Bahan TUGAS INDIVIDU
Perencanaan Kapasitas
http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-
kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.htmlhttp://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.html
1.
Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume
pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani,
diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam
suatu periode waktu tertentu.
(Jay Heizer dan Barry Render Manajemen
Operasi Edisi ketujuh 2006).
Kapasitas menentukan :
a.
Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya
tetap.
b.
Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah
fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian
fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang
dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau
pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari
kapasitas yaitu:
1)
Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan
untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan
jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen
produksi per hari.
2)
Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi
tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas
maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara
produktif).
(2)
3)
Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas
produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini
merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk
apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan
permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai
ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan
atau tidak dapat dipenuhi oleh
customer.
Permintaan untuk
kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan
produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas
produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang
baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat
memenuhi pembaharuan dalam
overall equipment effectiveness
(OEE)
. Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru,
peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin,
peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.
1.1
Pengertian Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan
kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk
mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
(
http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity
planning)
1.2
Tujuan Perencanaan Kapasitas
Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat
utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi,
dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
1.3
Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon
waktu:
a.
Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada
proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –
penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan
keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja
lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi
(3)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana
bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam
hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan
tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama.
c.
Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di
mana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau
menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas
jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan
untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak
di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan
yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek.
Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per
hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika
perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan
lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan
adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu
bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus
perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas
norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam
kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah
atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan
penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak
dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan
permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat
lima cara yang dapat digunakan perusahaan
(krajewzki & Ritzman),
1. Meningkatkan jumlah sumber daya;
a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a. Mengatur regu kerja
(4)
b. Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi
c. Melakukan pengawasan kualitas
4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga
b. Melakukan perubahan promosi
5. Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan
strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya,
rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka
pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang
dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang
rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas
produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang
dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya
minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a.
Pola permintaan jangka panjang
b.
Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua
strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a. Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati,
karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan
konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan
bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus
menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya
ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi
menjadi tinggi.
b. Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas
permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi
(5)
kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya
peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya
produk di pasaran.
1.4.Perancanaan Kebutuhan Kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk
menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan
forecast
penjualan dan merencanakan perubahan – perubahan
cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih
memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk
(
master production schedule)
dan untuk mengecek permintaan
kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan
kapasitas yang tersedia. kapasitas menetapkan batasan –batasan
atas bagi skedul – skedul produksi. kapasitas juga memberikan
batasan bahwa, karena selama periode penjualan rendah adalah
tidak ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.
Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan
Kapasitas
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk
menambah dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan turunnya
penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan adalah sumber
daya kapasitas yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar
(substansial) dapat dibuat tanpa harus menarik lebih banyak orang
dan kemudian memutuskan hubungan kerja dengan mereka.
Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk
membuat produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5
hari selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:
Juni ... 300
Juli ... 400
Agustus ... 600
September ... 450
Oktober ... 400
Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali lipat
bulan Juni. Bagaimanapun juga, jumlah orang yang dibutuhkan
(6)
adalah dalam artian “karyawan ekuivalen” yang bekerja 40 jam
satu minggu. Tetapi jumlah jam per minggunya dapat diubah, dan
kelebihan jumlah kerja dapat sub kontrakkan atau dengan
penimbunan persediaan.
Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel bagi jam
kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan
menggunakan tenaga kerja konstan:
Bulan
Jumlah
karyawan
Jumlah
jam per
minggu
Karyawan ekuivalen
yang dikontrak dari
luar.
Juni
350
34
-Juli
350
46
-Agustus
350
58
92
Septem
ber
350
51
-Oktober
350
46
-Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau
penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan
manajerial dan tergantung pada biaya-biaya relatif masing-masing
alternatif.
Khusus tentang kerja lembur yang direncanakan untuk
menghadapi periode-periode penjualan puncak mempunyai
berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan kerja lembur adalah
menaikkan upah karyawan sehingga akan membuat para karyawan
lebih senang. Kerja lembur meminimumkan kebutuhan penarikan
lebih banyak karyawan dan memberhentikan mereka. Perubahan
jumlah karyawan, naik atau turun, biasanya menghasilkan
produktifitas rendah. Disamping itu, kadang-kadang perusahaan
tidak dapat memperoleh cukup orang dengan
keterampilan-keterampilan yang disyaratkan.
Perencanaan tenaga kerja memerlukan
pertimbangan-pertimbangan lain, seperti hilangnya produksi karena kelelahan,
tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja. Disisi lain, karyawan
tidak langsung mendukung pekerjaan perlu juga direncanakan
(7)
sebaik mungkin. Ini terutama orang-orang tidak langsung mungkin
merupakan para karyawan teknik yang sulit didapatkan karena sulit
untuk melakukan estimasi berapa banyak karyawan tidak langsung
yang dibutuhkan. Banyak perusahaan menggunakan suatu jenis
rasio antara karyawan tidak langsung dengan karyawan langsung
atau dengan beban kerja pabrik untuk melakukan estimasi
tersebut.
Perencanaan Kapasitas
1.
Kapasitas
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemprosesan (troughput) atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. (Jay Heizer dan Barry Render Manajemen Operasi Edisi ketujuh 2006).
Kapasitas menentukan :
a. Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. b. Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas
yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas yaitu:
(8)
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.
2) Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif).
3) Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer. Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.
1.1 Pengertian Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan
perubahan permintaan setiap produk.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Capacity planning)
(9)
Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
1.3 Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu: a. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi
b. Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama.
c. Kapasitas jangka panjang p (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan
(10)
kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman),
1. Meningkatkan jumlah sumber daya; a. Penggunaan kerja lembur
b. Penambahan regu kerja
c. Memerikan kesempatan kerja secara part-time d. Sub-Kontrak
e. Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya: a. Mengatur regu kerja
b. Menetapkan skedul 3. Memodifikasi produk:
a. Menentukan standar produk
b. Melakukan perubahan jasa operasi c. Melakukan pengawasan kualitas 4. Memperbaiki permintaan:
a. Melakukan perubahan harga b. Melakukan perubahan promosi 5. Tidak memenuhi permintaan:
a. Tidak mensuplai semua permintaan
http://taufikep.blogspot.com/2013/06/perencanaan-kapasitas.html
PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a. Pola permintaan jangka panjang
b. Siklus kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
(11)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
b. Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
1.4.Perancanaan Kebutuhan Kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan – perubahan cenderung terjadi tiba – tiba dan drastic, sehingga akan lebih memakan waktu.
Forecast dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk (master production schedule)dan untuk mengecek permintaan kapasitas diwaktu yang akan datang dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. kapasitas menetapkan batasan –batasan atas bagi skedul – skedul produksi. kapasitas juga memberikan batasan bahwa, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara dastik.
Kapasitas Tenaga Kerja dan Kerja Lembur untuk Perluasan Kapasitas
Bagi perusahaan biasanya adalah tidak ekonomik untuk menambah dan mengurangi tenaga krja dengan naik dan turunnya penjualan. Ini bukan berarti bahwa jumlah karyawan adalah sumber daya kapasitas yang tetap, tetapi penyesuaian-penyesuaian besar (substansial) dapat dibuat tanpa harus menarik lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan kerja dengan mereka.
(12)
Sebagai contoh, anggap bahwa suatu perusahaan untuk membuat produknya memerlukan karyawan yang bekerja normal 5 hari selama 40 jam dengan jumlah sebagai berikut:
Juni ... 300
Juli ... 400
Agustus ... 600
September ... 450
Oktober ... 400
Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali lipat bulan Juni. Bagaimanapun juga, jumlah orang yang dibutuhkan adalah dalam artian “karyawan ekuivalen” yang bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi jumlah jam per minggunya dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja dapat sub kontrakkan atau dengan penimbunan persediaan.
Berikut ini merupakan sebuah rencana yang fleksibel bagi jam kerja pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan menggunakan tenaga kerja konstan:
Bulan Jumlah karyawan
Jumlah jam per minggu
Karyawan ekuivalen yang dikontrak dari luar.
Juni 350 34
-Juli 350 46
-Agustus 350 58 92
Septemb er
350 51
-Oktober 350 46
-Penggunaan kerja lembur, subkontrak dari luar, atau penimbunan persediaan merupakan keputusan-keputusan manajerial dan tergantung pada biaya-biaya relatif masing-masing alternatif.
Khusus tentang kerja lembur yang direncanakan untuk menghadapi periode-periode penjualan puncak mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan kerja lembur adalah menaikkan upah karyawan
(13)
sehingga akan membuat para karyawan lebih senang. Kerja lembur meminimumkan kebutuhan penarikan lebih banyak karyawan dan memberhentikan mereka. Perubahan jumlah karyawan, naik atau turun, biasanya menghasilkan produktifitas rendah. Disamping itu, kadang-kadang perusahaan tidak dapat memperoleh cukup orang dengan keterampilan-keterampilan yang disyaratkan.
Perencanaan tenaga kerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain, seperti hilangnya produksi karena kelelahan, tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja. Disisi lain, karyawan tidak langsung mendukung pekerjaan perlu juga direncanakan sebaik mungkin. Ini terutama orang-orang tidak langsung mungkin merupakan para karyawan teknik yang sulit didapatkan karena sulit untuk melakukan estimasi berapa banyak karyawan tidak langsung yang dibutuhkan. Banyak perusahaan menggunakan suatu jenis rasio antara karyawan tidak langsung dengan karyawan langsung atau dengan beban kerja pabrik untuk melakukan estimasi tersebut.
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
http://image.slidesharecdn.com/mpo-pptxautosaved-130119065310-htmlhttp://slank-schatzymansion.blogspot.com/2011/02/manajemen-operasi.html Minggu, 20 Februari 2011
Manajemen Operasi
Makalah Manajemen Operasi
PERENCANAAN KAPASITAS DAN AGREGAT
(1)
Efisiensi = Output Aktual / Kapasitas Efektif
Contoh Soal
Toko roti MGT memililki sebuah pabrik yang memproduksi roti untuk sarapan. Minggu lalu fasilitas memproduksi 148.000 roti. Kapasitas efektif pabrik adalah 175.000 roti. Lini produksi beroperasi 7 hari per minggu dengan 3 shift masing-masing 8 jam perhari. Lini dideasain untuk memproduksi roti Deluxe isi kacang, rasa kayu manis, dan lapis gula dengan tingkat output 1.200 roti per jam. Tentukan kapasitas desain, utilisasi dan efisiensi pabrik ini saat memproduksi roti Deluxe.
Penyelesaian:
Kapasitas desain = (7 hari x 3 shift x 8 jam ) x (1.200 roti per jam ) = 201.600 roti Utilisasi = Output Aktual/Kapasitas Desain = 148.000 / 201.600 = 73,4% Efisiensi = Output Aktual/Kapasitas Efektif = 148.000 / 175.000 = 84,6%
Perencanan Agregat adalah suatu langkah pendahuluan perencanaan kapasitas secara terperinci. Perencanaan agregat merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). Adapun metode yang biasa digunakan antara lain metide utilitas tenaga kerja, metode make to stock, metode mix strategi, dll. JIP menyajikan rencana produksi detail untuk setiap produk akhir. Proses penyusunan JIP untuk perusahaan yang Make to Order. Hal ini dikarenakan sumber informasi permintaan (kebutuhan) yang berbeda. JIP adalah rencana tertulis yang menunjukkan apa dan berapa banyak setiap produk (barang jadi) yang akan dibuat dalam setiap periode untuk beberapa periode yang akan datang.
(2)
Perencanaan aggregat merupakan perencanaan produksi jangka menengah. Horizon perencanaannya biasanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau bisa bervariasi dari 1 sampai 3 tahun. Horizon tersebut tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Periode perencanaan disesuaikan dengan periode peramalan, biasanya 1 bulan.
Tujuan perencanaan aggregat adalah menyusun suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum.
Jika kapasitas produksi tetap berdasarkan perencanaan jangka panjang yang telah dipasang, adalah menjadi kewajiban perencanaan produksi aggregat untuk menetapkan kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan dengan biaya yang minimum. Dengan kata lain perencanaan aggregat dibuat untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunanan tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia ongkos total produksi dapat ditekan seminimum mungkin.
Jika pesanan yang diterima bersifat tetap dalam waktu yang relatif panjang, maka perencanaan produksi tidak akan mengalami kesulitan dalam menetapkan rencana produksi bulanan. Akan tetapi pada kenyataannya, pola permintaan seringkali menunjukkan pola statis, sehingga menyulitkan dalam menetapkan rencana produksi bulanan. Disinilah peranan metode perencanaan aggregat dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Kata aggregat tersebut menyatakan bahwa perencanaan dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi total kebutuhan semua produk yang akan dihasilkan (bukan per-individu produk) dengan menggunakan sumber daya yang ada. Dalam sistem manufaktur, faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam membuat perencanaan aggregat adalah semua sumber daya yang berupa kapasitas mesin yang tersedia, jumlah tenaga kerja yang ada, tingkat persediaan yang ditentukan dan penjadwalannya.
(3)
Langkah berikutnya adalah menterjemahkan permalan kedalam tingkat produksi bulanan. Proyeksi permintaan yang tidak konstan (sering terjadi dalam prakteknya) meningkatkan kesulitan dalam pembuatan perencanaan produksi. Pengaruh pola permintaan khususnya faktor musiman dan siklus bisnis selama periode perencanaan membutuhkan kehati-hatian dalam perencanaannya sehingga dapat meminimalisasi kemungkinan kerugian. Secara umum, pola permintaan dapat dipengaruhi oleh 4 komponen, yaitu kecenderungan (trend), siklus bisnis, musiman dan random. Komponen kecenderungan (trend) menyatakan kenaikan dan penurunan rata-rata permintaan untuk jangka waktu yang sangat panjang. Komponen siklus bisnis mengindikasikan penyimpangan yang cukup besar dari permintaan terhadap kecenderungan yang disebabkan aktivitas bisnis yang bervariasi. Pengaruh musiman juga dapat menaikkan atau menurunkan tingkat permintaan. Dibandingkan siklus bisnis yang sulit diprediksi kapan mulai dan berakhirnya, maka komponen musiman selalu mengikuti pola yang tetap setiap tahunnya. Komponen terakhir adalah faktor random yang biasa dianggap sebagai noise pada pola permintaan.
Penyesuaian dari kapasitas produksi untuk mengantisipasi komponen kecenderungan adalah merupakan tanggung jawab dari perencanaan produksi strategis, sedangkan komponen random akan diantisipasi pada perencanaan produksi harian (penjadwalan). Komponen musiman dan siklus bisnis merupakan perhatian utama dari perencanaan produksi aggregat. (Arman Hakim Nasution, Hal : 59).
Pada umumnya, ada 4 jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan aggregat. Pemilihan strategi tersebut tergantung dari kebijaksanaan perusahaan, keterbatasan perusahaan dalam prakteknya dan pertimbangan biaya. Keempat jenis strategi tersebut adalah sebagai berikut:
Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi yang lebih besar, sehngga pemahaman mengenai keterkaitan antara rencana dan beberapa faktor internal
(4)
dan faktor eksternal merupakan sesuatu yang berguna. Manajer operasi tidah hanya menerima input dari ramalan permintaan yang dilakukan departemen pemasaran, tetapi manajer operasi juga berurusan dengan data.
Teknik ini sangat sering dipakai karena mudah dipahami dan digunakan. Pada dasarnya, rencana-rencana dengan grafik dan diagram ini menangani variabel secara sedikit demi sedikit agar perencana dapat membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas-kapasitas yang ada. Rencana-rencana ini merupakan pendekatan trial-and-error yang tidak menjamin tercipta rencana produksi yang optimal, tetapi penghitungan yang dibutuhkan hanya sedikit dan dapat dilakukan oleh staf-staf yang paling dasar pekerjaannya. Berikut adalah 5 tahapan dalam metode pembuatan grafik :
KESIMPULAN DAN SARAN
Perencanaan kapasitas dan agregat merupakan salah satu elemen yang penting dalam proses produksi yang juga berkaitan dan tergantung pada strategi operasi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan. Perusahaan dituntut sangat hati-hati dalam menerapkan perencanaan ini, karena jika tidak maka perusahaan akan merugi karena kapasitas barang yang di produksi ternyata berlebih, hal itu biasanya menyebabkan banyak biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan yang seharusnya dapat dinetralisir tau dihindari sebelumnya.
Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan kapasitas dan agregat dengan strategi yang paling baik dan memungkinkan untuk setiap perusahaan sesuai dengan
(5)
strategi operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli melihat peluang kapan perusahaan harus memproduksi lebih kapan perusahaan harus memproduksi cukup barang agar tidak adanya barang-barang yang berlebih dan tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang tidak dibutuhkan. Diposkan oleh Slank di 02.14
(6)