanyak 16,66 % b. Spesifisitas (Sp) adalah kemampuan suatu alat/test untuk mengidentifikasi orang yang benar2 tidak berpenyakit.

  Sp = 5550 / ( 5550 + 450 ) = 5550 / 6000 = 92,5 % Artinya : ibu hamil yang benar-benar tidak mengalami anemia di daerah X adalah sebanyak 92,5 % c. Postive Predictive Valeu (PPV) yaitu proporsi orang yg benar-benar berpenyakit dari seluruh populasi yang dinyatakan positive oleh alat yg diuji validitasnya. PPV = 250 / ( 250 + 450 ) = 250 / 700 = 35,7 % Artinya : hasil uji terhadap populasi ibu hamil yang menderita anemia di daerah X adalah sebanyak 35,7 % d. Negative Predictive Value (NPV) yaitu proporsi orang yg benar-benar tidak berpenyakit dari seluruh populasi yg dinyatakan tdk berpenyakit oleh alat yg diuji validitasnya. NPV = 5550 / (5550 + 1250) = 5550 / 6800 = 8,61 % Artinya : hasil uji terhadap populasi ibu hamil yang tidak menderita anemia di daerah X adalah sebanyak 8,61 %.

  e. TIDAK, karena proporsi antara sensitifitas dengan spesifisitas tidak seimbang, yang seharunya hasil uji tersebut haruslaha proporsional.