UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN
TAHUN 2015
PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH
20 f. Melengkapi setiap ruang kelas dengan remote LCD agar
mempermudah guru saat mengajar menggunakan LCD.
2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta
a. Mempertimbangkan kembali kebijakan waktu pelaksanaan PPL agar dalam pelaksanaannya di lapangan, mahasiswa praktikan tidak
terkesan terburu-buru dalam mengejar jam mengajar dan juga agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik dengan apak ibu guru
maupun dengan siswa-siwi di sekolah.
b. Perlu adanya koordinasi yang baik antara pihak Universitas UPPL dengan sekolah mengenai berbagai mekanisme yang berhubungan
dengan kegiatan PPL, sehingga dapat saling memahami kepentingan masing-masing antara kedua belah pihak.
c. Perlu optimalisasi penyusunan laporan dalam bentuk contoh baku tidak hanya sekedar kerangka laporan sehingga praktikan dan tim
tidak kebingungan dalam menyusun laporan.
d. Pemberian pembekalan tidak hanya sekali sehingga mahasiswa tidak kebingungan saat melakukan PPL, sehingga mahasiswa praktikan
tidak hanya membutuhkan buku panduan tetapi juga membutuhkan arahan dan bimbingan yang jelas dan terarah.
3. Bagi Mahasiswa Praktikan
a. Lebih mempersiapkan materi maupun mental, dan menambah wawasan serta menguasai materi dengan baik agar materi dapat
disampaikan dengan lancer dan optimal.
b. Lebih melakukan pendekatan yang friendly and harmly kepada siswa, sehingga tidak merasa digurui.
c. Menjadi teladan yang baik bagi siswa-siswi, baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran di sekolah.
d. Tidak hanya belajar mengenai teori saja, namun membuat media pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa-siswi menyukai dan
lebih cepat menerima materi pembelajaran.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN
TAHUN 2015
PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH
21 e. Hendaknya mampu menjalin hubungan baik dengan siswa-siswi, baik
secara personal maupun secara interpersonal. f. Hendaknya mudah dalam berkomunikasi dengan semua warga
sekolah walaupun waktu dalam bersosialisasi tidak lebih dari satu bulan.
g. Meningkatkan komunikasi yang baik dengan mahasiswa praktikan yang lain.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN
TAHUN 2015
PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH
22
DAFTAR PUSTAKA
TIM PP PPL dan PKL . 2012. Panduan Pengajaran Mikro Tahun 2015. Yogyakarta: TIM PP PPL dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta.
TIM PP PPL dan PKL. 2012. Panduan PPL UNY 2015. Yogyakarta: TIM PP PPL dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta.
Diunduh dari: Id.m.wikipedia.orgwikiSMA_Negeri_1 Godean pada Jumat, 4 September 2015 pukul 10.05.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN
TAHUN 2015
PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH
23
LAMPIRAN
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
NAMA MAHASISWA : Rosita Nur Anarti
NAMA SEKOLAH : SMA N 1 GODEAN
NO. MAHASISWA : 12406241014
ALAMAT SEKOLAH : Jl. Sidokarto No. 5, Sidokarto, Godean FAKJURPRODI
: FIS Pend.SejarahPend.Sejarah GURU PEMBIMBING : Dra. Modesta Noritriharsi
DOSEN PEMBIMBING : M. Nur Rokhman, M.Pd. No
HariTanggal Materi Kegiatan
Hasil Hambatan
Solusi 1. Senin, 1082015
Penerjunan PPL
Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 2
Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X IIS 1
Konsultasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajan
Dihadiri oleh 8 mahasiswa PPL UNY 2015 di SMA
N 1 Godean.
Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X
MIPA 2, keaktifan dalam pembelajaran, dan metode
pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.
Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X
IIS 1, keaktifan dalam pembelajaran, dan metode
pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.
Format RPP terbaru standar ISO SMA N 1
Godean -
Format RPP agak berbeda dengan RPP yang
digunakan untuk Micro Teaching
-
Membuat RPP sesuai dengan format standar ISO
2. Selasa, 1182015 Observasi Pembelajaran Sejarah
di Kelas X MIPA 3 Data mengenai suasana
dan karakteristik kelas X
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Pembuatan RPP
Pembuatan Media Pembelajaran MIPA 3, keaktifan dlam
pembelajaran dan metode pembelajaran yang di
gunakan oleh Guru. RPP untuk Pertemuan ke-1
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara
Media pembelajaran berupa PPT
3. Rabu, 1282015 Piket Harian di Ruang Piket
Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 4
Pembuatan Media Pembelajaran Catatan presensi Siswa,
Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang
meninggalkan sekolah
Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X
MIPA 4, keaktifan dalam pembelajaran dan metode
pembelajaran yang di gunakan oleh Guru.
Membuat media pembelajaran berupa PPT,
Video, Gambar, Peta dll Belum mengetahui
prosedur piket harian dan belum hafal pembagian
kelas Bertanya kepada guru piket
4. Kamis. 1382015 Observasi Pembelajaran Sejarah
di Kelas X IIS 2 Data mengenai suasana
dan karakteristik kelas X
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 1
Pembuatan RPP IIS 2, keaktifan dalam
pembelajaran dan metode pembelajaran yang di
gunakan oleh Guru. Data mengenai suasana
dan karakteristik kelas X MIPA 1, keaktifan dalam
pembelajaran dan metode pembelajaran yang di
gunakan oleh Guru. RPP untuk Pertemuan ke-
1 Corak Kehidupan Masyarakat Praksara
5. Jumat,1482015 Piket Harian di Ruang Piket
Pembuatan Media Pembelajaran Catatan presensi Siswa,
Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang
meninggalkan sekolah Membuat media
pembelajaran berupa PPT, Video, Gambar, Peta dll
6. Sabtu, 1582015 Pembuatan Media Pembelajaran
Piket Harian di Ruang Piket Membuat media
pembelajaran berupa PPT. Catatan izin siswa yang
keluar, serta menerima tamu
7. Senin, 1782015 Upacara HUT RI di Lapangan
Godean
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Pembuatan Media Pembelajaran Media Pembelajaran
berupa Video 8. Selasa, 1882015
Mengajar kelas X MIPA 3 Team Teaching
KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada
zaman praaksara Indikator
3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara
3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat
Praaksara
Mengoreksi Tugas Kelompok kelas X MIPA 3
Siswa yang hadir sejumlah 32 anak.
Mengajar secara team teaching bersama rekan
PPL, Penyampaian materi, diskusi kelompok, metode
dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP.
Materi yang di ajarkan adalah tentang
Menganalisis jenis Manusia Praaksara
Mengenal Manusia Purba
Nilai tugas kelompok kelas X MIPA 3
Belum bisa menguasai kelasbelum terbiasa
karena baru pertama kali mengajar
Meningkatkan rasa percaya diri saat mengajar.
9. Rabu, 1982015 Mengajar kelas X MIPA 4
Team Teaching KD 3.2. Memahami corak
kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara
Piket Harian di Ruang Piket Mengajar secara team
teaching bersama rekan PPL, Penyampain materi,
metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam
RPP.
Catatan presensi Siswa,
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang
meninggalkan sekolah 10. Kamis. 2082015
Mengajar kelas X IIS 2 Team Teaching
KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada
zaman praaksara Indikator
3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara
3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat
Praaksara Mengajar kelas X MIPA 1
Team Teaching KD 3.2. Memahami corak
kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis
manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak
kehidupan masyarakat Praaksara
Mengajar secara team teaching bersama rekan
PPL. Penyampain materi, metode dan tugas seperti
yang tercantumkan dalam RPP.
Siswa yang hadir sejumlah 32 anak.
Mengajar secara team teaching bersama rekan
PPL, Penyampain materi, metode dan tugas seperti
yang tercantumkan dalam RPP.
Materi yang di ajarkan adalah tentang
Menganalisis jenis Manusia Praaksara
Mengenal Manusia Purba
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Mengoreksi tugas kelompok X MIPA 1
Nilai tugas kelompok kels X MIPA 1
11. Jumat,2182015 Mengajar kelas X IIS 2
Team Teaching KD 3.2. Memahami corak
kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis
manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak
kehidupan masyarakat Praaksara
Piket Harian di Ruang Piket Mengajar secara team
teaching bersama rekan PPL, Penyampain materi,
metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam
RPP.
Catatan presensi Siswa, Catatan keterlambatan,
Catatan izin siswa yang keluar
Catatan keperluan tamu Daftar tugas untuk siswa
dari guru yang berhalangan hadir.
12. Sabtu, 2282015 Menggantikan guru Mata
Pelajaran Sejarah yang sedang bertugasada kepentingan di
kelas: XI MIPA 1, XI IIS 2, XI IIS 1,
XII MIPA 1 Tugas mengerjakan LKS
untuk siswa kelas XI Presentasi untuk kelas XII
materi Disintegrasi Bangsa DI TII, PKI, dll
13. Senin, 2482015 Mengajar kelas X MIPA 2
Siswa yang hadir sejumlah
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada
zaman praaksara Indikator
3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara
3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat
Praaksara
Mengoreksi tugas kelompok Kelas X MIPA 2
Membantu Rekap Buku Catatan Rekaman Siswa Kelas X, XI,
dan XII
Monitoring dan Bimbingan oleh Dosen Pembimbing Lapangan
Prodi Pendidikan Sejarah 32 anak.
Penyampaian materi, metode dan tugas seperti
yang tercantumkan dalam RPP.
Materi yang di ajarkan adalah tentang
Menganalisis Jenis Manusia Praaksara
Mengenal Manusia Purba
Nilai tugas kelompok kelas X MIPA 2
Penulisan identitas siswa pada Buku Catatan
Rekaman Siswa kelas X, XI, dan XII
Bimbingan mengenai RPP oleh DPL Prodi
Pendidikan Sejarah Konsultasi mengenai
kesulitan-kesulitan selama PPL berlangsung
14. Selasa, 2582015 Mengajar Kelas X MIPA 3
KD 3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
Proto, Deutero Melayu dan Siswa yang hadir sejumlah
32 anak. Penyampaian materi,
metode dan tugas seperti Harus mengondisikan
siswa terus menerus agar tidak terlalu gaduh dalam
Mengingatkan siswa
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Melanesoid Indikator:
3.3.1. Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia
3.3.2. Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto,
Deutero Melayu dan Melanesoid dengan asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia yang tercantumkan dalam
RPP. Evaluasi siswa
menggunakan games berbasis snowball
throwing Materi yang di ajarkan
adalah tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa
Indonesia.
bermain games
15 Rabu, 2682015 Piket Harian di Ruang Piket
Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan,
Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima
tamu Rekap catatan rekaman
siswa. 16 Kamis. 2782015
Membantu rekap catatan rekaman siswa
Mengajar Kelas X MIPA 1 KD 3.3. Menganalisis asal-usul
nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan
Melanesoid Indikator:
3.3.1. Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia
3.3.2. Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto,
Daftar nama di buku rekaman siswa
Siswa yang hadir sejumlah 32 anak.
Penyampaian materi, metode dan tugas seperti
yang tercantumkan dalam RPP.
Evaluasi siswa menggunakan games
berbasis snowball throwing
Siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk
berdiskusi Mengingatkan siswa agar
mengakhiri diskusi pada waktu yang telah
ditentukan
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Deutero Melayu dan Melanesoid dengan asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia Materi yang di ajarkan
adalah tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa
Indonesia. 17 Jumat,2882015
Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa,
Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang
keluar, serta menerima tamu
18 Sabtu, 2982015 Piket Harian di Ruang Piket
Membuat Soal Ulangan Harian 1 untuk Kelas X MIPA 1,2,3
Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan,
Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima
tamu Soal Ulangan Harian 1
3.2.1. Menjelaskan pengertian Praaksara
3.2.2. Menjelaskan proses alam terjadinya Kepulauan
Indonesia 3.2.3. Mengidentifikasi
jenis flora dan fauna di Kepulauan Indonesia
3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara
10 Essay Tipe A dan B Kesulitan membuat 2 tipe
soal dengan bobot dan tingkat kesulitan yang
sama Konsultasi dengan guru
pembimbing Memperhatikan KD dan
Indikator
19 Senin, 3182015 Apel Pagi Peringatan
Keistimewaan DIY oleh Kepala Apel Pagi
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Sekolah dengan menggunakan Baju Tradisional Adat Jawa
Mengajar Kelas X MIPA 2 KD 3.3. Menganalisis asal-usul
nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan
Melanesoid Indikator:
3.3.1. Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia
3.3.2. Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto,
Deutero Melayu dan Melanesoid dengan asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia Membuat RPP
Rapat Koordinasi OSIS tentang Peringatan HAORNAS
Siswa yang hadir sejumlah 32 anak.
Penyampaian materi, metode dan tugas seperti
yang tercantumkan dalam RPP.
Evaluasi siswa menggunakan games
berbasis talking stick Materi yang di ajarkan
adalah tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa
Indonesia.
RPP untuk pertemuan selanjutnya.
Rancangan Acara HAORNAS
Rancangan perlomban dan pendanaan
20 Selasa, 192015 Ulangan Harian Kelas X MIPA
3
Megoreksi dan Rekap hasil Ulangan Harian Kelas X MIPA
Kegiatan Ulangan harian. Nilai di bawah KKM ada 4
anak Nilai di bawah KKM ada 4
anak Remidi
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
3 21 Rabu, 292015
Piket Harian di Ruang Piket
Mendampingi kelas XII MIPA 1 mengerjkan tugas Seni Budaya
Mendampingi kelas X IIS 2 mengerjakan tugas Fisika
Monitoring dan Bimbingan oleh Dosen pembimbing Lapangan
Prodi Pendidikan Sejarah Mendampingi kelas XII MIPA 3
mengerjakan tugas Seni Budaya Mengawasi kelas X IIS 2
Ulangan Harian Mata pelajaran Prakarya
Memberi pengumuman X IIS 2 jika kegiatan BKTI diundur
Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan,
Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima
tamu
Konsultasi RPP, Media Pembelajaran, dan
Laporan PPL
22 Kamis, 392015 Ulangan Harian Kelas X MIPA1
Megoreksi dan Rekap hasil Ulangan Harian Kelas X MIPA1
Kegiatan Ulangan harian. Nilai di bawah KKM ada 2
anak Nilai di bawah KKM ada 2
anak Remidi
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
23 Jumat,492015 Piket Harian di Ruang Piket
Membuat Media Pembelajaran Mencatat presensi Siswa,
Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang
keluar, serta menerima tamu
Media gambar puzzle 24 Sabtu, 592015
Piket Harian di Ruang Piket
Bimbingan dan Monitoring oleh DPL Prodi Pendidikan Sejarah
Rapat Koordinasi Peringatan HAORNAS dengan OSIS
Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan,
Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima
tamu Konsultasi penyusunan
Laporan PPL dan Ujian PPL
Penentuan kegiatan HAORNAS yaitu Jalan
Sehat, Lomba Blap Karung, Tarik Tambang,
dan Futsal Sarung 25 Senin, 792015
Ulangan Harian Kelas X MIPA 2
Mengoreksi ulangan Harian siswa dan Rekap nilai
Kegiatan Ulangan harian di lanjutkan Penyampain
materi dan Games Puzzle Hasil Budaya Praaksara
Semua nilai siswa mencapai KKM
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
26 Selasa, 892015 Mengumumkan Remidi dan
memberikan soal kepada kelas X MIPA 3
Mengajar kelas X MIPA 3 KD 3.4 Menganalisis
berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia
termasuk yang berada di lingkungan terdekat
Indikator: 3.4.1. Menganalisis hasil-hasil
kebudayaan batu zaman Praaksara
3.4.2. Menganalisi tradisi megalitik dan kaitannya dengan
kepercaayaan masyarakat 3.4.3. Mengidentifikasi hasil
budaya Praaksara yang sekarang masih ditemukan di
lingkungannnya Penugasan membuat Pokok-
pokok pembelajaran sesuai dengan kreasi kelompok
Dihadiri oleh 32 siswa Penyampaian materi,
metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam
RPP. Siswa berdiskusi dan
menyusun puzzle kemudin mempresentasikan puzzle
masing-masing kelompok. Metode Picture and
Picture
27 Rabu, 992015 Jalan Sehat dan Perlombaan
dalam Rangka HAORNAS Hari Olahrga Nasional
Jalan Sehat dalam Rangka Hari Olah Raga Nasional
dengan rute kurang lebih 4 km di Sekitar Lingkungan
SMA N 1 Godean
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Penyusunan Laporan PPL Tahap Penyusunan
Laporan BAB I dan BAB II
Belum terlengkapinya administrasi
Menyelesaikan kelengkapan administrasi
terlebih dulu. Penyusunan laporan dilanjutkan pada
hari berikutnya 28 Kamis. 1092015
Mengajar kelas X MIPA 1 KD 3.4 Menganalisis
berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia
termasuk yang berada di lingkungan terdekat
Indikator: 3.4.1. Menganalisis hasil-hasil
kebudayaan batu zaman Praaksara
3.4.2. Menganalisi tradisi megalitik dan kaitannya dengan
kepercaayaan masyarakat 3.4.3. Mengidentifikasi hasil
budaya Praaksara yang sekarang masih ditemukan di
lingkungannnya Penyusunan Laporan PPL
Dihadiri oleh 32 siswa Penyampaian materi,
metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam
RPP. Siswa berdiskusi dan
menyusun puzzle kemudin mempresentasikan puzzle
masing-masing kelompok. Metode Picture and
Picture
Tahap Penyusunan Laporan BAB III dan
penyelesian lampiran 29 Jumat,1192015
Piket Harian
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Mahasiswa
Penyusunan Laporan PPL Fiksasi laporan dan
pengesahan 30 Sabtu, 1292015
Penarikan PPL Dihadiri DPL di ruang
pertemuan. Acara Penarikan 8 Mahasiswa
PPL dari Kepala Sekolah di SMAN 1 Godean
Godean, 12 September 2015, Mengetahui :
Dosen Pembimbing Lapangan
M. Nur Rokhman,M.Pd. NIP. 19660822 199203 1 00 2
Guru pembimbing
Dra. Modesta Noritriharsi. NIP 19680318 200501 2 009
Mahasiswa
Rosita Nur Anarti NIM 12406241014
: 0 Tanggal
Berlaku : 1 Juli 2014
SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
Satuan Pendidikan : SMA N. I Godean
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam
mengamalkan ajaran agamanya.
1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam
toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Sumber
Belajar terhadap berbagai hasil
budaya pada zaman pra aksara, Hindu-Buddha dan
Islam 2.2 Meneladani sikap dan
tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif
yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam
mengatasi masalah sosial dan lingkungannya
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam
mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
3.1 Memahami dan menerapkan konsep
berpikir kronologis diakronik, sinkronik,
ruang dan waktu dalam sejarah
4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan
antara konsep berpikir kronologis diakronik ,
sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah
Cara Berfikir Kronologis dan
Sinkronik dalam mempelajari
Sejarah
Cara berfikir kronologis
dalam mempelajari
sejarah Cara berfikir
sinkronik dalam mempelajari
sejarah Konsep ruang
dan waktu
Mengamati:
Membaca buku teks tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang
dan waktu dalam sejarah.
Menanya:
Menanya dalam kegiatan diskusi untuk mendapatkan pendalaman pengertian
tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang dan waktu dalam
sejarah.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai cara berfikir
kronologis, sinkronik, konsep ruang dan
Tugas:
Membuat ringkasan laporan dalam bentuk
tulisantentang cara berfikir kronologis,
sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta didik dalam
proses mengumpulkan data, analisis data dan
pembuatan laporan tentang cara berfikir
kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam
6 jp Buku
Sejarah Indonesia
kelas X. Buku-buku
lainya Internet
jika tersedia
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Sumber
Belajar waktu dari sumber tertulis, sumber
lainnya dan atau internet.
Mengasosiasi:
Menganalisis hasil informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet
untuk mendapatkan kesimpulan tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik
serta keterkaitan antara cara berfikir kronologis, sinkronik dengan konsep
ruang dan waktu dalam sejarah.
Mengomunikasikan:
Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang cara berfikir
kronologis dan sinkronik serta keterkaitannya dengan konsep ruang dan
waktu dalam sejarah. sejarah.
Portofolio:
menilai laporan-laporan dan karya peserta didik
berkaitan dengan materi cara berfikir kronologis,
sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
Tes tertulis:
Menilai kemampuan peserta didik dalam
memahami dan menerapkan cara berfikir
kronologis, sinkronik serta keterkaitannya
dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.
3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat
pada zaman praaksara 3.3 Menganalisis asal-usul
nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero
Melayu dan Melanesoid 3.4 Menganalisis berdasarkan
tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia
termasuk yang berada di lingkungan terdekat.
4.2 Menyajikan hasil
Indonesia Zaman Praaksara: awal
kehidupan Manusia
Indonesia.
Awal kehidupan masyarakat
Indonesia Asal-usul nenek
Moyang bangsa Indonesia
Kebudayaan zaman praaksara
Mengamati:
Membaca buku teks dan melihat gambar- gambar tentang aktivitas kehidupan
masyarakat zaman praaksara, peta persebaran asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia dan peninggalan hasil kebudayaan pada zaman praaksara.
Menanya:
Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang
kehidupan masyarakat zaman praaksara, persebaran asal-usul nenek moyang
bangsa Indonesia dan peninggalan hasil- hasil kebudayaan pada zaman praaksara.
Tugas:
Membuat laporan dalam bentuk tulisan
mengenaikehidupan zaman praaksara di
Indonesia.
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta didik dalam
proses mengumpulkan, menganalisis data dan
membuat laporan tentang kehidupan zaman
praaksara di Indonesia.
Portofolio:
16 jp Buku
Sejarah Indonesia
kelas X. Buku-buku
lainya Internet
jika tersedia
Gambar aktifitas
kehidupan manusia
praaksara Gambar
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Sumber
Belajar penalaran mengenai corak
kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
dalam bentuk tulisan. 4.3 Menyajikan kesimpulan-
kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu
dan Melanesoid dalam bentuk tulisan.
4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya
Praaksara Indonesia termasuk yang berada di
lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam
bentuk tertulis.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai masyarakat
Indonesia zaman praaksara melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-
sumber praaksara yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada
di lingkungan terdekat.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun
dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang
kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara.
Mengomunikasikan:
Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang kehidupan di
Indonesia pada zaman praaksara. Menilai laporan-laporan
dan karya peserta didik berkaitan dengan materi
kehidupan zaman praaksara di Indonesia.
Tes tertulislisan:
Menilai kemampuan peserta didik dalam
memahami dan menganalisis tentang
Indonesia pada zaman praaksara.
hasil-hasil peninggalan
kebudayaan praaksara
Peta penyebaran
nenek moyang
bangsa Indonesia
3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia. 3.6 Menganalisis karakteristik
kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-
Buddha di Indonesia serta
Indonesia Zaman Hindu-Buddha:
Silang Budaya Lokal dan Global
Tahap Awal
Teori -teori masuk dan
berkembangnya Hindu-Buddha
Kerajaan- kerajaan Hindu-
Buddha di
Mengamati:
Membaca buku teks dan melihat gambar- gambar tentang Indonesia pada zaman
Hindu-Buddha.
Menanya:
Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang
kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.
Mengeksplorasi: Tugas:
Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenai
nilai-nilai dan unsur- unsur budaya yang
berkembang pada zaman Hindu-Buddha yang
masih berkelanjutan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
24 jp Buku
Sejarah Indonesia
kelas X. Buku-buku
lainya Internet
jika tersedia
Gambar hasil-hasil
peninggalan
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Sumber
Belajar menunjukan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
4.5 Mengolah informasi mengenai proses masuk
dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha
dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam
bentuk tulisan. 4.6 Menyajikan hasil
penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai
dan unsur budaya yang berkembang pada masa
kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan
dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
Indonesia Bukti-bukti
Kehidupan dan hasil-hasil
kebudayaan pengaruh Hindu-
Buddha yang masih ada pada
saat ini Mengumpulkan informasi terkait dengan
pertanyaan tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha melalui bacaan, internet,
pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau
peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun
dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha. Mengomunikasikan:
Menyajikan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta didik dalam
mengumpulkan, menganalisis data dan
membuat laporan tentang kehidupan masyarakat di
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha
Portofolio:
Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik
berkaitan dengan materi kehidupan masyarakat di
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha
Tes tertulislisan:
Menilai kemampuan peserta didik dalam
menganalisis tentang kehidupan masyarakat
Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.
zaman Hindu-
Buddha Peta letak
kerajaan- kerajaan
Hindu Buddha di
Indonesia
3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses
masuk dan berkembangnya agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia.
Perkembangan Kerajaan-
Kerajaan Islam di Indonesia
Teori-teori masuk dan
berkembangnya
Mengamati:
Membaca buku teks dan melihat gambar- gambar peninggalan zaman
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Menanya: Tugas:
Membuat laporan dalam bentuk tulisan
mengenaiperkembangan kerajaan-kerajaan Islam
dan hasil-hasil kebudayaannya di
24 jp Buku Paket
Sejarah Indonesia
kelas X. Buku-buku
lainya Internet
Kompetensi Dasar Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Waktu Sumber
Belajar 3.8 Menganalisis karakteristik
kehidupan masyarakat, pemerintahan dan
kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang
masih berlaku pada kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini. 4.7 Mengolah informasi
mengenai proses masuk dan perkembangan
kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir
kronologis, dan pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk
tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang
berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih
berkelanjutan dalam kehidupan bangsa
Indonesia pada masa kini Islam
Kerajaan- kerajaan Islam di
Indonesia Bukti-bukti
Kehidupan dan hasil-hasil
budaya pengaruh Islam yang
masih ada pada saat ini
Menanya untuk mendapatkan klarifikasi tentang zaman perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia.
Mengeksplorasi:
Mengumpulkaninformasi terkait dengan pertanyaan dan materi tentang zaman
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia melalui bacaan, internet,
pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau
peninggalan-peninggalan yang ada di
lingkungan terdekat.
Mengasosiasi:
Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun
dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang zaman
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Mengomunikasikan:
Melaporkan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang Indonesia
pada zaman perkembangan kerajaan- kerajaan Islam.
Indonesia
Observasi:
Mengamati kegiatan peserta didik dalam
proses mengumpulkan data, analisis data dan
pembuatan laporan tentang perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam dan hasil-hasil
kebudayaannya di Indonesia
Portofolio:
Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik
berkaitan dengann materi perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam di Indonesia.
Tes tertulislisan:
Menilai kemampuan peserta didik dalam
menganalisis konsep tentang perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam dan hasil-hasil
kebudayaannya di Indonesia
jika tersedia
Gambar hasil-hasil
peninggalan zaman
Islam Peta letak
kerajaan- kerajaan
Islam di Indonesia
Mengetahui Godean, 10 Juli 2015
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Drs. Shobariman, M.Pd Dra.Modesta Noritriharsi
NIP.19631207 1990003 1 005 NIP. 19680318 200501 2 009
No. Dokumen : FM-SMAGOWks1 P
No. Revisi : 0
Tanggal Berlaku
: 1 Juli 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Godean
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
KelasProgram : X MIPA 1, 2, 3
Semester : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada
zaman pra-aksara, Hindu Budha dan Islam. 3. Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara.
4. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
2. Menunjukkan sikap jujur, santun, tanggung jawab, responsif dan proaktif dalam mengerjakan tugas.
3. Menganalisis jenis manusia Praaksara 4. Menuliskan hasil diskusi mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman
praaksara. D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Situs-situs Peninggalan Manusia Praaksara
Peninggalan manusia purba untuk sementara ini yang paling banyak ditemukan berada di Pulau Jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi para
peneliti belum berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa
penemuan penting fosil manusia di beberapa tempat. a. Sangiran
Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandus yang berada
diperbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Di dalam buku Harry Widianto dan Truman
Simanjuntak, Sangiran Menjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang
paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia. Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan
petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Situs Sangiran itu mempunyai luas delapan kilometer pada arah utara-selatan dan
tujuh kilometer arah timur-barat. Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di
bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya
berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran
berupa endapan lempung hitam dan pasir fluvio-volkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada musim kemarau.
Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah
Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran, akan
tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung
yang terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak
penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectussecara sporadis dan
berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia
modern. Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik
manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan. Beberapa fosil yang ditemukan dalam
seri geologis-stratigrafis yang diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun, menunjukan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui sebagai
salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar
Warisan Dunia World Heritage List UNESCO. b. Trinil, Ngawi, Jawa Timur
Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih
dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von Koenigswald menemukan
Sangiran pada 1934. Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi
dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus
erectus, dan beberapa buah tulang paha utuh dan fragmen yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.
Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera
600 cc dan otak manusia modern 1.200-1.400 cc. Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jelas,
menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakan
perempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan individu ini telah mencapai usia dewasa. Selain tempat-tempat di
atas, peninggalan manusia purba tipe ini juga ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah; Sambungmacan, Sragen, Jawa
Tengah. c. Ngandong, Blora Jawa Tengah
Fosil Homo Erectus juga ditemukan di Ngandong. Tengkorak homo erectus Ngandong berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Homo Erectus Ngandong lebih maju bila di bandingkan dengan Homo erectus yang ada di Sangiran. Diperkirakan manusia
ngandong berumur antara 300.000-100.000 tahun lalu. Berdasarkan Kajian Pusat Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi Nasional, di sepanjang daerah
aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora terdapat 16 teras endapan yang membentang di kecamatan kradenan. Kedungtuban dan Cepu.
Salah satunya adalah Teras Ngandong. Sejak tahun 1931, daerah ngandong menjadi pusat penelitian arkeologi yang di rintis oleh tim survei geologi
Belanda Teer Haar, Oppernoorth, dan Von Koenigswald. Tim tersebut menemukan 11 tengkorak dan 2 tibia atau tulang kering. Pada tahun 1977,
Sejumlah arkeolog melakukan penelitian di daerah blora bagian selatan. Para arkeolog tersebut menemukan fosil-fosil binatang purba yang mirip dengan
fosil yang ditemukan di situs sangiran, seperti fosil gajah, rusa, kura-kura, dan kerbau. Selain di sangiran, Trinil dan Ngandong peninggalan manusia purba
juga di temukan di perning, Mojokerto, Jawa Timur, dan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah
2. Jenis-jenis Manusia Praaksara a. Meganthropus
Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitian von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang
manusia yang berukuran besar. Dari hasil rekonstruksi ini kemudian para ahli menamakan jenis manusia ini dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus,
artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah
tumbuh-tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal. b. Pithecanthropus
Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi.
Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda- tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya
manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yang
juga terkenal sebagai rumpun Homo erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar
zaman Pleistosen Tengah. c. Homo
Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan
menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipun
tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar
40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan.
Homo sapiens artinya ‘manusia sempurna’ baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan
manusia modern. Kadang-kadang Homo sapiens juga diartikan dengan ‘manusia bijak’ karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati
tantangan alam. Bagaimanakah mereka muncul ke bumi pertama kali dan kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini?
Para ahli paleoanthropologi dapat melukiskan perbedaan morfologis antara Homo sapiens dengan pendahulunya, Homo erectus. Rangka Homo sapiens
kurang kekar posturnya dibandingkan Homo erectus. Salah satu alasannya karena tulang belulangnya tidak setebal dan sekompak Homo erectus
Hal ini mengindikasikan bahwa secara fisik Homo sapiens jauh lebih lemah dibanding sang pendahulu tersebut. Di lain pihak, ciri-ciri morfologis
maupun biometriks Homo sapiens menunjukkan karakter yang lebih berevolusi dan lebih modern dibandingkan dengan Homo erectus. Sebagai misal, karakter
evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnya kapasitas otak. Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar rata-rata 1.400 cc,
dengan atap tengkorak yang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempunyai tengkorak panjang dan rendah, dengan
kapasitas otak 1.000 cc. Segi-segi morfologis dan tingkatan kepurbaannya menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata antara kedua spesies dalam
genus Homo tersebut. Homo sapiens akhirnya tampil sebagai spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya, dan dengan cepat
menghuni berbagai permukaan dunia ini. Beberapa spesimen penggolongan manusia Homo sapiens dapat
dikelompokkan sebagai berikut: 1 Manusia Wajak
Manusia Wajak Homo wajakensis merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan
perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir Kala Pleistosen. Pada tahun 1889, manusia Wajak ditemukan oleh B.D.
van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur
2 Manusia Liang Bua Pengumuman tentang penemuan manusia Homo floresiensis
tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti
gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila diartikan secara harfiah
merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat
bermukim yang nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Hal itu bisa dilihat dari kondisi lingkungan sekitar gua yang sangat indah,
yang berada di sekitar bukit dengan kondisi tanah yang datar di depannya. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern
awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di Kepulauan
Indonesia. Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J.
Morwood pada bulan September 2003 lalu. Temuan itu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama Homo
floresiensis, sesuai dengan tempat ditemukannya fosil manusia Liang Bua.
Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven lebih dahulu menemukan beberapa fragmen tulang manusia di Liang Bua. Saat itu ia
menemukan tulang iga yang berasosiasi dengan berbagai alat serpih dan gerabah. Tahun 1965, ditemukan tujuh buah rangka manusia
beserta beberapa bekal kubur yang antara lain berupa beliung dan barang-barang gerabah.
Diperkirakan Liang Bua merupakan sebuah situs neolitik dan paleometalik. Manusia Liang Bua mempunyai ciri tengkorak yang
panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus1.000
cc, manusia modern Homo sapiens 1.400 cc, dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse 450 cc.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pertemuan Pertama
Langkah Pembelajaran
Sintak Model Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Kegiatan
Pendahuluan Guru membuka pertemuan
dengan salam Peserta didik dan guru berdoa
Guru mempresensi peserta didik
Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai
proses KBM Menyampaikan tujuan
Pembelajaran Tentang
mengenal manusia praaksara. 10
Kegiatan Inti Memuat kegiatan
Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk
duduk menurut kelompoknya. Peserta didik duduk secara
berkelompok Guru menyampaikan tugas
yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok
Mengamati
Peserta didik menyiapkan buku, mencari materi dan melakukan
pengamatan terhadap peta-peta yang terkait serta browsing di
internet
Menanya
Siswa ditugaskan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan materi mengenal manusia Praaksara.
Mengumpulkan informasimencoba
Setiap siswa diminta berpartisipasi aktif
dalam memecahkan
pertanyaan-pertanyaan tentang
mengenal manusia praaksara.
MenalarMengasosiasikan
Setiap siswa mencatat hasil diskusi dengan
kelompoknya tentang
mengenal manusia praaksara.
Mengomunikasikan
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi
60
Kegiatan Penutup
Peserta didik dibantu oleh guru menyimpulkan materi tentang
mengenal manusia praaksara Evaluasi
untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran Siswa membuat tugas materi asal
usul nenek moyang bangsa Indonesia.
20
Peserta didik diberi informasi mengenai materi yang akan
dibahas minggu berikutnya
F. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat Media Pembelajaran
a. Laptop dan LCD b. Gambar fosil manusia purba, ilustrasi manusia purba, komplek Situs
Sangiran. c. Powerpoint Presentation PPt
2. Sumber Belajar a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Sejarah Indonesia
Kelas X. Kemdikbud: Jakarta. b. Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah
Nasional Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka. c. R. Soekmono. 1992. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I.
Yogyakarta: Kanisius. G. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
-
Teknik penilaian :
tes dan non tes -
Bentuk Tes : uraian dan unjuk kerja
- Instrumen
: Tes uraian:
1. Jelaskan Situs-situs Peninggalan Manusia Praaksara 2. Jelaskan tentang jenis-jenis manusia Praaksara
KUNCI JAWABAN: 1. a. Sangiran terletak di perbatasan Sragen dan Karanganyar. Sangiran merupakan sebuah
kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting. Sangiran ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata
dari Kalioso. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung. Situs Sangiran menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus. Situs Sangiran
telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia World
Heritage List UNESCO. b. Trinil terletak di Ngawi, Jawa Timur. Penelitian Eugene Dubois di Trinil pada endapan alluvial
Bengawan Solo menemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha utuh dan fragmen yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak. Tengkorak Pithecanthropus
erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum
berkembang. c. Ngandong terletak di Blora, Jawa Tengah. Di situs ini ditemukan fosil Homo erectus Ngandong
berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc. Hal tersebut menunjukkan bahwa Homo Erectus Ngandong lebih maju bila di bandingkan dengan Homo erectus yang ada di Sangiran. Sejak
tahun 1931, daerah Ngandong menjadi pusat penelitian arkeologi yang di rintis oleh tim survei geologi Belanda Teer Haar, Oppernoorth, dan Von Koenigswald. Tim tersebut menemukan 11
tengkorak dan 2 tibia atau tulang kering.
2.Meganthropus, Pithecanthropus, Homo a. Meganthrophus
Penelitian manusia ini dilakukan oleh von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Jenis manusia ini dinamai dengan sebutan
Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap.
b. Pithecanthrophus
Penelitian manusia ini dilakukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia,
tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto,
sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis c.
Homo Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh
Eugene Dubois menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipun tidak semenonjol jenis
Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat
penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan. Penggolongan dari manusia Homo ini antara lain adalah manusia wajak dan manusia liang bua.
Pedoman penskoran Nomor soal
skor 1
50 2
50
∑ Skor perolehan Nilai =
X 100 Skor Maksimal 100
Kriteria penilaian 100 : sempurna
93-99 : amat baik 84-92 : baik
75-83 : cukup Di bawah 75 : kurang
PENUGASAN : Siswa diberi tugas untuk membuat powerpoint presentation Ppt disertai dengan gambar ilustrasi
1. Tema : Asal usul dan Penyebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia 2. Waktu : 1 minggu
3. Dikerjakan per kelompok
Godean, 14 Juli 2014 Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa PPL
Dra.Modesta Noritriharsi Rosita Nur Anarti NIP. 19680318 200501 2 009 NIM. 12406241014
No. Dokumen : FM-SMAGOWks1 P
No. Revisi : 0
Tanggal Berlaku
: 1 Juli 2014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Godean
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
KelasProgram : X MIPA 1, MIPA 2, MIPA 3
Semester : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada
masa praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 3. Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara.
4. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. 2. Kesediaan untuk belajar dari terbuka terhadap keyakinan dan gagasan orang lain
agar dapat memahami orang lain lebih baik. 3. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara.
4. Menuliskan hasil diskusi mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara
a. Pola Hunian
Dua karakter khas hunian purba yaitu, 1 kedekatan dengan sumber air dan 2 kehidupan di alam terbuka. Pola hunian itu dapat dilihat dari letak geografis
situs-situs serta kondisi lingkungannya. 1 Lingkungan Sekitar Sungai
Situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong merupakan contoh-
contoh dari adanya kecenderungan manusia purba menghuni lingkungan di pinggir sungai. Kondisi itu dapat dipahami mengingat keberadaan air
memberikan beragam manfaat. Petunjuk yang dapat memberikan gambaran jelas pada kita tentang kehidupan manusia purba adalah
sebaran sisa-sisa peralatan yang digunakan pada saat itu, yang umumnya berada di dasar atau di sekitar sungai. Kehidupan di sekitar sungai itu
menunjukkan pola hidup manusia purba di alam terbuka. 2 Lingkungan Gua
Manusia purba juga memanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan yang tersedia, termasuk tinggal di gua-gua. Mobilitas manusia purba
yang tinggi tidak memungkinkan untuk menghuni gua secara menetap. Keberadaan gua-gua yang dekat dengan sumber air dan sumber bahan
makanan mungkin saja dimanfaatkan sebagai tempat persinggahan sementara, sehingga tidak meninggalkan jejak pada kita. Kemungkinan
lain bahwa gua-gua di kala itu belum atau baru sebagian terbentuk dan gua-gua yang sudah terbentuk tidak dalam lingkungan yang
menyediakan berbagai sumberdaya yang diperlukan manusia. Adapun gua ini sering disebut sebagai Abris sous roche.
3 Lingkungan Pantai Di alam terbuka itu ada juga manusia purba yang yang tinggal sekitar
pantai. Mereka meninggalkan sisa-sisa kehidupan mereka berupa Kjokkenmoddinger atau sampah dapur yang berwujud bukit dengan
tmpukan kulit siput dan kerang yang telah mengeras. Ciri berikutnya ialah transisi permukiman nenek moyang dari nomaden ke
tempat tinggal menetap. Manusia purba di Indonesia diperkirakan sudah hidup menjelajah nomaden untuk jangka waktu yang lama. Mereka mengumpulkan
bahan makanan food gathering dalam lingkup wilayah tertentu dan berpindah-pindah. Mereka hidup dalam komunitas-komunitas kecil dengan
mobilitas yang tinggi. Lama hunian di suatu lingkungan eksploitasi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan. Manakala lingkungan sekitar sudah tidak
menjanjikan bahan makanan, mereka berpindah ke lingkungan baru di tepian sungai untuk membuat persinggahan baru. Mulailah berkembang pola hunian
bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua. Inilah masa transisi sebelum manusia itu bertempat tinggal tetap.
b. Mengenal Api
Bagi manusia purba, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang sangat penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira
terjadi pada 400.000 tahun yang lalu. Penemuan pada periode manusia Homo erectus. Penemuan api juga memperkenalkan manusia pada teknologi
memasak makanan, yaitu memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu. Manusia juga menggunakan
api sebagai senjata. Api pada saat itu digunakan manusia untuk menghalau binatang buas yang menyerangnya. Api dapat juga dijadikan sumber
penerangan. Melalui pembakaran pula manusia dapat menaklukkan alam, seperti membuka lahan untuk garapan dengan cara membakar hutan.
Kebiasaan bertani dengan menebang lalu bakar slash and burn adalah kebiasaan kuno yang tetap berkembang sampai sekarang.
c. Berburu Meramu-Bercocok Tanam
Untuk mempertahankan hidupnya mereka menerapkan pola hidup nomadenatau berpindah-pindah tergantung dari bahan makanan yang
tersedia. Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih sederhana. Hal ini terutama berkembang pada manusia Meganthropus dan
Pithecanthropus. Masa manusia purba berburu dan meramu itu sering disebut dengan masa food gathering. Mereka hanya mengumpulkan dan
menyeleksi makanan karena belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan. Dalam perkembangannya mulai ada
sekelompok manusia purba yang bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua, atau di tepi pantai.
Peralihan Zaman Mesolitikum ke Neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing dengan
Homo sapien sebagai pendukungnya. Mereka tidak hanya mengumpulkan makanan tetapi mencoba memproduksi makanan dengan menanam.
Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika mereka sudah mulai bertempat tinggal, walaupun masih bersifat sementara.
Kegiatan manusia bercocok tanam terus mengalami perkembangan. Peralatan pokoknya adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.
Kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik. Dengan dibukanya lahan dan tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani.
Hal ini berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 S.M ketika mulai terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa
Austronesia dari Yunnan ke Kepulauan Indonesia. Begitu juga kegiatan beternak juga mengalami perkembangan. Seiring kedatangan orang-orang
dari Yunnan yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang kita itu, maka kegiatan pelayaran dan perdagangan mulai dikenal. Dalam waktu singkat
kegiatan perdagangan dengan sistem barter mulai berkembang. Kegiatan bertani juga semakin berkembang karena mereka sudah mulai bertempat
tinggal menetap. d. Sistem Kepercayaan
Masyarakat zaman praaksara terutama periode zaman neolitikum sudah mengenal sistem kepercayaan. Mereka sudah memahami adanya kehidupan
setelah mati. Mereka meyakini bahwa roh seseorang yang telah meninggal akan ada kehidupan di alam lain. Terkait dengan itu maka kegiatan ritual
yang paling menonjol adalah upacara penguburan orang meninggal. Dalam tradisi penguburan ini, jenazah orang yang telah meninggal dibekali berbagai
benda dan peralatan kebutuhan sehari-hari, misalnya barang-barang perhiasan, periuk dan lain-lain yang dikubur bersama mayatnya.
Batu-batu besar ini menjadi lambang perlindungan bagi manusia yang berbudi luhur juga memberi peringatan bahwa kebaikan kehidupan di akhirat
hanya akan dapat dicapai sesuai dengan perbuatan baik selama hidup di dunia. Hal ini sangat tergantung pada kegiatan upacara kematian yang
pernah dilakukan untuk menghormati leluhurnya. Oleh karena itu, upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa bakti dan hormat seseorang
terhadap leluhurnya yang telah meninggal.
Sistem kepercayaan masyarakat praaksara yang demikian itu telah melahirkan tradisi megalitik zaman megalitikum = zaman batu besar.
Mereka mendirikan bangunan batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus. Sistem kepercayaan dan tradisi batu besar
seperti dijelaskan di atas, telah mendorong berkembangnya kepercayaan animisme. Kepercayaan animisme merupakan sebuah sistem kepercayaan
yang memuja roh nenek moyang. Di samping animisme, muncul juga kepercayaan dinamisme. Menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda
tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib, sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramatkan.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama Langkah
Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran Deskripsi
Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pertemuan dengan salam
Peserta didik dan guru berdoa Guru mempresensi peserta
didik Mempersiapkan kelas agar
lebih kondusif untuk memulai proses KBM
Menyampaikan tujuan Pembelajaran Tentang corak
kehidupan masyarakat
praaksara.
Memuat kegiatan
Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk
duduk menurut kelompoknya. Peserta didik duduk secara
berkelompok Guru menyampaikan tugas
yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok
Mengamati
Peserta didik menyiapkan buku, mencari materi dan melakukan
pengamatan terhadap peta-peta yang terkait serta browsing di
internet
Menanya
Siswa ditugaskan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan materi corak kehidupan masyarakat Praaksara.
10
Kegiatan Inti 60