Keterangan lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1. Bidang Kognitif
Bidang ini berhubungan dengan kemampuan individu mengenai dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Perubahan yang
terjadi pada bidang ini tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang dialami, dengan pengertian bahwa dengan perubahan yang terjadi dalam
bidang ini seseorang siswa diharapkan akan mampu melaksanakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai dengan disiplin ilmu
atau bidang ilmu yang dipelajarinya. Dalam bidang kognitif ini terdiri dari beberapa klasifikasi lagi, yaitu :
Pengetahuan Knowledge, Pemahaman comprehension, penerapan atau Aplikasi aplication, Analisis analysis, Sintesis synthesis, Evaluasi
evaluation.
36
Dari beberapa klasifikasi tersebut sebagian hanya cocok untuk diterapkan di Sekolah Dasar yaitu pada tataran mengetahui, pemahaman, dan
aplikasi. Sedangkan untuk tataran analisis, sintesis dan evaluasi baru dapat diterapkan pada tingkatan SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi secara bertahap.
2. Bidang Afektif
Bidang ini meliputi sikap, emosi, nilai tingkah laku dari siswa, yang direfleksikan dengan perasaan tertarik atau senang. Perubahan yang terjadi pada
bidang ini seorang siswa diharapkan akan lebih peka terhadap nilai atau etika yang berlaku dalam bidang ilmunya. Jika perubahan yang terjadi cukup
mendasar, maka siswa tidak hanya menerima saja melainkan juga akan mampu
36
Suharsimi Arikunto, “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan “ Jakarta, Bumi Aksara, 2003 hal 117-120
25
menanggapi dan mampu berperan sesuai dengan bidang ilmunya. Misalnya : “ Siswa akan tertarik pada logika dengan menunjukkan tingkah laku bahwa pada saat
saat tenggangnya ia memilih buku- buku mengenai logika untuk dipelajari”. Obyektif yang dirumuskanini melukiskan sikap siswa yang tertarik kepada topik
logika.
37
3. Bidang Psikomotorik
Dalam bidang ini akan memperoleh ketrampilan yang bermacam-macam berdasarkan kepentingannya. Dalam bidang ini banyak terjadi proses peniruan
tingkah laku gurunya, kemudian secara bertahap mampu mengunakan tingkah laku itu secara tepat dan bertujuan. Misalnya : Siswa mampu mengetik 300
huruf dalam tempo 5 menit. Dengan adanya taksonomi pendidikan, dapat membantu mempermudah
perumusan obyektif secara lebih jelas. Namun demikian obyektif pendidikan dalam bidang studi matematika lebih cenderung kepada bidang kognitif,
sedangkan afektif dan psikomotorik hanya untuk memberikan dukungan saja.
38
C. Penalaran Matematika 1. Penalaran