Bahan Alam Terbarukan Indonesia getah pinus

Getah Pinus

Bahan baku industri gondorukem dan
terpentin
Jenis getah pinus di Indonesia penghasil
gondorukem dan terpentin: pinus merkusii
Getah murni mengandung 70 72%
gondorukem, 15 17% terpentin.

Mutu getah ditentukan oleh kadar kotoran
dan warnanya

Merupakan hasil distilasi/penyulingan dari
getah pinus

Gondorukem

hasil bawah distilasi

◦ Padatan berwarna kuning jernih/tua


Terpentin

distilat

◦ Cairan berwarna jernih

Mutu untuk terpentin ditentukan sebagai
berikut:
!
#
#
#
+
!
!

"

" $ %&% ' $ %() *
" , &(& ' , &-%

" .. ' .% °/
" ,)$ ' ,($ °/

pada pabrik kertas digunakan sebagai bahan
pengisi kertas yang berfungsi:
diperoleh efek lapisan,
membuat kertas tidak mudah menyerap air,
meningkatkan daya rentang pada waktu kering, dan
tahan terhadap lipatan

printing, tinta, industri ban, cat, ramuan
untuk semir sepatu, logam, kayu.

Terpentin diproses lebih lanjut menghasilkan
komponen alpha pinene dan beta pinene
yang bernilai tinggi dan menjadi bahan baku
industri parfum, kapur barus, dan
desinfektan.

Gondorukem terdiri dari 80 90% asam resin

dan 10% senyawa bukan asam.
Senyawa utama gondorukem adalah
C19H29COOH yang dikenal dengan asam
abietat.

Komponen utama: α Pinene dan β Pinene
α Pinene merupakan bahan baku dalam
pembuatan borneol.
Borneol
produk turunan dari terpentin
Digunakan dalam pembuatan obat obatan untuk
penyakit: seperti penyakit paru paru,
pembengkakan pada tenggorokan, infeksi,
reumatik.