4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
a. Tanaman patah tulang Euphorbia tirucalli
Tanaman Euphorbia tirucalli merupakan tanaman perdu yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman pagar. Sebagian besar bentuknya hanya berupa batang
berbentuk bulat panjang seperti pensil dengan warna hijau tua. Dibagian ujung batang terbentuk 2-3 cabang, diujung cabang paling muda muncul daun-daun kecil yang
berumur pendek. Batangnya mudah patah dan mengandung getah, getah tersebut beracun sehingga bila digunakan sebagai obat hanya untuk obat luar. Cabang-
cabangnya bisa dijadikan tanaman baru bila ditanam di dalam tanah. Tanaman Euphorbia tirucalli mengandung eufol, traksaterin, tiru-kalol, dan sapogenin.
Tanaman Euphorbia tirucalli berkhasiat mengobati kesisipan duri, tahi lalat dan patah tulang Mursito., et al. 2011.
Tanaman Eurphorbia tirucalli berasal dari Afrika Tropis. Tinggi tumbuhan 2-6 m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak dan bergetah seperti susu yang
beracun. Getah sifatnya asam acid latex mengandung senyawa euphorbone, taraksasterol, α-laktucerol, euphol, senyawa damar Julianus., et al.2011. Tanaman
Euphorbia tirucalli dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia tirucalli Robins, 2003.
Gambar 1. Morfologi tanaman patah tulang Euphorbia tirucalli. Soen 1994, menyatakan getah pada tanaman patah tulang yang berasal dari
potongan dahan dan ranting mengandung triterpen, setelah dilakukan pemurniaan dengan cara kromatografi kolom. Triterpen ini sangat merusak lapisan lendir dan
apabila mengenai mata bisa menyebabkan kebutaan. Namun, justru sifat toksik inilah yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat untuk berbagai penyakit kulit
seperti obat luar untuk kutil, kapalen, mengeluarkan duri yang tertingal di kulit, tahi lalat yang membesar. Absor 2006, menyatakan ranting patah tulang mengandung
alkaloid, saponin dan tanin setelah di uji dengan fitokimia. Ranting Euphorbia tirucalli mengandung glikosida, sapogenin dan asam elagat.
Glikosida merupakan senyawa yang terbentuk dari kondensasi dari gugus hidroksil pada karbon anomerik monosakarida atau residu monosakarida dengan senyawa
kedua yang dapat bukan monosakarida lain aglikon. Senyawa glikosida ditemukan dalam sejumlah besar obat serta rempah dan dalam unsur-unsur pembentuk jaringan.
Senyawa aglikon dapat berupa metanol, gliserol, sterol, fenol, atau basa seperti adenin. Sapogenin merupakan bagian aglikon dari saponin yang diperoleh dengan
cara hidrolisis. Sapogenin terdiri struktur terpen atau steroid. Sapogenin ditemukan dalam tanaman dan salah satunya adalah ginseng. Asam elagat adalah senyawa fenol
alam yang ditemukan dalam bentuk elagitanin pada tanaman. Asam elagat berpotensi
sebagai antikanker dan antioksidan. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah akar, batang kayu, ranting, dan getahnya. Akar dan ranting dapat digunakan
untuk nyeri lambung, tukak rongga hidung, rematik, tulang terasa sakit, nyeri syaraf, wasir, dan sifilis. Batang kayu digunakan untuk sakit kulit, kusta, dan kaki dan tangan
mati rasa Dalimartha 2003. Struktur senyawa-senyawa yang terkandung dalam ranting Euphorbia tirucalli dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Struktur kimia senyawa sapogenin, glikosida dan asam elagat.
b. Jaringan Kulit