Kelebihan metode Strahler dibandingkan dengan metode yang lain adalah metode ini dapat digunakan untuk menggambarkan besarnya fluktuasi aliran yaitu dengan
menghitung nisbah percabangan bifurcation  ratio. Nisbah percabangan adalah perbandingan  antara  jumlah  alur  sungai  orde  tertentu  dengan  orde  sungai  satu
tingkat diatasnya.  Semakin tinggi nilai nisbah percabangan sungai, berarti sungai tersebut memiliki anak-anak sungai yang semakin banyak dan sebaliknya. Nisbah
percabangan  suatu  alur  sungai  adalah 3,  berarti  bahwa  aliran  sungai  yang bersangkutan  menampung  aliran  dari  3 anak  sungai  diatasnya.    Nilai  ini  secara
langsung  menunjukkan  banyaknya  limpasan  banjir  yang  diterima  oleh  sungai tersebut dari anak-anak sungainya. Semakin tinggi nisbah percabangannya maka
tingkat fluktuasi banjir yang terjadi juga semakin besar Maryanto, 2012.
Tabel 5. Perhitungan Nisbah Percabangan Sungai DAS Bulok .
berdasarkan orde .
sungai menurut metode Strahler
Orde 1
Orde 2
Orde 3
Orde 4
Orde 5
Rb12 Rb23 Rb34
Rb45 Wrb Keterangan
94 49
43 39
7 2
1 1
6 2
Perubahan Fluktuasi
muka air lambat
Ket: Rb = Rasio percabangan, Wrb = Rasio percabangan rerata tertimbang.
4.5. Kerapatan Aliran
Besarnya  kerapatan  aliran  dalam  DAS  juga  sangat  mempengaruhi  respons  DAS terhadap curah hujan yang jatuh diatasnya. Gambaran mengenai kerapatan aliran
di DAS Bulok dikaji dengan cara menghitung total panjang jaringan sungai pada suatu  DAS,  dibagi  dengan  luas  DAS  yang  bersangkutan.
Kerapatan  aliran menggambarkan depression storage yaitu simpanan air permukaan yang ada pada
cekungan-cekungan  seperti  danau  atau  rawa  dan  badan  sungai yang mengalir  di DAS  tersebut.    Semakin  tinggi  tingkat  kerapatan  sungai,  semakin  tinggi
depression  storage,  berarti  ketika  hujan  turun  akan  semakin  banyak  air  yang tertampung  di  badan-badan  sungai.
Namun hal  ini  memberikan  konsekuensi semakin tingginya tingkat aliran pada DAS tersebut Maryanto, 2012.
Tabel 6. Penyesuaian Nilai Kelas Kerapatan Aliran Terhadap Kondisi Simpanan
Permukaan
NILAI KERAPATAN
ALIRAN KmKm
2
KLASIFIKASI LINSLEY 1949
KLASIFIKASI METODE COOK
3,12 Pengeringan terlalu cepat
Simpanan permukaan diabaikan, pengeringan kuat, tidak dijumpai
danau dan sejenisnya 1,25 – 3,12
Sistem saluran cukup baik Simpanan permukaan sedikit,
pengeringan baik, tidak dijumpai danau dan sejenisnya
0,62 – 1,25 Dijumpai beberapa depresi
Dijumpai beberapa simpanan permukaan dan aliran
permukaan, kurang dari 2 luas permukaan, danau dan rawa-
DAS terdiri dari danau dan rawa- rawa
rawa 0,62
Selalu mengalami Simpanan permukaan tinggi, sistem
penggenangan drainase kuat, dapat dikenali,
banyak dijumpai danau, telaga dan rawa-rawa
Sumber: Linsley 1949 dan Cook 1940 dalam Chow 1967 Berdasarkan klasifikasi indeks kerapatan sungai, maka kerapatan aliran  yang ada
di DAS Bulok termasuk dalam kelas kerapatan rendah. Berikut hasil perhitungan kerapatan aliran di DAS Bulok pada Tabel 7.
Tabel 7. Panjang sungai total dan kerapatan aliran DAS Bulok
DAS Total Pj.sungai
Km Luas DAS
Km2 Kerapatan Aliran