BAB III Pengaruh Perputaran Aktiva Lancar terhadap Profitabilitas

(1)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

a. Sejarah Singkat PT. Gudang Garam Tbk

PT. Gudang Garam Tbk didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada tahun 1958 di Kediri, Jawa Timur yang pada saat itu berbentuk firma dengan nama Gudang Garam. Dimulai dengan industri rumah tangga yang didirikan di atas tanah sewaan seluas sekitar 1.000 meter persegi di Desa Semampir, Kediri. Dengan produknya adalah Sigaret Kretek Linting (SKL) atau Rokok Klobot, dan setelah empat bulan kemudian diproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT).

Yang secara keseluruhan berjumlah 50 juta batang ini dipasarkan ke kota-kota terdekat seperti Nganjuk, Kertosono, Blitar dan Solo dengan bandrol Rp 1 per bungkus. Pada tahun 1971 perusahaan merubah statusnya dari Firma menjadi Perseroan Terbatas (PT.), yang pada saat itu masih dalam bentuk tertutup dimana saham tidak dijual keluar melainkan hanya dalam keluarganya sendiri. Pada tahun 1979 perusahaan mulai mengembangkan jenis produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan terus mengalami peningkatan faktor-faktor produksi, hingga tahun 1984 areal tanah yang digunakan kurang lebih 30 hektar dengan tenaga kerja sekitar 48.000 tenaga kerja. Pada tahun


(2)

34 1990 dengan surat ijin menteri keuangan No. SI-126/SHM/KMK.10/1990 tanggal 17 Juli 1990, Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, yang mengubah statusnya menjadi Perusahaan Terbuka dengan mengeluarkan 57.807.800 saham dengan nominal Rp.1000 persaham.

Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya No. 372/D-129/BES/VIII/90 tanggal 21 Agustus 1990, yang disetujui untuk dicatatkan di Bursa Efek Surabaya sebanyak 96.204.400 lembar saham Perseroan sejak 27 Agustus 1990. Kemudian dengan surat PT Bursa Efek Jakarta No. 204/BEJ/VI/92 tanggal 24 Juni 1992, dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah yang sama. Dengan surat PT Bursa Efek Surabaya No. 48/EMT/LIST/BES/V/94 tanggal 26 Mei 1994, dan surat Bursa Efek Jakarta No. S-359/BEJ.I.1/V/1994 tanggal 27 Mei 1994, telah dicatatkan lagi sejumlah 384.817.600 lembar saham Perseroan di kedua bursa tersebut, sehingga seluruh saham Perseroan yang beredar saat itu telah dicatatkan, yaitu sejumlah 481.022.000 lembar saham.

Pada tahun 1996, telah dilakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp 1000 menjadi Rp 500 per lembar saham dan pengeluaran satu lembar saham bonus untuk setiap lembar saham yang beredar, sehingga jumlah saham beredar bertambah dari 481.022.000 lembar menjadi 1.924.088.000 lembar. Dengan surat PT


(3)

35 Bursa Efek Jakarta No. S-039/BEJ.I.2/0596 tanggal 24 Mei 1996 dan surat PT Bursa Efek Surabaya No. 31/EMT/LIST/BES/V/96 tanggal 27 Mei 1996, seluruh saham Perseroan yang beredar, yaitu sebanyak 1.924.088.000 lembar saham, telah dicatatkan di kedua bursa tersebut.

Perusahan terus mengembangkan kegiatan produksinya, dengan memproduksi jenis rokok baru, yaitu kretek mild yang ditandai dengan berdirinya Direktorat Produksi Gempol di Pasuruan Jawa Timur. Hingga saat ini Areal perusahaan yang semula hanya seluas 1.000 meter persegi, kini berkembang menjadi sekitar 208 hektar yang berada di wilayah Kabupaten dan Kota Kediri. Gudang Garam memiliki fasilitas produksi rokok kretek di dua lokasi. Pertama, di kota Kediri, dengan jumlah penduduk 249.000 jiwa yang merupakan lokasi kantor pusat perusahaan. Fasilitas produksi kedua berjarak 130 kilometer dari kota ini, tepatnya di Gempol. Dari kedua fasilitas produksi ini perusahaan mampu memenuhi permintaan produk rokok yang ada.

PT. Gudang Garam Tbk memiliki nilai-nilai luhur perusahaan dari sang pendiri Almarhum Surya Wonowidjojo, yang dituangkan dalam Catur Dharma Perusahaan:

1. Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu kebahagiaan.

2. Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.


(4)

36 3. Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama

dengan orang lain.

4. Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

Visi PT. Gudang Garam Tbk adalah menjadi Perusahaan terkemuka kebanggaan nasional yang bertanggung jawab dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham, serta manfaat bagi segenap pemangku kepentingan secara berkesinambungan.

b. Sejarah Singkat PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

PT. HM Sampoerna Tbk, adalah salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, masuk dalam jajaran perusahaan keluarga terbesar di dunia yang masih tetap berkiprah dari generasi ke generasi. Sejarah perusahaan ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan keluarga Sampoerna secara turun menurun. Kesuksesan diawali dari perintisan bisnis oleh Liem Seeng Tee, dilanjutkan kesuksesan Liem Swie Ling membangun pondasi bisnis yang kokoh, lalu kemudian diteruskan hingga kini oleh Putra Sampoerna dan putranya Michael Joseph Sampoerna.

Sejarah perusahaan ini dimulai jauh sebelum 1913 ketika seorang imigran asal cina Liem Seeng Tee beserta istrinya Siem Tjian Nio memulai usahanya dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan pangan, rokok putih dan tembakau. Dalam menjalankan usaha menjual tembakau Liem Seeng Tee melakukan peracikan sendiri, dimana tembakau produksinya tersebut diberi cita


(5)

37 rasa tertentu yang sesuai dengan selera konsumen pada waktu itu. Tembakau tersebut dibuat dengan dilinting sehingga menjadi rokok. Usahanya ini ternyata mendapat tanggapan yang cukup baik dari konsumen, sehingga banyaknya permintaan dari konsumen dan akhirnya terus berkembang.

Pada tahun 1913 Liem Seeng Tee, menjadikan usaha ini berbadan hukum, dimana badan hukum tersebut diberi nama Handel Maatschappy Liem Seeng Tee, yang kemudian berubah namanya menjadi PT. Handel Maatschappy Sampoerna (HM Sampoerna). Usai Perang Dunia ke II, nama perusahaan tersebut di Indonesia-kan menjadi Hanjaya Mandala Sampoerna dengan tetap menonjolkan inisial H.M. Kesempatan besar muncul pada tahun 1916, ketika Liem Seeng Tee membeli berbagai tembakau dalam jumlah besar dari seorang pedagang tembakau yang bangkrut bisnisnya.

Sejak saat itu Liem Seeng Tee beserta istrinya Siem Tjian Nio, mencurahkan seluruh tenaga dan usahanya untuk bisnis tembakau Bisnis Tembakau ini muncul dengan produksi rokok yang pertama kali diberi nama “Dji Sam Soe” atau “234”. Nama Sampoerna tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa tembakau yang dihasilkan merupakan tembakau terbaik atau perfect yang dalam bahasa Indonesia berarti sempurna.

Pada tahun 1920 Liem Seeng Tee mulai menggunakan system keagenan dalam menyalurkan hasil produksinya, dimana hal ini


(6)

38 dilakukan untuk memperluas pemasaranya ke seluruh pelosok tanah air. Seiring dengan pertumbuhan industri rokok, Liem Swie Ling (Aga Sampoerna) putera kedua Liem Seeng Tee bersama-sama dengan kakaknya mendirikan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna yang semula bernama PT. Perusahaan Dagang dan Industri Panamas berdasarkan akte no 69 tanggal 19 Oktober 1963 dibuat dihadapan Notaris Anwar Mahajudin di Surabaya dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. 94 tanggal 24 November 1964.

Dibawah kepemimpinan Aga Sampoerna, Dji Sam Soe kembali berjaya sekitar tahun 1972 atau tepatnya Aga Sampoerna mengambil alih usaha ayahnya. PT. HM Sampoerna berhasil menjual rokok Dji Sam Soe per hari sebanyak 2,5 juta batang, yang memberikan keuntungan sekitar US $ 250.000 per bulan. Hasil penjualan ini merupakan angka yang cukup tinggi pada saat itu. Pada tahun 1979, PT. HM Sampoerna mengeluarkan produk barunya yang bernama “Sampoerna Hijau”. Produk ini merupakan tanda dari era kepemimpinan generasi kedua, sedangkan produk Dji Sam Soe merupakan tanda dari kepemimpinan pertama.

Pada tahun 1980, putera kedua Aga Sampoerna yaitu Putera Sampoerna mengambil alih manajemen PT. Handel Maatschappy Sampoerna dan Panamas. Dengan maksud untuk modernisasi dan ekspansi sehingga perusahaan yang dipimpin menjadi salah satu


(7)

39 penghasil utama rokok kretek di Indonesia. Langkah yang dilakukan oleh putera Sampoerna untuk membesarkan PT. Sampoerna dengan membeli pabrik pembuatan sigaret kretek mesin milik Philip Moris yang berada di Malang Jawa Timur. Selang waktu empat tahun silam diadakan sistem keagenan yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan prasarana dan jaringan distribusi yang intensif. Keberhasilan Sigaret Mesin (SKM) juga merupakan wujud modernisasi dan ekspansi tersebut.

Pada tahun 1990 perusahaan mulai go publik dan langkah besar yang telah dilakukan oleh Putera Sampoerna juga dilakukan pada bidang-bidang usaha lainnya. Dalam tiga periode estafet kepemimpinan Sampoerna, masing-masing pemimpin perusahaan ini telah mengeluarkan brand yang cukup berkembang. Liem Seeng Tee mengeluarkan Dji Sam Soe, lalu Aga Sampoerna Memperkenalkan Sampoerna Hijau dan Terakhir Putera Sampoerna Mengeluarkan Brand A Mild.

Brand A Mild (Pelopor rokok rendah nikotin) sendiri mulai dikenalkan kepada masyarakat pada tahun 1997, sebagai produk yang inovatif dan selalu memenuhi keinginan konsumen dan juga inovatif dalam meluncurkan sebuah produk yang variant dengan memiliki kadar dan nikotin yang rendah. Meskipun saat ini perusahaan-perusahaan competitor menciptakan variant tersebut, dengan berbagai macam merk yang sama persis dengan produk A Mild (yang ditiru


(8)

40 nama “Mild”). Sedangkan target dikeluarkannya produk rokok A Mild adalah anak muda dan dewasa yang dinamis mulai dari umur 19-35. A Mild sendiri mempunyai motto 3B yaitu “Bukan Basa Basi”.

Brand Avolution pertama kali hadir dan launching pada Febuary 2008 di Jakarta dan beberapa kota besar. Rokok ini mempunyai ciri khas tersendiri dibanding merk rokok lainnya yaitu Avolution adalah rokok super slim kretek pertama di dunia dengan kandungan tar dan nikotin yang rendah (low tar low nicotine), memiliki rasa yang smooth dan kemasan yang square atau exclusive. Avolution hadir sebagai salah satu anggota “Brand A Family” yang telah ada sebelumnya yaitu A mild. Sampoerna mengeluarkan beberapa brand seperti A King, Dji Sam Soe Filter, Dji Sam Soe tube, Dji Sam Soe Premium, Sampoerna Eksklusif, U Mild dan yang paling terbaru adalah Dji Sam Soe Crocodille. Dalam perjalanannya Sampoerna pernah juga mengeluarkan brand yang kemudian tidak diproduksi lagi seperti A Medium.

Visi dari perusahaaan, terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.


(9)

41 Misi perusahaan adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. Kami bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.

c. Sejarah Singkat PT. Bentoel International Investama Tbk

PT Bentoel Internasional Tbk. merupakan perusahaan tembakau terbesar kedua (setelah Sampoerna) di Indonesia. Awal mulai berdirinya Bentoel tentu tidak dapat lepas dari sang pendirinya Ong Hok Liong yang kala itu masih menjadi industri rumahan bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong pada tahun 1930. Beberapa waktu kemudian, industri tersebut berganti nama menjadi N.V Pertjetakan Hien An pada tahun 1951 yang kemudian kembali berganti menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel empat tahun berselang.

Perkembangan industri yang dicapai Bentoel membuatnya semakin melebarkan bisnis yang dijalaninya. Hal ini diperkuat dengan memberi inovasi baru dalam produk rokok buatannya yakni dengan memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) ber-filter yang pertama muncul di Indonesia pada tahun 1960-an. Dampaknya posisi Bentoel semakin kokoh di puncak sebagai produsen rokok dalam negeri di era tahun 70-80an. Pada tahun 1990 Bentoel berhasil mencatatkan sahamnya untuk pertama di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.


(10)

42 Beberapa pencapaiannya membuat Philip Morris Internasional (PMI) mulai melirik dan menawarkan berbagai bentuk kerjasama yang dimulai pada tahun 1984 hingga terjalin hubungan yang terjaga hingga lebih dari 20 tahun yang pada akhirnya berhenti. Pada tahun 1991, Rajawali Group berinisiatif untuk mengambil alih saham Bentoel yang pada saat itu mengalami berbagai masalah keuangan. Dengan manajemen baru-nya, Bentoel berhasil menyelesaikan masalah hutang perusahaan dengan beralih ke PT Bentoel Prima yang dikelola perseroan. Pada tanggal 17 Juni 2009 British American Tobacco (BAT) melakukan akuisisi terhadap Bentoel. Hingga pada akhirnya pada tanggal 1 Januari 2010 PT Bentoel Internasional Investama Tbk bergabung dengan BAT yang merupakan kelompok perusahaan tembakau terbesar kedua di dunia. Dengan ini menempatkan Bentoel dalam jajaran empat besar produsen rokok di Indonesia. Beberapa produk Bentoel antara lain Sejati, Tali Jagat, Bentoel Biru, Dunhill Mild, Club Mild, Country, Pall Mall, Star Mild dan beberapa varian lainnya.

3.1.2. Struktur Organisasi Industri Rokok

Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh industri rokok termasuk pada bentuk struktur organisasi garis (Line Organization Structure). Struktur Organisasi Garis yaitu organisasi yang wewenang atasan langsung ditujukan kepada bawahan, karena bawahan bertanggung


(11)

43 jawab langsung kepada atasannya dan adanya suatu perintah. Berikut ini adalah masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi PT. Gudang Garam Tbk, PT. HM sampoerna Tbk dan PT. Bentoel International Investama Tbk sebagai berikut:

a. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni. Didalam rapat tersebut Direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris. Tugas utama dari Dewan Komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan Direksi Apabila terdapat suatu tibdakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.

c. Direksi

Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindaa atas nama direksi.

1. Presiden Direktur, tugasnya:


(12)

44 b) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan.

c) Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan. d) Bertanggung jawab kepada direksi dan manajemen. 2. Direktur, Tugasnya :

a) Mengendalikan seluruh kegiatan pada setiap unit yang menjadi tanggung jawab dan kewenangnya.

b) Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur dan Manajemen. c) Mengatur manajemen dibawahnya.

d) Mengawasi seluruh kegiatan perusahaan d. Direktur Pelaksana (CEO)

Tugas Direktur Pelaksana yaitu :

1. Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber daya manusia (SDM), Administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan keuangan.

2. Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada para pelaksana dan mengawasi keseimbangan antara wewnang dan tanggung jawab serta memastikan bahwa prosedur kerja di dalam perusahaan berjalan lancar.

e. Divisi Sumber Daya Manusia

Divisi ini terdiri dari bagian Personalia, Rencana Pengembangan dan Kesejahteraan.


(13)

45 Bagian ini bertugas melaksanakan system pengolaan dan pemeliharaan administrasi kepegawaian serta melaksanakan dan memenuhi perijinan dan peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.

2. Rencana Pengembangan

Bagian ini bertugas menyediakan system rekrutmen dan seleksi tenaga kerja bagi perusahaan, menyediakan system pelatihan dan pengembangan SDM dan menyediakan system evaluasi terhadap SDM.

3. Kesejahteraan

Bagian ini bertugas menyediakan system pemberian tunjangan yang sesuai dengan karyawan.

f. Divisi Administrasi

Divisi ini terdiri dari Bagian Umum, Hukum, dan Hubungan Masyarakat.

1. Umum

Bagian ini bertugas menyelesaikan pendokumentasian atas dokumen-dokumen penting perusahaan serta penyusunan daftar hadir.

2. Hukum

Bagian ini bertugas membuat serta mengontrol terhadap pelaksanaan hukum yan berlaku di perusahaan.


(14)

46 3. Hubungan Masyarakat (Humas)

Bagian ini bertugas memberikan keterangan mengenai perusahaan pada masyarakat

g. Bagian Pemasaran

Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen. Divisi ini terdiri dari penelitian pasar, pengendalian merk, pemasaran lapangan, koordinasi penjualan.

1. Penelitian Pasar

Bagian ini bertugas mengawasi serta meneliti kondisi pasar perusahaan, meneliti perubahan segmen pasar yang dikuasai, perubahan selera konsumen, tingkat persaingan dan juga meneliti apakah terdapat peluang baru di pasar yang dapat dimanfaatkan perusahaan.

2. Pengendalian Merk

Bagian ini bertugas mengembangkan merk-merk dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan memberikan citra atau image pada produk yang membedakan produk perusahaan dengan produk sejenis yang beredar di pasaran dan bertugas juga dalam hal positioning produk di pasar.

3. Pemasaran Lapangan

Bagian ini bertugas mendistribusikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan ke seluruh Indonesia, mulai dari pemasaran regional.


(15)

47 Para agen (reseller), retail, pedagang kakilima sampai ke konsumen akhir.

4. Koordinasi Pejualan/Transportasi

Bagian ini terdiri dari lima jaringan regional yang menjangkau seluruh Indonesia. Melalui jaringan ini perusahaan memiliki kemampuan untuk menyalurkan produknya kemana pun di Indonesia. Pengangkutan dilakukan oleh armada-armada yang dikelolaoleh perusahaan.

h. Divisi Manufacturing

Divisi ini terdiri dari bagian Bahan Baku, Produksi, Engineering. 1. Bahan Baku

Bagian ini bertugas menyediakan dan mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga menghasilkan produk yang diinginkan. 2. Pencampuran

Bagian ini bertugas mengontrol atas produk yang bsedang diracik sampai produk tersebut selesai.

3. Produksi

Bagian ini bertugas:

a) Mengecek ulang Process Sheet apakah sudah selesai atau tidak dan menghindar kejanggalan.

b) Memperbaiki jadwal kerja harian berdasarkan laporan hasil proses yang masuk.


(16)

48 c) Membuat laporan Finished Product lengkap dengan keterangannya dan mendistribusikan kepada Delivery Departement untuk dibuatkan List Finished produknya.

d) Mendata ulang setiap proses yang sudah selesai supaya dapat terdeteksi mengenai proses produksi yang sudah selesai.

4. Engineering

Bagian ini bertugas memeriksa setiap saat pada waktu-waktu tertentu terhadap mesin-mesin proses pengolahan sehingga dapat mengetahui adanya kejanggalan mesin bekerja.

i. Divisi Litbang (Penelitian dan Pengembangan)

Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk, Pengontrolan mutu dan penelitian dasar.

1. Laboratorium

Bagian ini bertugas meneliti bahan baku yang akan siap dijadikan produk sehingga mutu yang dihasilkan menjadi baik.

2. Pengembangan Produk

Bagian ini bertugas mengembangkan produk sesuai dengan inovasi-inovasi baru, sehingga dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.

3. Pengontrolan Mutu

Bagian ini bertugas mengontrol kualitas produk yang dihasilkan sehingga produk akan siap dipasarkan.


(17)

49 4. Penelitian Pasar

Bagian ini bertugas meneliti produk yang sudah jadi agar produk tersebut tidak mengalami masalah dan setelah itu produk tersebut bias dipasarkan.

j. Divisi Keuangan

Divisi ini terdiri dari bagian Bendahara, Akuntansi dan EDP. 1. Bagian Bendahara, tugasnya:

a) Melakukan pengisian budget berdasarkan rencana yang telah ada.

b) Mengisi dana yang telah mencapai batas minimal.

c) Mengontrol budget yang keluar untuk kepentingan eksternal dan internal perusahaan.

d) Menerima dokumen yang berisi instruksi pembayaran (Supporting Dokumen).

e) Pelunasan Account Receivable (Menerima tanda terima dari accounting).

f) Revisi budget (Mengetahui adanya perubahan) 2. Bagian Akuntansi, tugasnya:

a) Pembuatan laporan budget dan aktualisasi.

b) Pembuatan Cash Flow (Menerima data forecast penerimaan dana dan pengeluarannya).

c) Pembuatan hutang bank dan pelunasannya (melakukan pengecekan interest rate).


(18)

50 d) Menerima dokumen yang berisi instruksi pembayaran

(Supporting Dokumen).

e) Penetapan batas pengeluaran dana untuk kas bedar dan kas kecil (menganalisa historical mengenai pengeluaran dana secara kas).

f) Revisi budget (mengenai adanya perubahan). 3. EDP

Bagian ini bertugas memproses data-data yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, mulai dari menginput data baru, mengolah dan meyeleksi data yang sudah ada.

3.2. Metode Penelitian

Dalam pemecahan masalah yang ada suatu penelitian diperlukan penyelidikan yang hati-hati, teratur dan terus-menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana seharusnya langkah penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian. Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan


(19)

51 dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Metode penelitian yang akan digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah Metode Deskriptif Analisis dengan pendekatan kuantitatif.

Definisi metode deskriptif analisis menurut Sugiyono (2012:105) sebagai berikut:

“Metode Deskriptif Analisis merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada”.

Definisi metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012:8), menyatakan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.

3.3. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk


(20)

52 menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiono (2012:1) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3.4. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012:11), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh industri rokok yang terdaftar di BEI sebanyak 3 perusahaan.

Menurut Sugiyono (2012:11), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan tertentu (judgement sampling).

Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dari tahun 2004.

b. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah diaudit selama tahun 2009 – 2013.


(21)

53 c. Perusahaan rokok tidak mengalami delisting selama periode

pengamatan.

Dalam penelitian ini populasi dijadikan sampel, yaitu industri rokok (PT. Gudang Garam Tbk, PT. HM Sampoerna Tbk dan PT. Bentoel Internatioanl Investama Tbk)

3.5. Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1. Operasional Variabel

Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian masalah yang diteliti, perlu adanya operasionalisasi variabel. Pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono (2012:31) adalah sebagai berikut “Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis yaitu Pengaruh perputaran aktiva lancar terhadap profitabilitas (Return on Investment) dapat dilakukan dengan benar, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:


(22)

54 Tabel 3.1.1

Operasionalisasi variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Ukur

Current Assets Turnover (X)

Angka yang diperoleh dari jumlah penjualan dibagi angka rata-rata asset lancar pada permulaan operasi.

a. Penjualan Bersih

b. Total Aktiva Lancar

Rasio

Return on Investment (Y)

Perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba.

a. Laba setelah pajak

b. Total Aktiva

Rasio

Sumber: Olahan penulis 2014

3.5.2. Pengukuran Variabel

Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Operasional Variabel adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagimana variabel itu diukur.

Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis, maka variabel yang dianalisis dapat dibedakan menjadi dua yaitu:


(23)

55 Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel ini sering disebut variabel penyebab karena jika variabel bebas ada bersama-sama dengan variabel lain yang tidak bebas, maka variabel yang tidak bebas akan berubah dalam variasinya. Yang termasuk variabel bebas adalah perputaran aktiva lancar.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah profitabilitas (Return on Investment).

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2012: 69).

Data yang diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload melaui situs www.idx.co.if dan ICMD (Indonesian capital Market Directory).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan


(24)

56 data tahap pertama melalui studi pustaka, yaitu jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data tahap kedua melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.7. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS for window v.17.

Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.7.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dan memahami suatu data, apakah telah memenuhi standar dari pengujian asumsi klasik yaitu apakah data berdistribusi normal atau tidak, apakah data bersifat autokorelasi, multikolinearitas, atau heteroskedastisitas. (Husein Umar, 2012:173)


(25)

57 Di dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan uji normalitas dan uji heteroskedastisitas karena uji autokorelasi hanya digunakan pada penelitian times-series, dan uji multikolinearitas hanya digunakan pada penelitian dengan variabel independen lebih banyak.

a. Normalitas Regresi

Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini, variabel dependen, variabel independen atau keduanya terdistribusi normal atau tidak (Husein Umar, 2012: 181). Cara pengujian dilakukan dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal grafik Normal P-P Plot of Standardized Residual yang merupakan output dari SPSS. Dasar pengambilan keputusan menurut Husein Umar (2012: 181) adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya


(26)

58 gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

3.7.2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisis data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.

a. Analisis Regresi Sederhana

Hubungan linier dapat dinyatakan sebagai berikut : Ŷ= a + bx + €

Keterangan:

Y = Return on Investment a = Intercept

b = Koefisien Regresi

X = Perputaran Aktiva Lancar € = Error Term


(27)

59 b. Uji T Statistik

Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), Urutan uji t :

1. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βi ≠ 0 i = 1, 2, 3, 4

2. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus: Husein Umar (2011:340)

dimana:

bi = koefesien regresi masing-masing variabel sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95%.

3. Kriteria Pengujian:

t hitung > t tabel = Ho ditolak t hitung ≤ t tabel = Ho diterima.


(28)

60 c. Uji F Statistik

Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), urutan uji F meliputi:

1. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βi ≠ 0 i = 1, 2, 3, 4

2. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu:

Dimana:

R² = koefesien determinasi n = jumlah sample

k = jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1

3. Kriteria pengujian:

Dimana : Fhitung > Ftabel = Ho ditolak


(1)

55 Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel ini sering disebut variabel penyebab karena jika variabel bebas ada bersama-sama dengan variabel lain yang tidak bebas, maka variabel yang tidak bebas akan berubah dalam variasinya. Yang termasuk variabel bebas adalah perputaran aktiva lancar.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah profitabilitas (Return on Investment).

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2012: 69).

Data yang diperoleh adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan tahunan.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload melaui situs www.idx.co.if dan ICMD (Indonesian capital Market Directory).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan


(2)

56 data tahap pertama melalui studi pustaka, yaitu jurnal akuntansi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data tahap kedua melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.7. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS for window v.17.

Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.7.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui dan memahami suatu data, apakah telah memenuhi standar dari pengujian asumsi klasik yaitu apakah data berdistribusi normal atau tidak, apakah data bersifat autokorelasi, multikolinearitas, atau heteroskedastisitas. (Husein Umar, 2012:173)


(3)

57 Di dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan uji normalitas dan uji heteroskedastisitas karena uji autokorelasi hanya digunakan pada penelitian times-series, dan uji multikolinearitas hanya digunakan pada penelitian dengan variabel independen lebih banyak.

a. Normalitas Regresi

Uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini, variabel dependen, variabel independen atau keduanya terdistribusi normal atau tidak (Husein Umar, 2012: 181). Cara pengujian dilakukan dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal grafik Normal P-P Plot of Standardized Residual yang merupakan output dari SPSS. Dasar pengambilan keputusan menurut Husein Umar (2012: 181) adalah sebagai berikut:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya


(4)

58 gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

3.7.2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisis data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.

a. Analisis Regresi Sederhana

Hubungan linier dapat dinyatakan sebagai berikut : Ŷ= a + bx + €

Keterangan:

Y = Return on Investment a = Intercept

b = Koefisien Regresi

X = Perputaran Aktiva Lancar € = Error Term


(5)

59 b. Uji T Statistik

Uji-t statistik, untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), Urutan uji t :

1. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βi ≠ 0 i = 1, 2, 3, 4

2. Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus: Husein Umar (2011:340)

dimana:

bi = koefesien regresi masing-masing variabel sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95%.

3. Kriteria Pengujian:

t hitung > t tabel = Ho ditolak t hitung ≤ t tabel = Ho diterima.


(6)

60 c. Uji F Statistik

Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), urutan uji F meliputi:

1. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βi ≠ 0 i = 1, 2, 3, 4

2. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu:

Dimana:

R² = koefesien determinasi n = jumlah sample

k = jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1

3. Kriteria pengujian:

Dimana : Fhitung > Ftabel = Ho ditolak