Profil Kemampuan Penalaran Spasial Siswa Neuroticism N

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Mereka menggunakan pertimbangan yang banyak dalam menyelesaikan permasalahan spasial. Tiga kepribadian selanjutnya yaitu Neuroticism, Extraversion, Agreeableness diungkapkan juga dalam penelitiannya. Menurutnya orang yang memiliki kepribadian- kepribadian tersebut tidak terlalu mononjol dalam penalaran spasial. Mereka yang berkepribadian tersebut memiliki kecenderungan lemah dan rendah dalam menyelesaikan persoalan penalaran spasial. Dalam penelitian ini digunakan indikator kemampuan penalaran spasial sebagai tolak ukur kemampuan penalaran spasial siswa. Sedangkan dalam penelitian Adrian, digunakan skor sebagai tolak ukur kemampuan penalaran spasial seseorang. Meskipun yang digunakan dalam mendefinisikan kemampuan penalaran spasial memiliki tolak ukur yang berbeda, akan tetapi hasil penelitiannya menunjukkan kecenderungan yang sama. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 187 BAB VI PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpukan bahwa profil kemampuan penalaran spasial siswa dalam menyelesaikan masalah geometri ditinjau dari tipe kepribadian Big Five adalah sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Siswa dengan tipe kepribadian Openness O dalam menyelesaikan masalah geometri memiliki kemampuan penalaran spasial tinggi spatial yaitu siswa dapat mengkonversi gambar icon dua dimensi menjadi objek tiga dimensi. 2. Siswa dengan tipe kepribadian Conscientiousness C dalam menyelesaikan masalah geometri memiliki kemampuan penalaran spasial sedang fuzzy, yaitu siswa lemah dalam mengkonversi gambar icon dua dimensi menjadi objek tiga dimensi. 3. Siswa dengan tipe kepribadian Extraversion E dalam menyelesaikan masalah geometri memiliki kemampuan penalaran spasial rendah plane, yaitu siswa tidak dapat mengkonversi gambar icon dua dimensi menjadi objek tiga dimensi. 4. Siswa dengan tipe kepribadian Agreeblenes A dalam menyelesaikan masalah geometri memiliki kemampuan penalaran spasial rendah plane, yaitu siswa tidak dapat mengkonversi gambar icon dua dimensi menjadi objek tiga dimensi. 5. Siswa dengan tipe kepribadian Neuroticism N dalam menyelesaikan masalah geometri memiliki kemampuan penalaran spasial rendah plane, yaitu siswa tidak dapat mengkonversi gambar icon dua dimensi menjadi objek tiga dimensi. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini mengungkap profil kemampuan penalaran spasial siswa dalam menyelesaikan masalah geometri ditinjau dari tipe kepribadian Big Five, sehingga diharapkan bagi guru untuk dapat melatihkan soal-soal matematika berbasis penalaran spasial dalam kegiatan belajar mengajar tertutama kepada siswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran spasial rendah yaitu Extraversion E, Agreeblenes A, dan Neuroticism N. 2. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sebaiknya juga menggunakan metode penelitian think aloud dimana subjek adalah seseorang yang dapat menyelesaikan soal sekaligus mengungkapkan apa yang dia pikirkan melalui lisan yang akan memudahkan peneliti dalam menganalisis data hasil tes dan wawancara dari subjek penelitian.