Indonesia masih pada tahap perkembangan industri, perlu memperhitungkan tata ruang sebaik-baiknya supaya tidak
mengalami kerugian besar seperti yang dialami negara maju yang telah lanjut perkembangan industrinya. Prakondisi
industri meliputi pengorganisasian ruang untuk dapat dijadikan kawasan industri yang seimbang di kemudian hari. Pengkajian
geografi, aspek keruangan pembangunan industri ini akan disoroti dari penerapan teknologi tepat, penentuan lokasi
dengan penyebarannya dan berkenaan dengan diferensiasi area industri Nursid Sumaatmadja, 1981: 180-181.
c. Industri
Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya
industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi termasuk jasa industri UU
Perindustrian No.3 Tahun 2014. d.
Teori Lokasi Industri
Menurut Marsudi Djojodipuro, 1992 : 30-31 dalam usahanya untuk meminimumkan biaya, maka suatu perusahaan
antara lain berusaha untuk memilih lokasi yang tepat. Perusahaan yang menjual dagangannya, harus mendekati
konsumen, makin besar kemungkinan bahwa konsumen akan
membeli barang yang diperlukan. Kesimpulannya untuk pedagang terdapat kecenderunga berorientasi pada konsentrasi
konsumen dalam menentukan lokasi tempat usahanya. Produsen memerlukan bahan mentah dan tenaga yang tidak
jarang harus diperoleh dari berbagai tempat, yang memerlukan biaya angkutan untuk mendatangkannya. Lokasi Industri
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1
Faktor Endowment Faktor endowment meliputi tanah, tenaga dan modal.
2 Pasar dan harga
3 Bahan baku dan energi
4 Aglomerasi,
5 Kebijaksanaan Pemerintah
6 Biaya Angkutan
Industri tahu di Desa Trimurti Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul dalam menentukan lokasi industri dan proses
produksi juga melihat beberapa faktor di atas.
e. Klasifikasi Industri
Menurut Philip 2004: 16-17 industri secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1 Industri dasar atau hulu
Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut : padat , modal, berskala besar, menggunakan teknologi maju dan
teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri dan pada umumnya
lokasi ini belum tersentuh pembangunan. Industri hulu membutuhkan perencanaan yang matang beserta tahapan
pembangunannya mulai
dari perencanaan
sampai operasional.
2 Industri hilir
Industri ini merupakan perpanjangan proses industri hulu. Industri hilir pada umumnya mengolah bahan
setengah jadi menjadi barang jadi, lokasinya selalu dekat pasar, menggunakan teknologi madya dan teruji, dan padat
karya. 3
Industri kecil Industri kecil banyak berkembang di pedesaan dan
perkotaan, memiliki
peralatan yang
sederhana. Produksinya sama dengan produksi industri hilir tetapi
sistem pengolahannya lebih sederhana. Sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbahnya belum mendapat
perhatian. Sifat industri kecil yaitu padat karya.
Penggolongan industri pengolahan menurut BPS dikelompokan dalam 4 empat golongan berdasarkan
banyaknya tenaga kerja sebagai berikut: 1
Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.
2 Industri sedang adalah perusahaan yang mempunyai
jumlah tenaga kerja 20-99 orang. 3
Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai jumlah tenaga kerja 5-19 orang.
4 Industri rumah tangga adalah perusahaan yang
mempunyai jumlah tenaga kerja 1-4 orang.
f. Pentingnya Pembangunan Industri di Pedesaan