JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER UTS TAKEHO

JAWABAN TAKE HOME UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester (UTS)
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Biologi
Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd.

Oleh :
Ade Idrus Hariri
14121610752
Tadris IPA Biologi C/VI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015

1. Hubungan antara evaluasi, tes, pengukuran, dan asesmen
Jawab:
Berdasarkan diagram tersebut, terdapat keterkaitan atau
hubungan antara Evaluasi, Tes, Pengukuran dan

Asessment yang ditandai dengan garis lingkaran
berwarna merah. Hal ini dapat diidentifikasi dari
pengertian keempat istilah tersebut :
a. Menurut Arikunto,2013 dalam Poerwanti. 2004 evaluasi adalah proses yang sistemastis
terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakannya suatu program atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur program pendidikan. Dengan
demikian evaluasi tersebut merupakan proses yang sengaja direncanakan untuk
memperoleh informasi atau data yang kemudian dicoba membuat keputusan.
b. Tes adalah suatu cara atau alat (instrumen) dan teknik yang digunakan untuk
mendapatkan informasi objek (murid) yang berbentuk suatu tugas dengan aturan tertentu
atau merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
segala sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan,
(Arikunto,2004 dalam Poerwanti. 2004).
c. Pengukuran

adalah

proses

yang


mendeskripsikan

performance

siswa

dengan

menggunakan skala kuantitatif, sedemikian sehingga performance siswa yang bersifat
kualitatif dapat dinyatakan dengan angka-angka. (Al-wasilah,1996 dalam Poerwanti.
2004).
d. Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi tentang objek (murid) dengan
menggunakan alat dan teknik yang sesuai untuk membuat penilaian atau keputusan
mengenai objek tersebut. Berdasarkan kesimpulan definisi asesmen tersebut, maka untuk
melakukan asesmen diperlukan suatu alat atau instrumen dan teknik sebagai pengumpul
informasi dan pertimbangan penilaian mengenai objek.
Berdasarkan pengertian tersebut terlihat adanya hubungan antara tes, pengukuran, asesmen
dan evaluasi meskipun keempat istilah tersebut memiliki perbedaan arti dan fungsi seperti
yang sudah dikemukakan di atas. Namun semuanya tak dapat dipisahkan dalam dunia

pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang erat. Hubungan antara evaluasi, tes,
pengukuran dan asesmen adalah Evaluasi baru dapat dilakukan benar dan baik sesuai dengan

aturan yang berlaku ketika menggunakan tes sebagai alat pengukurnya, dan melakukan
metode pengukuran untuk menginterpretasikan nilai kedalam bentuk angka agar tes bisa
diketahui nilai dalam skala angka, meskipun pada kenyataannya bukan saja tes yang
digunakan dalam proses pengukuran akan tetapi ada jenis nontes misalnya skala rating,
observasi dan lain-lain setelah itu akan didapatkan nilai dari proses penilaian atau asesmen.
Hal ini sesuai dengan diagram yang ditunjukan. Tes merupakan bagian pengukuran yang
mana merupakan instrumen pengukuran, pengkuran bagian dari penilaian yang mana
merupakan metode dan dari tes serta pengukuran akan menghasilkan skor sebagai nilai.
Tetapi ketiganya berhubungan erat dengan evaluasi dimana evaluasi adalah proses mendalam
jika guru menginterpretasikan skor yang didapat sebagai hasil pengukuran dengan
menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan yang matang
maka guru tesebut melakukan sebuah proses evaluasi. Sehingga evaluasi disini berperan
sebagai proses untuk review, menilai, dan menentukan nilai, sedangkan tes sebagi alatnya
ukurnya, pengukuran adalah metode untuk mengetahui hasil dari sesuatu yang dievaluasi dan
penilaian adalah proses pemberian nilai setelah dilaksanakan tes, pengukuran, dan evaluasi,
(Poerwanti,Endang. 2004).
2. Apa yang Anda ketahui tentang :

a. Taksonomi Bloom Revisi
b. Taksnomi Marzano
c. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksnomi Marzano
Jawab:
a. Taksonomi bloom revisi
Taksonomi Bloom adalah tingkatan atau hierarki klasifikasi yang mengidentifikasi
kemampuan atau skill dari mulai tingkat paling rendah hingga tingkat tertinggi yang
kemukakan oleh Benjamin Samuel Bloom dengan tujuan mencapai level yang paling
tinggi, tetapi dengan melewati level yang rendah terlebih dahulu. Dan Bloom membagi
kerangka konsep tujuan pendidikan dengan membagi pendidikan kedalam tiga ranah
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan taksonomi dari kata benda (dalam
taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini dibuat

agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Anderson dan Krathwohl (2001:
66-88) dalam Rahayu (2012) dimensi proses kognitif terdiri atas beberapa tingkat yaitu:
C1 : Mengingat

Mengingat

adalah


kemampuan

memperoleh

kembali

pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.
Kategori mengingat terdiri dari proses kognitif Recognizing
(mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).
C2 : Memahami

Memahami adalah kemampuan merumuskan makna dari pesan
pembelajaran dan mampu mengkomunikasikannya dalam
bentuk lisan, tulisan maupun grafik. Kategori memahami terdiri
dari

proses

Exemplifying


kognitif

Interpreting

(memberi

(menginterpretasikan),

contoh),

Classifying

(mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring
(menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining
(menjelaskan)
C3 : Mengaplikasikan

Menerapkan adalah kemampuan menggunakan prosedur untuk
menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan (Apply) terdiri

dari proses kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan
kemampuan menerapkan (Implementing).

C4 : Menganalisis

Menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu
kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan bagaimana
bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain atau
bagian tersebut dengan keseluruhannya. Kategori Apply terdiri
kemampuan membedakan (Differentiating), mengorganisasi
(Organizing) dan memberi simbol (Attributing)

C5 : Mengevaluasi

Menilai

didefinisikan

sebagai


kemampuan

melakukan

judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria

sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas,
efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam
menentukan kuantitas maupun kualitas. Kategori menilai terdiri
dari Checking (mengecek) dan Critiquing (mengkritik).
C6 : Mencipta

Mencipta didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide baru,

produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian.
Proses mencipta dapat dipecah mnjadi tiga fase yaitu: masalah
diberikan, dan mengeluarkan solusi perencanaaan penyelesaian,
serta pelaksanaan penyelesian.

b. Taksonomi marzano

Taksonomi Marzano adalah tingkatan hierarki klasifikasi yang dikemukakan oleh Robert
Marzano. Dimana Marzano mengkonsep dan menstrukturkan hierarki kedalam enam
tingkatan yang berbeda atas dasar tingkat proses berfikir kognitif dan metakognitif
sebagai mana konsep-konsep tersebut berhubungan dengan manfaat, motiavasi, dan
emosi sebagai pendukung. Marzano menggabungkan dasar-dasar dari tingkat berfikir
pada proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsep-konsep tadi
berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, serta emosi sebagai pendukung. Berikut
enam level yang dikemukakan oleh Robert Marzano menurut Ratih, Hani _ :
Retrieval

Proses

dari

prosedur

pengetahuan,

mengingat


kembali

atau

melakukan, tanpa pemahaman.
Comprehension Proses dari urutan atau struktur pengetahuan, sintesis/lamgkahlangkah dan gambarannya secara mendasar untuk pemahaman dasar
atau pemahaman awal.
Analisis

Proses mengakses dan menguji pengetahuan mengenai persamaan dan
perbedaan, hubungan pangkat atas dan pangkat bawah, mendiagnosa
kesalahan, atau logika yang konsekuen, atau prinsip yang dapat
diduga.

Utilization

Proses dalam penggunaan pengetahuan darimana masalah bisa
disikapi atau dipecahkan, investigasi dapat direncanakan, keputusan
dan aplikasi dapat diperoleh.


Metakognisi

Proses untuk memonitor apa dan bagaimana pengetahuan yang baik
bisa dimengerti, pengujian yang secara sadar terhadap proses-proses
kognitif untuk melihat apakah proses-proses tersebut mempengaruhi
tujuan-tujuan yang akan dicapai.

Self

Proses mengidentifikasi respon atau rangsangan emosi, melatih

persepsi, motivasi, dan manfaatnya pada kepercayaan terhadap
pengetahuan awal.

c. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksnomi Marzano
Secara umum perbedaan antara taksonomi bloom revisi dengan taksonomi Marzano pada
ranah kognitif sebagai berikut :
Pembeda

Bloom

Marzano

Dasar Pemikiran

Dasar Proses Akademik

Proses kognitif-metakognitif

Ranah Pengetahuan

Kognitif, afektif, psikomotir

Informasi,Prosedural mental,
prosedur psikomotor

Tingkatan atau

Mengingat, memahami,

Retrieaval, comprehension,

Hierarki

menerapkan, menganalisis,

Analys, knowledge utilization,

mengevaluasi dan mencipta

metacognision, self system
thinking

3.

Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda (PG) Materi Hereditas Kelas XII SMA Sederajat

N
o

1

SK / KD
SK :
3.Memahami
penerapan
konsep
dasar dan prinsipprinsip hereditas serta
implikasinya
pada
Salingtemas
KD :
3.4
Menerapkan
prinsip
hereditas
dalam
mekanisme
pewarisan sifat

Materi
Pokok

H
E
R
E
D
I
T
A
S

Indikator
1. Menjelaskan konsep
dasar pewarisan sifat
2. Memperkirakan jumlah
gamet pada genotipe
makhuk hidup
3. Meramalkan fenotipe
dari persilangan makhluk
hidup

4. Memecahkan masalah
dari studi kasus pewarisan
sifat
7. Menyusun hipotesis dari
studi kasus pewarisan sifat
Jumlah soal
Persentase

No.
Soal
1
3

Jenjang Jml
kognitif soal
C2
2
C2

%
20

2

C2

1

10

4
5
8
9

C3
C3
C5
C5

4

40

6
7

C4
C4

2

20

10

C6

1

10

20
100

4. Soal pilihan ganda (PG) materi biologi SMA (Hereditas), ketentuan :
Ranah kognitif
C2 (Memahami)

Soal
1. Dalam hereditas dikenal persilangan monohybrid dan dihibrid.
Manakah diantara jawaban berikut yang menjelaskan tentang
perbedaan persilangan monohibrid dan dihibrid…
a. Monohibrid termasuk ke dalam hukum pengelompokkan gen
secara bebas sedangkan dihibrid termasuk ke dalam hukum
segregasi bebas
b. Pada monohibrid terjadi adanya dominasi sebagian atau
intermediet sedangkan pada dihibrid tidak terjadi intermediet
c. Pada dihibrid terjadi intermediet sedangkan pada monohybrid
tidak terjadi
d. Monohibrid merupakan persilangan atas satu fenotipe yang
berbeda sedangkan dihibrid persilangan pada fenotipe yang
memiliki dua sifat beda

2. Genotipe AaBbCc memiliki jumlah gamet sebanyak…
a. 10
b. 8

c. 6
d. 4
3. Mengapa gen letal termasuk ke dalam penyimpangan semu
hukum Mendel?
a. Karena adanya letal menyebabkan perbandingan fenotipe
yang berbeda
b. Karena adanya letal dominan dan resesif berbeda dengan
yang normal
c. Karena pada yang normal tidak ada gen letal
d. Karena ada yang mati atau letal

C3 (Menerapkan)

4. Seorang laki-laki yang mempunyai golongan darah B menikah
dengan wanita yang bergolongan darah A. Dapatkah dari
keduanya memiliki anak bergolongan darah O?

a. Tidak dapat, karena keduanya tidak bergolongan darah O
b. Tidak dapat, karena golongan darah A dan B dominan
terhadap O
c. Dapat, jika keduanya memiliki genotipe yang heterozigot

d. Dapat, jika salah satunya bergenotipe heterozigot
5. Pada persilangan antara ayam berjengger sumpel dan biji akan
menghasilkan F1 ayam berjengger…
a. Biji
b. Sumpel

c. Mawar
d. Belah
C4 (Menganalisis)

6. Persilangan tanaman jagung menghasilkan diantaranya terdapat
tiga tanaman jagung yang berklorofil dan satu tanaman jagung
yang tidak berklorofil (albino). Hal ini menyebabkan letal pada
satu tanaman jagung tersebut. Adanya letal ini merupakan
penyimpangan hukum mendel karena…
a. Perbandingan fenotip seharusnya 2:1

b. Adanya gen yang tidak sama
c. Menyebabkan kematian pada individu
d. Individu yang dihasilkan abnormal
7. Mengapa gandum yang berkulit biji hitam (AaBb)

jika

disilangkan dengan sesamanya akan menghasilkan perbandingan
12:3:1 bukan 9:3:3:1?
a. Karena K Hipotasis terhadap H
b. Karena K epistasis terhadap H
c. Karena H hipostasis terhadap K
d. Karena H epistasis terhadap K

C5 (Mengevaluasi)

8. Alfi mempunyai orang tua yang bergolongan darah AB dan O,
dia sendiri bergolongan darah B. Alfi menikah dengan Tasya
yang bergolongan darah A. sedangkan orang tua Tasya
bergolongan darah O. Bagaimana kemungkinan golongan darah

anak dari Alfi dan Tasya ?
a. 1 bergolongan darah A, 1 bergolongan darah B, 1
bergolongan darah AB, dan 1 bergolongan darah O

b. 2 anak bergolongan darah B dan 2 lainnya begolongan darah
A
c. Semuanya AB
d. 1 bergolongan darah AB, 2 Bergolongan darah B, dan 1
bergolongan darah A
9. Domba Banjar yang berkuping panjang dan berbadan ramping.
dan bertanduk disilangkan dengan domba Garut berambut lebat
bagaimana keturunannya?
a. Domba dengan rambut biasa, bertanduk, berkuping panjang,
bertubuh ramping
b. Domba dengan rambut lebat, bertanduk, berkuping biasa, dan
bertubuh besar
c. Domba dengan rambut lebat, bertanduk, berkuping panjang,
dan bertubuh ramping

d. Domba dengan rambut biasa, bertanduk, berkuping biasa,
dan bertubuh besar
C6 (Mencipta)

10. Ketika anda pergi ke taman, kemudian melihat adanya
sekelompok bunga dengan jenis yang sama namun terdapat
warna yang berbeda, yakni warna ungu dan warna putih,
jumlahnya pun lebih banyak warna ungu. Hipotesis apa yang
didapatkan dari pengamata tersebut?
a. Bunga berwarna ungu berasal dari parental berwarna ungu
b. Terjadinya gen komplementer dari bunga berwarna putih

c. Terjadi gen letal karena warna putih tidak memiliki pigmen
d. Berbedanya spesies bunga ungu dengan bunga berwarna
putih

5. Soal essay beserta jawaban dan prosedur penskorannya!
Soal & skor

Jawaban

Mengapa biji yang simpan Biji tanaman yang sudah kering atau siap tanamakan
ditempat yang lembap atau tumbuh menjadi kecambah apabila di simpan di tempat
tempat yang mengandung air yang lembap atau tempat yang mengandung air. Hal ini
dapat

tumbuh

menjadi terjadi karena terjadi dua proses dalam biji tersebut, yaitu

kecambah? Jelaskan! (Skor proses kimia dan proses fisika. Proses fisika berupa
penyerapan air dari lingkungan oleh biji yang dikenal

30)

dengan peristiwa imbibisi, biji yang sudah kering atau siap
tanam memiliki sedikit air yang terkandung di dalamnya,
hal ini menyebabkan konsentrasi air didalam biji menjadi
rendah, sedangkan konsentrasi air di lingkungan lebih
tinggi sehingga biji yang di simpan ditempat yang
mengandung air akan melakukan penyerapan air yang
selanjutnya terjadi proses kimia. Proses kimia pada biji
yang hendak berkecambah diawali dengan aktifnya
hormone giberelin pada biji oleh air yang diserap, atau
dapat

dikatakan

air

yang diserap

oleh

biji

akan

mengaktifkan hormone giberelin, kemudian giberelin akan
mendorong enzim-enzim pertumbuhan seperti enzim
amilase untuk mensekresikan pati yang terdapat di dalam
endosperm dan kotiledon menjadi gula. Gula ini akan
digunakan oleh biji sebagai nutrisi dalam pertumbuhan
perkecambahannya. Sehingga biji tersebut dapat tumbuh
dan berkembang menjadi kecambah.
Mengapa

tumbuhan

yang Laju pertumbuhan tanaman yang berada di tempat gelap

berada di tempat gelap lebih jauh lebih cepat disbanding dengan laju pertumbuhan
tinggi

daripada

tumbuhan tanaman yang berada di tempat terang. Hal tersebut dikenal

yang berada di tempat terang? dengan istilah etiolasi. Etiolasi terjadi karena adanya
(Skor 30)

pengaruh hormone auksin pada tumbuhan. Etiolasi adalah
pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap

namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun
kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi
karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak
terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang
terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada
hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena
tumbuhan tidak terkena cahaya. Etiolasi dikendalikan oleh
hormon pertumbuhan auksin yang diproduksi di ujung titik
pertumbuhan. Auksin berdifusi ke sel-sel tumbuhan dan
ditransportasikan melalui jaringan pembuluh dari ujung
atas tumbuhan ke bawah. Auksin tidak aktif ketika ada
cahaya matahari. Ketika auksin aktif, mereka merangsang
pompa proton di dinding sel yang meningkatkan keasaman
dinding sel dan mengaktifkan enzim ekspansin, enzim yang
memecah ikatan kimia di dinding sel, sehingga dinding sel
melemah dan sel mampu berkembang menjadi lebih besar
Apakah kaitan antara auksin Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada
dan

cahaya

matahari? ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi

Deskripsikan

bagaimana sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan

pengaruhnya

terhadap sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan

pertumbuhan? (Skor 40)

penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Akan tetapi
hormone auksin sangat peka terhadap cahaya matahari,
hormone auksin yang terkena cahaya matahari akan rusak.
Hal ini berpengauh terhadap pertumbuhan tanaman.
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh
matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena kerja
auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang
tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat
cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini
akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung
mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan

fototropisme. Keterkaitan antara hormone auksin dengan
cahaya matahari serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan
dapat digambarkan sebagai berikut :

Kriteria Penskoran Soal Essay
Nomor 1, skor 30 Skor 21-30, Jawaban sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis
mulai dari apa yang terjadi pada biji ketika disimpan di tempat teduh
sampai terjadinya perkecambahan.
Skor 11-20, Jawaban hanya menjelaskan proses imbibisi saja tanpa
menjelaskan bagaimana proses perkecambahan yang lebih lanjut.
Skor 1-10, hanya terdapat sedikit kesesuaian antara jawaban dengan
pertanyaan.
Nomor 2, skor 30 Skor 21-30, Jawaban sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis
yaitu mendeskripsikan faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
kemudian menjelaskan peristiwa yang terjadi dan membandingkan
perbedaan pengaruh tersebut pada tumbuhan.
Skor 11-20, Jawaban kurang sistematis, hanya mendeskripsikan faktor
cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanpa membandingkan

perbedaan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan.
Skor 1-10, hanya terdapat sedikit kesesuaian antara jawaban dengan
pertanyaan.
Nomor 3, skor 40 Skor 31-40, Jawaban sesuai dengan alur pertanyaan atau sistematis
yaitu menjelaskan pengaruh auksin dan cahaya terhadap pertumbuhan,
menjelaskan keterkaitan antara auksin dengan cahaya matahari
kemudian menjelaskan akibat dari keterkaitan tersebut terhadap
pertumbuhan.
Skor

21-30, Jawaban kurang sesuai dengan alur pertanyaan atau

sistematis, jawaban hanya menjelaskan pengaruh auksin dan cahaya
terhadap pertumbuhan, menjelaskan keterkaitan antara auksin dengan
cahaya matahari tanpa menjelaskan akibatnya. Atau hanya menjelaskan
keterkaitan antara auksin dengan cahaya matahari dan menjelaskan
akibat dari keterkaitan tersebut.
Skor 11-20, Jawaban hanya menjelaskan pengaruh auksin dan cahaya
terhadap pertumbuhan, atau hanya menjelaskan keterkaitan antara
auksin dengan cahaya matahari, ataupun hanya menjelaskan akibat dari
keterkaitan faktor cahaya dan auksin
Skor 1-10, hanya terdapat sedikit kesesuaian antara jawaban dengan
pertanyaan.

6. Langkah-langkah

yang

harus

dilakukan

bagi

seorang

guru

dalam

proses

pengembangan alat evaluasi agar diperoleh instrumen yang valid dan reliable.
Seorang guru yang sedang melakukan pengembangan alat evaluasi harus melakukan
serangkaian tahapan untuk memperoleh instrument yang valid dan reliable. Sebagai contoh
seorang guru melakukan pengembangan alat evaluasi berupa tes (soal) maka langkahlangkah yang harus dilakukan oleh guru tersebut adalah :
a. Menetapkan tujuan tes. Tujuan merupakan hal penting yang harus ditetapkan sebelum tes
dikembangkan karena seperti apa dan bagaimana tes yang akan dikembangkan sangat
bergantung untuk tujuan apa tes tersebut digunakan. Menurut Thorndike & Hagen,
(1977) dalam Triawan (2013), Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang

banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik,
(c) tes formatif, dan (d) tes sumatif.
b. Melakukan analisis kurikulum. Analisis kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan
menelaah kembali kurikulum yang ada berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan.
Langkah ini dimaksudkan agar dalam proses pengembangan instrumen tes selalu
mengacu pada kurikulum (SK/KD) yang sedang digunakan.
c. Membuat kisi-kisi. Kisi-kisi merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal
(meliputi SK-KD, materi, indikator, dan bentuk soal) yang akan dibuat. Dalam membuat
kisi-kisi ini, kita juga harus menentukan bentuk tes yang akan kita berikan. Beberapa
bentuk tes yang ada antara lain: pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, tes benarsalah.
d. Menulis soal. Pada kegiatan menuliskan butir soal ini, setiap butir soal yang Anda tulis
harus berdasarkan pada indikator yang telah dituliskan pada kisi-kisi dan dituangkan
dalam spesifikasi butir soal. Bentuk butir soal mengacu pada deskripsi umum dan
deskrips khusus yang sudah dirancang dalam spesifikasi butir soal.
e. Melakukan telaah instrumen secara teoritis. Telaah instrumen secara teoritis dapat
dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli atau pakar, teman sejawat, maupun dapat
dilakukan telaah sendiri. Setelah melakukan telaah ini kemudian dapat diketahui apakah
secara teoritis instrumen layak atau tidak.
f. Melakukan ujicoba dan analisis hasil ujicoba tes. Sebelum tes digunakan perlu dilakukan
terlebih dahulu uji coba tes. Langkah ini diperlukan untuk memperoleh data empiris
terhadap kualitas tes yang telah disusun. Ujicoba ini dapat dilakukan ke sebagian siswa,
sehingga dari hasil ujicoba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar analisis
tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya
beda, dan lain-lain. Jika perangkat tes yang disusun belum memenuhi kualitas yang
diharapkan, berdasarkan hasil ujicoba tersebut maka kemudian dilakukan revisi
instrumen tes.
g. Merevisi soal. Berdasarkan hasil analisis butir soal hasil ujicoba kemudian dilakukan
perbaikan. Berbagai bagian tes yang masih kurang memenuhi standar kualitas yang
diharapkan perlu diperbaiki sehingga diperoleh perangkat tes yang lebih baik. Untuk soal
yang sudah baik tidak perlu lagi dibenahi, tetapi soal yang masuk kategori tidak bagus

harus dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas. Setelah tersusun butir soal yang
bagus, kemudian butir soal tersebut disusun kembali untuk menjadi perangkat instrumen
tes, sehingga instrumen tes siap digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat
dimasukkan ke dalam bank soal sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi.
(Triawan.2013)

7. Teori tes klasik dan teori tes modern
A. Teori tes klasik menurut Suwarto (2011), merupakan sebuah teori yang mudah dalam
penerapannya serta model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana
kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi skor amatan. Inti teori klasik adalah
asumsi-asumsi yang dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama.
Asumsi-asumsi teori klasik di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam rangka
pengembangan berbagai formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis.
Daya beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas adalah
formula penting yang disarikan dari teori tes klasik. Ada tujuh macam asumsi yang ada
dalam teori tes klasik ini, yaitu:
1. Terdapat hubungan antara skor tampak (observed score) yang dilambangkan dengan
huruf X, skor murni (true score) yang dilambangkan dengan T dan skor kasalahan
(error ) yang dilambangkan dengan E.
2. Skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X).
3. Tidak terdapat korelasi antara skor murni dan skor pengukuran pada suatu tes yang
dilaksanakan (ρet = 0).
4. Korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan nol (ρe1e2 = 0).
5. Terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama maka skor kesalahan pada tes
pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada tes kedua (ρelt2).
6. Menyajikan tentang pengertian tes yang pararel.
7. Menyatakan tentang definisi tes yang setara (essentially t equivalent).
B. Teori tes modern (Latent Trait Theory) menurut Suwarto (2011), yaitu performance
subjek dalam suatu tes yang dapat diprediksi dari kemampuannya yang bersifat laten.
Atau lebih dikenal dengan Item Response Theory (IRT) yaitu respon subjek terhadap item
yang menunjukkan kognitifnya. Kelebihan kinerja subjek dapat dilihat dengan Item

Characteristic Curve (ICC). Artinya semakin baik performance subjek akan semakin

banyak respon (jawaban pada aitem tes) yang benar. Unsur teori dalam tes modern
meliputi Butir (item tes), Subjek (responnya) dan Isi respon subjek.
Sebagaimana halnya dalam teori klasik, dalam teori respon butir juga didasari oleh
postulat dasar. Ada dua postulat dasar dari teori tes modern yaitu: (1) hasil kerja seorang
peserta tes pada suatu butir soal dapat diprediksikan (atau dijelaskan) dari suatu jenis
faktor -faktor yang disebut sifat-sifat, sifat-sifat laten, atau kemampuan; (2) hubungan
antara hasil kerja peserta tes pada suatu butir tes dengan sifat -sifat yang mendasarinya
dapat dideskripsikan oleh fungsi yang meningkat yang bersifat monotonic yang disebut
dengan fungsi karakteristik butir (item characteristic function atau item characteristic
curve-ICC). Fungsi ini menje1askan, jika taraf sifat -sifat (kemampuan) meningkat, maka

probabilitas menjawab benar pada suatu butir tes juga meningkat.Asumsi-asumsi dalam
tes modern:
1. Parameter butir soal dan kemampuan adalah (Invariant). Artinya soal yang dibuat
memiliki korelasi positif dengan kemampuan yang diukur.
2. Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan. Asumsi ini kurang
terbukti karena pada dasarnya antara item 1 dengan lainnya saling melengkapi.
Asumsi unidemensionalitas menyatakan bahwa hanya satu kemampuan yang diukur
oleh sekumpulan butir-butir soal dalam suatu tes. Asumsi ini pada praktik sukar
dipenuhi, sebab terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu tes.
Faktor-faktor tersebut antara lain tingkat motivasi, kecemasan, kemampuan untuk
bekerja cepat, dan keterampilan kognitif lain diluar kemampuan yang diukur oleh
sekumpulan butir soal dalam suatu tes.
3. Local independence, artinya respon terhadap suatu item tidak akan berpengaruh
terhadap item lainnya. Asumsi independensi lokal menyatakan bahwa sikap
kemampuan yang mempengaruhi suatu tes adalah konstan, maka respon peserta tes
pada setiap pasang butir soal adalah independen secara statistik. Dengan k ata lain,
asumsi independensi lokal menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara respon peserta
tes pada butir soal yang berbeda. Hal ini juga berarti bahwa kemampuan yang
dinyatakan dalam model adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi respon
peserta tes pada butir-butir soal.

DAFTAR PUSTAKA
Poerwanti,Endang. 2004. Modul Mengembangkan Tes Sebagai Instrumen Evaluasi. UMM Press.
Rahayu, 2012. Jurnal Taksonomi Bloom Dimensi Marzano. Universitas Brawijaya
Ratih, Hani_Perbedaan Taksonomi Bloom revisi dengan Taksonomi Marzano .
http://www.aanchoto.com/perbedaan-taksonomi-marzano-dengan-taksonomi-bloom-dancangelosi.html (diakses pada tanggal 9 April 2015, 21:00 WIB)
Suwarto, 2011. Teori Tes Klasik dan Teori Tes Modern. Sukaharjo : Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Sujono Humardani
No. 1 Jombor Sukoharjo, No.1 / Volume 20 / 2011.
Triawan. 2013. Pengembangan Instrumen (pengembangan Instrumen Tes dan Nontes).
http://triawan29.blogspot.com/2013/07/pengembangan-instrumen.html
tanggal 9 April 2015, 21:00 WIB)

(diakses

pada