79
waktu 1 satu bulan sejak putusan Pengadilan berkekuatan hukum tetap, maka harta bendanya
dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dan dalam hal
Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti,
maka Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 4 empat tahun ;
4. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani
oleh Terdakwa sebelum putusan ini mempunyai kekuatan
hukum tetap
akan dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
2. Tuntutan Sanksi Uang Pengganti oleh JPU
Berkaitan dengan uang pengganti kerugian negara dalam perkara korupsi dapat merujuk pada Pasal 18
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999.
1
Berdasarkan Pasal 18 ayat 1 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
1
Efi Laila Kholis. Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi.Jakarta: Solusi Publishing.Hlm.22.
80
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu sebagai berikut:
2
1. perampasan barang bergerak yang berwujud atau
yang tidak berwujud atau barang tidak bergerak yang digunakan untuk atau yang diperoleh dari
tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik terpidana dimana tindak pidana korupsi dilakukan,
begitu pula dari barang-barang yang menggantikan barang-barang tersebut;
2. pembayaran uang pengganti yang jumlahnya
sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi;
3. penutupan seluruh atau sebagian perusahaan untuk
waktu paling lama 1 tahun; 4.
pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan seluruh atau sebagian keuntungan
tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada terpidana.
Ramelan mengungkapkan bahwa pembayaran uang pengganti dalam rangka penyelesaian keuangan Negara
mengalami kendala, kendala tersebut yaitu.
3
1. Kasus korupsi dapat diungkapkan setelah
berjalan dalam kurun waktu yang lama sehingga sulit untuk menelusuri uang atau harta kekayaan
yang diperoleh dari korupsi.
2. Dengan berbagai upaya pelaku korupsi telah
menghabiskan uang
hasil korupsi
atau
2
Ermansjah Djaja. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta:Sinar Grafika.2010.hlm.148.
3
Efi Laila Kholis. Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi.Jakarta: Solusi Publishing Op.cit. Hlm 15
81
mempergunakan mengalihkan dalam bentuk lain termasuk mengatasnamakan nama orang lain
yang sulit terjangkau hukum.
3. Dalam pembayaran pidana uang pengganti, si
terpidana banyak yang tidak sanggup membayar. 4.
Adanya pihak ketiga yang menggugat pemerintah atas barang bukti yang disita dalam rangka
pemenuhan pembayaran uang pengganti.
Berdasarkan Petikan
Putusan Nomor
1361KPid.Sus2012, terpidana H.Untung Sarono Sukarno, SH di pidana membayar uang pengganti. Setelah Putusan
mempunyai kekuatan hukum tetap maka JPU melakukan eksekusi.
Pasal 18 ayat 2 yaitu “jika terpidana tidak membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf
b paling lama dalam 1 satu bulan sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan di lelang untuk menutupi uang pengganti tersebut
”. Dalam Pasal 18 ayat 2 terdapat hambatan dalam
pembayaran uang pengganti yaitu terdapat batas waktu dalam pembayaran uang pengganti yaitu paling lama 1 satu
bulan. Jaksa Penuntut umum selaku eksekutor atau pelaksana
82
dari putusan pengadilan berdasarkan Pasal 270 KUHAP tidak memiliki kewenangan untuk memperpanjang batas
waktu tersebut.
4
Dengan adanya batas waktu tersebut terpidana ternyata tidak melaksanakan pembayaran uang pengganti, maka Jaksa
Penuntut Umum dapat menyita dan melelang harta benda terpidana. Penyitaan harta benda kepunyaan terdakwa atau
terpidana tindak pidana korupsi dilakukan Jaksa Penuntut Umum tanpa harus meminta izin Ketua Pengadilan Negeri
setempat.
5
Berdasarkan Pasal 18 ayat 2 harta benda terpidana H. Untung Sarono Wiyono Sukarno, SH tidak mencukupi untuk
membayar uang pengganti. Dalam hal ini bahwa berdasarkan alinea ke-8 penjelasan Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 disebutkan: “Selain itu, Undang-undang ini memuat
juga pidana penjara bagi pelaku tindak pidana Korupsi yang
4
Ermansjah Djaja. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: sinar Grafika. Hlm152.
5
Ermansjah Djaja. Ibid.Hlm.153.
83
tidak dapat membayar pidana tambahan berupa uang pengganti kerugian negara.”
6
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa secara implisit berkaitan dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 18 ayat
3 Undang-undang 31 Tahun 1999 merupakan lanjutan dari ketentuan yang diatur dalam Pasal 18 ayat 2 Undang-
undang Nomor 31 tahun 1999. Dalam Pasal 18 ayat 3 bahwa apabila batas waktu 1
satu bulan sesudah keputusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap maka dipidana penjara yang tidak
melebihi ancaman pidana pokok. Berdasarkan Pasal 18 ayat 3 bahwa terpidana H.Untung Sarono Wiyono Sukarno, SH
setelah harta bendanya disita dan dilelang, ternyata harta bendanya masih belum mencukupi untuk membayar uang
pengganti, maka dipidana penjara. Dalam hal ini bahwa pidana penjara yang dijatuhkan
kepada terpidana karena tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti. Dalam hal ini
6
Himpunan Peraturan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Jakarta: CV Eko Jaya.Hlm.149.
84
bahwa pidana penjara tersebut tidak boleh melebihi ancaman maksimum pidana penjara dari ketentuan tentang tindak
pidana korupsi yang telah dilakukan oleh terpidana.
7
Pembayaran uang pengganti selain diatur dalam Undang-undang Tipikor juga diatur dalam Surat Edaran
Jaksa Agung yang mana telah dibahas dalam Bab II. Dalam hal ini bahwa terjadi delematika tersendiri dalam Surat
Edaran Jaksa Agung tersebut. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 1988 dikeluarkan berdasarkan Undang-undang Nomor 3
Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 pada dasarnya tidak
digunakan instrumen perdata untuk menggembalikan kerugian keuangan negara. Berdasarkan Surat Edaran Jaksa
Agung tersebut bahwa eksekusi dalam pidana pembayaran uang pengganti yaitu apabila harta benda terpidana sudah
7
Ermansjah Djaja. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: sinar Grafika. Hlm155.
85
tidak mencukupi lagi, sisanya dapat ditagih oleh kejaksaan pada lain kesempatan.
8
Berdasarkan Penelitian yang diperoleh Penulis bahwa dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Korupsi mengungkapkan bahwa dalam Pasal 32, Pasal 33, dan Pasal 34 dan Pasal 38 C Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2001 dengan tegas menyatakan menngunakan instrumen perdata.
9
Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, belum
mampu mengupayakan pembayaran uang pengganti, maka dikeluarkan Surat Edaran Jaksa Agung Nomor B-
020AJ.A042009 tentang tata cara penyelesaian denda dan uang pengganti dalam perkara tindak pidana korupsi.
Berdasarkan Surat
Edaran Agung
Nomor B-
020AJ.A042009 dalam penyelesaian uang pengganti poin 1 satu tersebut menyebutkan bahwa pembayaran uang
8
Efi Laila Kholis. Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi.Jakarta: Solusi Publishing. Hlm .44.
9
Efi Laila Kholis.Ibid. Hlm. 44.
86
pengganti tidak bisa dialihkan ke datun dan tidak bisa diangsur. Dalam hal in terpidana H.Untung Sarono Wiyono
Sukarno, SH tidak bisa membayar uang pengganti , maka pembayaran uang pengganti tidak bisa dialihkan ke datun
atau tidak bisa di angsur. Penyelesaiaan
uang pengganti
poin 2
dua mengungkapkan bahwa apabila terpidana akan membayar
uang pengganti
sebelum hukuman
pokok selesai
dilaksanakan, maka dapat diterima selanjutnya berita acara pelaksanaan pidana penjara subsidair uang pengganti
dibatalkan. Berdasarkan poin 2 tersebut perlu adanya peran serta JPU dalam melakukan pendekatan terhadap terpidana.
Namun dalam Surat Edara jaksa Agung Nomor B- 020AJ.A042009 nomor 6 enam menyatakan bahwa
dapat dilakukan gugatan perdata berdasarkan Pasal 1365 KUHP perdata. Meskipun mempunyai kelemahan yaitu jaksa
pengacara negara dalam gugatan perdata memerlukan surat kuasa khusus, namun pihak yang dirugikan tidak
87
memberikan surat kuasa khusus. Oleh karena itu jaksa pengacara negara tidak dapat melakukan gugatan.
Dengan demikian Jaksa Agung mengeluarkan Surat Edaran Nomor B-1113FFd.1052010, tanggal 18 mei 2010
juga mengungkapkan bahwa .
10
“Penanganan perkara tindak pidana korupsi diprioritaskan pada pengungkapan perkara
yang bersifat big fish berskala besar, dilihat dari pelaku dan atau nilai kerugian keuangan negara dan still going on
tindak pidana korupsi yang dilakukan terus menerus atau berkelanjutan,
11
agar dalam
penegakan hukum
mengedepankan rasa keadilan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang dengan kesadarannya telah mengembalikan
kerugian keuangan negara restoratif justice, terutama terkait perkara tindak pidana korupsi yang nilai kerugian
keuangan negara relatif kecil perlu dipertimbangkan untuk tidak ditindaklanjuti, kecuali yang bersifat still going on
.”
10
Kejaksaan Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung RI. Himpunan Tata Naskah dan Petunjuk Teknis Penyelesaiaan Perkara Tindak Pidana Khusus.
2010.Hlm.120-123.
11
sesuai penjelasan Jaksa Agung RI saat RAKER dengan Komisi III DPR RI tanggal 5 Mei 2010 dan pengarahan Presiden RI pada pembukaan Rakor MAHKUMJAPOL di
Istana Negara tanggal 4 Mei 2010.
88
B. Analisis