Pendapatan petani padi masih rendah

berharap orang kaya menabung proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin . Kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan permasalahan yang besar dan mendasar yang banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kemiskinan erat kaitannya dengan tingkat konsumsi pangan yang tinggi , pada umumnya masyarakat yang berpendapatan rendah atau miskin akan lebih banyak mengeluarkan sebagian dari pendapatannya untuk kebutuhan pangan dibandingkan dengan kebutuhan non pangan. Mayoritas masyarakat Indonesia merasa asupan untuk makan mereka belum terpenuhi jika belum mengonsumsi nasi. Dapat disimpulkan bahwa, preferensi rata-rata masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi makanan adalah lebih cenderung kepada kuantitas dari pada kualitas. Rata-rata konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 114,13 kgkapitatahun. Konsumsi beras tersebut merupakan yang tertinggi diantara negara Asean lainnya yang rata-rata hanya mengonsumsi beras sekitar 60 kgkapitatahun Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung, 2014. Konsumsi rumah tangga yaitu semua nilai barang jasa yang diperoleh, dipakai atau dibayar oleh rumah tangga tetapi tidak untuk keperluan usaha dan tidak untuk menambah kekayaan atau investasi. Secara umum kebutuhan konsumsi rumah tangga berupa kebutuhan pangan dan non pangan, dimana kebutuhan keduanya berbeda. Pada kondisi pendapatan yang terbatas lebih dahulu mementingkan kebutuhan konsumsi pangan, sehingga dapat dilihat pada kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah atau miskin sebagian besar pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Namun demikian seiring pergeseran peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan menurun dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan nonpangan Sugiarto, 2008. Konsumsi erat kaitannya dengan pendapatan yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani. Menurut Mosher 1987, hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi besarnya pendapatan maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Tingkat pendapatan yang diperoleh petani dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam metode produksi atau organisasi usahatani. Perubahan pendapatan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tenaga kerja, luas lahan, dan lain-lain. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana biaya imbangan opportunity cost petani padi di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah ? 2. Berapa besar tingkat potensi pendapatan usahatani padi setelah memperhitungkan biaya imbangan petani di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah ? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat pendapatan usahatani padi di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah ?