Kesimpulan KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN 2015 PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH 20 f. Melengkapi setiap ruang kelas dengan remote LCD agar mempermudah guru saat mengajar menggunakan LCD.

2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

a. Mempertimbangkan kembali kebijakan waktu pelaksanaan PPL agar dalam pelaksanaannya di lapangan, mahasiswa praktikan tidak terkesan terburu-buru dalam mengejar jam mengajar dan juga agar mahasiswa dapat beradaptasi dengan baik dengan apak ibu guru maupun dengan siswa-siwi di sekolah. b. Perlu adanya koordinasi yang baik antara pihak Universitas UPPL dengan sekolah mengenai berbagai mekanisme yang berhubungan dengan kegiatan PPL, sehingga dapat saling memahami kepentingan masing-masing antara kedua belah pihak. c. Perlu optimalisasi penyusunan laporan dalam bentuk contoh baku tidak hanya sekedar kerangka laporan sehingga praktikan dan tim tidak kebingungan dalam menyusun laporan. d. Pemberian pembekalan tidak hanya sekali sehingga mahasiswa tidak kebingungan saat melakukan PPL, sehingga mahasiswa praktikan tidak hanya membutuhkan buku panduan tetapi juga membutuhkan arahan dan bimbingan yang jelas dan terarah.

3. Bagi Mahasiswa Praktikan

a. Lebih mempersiapkan materi maupun mental, dan menambah wawasan serta menguasai materi dengan baik agar materi dapat disampaikan dengan lancer dan optimal. b. Lebih melakukan pendekatan yang friendly and harmly kepada siswa, sehingga tidak merasa digurui. c. Menjadi teladan yang baik bagi siswa-siswi, baik di dalam proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran di sekolah. d. Tidak hanya belajar mengenai teori saja, namun membuat media pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa-siswi menyukai dan lebih cepat menerima materi pembelajaran. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN 2015 PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH 21 e. Hendaknya mampu menjalin hubungan baik dengan siswa-siswi, baik secara personal maupun secara interpersonal. f. Hendaknya mudah dalam berkomunikasi dengan semua warga sekolah walaupun waktu dalam bersosialisasi tidak lebih dari satu bulan. g. Meningkatkan komunikasi yang baik dengan mahasiswa praktikan yang lain. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN 2015 PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH 22 DAFTAR PUSTAKA TIM PP PPL dan PKL . 2012. Panduan Pengajaran Mikro Tahun 2015. Yogyakarta: TIM PP PPL dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta. TIM PP PPL dan PKL. 2012. Panduan PPL UNY 2015. Yogyakarta: TIM PP PPL dan PKL Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh dari: Id.m.wikipedia.orgwikiSMA_Negeri_1 Godean pada Jumat, 4 September 2015 pukul 10.05. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN 2015 PPL UNY 2015 PENDIDIKAN SEJARAH 23 LAMPIRAN Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa NAMA MAHASISWA : Rosita Nur Anarti NAMA SEKOLAH : SMA N 1 GODEAN NO. MAHASISWA : 12406241014 ALAMAT SEKOLAH : Jl. Sidokarto No. 5, Sidokarto, Godean FAKJURPRODI : FIS Pend.SejarahPend.Sejarah GURU PEMBIMBING : Dra. Modesta Noritriharsi DOSEN PEMBIMBING : M. Nur Rokhman, M.Pd. No HariTanggal Materi Kegiatan Hasil Hambatan Solusi 1. Senin, 1082015 Penerjunan PPL Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 2 Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X IIS 1 Konsultasi Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajan Dihadiri oleh 8 mahasiswa PPL UNY 2015 di SMA N 1 Godean. Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X MIPA 2, keaktifan dalam pembelajaran, dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru. Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X IIS 1, keaktifan dalam pembelajaran, dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru. Format RPP terbaru standar ISO SMA N 1 Godean - Format RPP agak berbeda dengan RPP yang digunakan untuk Micro Teaching - Membuat RPP sesuai dengan format standar ISO 2. Selasa, 1182015 Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 3 Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Pembuatan RPP Pembuatan Media Pembelajaran MIPA 3, keaktifan dlam pembelajaran dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru. RPP untuk Pertemuan ke-1 Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara Media pembelajaran berupa PPT 3. Rabu, 1282015 Piket Harian di Ruang Piket Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 4 Pembuatan Media Pembelajaran Catatan presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang meninggalkan sekolah Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X MIPA 4, keaktifan dalam pembelajaran dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru. Membuat media pembelajaran berupa PPT, Video, Gambar, Peta dll Belum mengetahui prosedur piket harian dan belum hafal pembagian kelas Bertanya kepada guru piket 4. Kamis. 1382015 Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X IIS 2 Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Observasi Pembelajaran Sejarah di Kelas X MIPA 1 Pembuatan RPP IIS 2, keaktifan dalam pembelajaran dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru. Data mengenai suasana dan karakteristik kelas X MIPA 1, keaktifan dalam pembelajaran dan metode pembelajaran yang di gunakan oleh Guru. RPP untuk Pertemuan ke- 1 Corak Kehidupan Masyarakat Praksara 5. Jumat,1482015 Piket Harian di Ruang Piket Pembuatan Media Pembelajaran Catatan presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang meninggalkan sekolah Membuat media pembelajaran berupa PPT, Video, Gambar, Peta dll 6. Sabtu, 1582015 Pembuatan Media Pembelajaran Piket Harian di Ruang Piket Membuat media pembelajaran berupa PPT. Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu 7. Senin, 1782015 Upacara HUT RI di Lapangan Godean Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Pembuatan Media Pembelajaran Media Pembelajaran berupa Video 8. Selasa, 1882015 Mengajar kelas X MIPA 3 Team Teaching KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara Mengoreksi Tugas Kelompok kelas X MIPA 3 Siswa yang hadir sejumlah 32 anak. Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL, Penyampaian materi, diskusi kelompok, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Materi yang di ajarkan adalah tentang Menganalisis jenis Manusia Praaksara Mengenal Manusia Purba Nilai tugas kelompok kelas X MIPA 3 Belum bisa menguasai kelasbelum terbiasa karena baru pertama kali mengajar Meningkatkan rasa percaya diri saat mengajar. 9. Rabu, 1982015 Mengajar kelas X MIPA 4 Team Teaching KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara Piket Harian di Ruang Piket Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL, Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Catatan presensi Siswa, Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang meninggalkan sekolah 10. Kamis. 2082015 Mengajar kelas X IIS 2 Team Teaching KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara Mengajar kelas X MIPA 1 Team Teaching KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL. Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Siswa yang hadir sejumlah 32 anak. Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL, Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Materi yang di ajarkan adalah tentang Menganalisis jenis Manusia Praaksara Mengenal Manusia Purba Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Mengoreksi tugas kelompok X MIPA 1 Nilai tugas kelompok kels X MIPA 1 11. Jumat,2182015 Mengajar kelas X IIS 2 Team Teaching KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara Piket Harian di Ruang Piket Mengajar secara team teaching bersama rekan PPL, Penyampain materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Catatan presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar Catatan keperluan tamu Daftar tugas untuk siswa dari guru yang berhalangan hadir. 12. Sabtu, 2282015 Menggantikan guru Mata Pelajaran Sejarah yang sedang bertugasada kepentingan di kelas: XI MIPA 1, XI IIS 2, XI IIS 1, XII MIPA 1 Tugas mengerjakan LKS untuk siswa kelas XI Presentasi untuk kelas XII materi Disintegrasi Bangsa DI TII, PKI, dll 13. Senin, 2482015 Mengajar kelas X MIPA 2 Siswa yang hadir sejumlah Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa KD 3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara Indikator 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 3.2.5. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara Mengoreksi tugas kelompok Kelas X MIPA 2 Membantu Rekap Buku Catatan Rekaman Siswa Kelas X, XI, dan XII Monitoring dan Bimbingan oleh Dosen Pembimbing Lapangan Prodi Pendidikan Sejarah 32 anak. Penyampaian materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Materi yang di ajarkan adalah tentang Menganalisis Jenis Manusia Praaksara Mengenal Manusia Purba Nilai tugas kelompok kelas X MIPA 2 Penulisan identitas siswa pada Buku Catatan Rekaman Siswa kelas X, XI, dan XII Bimbingan mengenai RPP oleh DPL Prodi Pendidikan Sejarah Konsultasi mengenai kesulitan-kesulitan selama PPL berlangsung 14. Selasa, 2582015 Mengajar Kelas X MIPA 3 KD 3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan Siswa yang hadir sejumlah 32 anak. Penyampaian materi, metode dan tugas seperti Harus mengondisikan siswa terus menerus agar tidak terlalu gaduh dalam Mengingatkan siswa Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Melanesoid Indikator: 3.3.1. Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia 3.3.2. Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid dengan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tercantumkan dalam RPP. Evaluasi siswa menggunakan games berbasis snowball throwing Materi yang di ajarkan adalah tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia. bermain games 15 Rabu, 2682015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu Rekap catatan rekaman siswa. 16 Kamis. 2782015 Membantu rekap catatan rekaman siswa Mengajar Kelas X MIPA 1 KD 3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid Indikator: 3.3.1. Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia 3.3.2. Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto, Daftar nama di buku rekaman siswa Siswa yang hadir sejumlah 32 anak. Penyampaian materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Evaluasi siswa menggunakan games berbasis snowball throwing Siswa membutuhkan waktu cukup lama untuk berdiskusi Mengingatkan siswa agar mengakhiri diskusi pada waktu yang telah ditentukan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Deutero Melayu dan Melanesoid dengan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia Materi yang di ajarkan adalah tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia. 17 Jumat,2882015 Piket Harian di Ruang Piket Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu 18 Sabtu, 2982015 Piket Harian di Ruang Piket Membuat Soal Ulangan Harian 1 untuk Kelas X MIPA 1,2,3 Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu Soal Ulangan Harian 1 3.2.1. Menjelaskan pengertian Praaksara 3.2.2. Menjelaskan proses alam terjadinya Kepulauan Indonesia 3.2.3. Mengidentifikasi jenis flora dan fauna di Kepulauan Indonesia 3.2.4. Menganalisis jenis manusia Praaksara 10 Essay Tipe A dan B Kesulitan membuat 2 tipe soal dengan bobot dan tingkat kesulitan yang sama Konsultasi dengan guru pembimbing Memperhatikan KD dan Indikator 19 Senin, 3182015 Apel Pagi Peringatan Keistimewaan DIY oleh Kepala Apel Pagi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Sekolah dengan menggunakan Baju Tradisional Adat Jawa Mengajar Kelas X MIPA 2 KD 3.3. Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid Indikator: 3.3.1. Menjelaskan asal daerah nenek moyang bangsa Indonesia 3.3.2. Menganalisis keterkaitan antara rumpun bangsa Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid dengan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia Membuat RPP Rapat Koordinasi OSIS tentang Peringatan HAORNAS Siswa yang hadir sejumlah 32 anak. Penyampaian materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Evaluasi siswa menggunakan games berbasis talking stick Materi yang di ajarkan adalah tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia. RPP untuk pertemuan selanjutnya. Rancangan Acara HAORNAS Rancangan perlomban dan pendanaan 20 Selasa, 192015 Ulangan Harian Kelas X MIPA 3 Megoreksi dan Rekap hasil Ulangan Harian Kelas X MIPA Kegiatan Ulangan harian. Nilai di bawah KKM ada 4 anak Nilai di bawah KKM ada 4 anak Remidi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa 3 21 Rabu, 292015 Piket Harian di Ruang Piket Mendampingi kelas XII MIPA 1 mengerjkan tugas Seni Budaya Mendampingi kelas X IIS 2 mengerjakan tugas Fisika Monitoring dan Bimbingan oleh Dosen pembimbing Lapangan Prodi Pendidikan Sejarah Mendampingi kelas XII MIPA 3 mengerjakan tugas Seni Budaya Mengawasi kelas X IIS 2 Ulangan Harian Mata pelajaran Prakarya Memberi pengumuman X IIS 2 jika kegiatan BKTI diundur Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu Konsultasi RPP, Media Pembelajaran, dan Laporan PPL 22 Kamis, 392015 Ulangan Harian Kelas X MIPA1 Megoreksi dan Rekap hasil Ulangan Harian Kelas X MIPA1 Kegiatan Ulangan harian. Nilai di bawah KKM ada 2 anak Nilai di bawah KKM ada 2 anak Remidi Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa 23 Jumat,492015 Piket Harian di Ruang Piket Membuat Media Pembelajaran Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu Media gambar puzzle 24 Sabtu, 592015 Piket Harian di Ruang Piket Bimbingan dan Monitoring oleh DPL Prodi Pendidikan Sejarah Rapat Koordinasi Peringatan HAORNAS dengan OSIS Mencatat presensi Siswa, Catatan keterlambatan, Catatan izin siswa yang keluar, serta menerima tamu Konsultasi penyusunan Laporan PPL dan Ujian PPL Penentuan kegiatan HAORNAS yaitu Jalan Sehat, Lomba Blap Karung, Tarik Tambang, dan Futsal Sarung 25 Senin, 792015 Ulangan Harian Kelas X MIPA 2 Mengoreksi ulangan Harian siswa dan Rekap nilai Kegiatan Ulangan harian di lanjutkan Penyampain materi dan Games Puzzle Hasil Budaya Praaksara Semua nilai siswa mencapai KKM Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa 26 Selasa, 892015 Mengumumkan Remidi dan memberikan soal kepada kelas X MIPA 3 Mengajar kelas X MIPA 3 KD 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat Indikator: 3.4.1. Menganalisis hasil-hasil kebudayaan batu zaman Praaksara 3.4.2. Menganalisi tradisi megalitik dan kaitannya dengan kepercaayaan masyarakat 3.4.3. Mengidentifikasi hasil budaya Praaksara yang sekarang masih ditemukan di lingkungannnya Penugasan membuat Pokok- pokok pembelajaran sesuai dengan kreasi kelompok Dihadiri oleh 32 siswa Penyampaian materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Siswa berdiskusi dan menyusun puzzle kemudin mempresentasikan puzzle masing-masing kelompok. Metode Picture and Picture 27 Rabu, 992015 Jalan Sehat dan Perlombaan dalam Rangka HAORNAS Hari Olahrga Nasional Jalan Sehat dalam Rangka Hari Olah Raga Nasional dengan rute kurang lebih 4 km di Sekitar Lingkungan SMA N 1 Godean Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Penyusunan Laporan PPL Tahap Penyusunan Laporan BAB I dan BAB II Belum terlengkapinya administrasi Menyelesaikan kelengkapan administrasi terlebih dulu. Penyusunan laporan dilanjutkan pada hari berikutnya 28 Kamis. 1092015 Mengajar kelas X MIPA 1 KD 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat Indikator: 3.4.1. Menganalisis hasil-hasil kebudayaan batu zaman Praaksara 3.4.2. Menganalisi tradisi megalitik dan kaitannya dengan kepercaayaan masyarakat 3.4.3. Mengidentifikasi hasil budaya Praaksara yang sekarang masih ditemukan di lingkungannnya Penyusunan Laporan PPL Dihadiri oleh 32 siswa Penyampaian materi, metode dan tugas seperti yang tercantumkan dalam RPP. Siswa berdiskusi dan menyusun puzzle kemudin mempresentasikan puzzle masing-masing kelompok. Metode Picture and Picture Tahap Penyusunan Laporan BAB III dan penyelesian lampiran 29 Jumat,1192015 Piket Harian Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Mahasiswa Penyusunan Laporan PPL Fiksasi laporan dan pengesahan 30 Sabtu, 1292015 Penarikan PPL Dihadiri DPL di ruang pertemuan. Acara Penarikan 8 Mahasiswa PPL dari Kepala Sekolah di SMAN 1 Godean Godean, 12 September 2015, Mengetahui : Dosen Pembimbing Lapangan M. Nur Rokhman,M.Pd. NIP. 19660822 199203 1 00 2 Guru pembimbing Dra. Modesta Noritriharsi. NIP 19680318 200501 2 009 Mahasiswa Rosita Nur Anarti NIM 12406241014 : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2014 SILABUS MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA Satuan Pendidikan : SMA N. I Godean Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas : X Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar terhadap berbagai hasil budaya pada zaman pra aksara, Hindu-Buddha dan Islam 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis diakronik, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah 4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis diakronik , sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah Cara Berfikir Kronologis dan Sinkronik dalam mempelajari Sejarah  Cara berfikir kronologis dalam mempelajari sejarah  Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah  Konsep ruang dan waktu Mengamati:  Membaca buku teks tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. Menanya:  Menanya dalam kegiatan diskusi untuk mendapatkan pendalaman pengertian tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. Mengeksplorasi:  Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai cara berfikir kronologis, sinkronik, konsep ruang dan Tugas: Membuat ringkasan laporan dalam bentuk tulisantentang cara berfikir kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam 6 jp  Buku Sejarah Indonesia kelas X.  Buku-buku lainya  Internet jika tersedia Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar waktu dari sumber tertulis, sumber lainnya dan atau internet. Mengasosiasi:  Menganalisis hasil informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet untuk mendapatkan kesimpulan tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik serta keterkaitan antara cara berfikir kronologis, sinkronik dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. Mengomunikasikan:  Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik serta keterkaitannya dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. sejarah. Portofolio: menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi cara berfikir kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah. Tes tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami dan menerapkan cara berfikir kronologis, sinkronik serta keterkaitannya dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara 3.3 Menganalisis asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat. 4.2 Menyajikan hasil Indonesia Zaman Praaksara: awal kehidupan Manusia Indonesia.  Awal kehidupan masyarakat Indonesia  Asal-usul nenek Moyang bangsa Indonesia  Kebudayaan zaman praaksara Mengamati:  Membaca buku teks dan melihat gambar- gambar tentang aktivitas kehidupan masyarakat zaman praaksara, peta persebaran asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan peninggalan hasil kebudayaan pada zaman praaksara. Menanya:  Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang kehidupan masyarakat zaman praaksara, persebaran asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan peninggalan hasil- hasil kebudayaan pada zaman praaksara. Tugas: Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenaikehidupan zaman praaksara di Indonesia. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan, menganalisis data dan membuat laporan tentang kehidupan zaman praaksara di Indonesia. Portofolio: 16 jp  Buku Sejarah Indonesia kelas X.  Buku-buku lainya  Internet jika tersedia  Gambar aktifitas kehidupan manusia praaksara  Gambar Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan. 4.3 Menyajikan kesimpulan- kesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid dalam bentuk tulisan. 4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis. Mengeksplorasi:  Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai masyarakat Indonesia zaman praaksara melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber- sumber praaksara yang ada di museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat. Mengasosiasi:  Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara. Mengomunikasikan:  Menyajikan secara tertulis hasil analisis dan kesimpulan tentang kehidupan di Indonesia pada zaman praaksara. Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi kehidupan zaman praaksara di Indonesia. Tes tertulislisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami dan menganalisis tentang Indonesia pada zaman praaksara. hasil-hasil peninggalan kebudayaan praaksara  Peta penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia 3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu- Buddha di Indonesia. 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia serta Indonesia Zaman Hindu-Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal  Teori -teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha  Kerajaan- kerajaan Hindu- Buddha di Mengamati:  Membaca buku teks dan melihat gambar- gambar tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha. Menanya:  Menanya melalui kegiatan diskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman Hindu-Buddha. Mengeksplorasi: Tugas: Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenai nilai-nilai dan unsur- unsur budaya yang berkembang pada zaman Hindu-Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 24 jp  Buku Sejarah Indonesia kelas X.  Buku-buku lainya  Internet jika tersedia  Gambar hasil-hasil peninggalan Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar menunjukan contoh bukti- bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 4.5 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu-Buddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. Indonesia  Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil kebudayaan pengaruh Hindu- Buddha yang masih ada pada saat ini  Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat Mengasosiasi:  Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha. Mengomunikasikan:  Menyajikan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman Hindu-Buddha. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam mengumpulkan, menganalisis data dan membuat laporan tentang kehidupan masyarakat di Indonesia pada zaman Hindu-Buddha Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengan materi kehidupan masyarakat di Indonesia pada zaman Hindu-Buddha Tes tertulislisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman Hindu-Buddha. zaman Hindu- Buddha  Peta letak kerajaan- kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Perkembangan Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia  Teori-teori masuk dan berkembangnya Mengamati:  Membaca buku teks dan melihat gambar- gambar peninggalan zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia Menanya: Tugas: Membuat laporan dalam bentuk tulisan mengenaiperkembangan kerajaan-kerajaan Islam dan hasil-hasil kebudayaannya di 24 jp  Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X.  Buku-buku lainya  Internet Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu Sumber Belajar 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 4.7 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini Islam  Kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia  Bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil budaya pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini  Menanya untuk mendapatkan klarifikasi tentang zaman perkembangan kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia. Mengeksplorasi:  Mengumpulkaninformasi terkait dengan pertanyaan dan materi tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat. Mengasosiasi:  Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Mengomunikasikan:  Melaporkan dalam bentuk tulisan hasil analisis dan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman perkembangan kerajaan- kerajaan Islam. Indonesia Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam dan hasil-hasil kebudayaannya di Indonesia Portofolio: Menilai laporan-laporan dan karya peserta didik berkaitan dengann materi perkembangan kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia. Tes tertulislisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis konsep tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam dan hasil-hasil kebudayaannya di Indonesia jika tersedia  Gambar hasil-hasil peninggalan zaman Islam  Peta letak kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia Mengetahui Godean, 10 Juli 2015 Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran Drs. Shobariman, M.Pd Dra.Modesta Noritriharsi NIP.19631207 1990003 1 005 NIP. 19680318 200501 2 009 No. Dokumen : FM-SMAGOWks1 P No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2014 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia KelasProgram : X MIPA 1, 2, 3 Semester : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit A. KOMPETENSI INTI

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman pra-aksara, Hindu Budha dan Islam. 3. Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara. 4. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan. C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya 2. Menunjukkan sikap jujur, santun, tanggung jawab, responsif dan proaktif dalam mengerjakan tugas. 3. Menganalisis jenis manusia Praaksara 4. Menuliskan hasil diskusi mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara. D. MATERI PEMBELAJARAN 1. Situs-situs Peninggalan Manusia Praaksara Peninggalan manusia purba untuk sementara ini yang paling banyak ditemukan berada di Pulau Jawa. Meskipun di daerah lain tentu juga ada, tetapi para peneliti belum berhasil menemukan tinggalan tersebut atau masih sedikit yang berhasil ditemukan, misalnya di Flores. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa penemuan penting fosil manusia di beberapa tempat. a. Sangiran Perjalanan kisah perkembangan manusia di dunia tidak dapat kita lepaskan dari keberadaan bentangan luas perbukitan tandus yang berada diperbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Di dalam buku Harry Widianto dan Truman Simanjuntak, Sangiran Menjawab Dunia diterangkan bahwa Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di Asia. Lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Situs Sangiran itu mempunyai luas delapan kilometer pada arah utara-selatan dan tujuh kilometer arah timur-barat. Situs Sangiran merupakan suatu kubah raksasa yang berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian puncaknya. Kubah raksasa itu diwarnai dengan perbukitan yang bergelombang. Kondisi deformasi geologis itu menyebabkan tersingkapnya berbagai lapisan batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba dan binatang, termasuk artefak. Berdasarkan materi tanahnya, Situs Sangiran berupa endapan lempung hitam dan pasir fluvio-volkanik, tanahnya tidak subur dan terkesan gersang pada musim kemarau. Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso, bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene Dubois juga pernah datang ke Sangiran, akan tetapi ia kurang tertarik dengan temuan-temuan di wilayah Sangiran. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koenigswald, Situs Sangiran menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectussecara sporadis dan berkesinambungan. Homo erectus adalah takson paling penting dalam sejarah manusia, sebelum masuk pada tahapan manusia Homo sapiens, manusia modern. Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi fisik manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan. Beberapa fosil yang ditemukan dalam seri geologis-stratigrafis yang diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun, menunjukan tentang hal itu. Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia World Heritage List UNESCO. b. Trinil, Ngawi, Jawa Timur Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von Koenigswald menemukan Sangiran pada 1934. Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa manusia purba yang sangat berharga bagi dunia pengetahuan. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha utuh dan fragmen yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak. Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera 600 cc dan otak manusia modern 1.200-1.400 cc. Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang. Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing yang diduga pemiliknya merupakan perempuan. Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antar tulang kepala, ditafsirkan individu ini telah mencapai usia dewasa. Selain tempat-tempat di atas, peninggalan manusia purba tipe ini juga ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur; Ngandong, Blora, Jawa Tengah; Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah. c. Ngandong, Blora Jawa Tengah Fosil Homo Erectus juga ditemukan di Ngandong. Tengkorak homo erectus Ngandong berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc. Hal tersebut menunjukkan bahwa Homo Erectus Ngandong lebih maju bila di bandingkan dengan Homo erectus yang ada di Sangiran. Diperkirakan manusia ngandong berumur antara 300.000-100.000 tahun lalu. Berdasarkan Kajian Pusat Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi Nasional, di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora terdapat 16 teras endapan yang membentang di kecamatan kradenan. Kedungtuban dan Cepu. Salah satunya adalah Teras Ngandong. Sejak tahun 1931, daerah ngandong menjadi pusat penelitian arkeologi yang di rintis oleh tim survei geologi Belanda Teer Haar, Oppernoorth, dan Von Koenigswald. Tim tersebut menemukan 11 tengkorak dan 2 tibia atau tulang kering. Pada tahun 1977, Sejumlah arkeolog melakukan penelitian di daerah blora bagian selatan. Para arkeolog tersebut menemukan fosil-fosil binatang purba yang mirip dengan fosil yang ditemukan di situs sangiran, seperti fosil gajah, rusa, kura-kura, dan kerbau. Selain di sangiran, Trinil dan Ngandong peninggalan manusia purba juga di temukan di perning, Mojokerto, Jawa Timur, dan Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah 2. Jenis-jenis Manusia Praaksara a. Meganthropus Jenis manusia purba ini terutama berdasarkan penelitian von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Dari hasil rekonstruksi ini kemudian para ahli menamakan jenis manusia ini dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap. Diperkirakan makanan jenis manusia ini adalah tumbuh-tumbuhan. Masa hidupnya diperkirakan pada zaman Pleistosen Awal. b. Pithecanthropus Jenis manusia ini didasarkan pada penelitian Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda- tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis. Jenis manusia purba yang juga terkenal sebagai rumpun Homo erectus ini paling banyak ditemukan di Indonesia. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup dan berkembang sekitar zaman Pleistosen Tengah. c. Homo Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan-kawan dan menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan. Homo sapiens artinya ‘manusia sempurna’ baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya yang secara umum tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang-kadang Homo sapiens juga diartikan dengan ‘manusia bijak’ karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati tantangan alam. Bagaimanakah mereka muncul ke bumi pertama kali dan kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia hingga saat ini? Para ahli paleoanthropologi dapat melukiskan perbedaan morfologis antara Homo sapiens dengan pendahulunya, Homo erectus. Rangka Homo sapiens kurang kekar posturnya dibandingkan Homo erectus. Salah satu alasannya karena tulang belulangnya tidak setebal dan sekompak Homo erectus Hal ini mengindikasikan bahwa secara fisik Homo sapiens jauh lebih lemah dibanding sang pendahulu tersebut. Di lain pihak, ciri-ciri morfologis maupun biometriks Homo sapiens menunjukkan karakter yang lebih berevolusi dan lebih modern dibandingkan dengan Homo erectus. Sebagai misal, karakter evolutif yang paling signifikan adalah bertambahnya kapasitas otak. Homo sapiens mempunyai kapasitas otak yang jauh lebih besar rata-rata 1.400 cc, dengan atap tengkorak yang jauh lebih bundar dan lebih tinggi dibandingkan dengan Homo erectus yang mempunyai tengkorak panjang dan rendah, dengan kapasitas otak 1.000 cc. Segi-segi morfologis dan tingkatan kepurbaannya menunjukkan ada perbedaan yang sangat nyata antara kedua spesies dalam genus Homo tersebut. Homo sapiens akhirnya tampil sebagai spesies yang sangat tangguh dalam beradaptasi dengan lingkungannya, dan dengan cepat menghuni berbagai permukaan dunia ini. Beberapa spesimen penggolongan manusia Homo sapiens dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1 Manusia Wajak Manusia Wajak Homo wajakensis merupakan satu-satunya temuan di Indonesia yang untuk sementara dapat disejajarkan perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir Kala Pleistosen. Pada tahun 1889, manusia Wajak ditemukan oleh B.D. van Rietschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur 2 Manusia Liang Bua Pengumuman tentang penemuan manusia Homo floresiensis tahun 2004 menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Sisa-sisa manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia. Sebuah gua permukiman prasejarah di Flores. Liang Bua bila diartikan secara harfiah merupakan sebuah gua yang dingin. Sebuah gua yang sangat lebar dan tinggi dengan permukaan tanah yang datar, merupakan tempat bermukim yang nyaman bagi manusia pada masa praaksara. Hal itu bisa dilihat dari kondisi lingkungan sekitar gua yang sangat indah, yang berada di sekitar bukit dengan kondisi tanah yang datar di depannya. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern awal dari akhir masa Pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan dapat menyibak asal usul manusia di Kepulauan Indonesia. Manusia Liang Bua ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada bulan September 2003 lalu. Temuan itu dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama Homo floresiensis, sesuai dengan tempat ditemukannya fosil manusia Liang Bua. Pada tahun 1950-an, Th. Verhoeven lebih dahulu menemukan beberapa fragmen tulang manusia di Liang Bua. Saat itu ia menemukan tulang iga yang berasosiasi dengan berbagai alat serpih dan gerabah. Tahun 1965, ditemukan tujuh buah rangka manusia beserta beberapa bekal kubur yang antara lain berupa beliung dan barang-barang gerabah. Diperkirakan Liang Bua merupakan sebuah situs neolitik dan paleometalik. Manusia Liang Bua mempunyai ciri tengkorak yang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak 380 cc. Kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus1.000 cc, manusia modern Homo sapiens 1.400 cc, dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse 450 cc. E. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Pertemuan Pertama Langkah Pembelajaran Sintak Model Pembelajaran Deskripsi Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan  Guru membuka pertemuan dengan salam  Peserta didik dan guru berdoa  Guru mempresensi peserta didik  Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM  Menyampaikan tujuan Pembelajaran Tentang mengenal manusia praaksara. 10 Kegiatan Inti Memuat kegiatan  Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk duduk menurut kelompoknya.  Peserta didik duduk secara berkelompok  Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok Mengamati  Peserta didik menyiapkan buku, mencari materi dan melakukan pengamatan terhadap peta-peta yang terkait serta browsing di internet Menanya  Siswa ditugaskan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi mengenal manusia Praaksara. Mengumpulkan informasimencoba  Setiap siswa diminta berpartisipasi aktif dalam memecahkan pertanyaan-pertanyaan tentang mengenal manusia praaksara. MenalarMengasosiasikan  Setiap siswa mencatat hasil diskusi dengan kelompoknya tentang mengenal manusia praaksara.  Mengomunikasikan  Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi 60 Kegiatan Penutup  Peserta didik dibantu oleh guru menyimpulkan materi tentang mengenal manusia praaksara  Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran  Siswa membuat tugas materi asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. 20  Peserta didik diberi informasi mengenai materi yang akan dibahas minggu berikutnya F. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat Media Pembelajaran a. Laptop dan LCD b. Gambar fosil manusia purba, ilustrasi manusia purba, komplek Situs Sangiran. c. Powerpoint Presentation PPt 2. Sumber Belajar a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Sejarah Indonesia Kelas X. Kemdikbud: Jakarta. b. Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka. c. R. Soekmono. 1992. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I. Yogyakarta: Kanisius. G. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR - Teknik penilaian : tes dan non tes - Bentuk Tes : uraian dan unjuk kerja - Instrumen : Tes uraian: 1. Jelaskan Situs-situs Peninggalan Manusia Praaksara 2. Jelaskan tentang jenis-jenis manusia Praaksara KUNCI JAWABAN: 1. a. Sangiran terletak di perbatasan Sragen dan Karanganyar. Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting. Sangiran ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso. Pada 1934, G.H.R von Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung. Situs Sangiran menjadi terkenal dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus. Situs Sangiran telah diakui sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia. Situs itu ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia pada 1996, yang tercantum dalam nomor 593 Daftar Warisan Dunia World Heritage List UNESCO. b. Trinil terletak di Ngawi, Jawa Timur. Penelitian Eugene Dubois di Trinil pada endapan alluvial Bengawan Solo menemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan beberapa buah tulang paha utuh dan fragmen yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak. Tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang. Tulang kening sangat menonjol dan di bagian belakang mata, terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang. c. Ngandong terletak di Blora, Jawa Tengah. Di situs ini ditemukan fosil Homo erectus Ngandong berukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc. Hal tersebut menunjukkan bahwa Homo Erectus Ngandong lebih maju bila di bandingkan dengan Homo erectus yang ada di Sangiran. Sejak tahun 1931, daerah Ngandong menjadi pusat penelitian arkeologi yang di rintis oleh tim survei geologi Belanda Teer Haar, Oppernoorth, dan Von Koenigswald. Tim tersebut menemukan 11 tengkorak dan 2 tibia atau tulang kering. 2.Meganthropus, Pithecanthropus, Homo a. Meganthrophus Penelitian manusia ini dilakukan oleh von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan 1941 yang menemukan fosil rahang manusia yang berukuran besar. Jenis manusia ini dinamai dengan sebutan Meganthropus paleojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa. Jenis manusia purba ini memiliki ciri rahang yang kuat dan badannya tegap. b. Pithecanthrophus Penelitian manusia ini dilakukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di dekat Trinil, sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, di wilayah Ngawi. Setelah direkonstruksi terbentuk kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda-tanda kera. Oleh karena itu jenis ini dinamakan Pithecanthropus erectus, artinya manusia kera yang berjalan tegak. Jenis ini juga ditemukan di Mojokerto, sehingga disebut Pithecanthropus mojokertensis c. Homo Fosil jenis Homo ini pertama diteliti oleh von Reitschoten di Wajak. Penelitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois menyimpulkan sebagai jenis Homo. Ciri-ciri jenis manusia Homo ini muka lebar, hidung dan mulutnya menonjol. Dahi juga masih menonjol, sekalipun tidak semenonjol jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya tidak jauh berbeda dengan manusia sekarang. Hidup dan perkembangan jenis manusia ini sekitar 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. Tempat-tempat penyebarannya tidak hanya di Kepulauan Indonesia tetapi juga di Filipina dan Cina Selatan. Penggolongan dari manusia Homo ini antara lain adalah manusia wajak dan manusia liang bua. Pedoman penskoran Nomor soal skor 1 50 2 50 ∑ Skor perolehan Nilai = X 100 Skor Maksimal 100 Kriteria penilaian 100 : sempurna 93-99 : amat baik 84-92 : baik 75-83 : cukup Di bawah 75 : kurang PENUGASAN : Siswa diberi tugas untuk membuat powerpoint presentation Ppt disertai dengan gambar ilustrasi 1. Tema : Asal usul dan Penyebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia 2. Waktu : 1 minggu 3. Dikerjakan per kelompok Godean, 14 Juli 2014 Mengetahui Guru Mata Pelajaran Mahasiswa PPL Dra.Modesta Noritriharsi Rosita Nur Anarti NIP. 19680318 200501 2 009 NIM. 12406241014 No. Dokumen : FM-SMAGOWks1 P No. Revisi : 0 Tanggal Berlaku : 1 Juli 2014 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri 1 Godean Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia KelasProgram : X MIPA 1, MIPA 2, MIPA 3 Semester : 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. 3. Memahami corak kehidupan masyarakat praaksara. 4. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. 2. Kesediaan untuk belajar dari terbuka terhadap keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. 3. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara. 4. Menuliskan hasil diskusi mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara

a. Pola Hunian

Dua karakter khas hunian purba yaitu, 1 kedekatan dengan sumber air dan 2 kehidupan di alam terbuka. Pola hunian itu dapat dilihat dari letak geografis situs-situs serta kondisi lingkungannya. 1 Lingkungan Sekitar Sungai Situs-situs purba di sepanjang aliran Bengawan Solo Sangiran, Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong merupakan contoh- contoh dari adanya kecenderungan manusia purba menghuni lingkungan di pinggir sungai. Kondisi itu dapat dipahami mengingat keberadaan air memberikan beragam manfaat. Petunjuk yang dapat memberikan gambaran jelas pada kita tentang kehidupan manusia purba adalah sebaran sisa-sisa peralatan yang digunakan pada saat itu, yang umumnya berada di dasar atau di sekitar sungai. Kehidupan di sekitar sungai itu menunjukkan pola hidup manusia purba di alam terbuka. 2 Lingkungan Gua Manusia purba juga memanfaatkan berbagai sumber daya lingkungan yang tersedia, termasuk tinggal di gua-gua. Mobilitas manusia purba yang tinggi tidak memungkinkan untuk menghuni gua secara menetap. Keberadaan gua-gua yang dekat dengan sumber air dan sumber bahan makanan mungkin saja dimanfaatkan sebagai tempat persinggahan sementara, sehingga tidak meninggalkan jejak pada kita. Kemungkinan lain bahwa gua-gua di kala itu belum atau baru sebagian terbentuk dan gua-gua yang sudah terbentuk tidak dalam lingkungan yang menyediakan berbagai sumberdaya yang diperlukan manusia. Adapun gua ini sering disebut sebagai Abris sous roche. 3 Lingkungan Pantai Di alam terbuka itu ada juga manusia purba yang yang tinggal sekitar pantai. Mereka meninggalkan sisa-sisa kehidupan mereka berupa Kjokkenmoddinger atau sampah dapur yang berwujud bukit dengan tmpukan kulit siput dan kerang yang telah mengeras. Ciri berikutnya ialah transisi permukiman nenek moyang dari nomaden ke tempat tinggal menetap. Manusia purba di Indonesia diperkirakan sudah hidup menjelajah nomaden untuk jangka waktu yang lama. Mereka mengumpulkan bahan makanan food gathering dalam lingkup wilayah tertentu dan berpindah-pindah. Mereka hidup dalam komunitas-komunitas kecil dengan mobilitas yang tinggi. Lama hunian di suatu lingkungan eksploitasi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan. Manakala lingkungan sekitar sudah tidak menjanjikan bahan makanan, mereka berpindah ke lingkungan baru di tepian sungai untuk membuat persinggahan baru. Mulailah berkembang pola hunian bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua. Inilah masa transisi sebelum manusia itu bertempat tinggal tetap.

b. Mengenal Api

Bagi manusia purba, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang sangat penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira terjadi pada 400.000 tahun yang lalu. Penemuan pada periode manusia Homo erectus. Penemuan api juga memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan, yaitu memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu. Manusia juga menggunakan api sebagai senjata. Api pada saat itu digunakan manusia untuk menghalau binatang buas yang menyerangnya. Api dapat juga dijadikan sumber penerangan. Melalui pembakaran pula manusia dapat menaklukkan alam, seperti membuka lahan untuk garapan dengan cara membakar hutan. Kebiasaan bertani dengan menebang lalu bakar slash and burn adalah kebiasaan kuno yang tetap berkembang sampai sekarang.

c. Berburu Meramu-Bercocok Tanam

Untuk mempertahankan hidupnya mereka menerapkan pola hidup nomadenatau berpindah-pindah tergantung dari bahan makanan yang tersedia. Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu yang masih sederhana. Hal ini terutama berkembang pada manusia Meganthropus dan Pithecanthropus. Masa manusia purba berburu dan meramu itu sering disebut dengan masa food gathering. Mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi makanan karena belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan. Dalam perkembangannya mulai ada sekelompok manusia purba yang bertempat tinggal sementara, misalnya di gua-gua, atau di tepi pantai. Peralihan Zaman Mesolitikum ke Neolitikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing dengan Homo sapien sebagai pendukungnya. Mereka tidak hanya mengumpulkan makanan tetapi mencoba memproduksi makanan dengan menanam. Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika mereka sudah mulai bertempat tinggal, walaupun masih bersifat sementara. Kegiatan manusia bercocok tanam terus mengalami perkembangan. Peralatan pokoknya adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik. Dengan dibukanya lahan dan tersedianya air yang cukup maka terjadilah persawahan untuk bertani. Hal ini berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 S.M ketika mulai terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa Austronesia dari Yunnan ke Kepulauan Indonesia. Begitu juga kegiatan beternak juga mengalami perkembangan. Seiring kedatangan orang-orang dari Yunnan yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang kita itu, maka kegiatan pelayaran dan perdagangan mulai dikenal. Dalam waktu singkat kegiatan perdagangan dengan sistem barter mulai berkembang. Kegiatan bertani juga semakin berkembang karena mereka sudah mulai bertempat tinggal menetap. d. Sistem Kepercayaan Masyarakat zaman praaksara terutama periode zaman neolitikum sudah mengenal sistem kepercayaan. Mereka sudah memahami adanya kehidupan setelah mati. Mereka meyakini bahwa roh seseorang yang telah meninggal akan ada kehidupan di alam lain. Terkait dengan itu maka kegiatan ritual yang paling menonjol adalah upacara penguburan orang meninggal. Dalam tradisi penguburan ini, jenazah orang yang telah meninggal dibekali berbagai benda dan peralatan kebutuhan sehari-hari, misalnya barang-barang perhiasan, periuk dan lain-lain yang dikubur bersama mayatnya. Batu-batu besar ini menjadi lambang perlindungan bagi manusia yang berbudi luhur juga memberi peringatan bahwa kebaikan kehidupan di akhirat hanya akan dapat dicapai sesuai dengan perbuatan baik selama hidup di dunia. Hal ini sangat tergantung pada kegiatan upacara kematian yang pernah dilakukan untuk menghormati leluhurnya. Oleh karena itu, upacara kematian merupakan manifestasi dari rasa bakti dan hormat seseorang terhadap leluhurnya yang telah meninggal. Sistem kepercayaan masyarakat praaksara yang demikian itu telah melahirkan tradisi megalitik zaman megalitikum = zaman batu besar. Mereka mendirikan bangunan batu-batu besar seperti menhir, dolmen, punden berundak, dan sarkofagus. Sistem kepercayaan dan tradisi batu besar seperti dijelaskan di atas, telah mendorong berkembangnya kepercayaan animisme. Kepercayaan animisme merupakan sebuah sistem kepercayaan yang memuja roh nenek moyang. Di samping animisme, muncul juga kepercayaan dinamisme. Menurut kepercayaan dinamisme ada benda-benda tertentu yang diyakini memiliki kekuatan gaib, sehingga benda itu sangat dihormati dan dikeramatkan.

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pertemuan Pertama Langkah Pembelajaran Sintak Model Pembelajaran Deskripsi Alokasi Waktu Kegiatan Pendahuluan  Guru membuka pertemuan dengan salam  Peserta didik dan guru berdoa  Guru mempresensi peserta didik  Mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk memulai proses KBM  Menyampaikan tujuan Pembelajaran Tentang corak kehidupan masyarakat praaksara. Memuat kegiatan  Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk duduk menurut kelompoknya.  Peserta didik duduk secara berkelompok  Guru menyampaikan tugas yang harus dilakukan oleh masing-masing kelompok Mengamati  Peserta didik menyiapkan buku, mencari materi dan melakukan pengamatan terhadap peta-peta yang terkait serta browsing di internet Menanya  Siswa ditugaskan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi corak kehidupan masyarakat Praaksara. 10 Kegiatan Inti 60