PENGARUH BERBAGAI DOSIS SARI DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

(1)

i

PENGARUH BERBAGAI DOSIS SARI DAUN TEMBELEKAN

(Lantana camara L.) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN

LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH

(Rattus norvegicus Strain Wistar)

SKRIPSI

Disusun Oleh: WADZARUL FAKHISYI

06330071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG


(2)

ii

PENGARUH BERBAGAI DOSIS SARI DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT

PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain wistar)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biolgi

Disusun Oleh: Wadzarul Fakhisyi

06330071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG


(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Wadzarul Fakhisyi

Nim : 06330071

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pedidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Berbagai Dosis Sari Daun Tembelekan

(Lantana camara L.) Terhadap Lama Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar)

Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan di hadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui

Pembimbing I

(DR. H. Agus Krisno B, M. Kes)

Pembimbing II


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Nama : Wadzarul Fakhisyi

Tempat/tgl Lahir : Sumenep, 21 November 1987

NIM : 06330071

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Pengaruh Berbagai Dosis Sari DaunTembelekan(Lantana camara L.) Terhadap Lama Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar)” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar - benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 02 Maret 2011 Yang Menyatakan

(Wadzarul Fakhisyi)

Mengetahui

Pembimbing I

(DR. H. Agus Kresno B, M. Kes)

Pembimbing II


(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan Diterima Untuk Memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang 02 Maret 2011

Dekan

( Drs. Fauzan, M.Pd )

Dewan penguji

1. Dra. Sri Wahyuni, M.Kes 1. ……….

2. Drs. Nur Widodo, M.Kes 2. ……….

3. DR. H. Agus Kresno B, M.Kes 3. ……….


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Anyone, who has never made a mistake has never tried anythink new”

...

...Dan apabila dikatakan : “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al Mujaadilah; 11)

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur ku kupersembahkan karya ini

Kepada:

Ibunda, ibunda, ibunda Honnayni, ayahanda Sattoni, yang selalu

memberikan motivasi, na

sehat, kasih sayang serta do’a tiada

henti, tiada hingga, dan tiada batasnya.

Mutiara nan jauh disana, desaku kalikatak kepulauan kangean.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Berbagai Dosis Sari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) Terhadap Lama Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar)”. Penulisan skripsi ini digunakan untuk syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tentunya tidak lepas dari bantuan serta semangat dari berbagai pihak , oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibundaku Honnayni dan Ayahandaku Sattoni tercinta, terimakasih atas

do’a dan dukungan yang senantiasa engkau berikan untuk keberhasilanku,

serta segala kesabaranmu dalam mendidik dan membesarkanku selama ini, aku sadar tugas itu sangatlah berat bagimu, akan tetapi dengan segala rasa kasih sayang dan kesabaranmu, engkau mengantarkanku pada kelulusan ini. Kuhadiahkan kelulusan ini padamu, meski ini tidak sebanding dengan pengorbananmu selama ini.

2. Drs. H. Fauzan. M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dra. Sri Wahyuni M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Terimakasih atas masukan dan


(8)

viii

semua ilmu yang telah diberikan dan juga dedikasinya terhadap ilmu pendidikan.

4. DR. H. Agus Kresno B, M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan didalam penyusunan skripsi ini dan Dra. Siti Zaenab, M. Kes selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan petunjuk – petunjuk baik secara teknis maupun secara akademis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama kuliah.

6. Kakekku Abdurrahman, nenekku Sitti Mawa, bibi-bibikku (Nurma, Salma,

Zahratul Mastura) serta pamanku Khoirullah. Terimaksih atas do’a dan

dukungan serta motifasi yang diberikan selama aku kuliah sampai aku lulus.

7. Dindaku “D.R” yang selama ini selalu setia menemani dan memberiku

semangat dan motivasi selama aku kuliah hingga lulus dan teman-teman Genk Ngunyah terimaksih atas dukungannya.

8. Teman-teman Biologi angkatan 2006, dan temen-temen kos “jojoba” terimakasih atas semangat dan dukungannya kepada penulis, serta semua pihak yang telah mendukung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan pada setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugrahkan kasihsayank-NYA untuk kita semua, Amiiiiiin. Tak Ada Gading Yang Tak Retak, penulis menyadari


(9)

ix

sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun, untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, Februari 2011


(10)

x

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Tembelek. (Online), (http://togaye.itgo.com/tembelek.html, Diakses 19 Mei 2010).

Anonymous. 2010. Tanaman Obat. (Online),

(http://www.lautanindonesia.com/forum/pepohonan/tanaman-obat/?imode, Diakses 19 Mei 2010).

Anonymous. 2010. Tanaman Obat Tembelekan. (Online),

(http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=980&tbl=alternatif, Diakses 19 Mei 2010).

Anonymous. 2010. Patofisiologi Luka. (Online),

(http://www.freewebs.com/patofisiologi-luka/index.htm. Diakses 22 oktober 2010).

Ardhi, 2010, Kiat Menjadi Hidup Sehat, (Online),

(http://kiathidupsehat.com/tag/tanaman-obat/, Diakses 24 mei 2010). Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cinta. Arudji, Bakti. 1986. Klasifikasi Dari Beberapa Jenis Tanaman Monokotil Dan

Dikotil (Angiospermae). Surabaya: Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Bachsinar, Bob. dr. 1992. Bedah Minor. Jakarta: Hipokrates.

Dalimartha, S. dr. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Guenter, E. 2006. Minyak Atsiri. Terjemahan oleh S. Kraten. 2006. UI-Press. Jakarta.

Ismail. 2010. Luka dan Perawatanya. (Online),

(http://images.mailmkes.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R-Dd@AoKCEMAADk5LMI1/Merawat%20luka.pdf?nmid=88915450, Diakses 04 Oktober 2010).

Lazuardi, Mochamad. Dr., Drh., M.SI. 2010. Biofarmasetik dan Farmakokinetik Klinik Medis Veteriner. Jakarta: Ghalia Indonesia (GI)

Morison, Moya J. 1992. Manajemen Luka. Terjemahan oleh Tyasmono A.F. 2004. EGC: Jakarta.

Nurwidodo. 2009. Panduan Penulisan Skripsi. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi UMM.


(11)

xi

Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan oleh Kosasih Padwapinata. 1995. ITB: Bandung.

Sabiston, david C. & Lyerly, H. Kim. 1992. Buku Teks Ilmu Bedah. Terjemahan oleh Lyndon Saputra. 1994. Binarupa aksara: Jakarta.

Setiabudi, Irawan. Dr.Sp.kk. 2008. Anatomi Kulit. (Online),

(http://www.slideshare.net/guest36f60b/anatomi-kulit-presentation, Diakses 02 Agustus 2010).

Suwitaningtiyas, R. 2009. Efektifitas Getah Batang Pisang (Musa parasidiaca L.) dan Lidah Buaya (Aloe vera L.) Sebagai Penyembuh Luka Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain wistar). Skripsi. FKIP Universitas Muahammadiyah Malang, Malang.

Sjamsuhidajat, R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC. Soeparto, Soedarmilah. 1991. Jamu Jawa Asli. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Steenis C.G.G.J. van, Dr. 2008. Flora. Terjemahan oleh Surjowinoto, M. 2008

PT Pradya Paramita: Jakarta.

Sudjana, Prof. Dr. 1996. Metode Statistika Edisi ke.6. Bandung: Tarsito. Surnina , Y. W,. 2009. Efek Algetik Sari Rimpang Temulawak (Curcuma

xanthurrhiza Roxh.) Pada Tikus Putih. Skripsi, FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama.

Zhukmana, Aulia Dwi. 2010. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Skor Penyembuhan Luka Kronis Decubitus

Pada Tikus Putih (Rattus novergicus Strain Wistar). Skripsi, FIKES Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAKSI ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR SKEMA ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Penelitian ... 4

1.6 Definisi Istilah ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Luka ... 6


(13)

xiii

2.1.1 Definisi Luka ... 6

2.1.2 Mekanisme Terjadinya Luka ... 6

2.1.3 Anatomi Forensik Kulit ... 7

2.1.4 Klasifikasi Luka ... 8

2.1.5 Mekanisme Penyembuhan Luka ... 13

2.1.5.1 Gangguan Penyembuhan Luka ... 19

2.2 Tinjauan Tentang Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara L.) ... 20

2.2.1 Klasifikasi Tembelekan (Lantana camara L.) ... 20

2.2.2 Morfologi dan Ciri Botani Tembelekan (Lantana camara L.) ... 20

2.2.3 Kandungan Daun Tembelekan (Lantana camara L.) ... 21

2.3 Hubungan Penyembuhan Luka dengan Sari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) ... 22

2.4 Tinjauan Umum Tentang Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar) ... 23

2.4.1 Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar) ... 23

2.4.2 Morfologi Tikus Putih (Rattus novergicus Strain Wistar) ... 23

2.5 Kerangka Konsep Dan Hipotesis ... 26

2.5.1 Kerangka Konsep ... 26

2.5.2 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.1.1 Populasi Dan Sampel ... 28


(14)

xiv

3.2 Variabel Penelitian ... 29

3.2.1 Variabel Bebas ... 29

3.2.2 Variabel Terikat ... 30

3.2.3 Variabel Kendali ... 30

3.2.4 Definisi Oprasional Variabel ... 30

3.3 Rancangan Penelitian ... 31

3.4 Prosedur Penelitian ... 33

3.4.1 Tahap Persiapan ... 33

3.4.2 Tahap Pelaksanaan ... 35

3.4.3 Tahap Pengamatan ... 40

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5.1 Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Sampel ... 47

4.2 Hasil Penelitian ... 48

4.3 Pembahasan ... 54

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Data Biologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ... 24

Tabel 3.1 Uji Asumsi Normalitas ... 42

Tabel 3.2 Uji Asumsi Homogenitas ... 43

Table 3.3 Contoh Tabel Anava Satu Arah ... 45

Tabel 3.4 Uji Duncan’s ... 45

Table 4.1 Lama Penyembuhan Luka Akibat Pemberian Berbagai Konsentrasi Sari Daun Tembelekan (Lantana camara L.) ... 48


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penyembuhan Luka Pada Fase Inflamasi ... 13

Gambar 2.2 Penyembuhan Luka Pada Fase Proliferasi ... 15

Gambar 2.3 Penyembuhan Luka Pada Fase Penyudahan ... 16

Gambar 2.4 Tumbuhan Tembelekan ... 21

Gambar 2.5 Morfologi Tikus Putih (Rattus norvegicus Strain Wistar) ... 23

Gambar 3.1 Gambar Luka Sembuh Pada Tikus Putih Pada Bagian Punggung Belakang ... 31


(17)

xvii

DAFTAR SKEMA

Halaman

Gambar 3.2 Skema Rancangan Penelitian ... 32

Gambar 3.3 Skema Persiapan Bahan Uji ... 35

Gambar 3.4 Skema Cara Pembuatan Luka ... 37

Gambar 3.5 Skema Perawatan Luka ... 39

Gambar 4.1: Grafik Lama Penyembuhan Luka Akibat Pemberian Berbagai Konsentrasi Sari Daun Tembelekan (dalam hari) ... 49


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Pengamatan ... 63

Lampiran 2 Uji Normalitas (Uji Liliefors) ... 64

Lampiran 3 Uji Homogenity of variance (Uji Barlett) ... 66

Lampiran 4 Uji Anava satu faktor ... 68

Lampiran 5 Uji Beda Rerata (uji beda jarak nyata Duncan) ... 70

Lampiran6Tabel Cummulative Area Under Normal For Negative Value Cumulative Area Uncder Standard Normal Curve for Negative Values of: With: = 0 and = 1 ... 71

Lampiran 7 Tabel Cummulative Area Under Normal For Positive ValueCumulative Area Uncder Standard Normal Curve for Positive Values of: With: = 0 and = 1 ... 72

Lampiran 8 Tabel Nilai Kritis untuk Uji Normalitas (Lilliefors) ... 73

Lampiran 9 Tabel Uji Square untuk Uji Homogenitas (Bartlett) ... 74

Lampiran 10Tabel F untuk Uji Anava ... 75

Lampiran 11 Tabel Uji Duncan’s ... 79

Lampiran 12 Foto Dokumentasi Penelitian 1. Persiapan Alat Dan Bahan ... 81

2. Pembuatan Luka Sayat ... 83

3. Pengaturan Tempat Tikus ... 84


(19)

xix

4.1Observasi Hari Ke-1 (30 Nopember 2010) ... 85

4.2Observasi Hari Ke-2 (1 Desember 2010) ... 85

4.3Observasi Hari Ke-3 (2 Desember 2010) ... 85

4.4Observasi Hari Ke-4 (3 Desember 2010) ... 86

4.5Observasi Hari Ke-5 (4 Desember 2010) ... 86

4.6Observasi Hari Ke-6 (5 Desember 2010) ... 86

4.7Observasi Hari Ke-7 (6 Desember 2010) ... 87

4.8Observasi Hari Ke-8 (7 Desember 2010) ... 87

4.9Observasi Hari Ke-9 (8 Desember 2010) ... 87

4.10Observasi Hari Ke-10 (9 Desember 2010) ... 88

4.11Observasi Hari Ke-11 (10 Desember 2010) ... 88

4.12Observasi Hari Ke-12 (11 Desember 2010) ... 88

4.13Observasi Hari Ke-13 (12 Desember 2010) ... 89

4.14Observasi Hari Ke-14 (13 Desember 2010) ... 89


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka merupakan rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara langsung terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka dapat digambarkan sebagai gangguan dalam kontinuitas sel-sel kemudian diikuti dengan penyembuhan luka yang merupakan pemulihan kontinuitas tersebut (Smeltzer dalam wibisono 2008).

Banyak cara yang telah dikembangkan untuk penyembuhan luka seperti menjahit luka, menggunakan antiseptik dosis tinggi, dan juga pembalutan dengan menggunakan bahan penyerap. Namun ketika diteliti lebih lanjut, ternyata cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan berisiko memperburuk luka. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kita akan menggunakan antiseptik pada luka dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi steril. Bahkan antiseptik seperti hydrogen peroxide, providone iodine, acetic acid, dan chlorohexadine selalu tersedia di kotak obat. Sekarang perlu diketahui, masalah utama yang timbul akibat antiseptik tersebut ternyata tidak hanya membunuh kuman-kuman yang ada, akan tetapi juga membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru (Anonymous, 2008 dalam Suwitaningtias, 2009).

Pada masyarakat kecil atau pedesaan yang tidak selalu bergantung pada adanya obat untuk menyembuhkan luka lebih-lebih pada masyarakat yang


(21)

ekonominya rendah, sedangkan untuk membeli bahan obat-obatanpun tidak dapat terpenuhi, dengan demikian kebanyakan masyarakat kecil bahkan masyarakat yang sudah ekonominya tergolong mapan masih banyak menjadikan bahan alam untuk dijadikan obat serta banyak masyakat yang masih menggunakan metode pengobatan seperti yang diwariskan nenek moyang mereka didalam penyembuhan suatu penyakit yang dilakukan secara turun-temurun. Khususnya di daerah kepulauan seperti Kangean yang mayoritas masyarakatnya masih minim pengetahuan serta paramedis dan obat-obatan yang tersedia masih belum mencukupi sehingga ketika terjadi insiden seperti pertengkaran yang sering disebut carok itu tidak dapat dihindari dari adanya luka pada anggota badan yang terkena barang tajam sehingga mereka masih banyak menggunkan bahan alam yang dijadikan obat untuk menyembuhkan luka yang dideritanya dan hal itu merupakan pertolongan pertama untuk mengatasi kondisi tersebut. Sedangkan bahan alam yang sering digunakan diantaranya adalah tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) dipercaya dan digunakan untuk menyembuhkan luka dikarenakan pada tembelekan (Lantana camara L.) tersebut yaitu pada daun terdapat kandungan kimia seperti lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humolene (mengandung minyak atsiri), -caryophyllene, -terpidene, α -pinene, dan p-cymene. Daun tembelekan bersifat pahit, sejuk, berbau, dan sedikit beracun (toksik), yang berkhasiat menghilangkan gatal (anti-pruritus), anti toksik, menghilangkan bengkak, dan perangsang muntah (Dalimartha,1999).

Dengan pertimbangan yang demikian maka peneliti tertarik untuk melakukan uji menggunakan hewan tikus putih (Rattus norvegicus.Strain Wistar) karena memiliki struktur kulit yang serupa dengan struktur kulit manusia, dengan


(22)

harapan penelitian ini memberikan informasi bagi masyarakat tentang pemanfaatan daun tembelekan (Lantana camara L.) dalam bentuk sari, sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan luka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tersebut diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh berbagai dosis sari daun tembelekan (Lantana camara L.) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).?

2. Sari daun tembelekan (Lantana camara L.) dosis berapakah yang memiliki pengaruh paling efektif terhadap penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh berbagai dosis sari daun tembelekan (Lantana camara L.) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).

2. Untuk mengetahui dosis sari daun tembelekan (Lantana camara L.) manakah yang memiliki pengaruh yang paling efektif terhadap penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).


(23)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Secara Teoritis

a. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat sari daun tembelekan (Lantana camara L.) dalam membantu penyembuhan luka.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Data hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai efektivitas sari daun tembelekan (Lantana camara L.) dalam membantu penyembuhan luka.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan batasan-batasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Tembelekan (Lantana camara L.) yang digunakan dalam penelitian ini adalah daunnya yang dibentuk sari serta tidak pernah mengalami pengolahan.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih yang berumur 3 bulan dan beratnya 250 gram sebanyak 30 ekor.

3. Parameter yang diamati adalah kecepatan sembuhnya luka pada tikus yang sengaja dilukai.

1.6 Definisi Istilah


(24)

hasil pesaran daun tembelekan (Lantana camara L.) yang sebelumnya ditumbuk atau dihancurkan terlebih dahulu.

2. Tembelekan (Lantana camara L.) adalah tumbuhan yang termasuk kedalam kelompok jati-jatian (Verbenaceae), serta memiliki khasiat diantaranya sebagai penyembuh luka (Steenis, 2008).

3. Luka atau vulnera adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semulanya normal (Bachsinar, 1992).

4. Sari adalah sediaan yang terbuat dari bahan segar yang dihancurkan kemudian dilakukan penyaringan terhadap hasil bahan yang sudah dihancurkan tersebut dan diperolehlah suatu cairan (Susetyarini, 2009).


(1)

xix

4.1Observasi Hari Ke-1 (30 Nopember 2010) ... 85

4.2Observasi Hari Ke-2 (1 Desember 2010) ... 85

4.3Observasi Hari Ke-3 (2 Desember 2010) ... 85

4.4Observasi Hari Ke-4 (3 Desember 2010) ... 86

4.5Observasi Hari Ke-5 (4 Desember 2010) ... 86

4.6Observasi Hari Ke-6 (5 Desember 2010) ... 86

4.7Observasi Hari Ke-7 (6 Desember 2010) ... 87

4.8Observasi Hari Ke-8 (7 Desember 2010) ... 87

4.9Observasi Hari Ke-9 (8 Desember 2010) ... 87

4.10Observasi Hari Ke-10 (9 Desember 2010) ... 88

4.11Observasi Hari Ke-11 (10 Desember 2010) ... 88

4.12Observasi Hari Ke-12 (11 Desember 2010) ... 88

4.13Observasi Hari Ke-13 (12 Desember 2010) ... 89

4.14Observasi Hari Ke-14 (13 Desember 2010) ... 89


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka merupakan rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara langsung terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang. Luka dapat digambarkan sebagai gangguan dalam kontinuitas sel-sel kemudian diikuti dengan penyembuhan luka yang merupakan pemulihan kontinuitas tersebut (Smeltzer dalam wibisono 2008).

Banyak cara yang telah dikembangkan untuk penyembuhan luka seperti menjahit luka, menggunakan antiseptik dosis tinggi, dan juga pembalutan dengan menggunakan bahan penyerap. Namun ketika diteliti lebih lanjut, ternyata cara penyembuhan seperti ini sama sekali tidak membantu bahkan berisiko memperburuk luka. Dalam kehidupan sehari-hari, biasanya kita akan menggunakan antiseptik pada luka dengan tujuan menjaga luka tersebut agar menjadi steril. Bahkan antiseptik seperti hydrogen peroxide, providone iodine, acetic acid, dan chlorohexadine selalu tersedia di kotak obat. Sekarang perlu diketahui, masalah utama yang timbul akibat antiseptik tersebut ternyata tidak hanya membunuh kuman-kuman yang ada, akan tetapi juga membunuh leukosit yaitu sel darah yang dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk jaringan kulit baru (Anonymous, 2008 dalam Suwitaningtias, 2009).

Pada masyarakat kecil atau pedesaan yang tidak selalu bergantung pada adanya obat untuk menyembuhkan luka lebih-lebih pada masyarakat yang


(3)

ekonominya rendah, sedangkan untuk membeli bahan obat-obatanpun tidak dapat terpenuhi, dengan demikian kebanyakan masyarakat kecil bahkan masyarakat yang sudah ekonominya tergolong mapan masih banyak menjadikan bahan alam untuk dijadikan obat serta banyak masyakat yang masih menggunakan metode pengobatan seperti yang diwariskan nenek moyang mereka didalam penyembuhan suatu penyakit yang dilakukan secara turun-temurun. Khususnya di daerah kepulauan seperti Kangean yang mayoritas masyarakatnya masih minim pengetahuan serta paramedis dan obat-obatan yang tersedia masih belum mencukupi sehingga ketika terjadi insiden seperti pertengkaran yang sering disebut carok itu tidak dapat dihindari dari adanya luka pada anggota badan yang terkena barang tajam sehingga mereka masih banyak menggunkan bahan alam yang dijadikan obat untuk menyembuhkan luka yang dideritanya dan hal itu merupakan pertolongan pertama untuk mengatasi kondisi tersebut. Sedangkan bahan alam yang sering digunakan diantaranya adalah tumbuhan tembelekan (Lantana camara L.) dipercaya dan digunakan untuk menyembuhkan luka dikarenakan pada tembelekan (Lantana camara L.) tersebut yaitu pada daun terdapat kandungan kimia seperti lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humolene (mengandung minyak atsiri), -caryophyllene, -terpidene, α -pinene, dan p-cymene. Daun tembelekan bersifat pahit, sejuk, berbau, dan sedikit beracun (toksik), yang berkhasiat menghilangkan gatal (anti-pruritus), anti toksik, menghilangkan bengkak, dan perangsang muntah (Dalimartha,1999).

Dengan pertimbangan yang demikian maka peneliti tertarik untuk melakukan uji menggunakan hewan tikus putih (Rattus norvegicus.Strain Wistar) karena memiliki struktur kulit yang serupa dengan struktur kulit manusia, dengan


(4)

harapan penelitian ini memberikan informasi bagi masyarakat tentang pemanfaatan daun tembelekan (Lantana camara L.) dalam bentuk sari, sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan luka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tersebut diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh berbagai dosis sari daun tembelekan (Lantana camara L.) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).?

2. Sari daun tembelekan (Lantana camara L.) dosis berapakah yang memiliki pengaruh paling efektif terhadap penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh berbagai dosis sari daun tembelekan (Lantana camara L.) terhadap lama penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).

2. Untuk mengetahui dosis sari daun tembelekan (Lantana camara L.) manakah yang memiliki pengaruh yang paling efektif terhadap penyembuhan luka pada tikus putih (Rattus norvegicus Strain Wistar).


(5)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis

a. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat sari daun tembelekan (Lantana camara L.) dalam membantu penyembuhan luka.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Data hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai efektivitas sari daun tembelekan (Lantana camara L.) dalam membantu penyembuhan luka.

1.5 Batasan Penelitian

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan batasan-batasan penelitian agar tidak menyimpang dari rumusan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Tembelekan (Lantana camara L.) yang digunakan dalam penelitian ini adalah daunnya yang dibentuk sari serta tidak pernah mengalami pengolahan.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih yang berumur 3 bulan dan beratnya 250 gram sebanyak 30 ekor.

3. Parameter yang diamati adalah kecepatan sembuhnya luka pada tikus yang sengaja dilukai.

1.6 Definisi Istilah


(6)

hasil pesaran daun tembelekan (Lantana camara L.) yang sebelumnya ditumbuk atau dihancurkan terlebih dahulu.

2. Tembelekan (Lantana camara L.) adalah tumbuhan yang termasuk kedalam kelompok jati-jatian (Verbenaceae), serta memiliki khasiat diantaranya sebagai penyembuh luka (Steenis, 2008).

3. Luka atau vulnera adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semulanya normal (Bachsinar, 1992).

4. Sari adalah sediaan yang terbuat dari bahan segar yang dihancurkan kemudian dilakukan penyaringan terhadap hasil bahan yang sudah dihancurkan tersebut dan diperolehlah suatu cairan (Susetyarini, 2009).


Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN BAYAM (AMARANTHUS TRICOLOR LINN) DIBANDINGKAN POVIDONE-IODINE 10% TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

8 27 24

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN MINYAK ZAITUN EXTRA VIRGIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

4 9 30

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

1 6 29

PENGARUH PEMBERIAN GETAH BATANG JARAK CINA (JATROPHA MULTIFIDA L) TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA LASERASI PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) STRAIN WISTAR

5 12 22

EFEKTIFITAS PEMBERIAN EKSTRAK COCOR BEBEK (KALANCHOE PINNATA) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PADA TIKUS JANTAN PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

1 20 25

PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA LASERASI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

1 60 22

PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

0 23 19

PENGARUH BERBAGAI DOSIS DEKOK DAUN PETAI CINA (Leucaena glauca, Benth) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BARU PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus. Strain Wistar)

2 6 24

EFEKTIVITAS BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) (DIMANFAATKAN SEBAGAI BAHAN AJAR BIOLOGI) - UMM Institutional Repository

1 1 17

View of AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TEMBELEKAN (Lantana Camara Linn) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

0 0 6