PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MARGAAGUNG

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 MARGAAGUNG

Oleh

RETNO HANDAYANI

Penerapan pembelajaran IPA menggunakan metode ceramah masih dominan di SD Negeri 2 Margaagung. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui penggunaan alat peraga magnet. Metode penelitian ini, menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian berbentuk siklus. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Teknik pengumpulan data dalam e-TA ini digunakan dengan instrument berupa lembar pengamatan observasi siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, sedangkan untuk mengetahui kualitas hasi belajar siswa digunakan lembar evaluasi. Langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan alat peraga magnet adalah sebagai berikut: (1) Melakukan percobaan yang menunjukkan adanya gaya magnet; (2) Menyimpulkan bahwa gaya magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi atau baja; (3) Menyebutkan kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari; (4) Mengetahui macam-macam bentuk magnet; (5) Menunjukkan arah utara dan selatan menggunakan magnet; (6) Melakukan percobaan untuk menunjukkan adanya gaya elektromagnetik; (7) Menyimpulkan bahwa gaya elektromagnetik dapat menarik benda-benda tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga magnet dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa. Hal ini ditunjukkan berdasarkan ketuntasan hasil belajar pada siklus satu 61,7% dengan kategori cukup aktif meningkat menjadi 82,6% dengan kategori aktif pada akhir siklus dua.


(2)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 MARGAAGUNG

Oleh

R

ETNO

H

ANDAYANI

Elektronik Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8 Mei 1987. Anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Drs. Suyitno dan Ibu Siti Juairiah, S.Pd. Penulis mengawali pendidikan formal di SD Negeri 1 Jatimulyo yang diselesaikan pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan sekolah ke SLTP Negeri 21 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2001. Setelah lulus SLTP, penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 12 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2004. Dilanjutkan kuliah di Universitas Lampung Program Studi D2 PGSD yang diselesaikan pada tahun 2006.

Penulis mulai berkarir saat diangkat sebagai guru di SD Negeri 2 Margaagung kecamatan Jatiagung kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2008 sampai sekarang. Sudah empat tahun penulis berkarir sebagai pendidik.

Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PJJ Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut namaMu Ya Alloh, telah Engkau limpahkan rahmat dan karunia yang tiada pernah terputus sehingga telah terselesaikan studiku ini. Dari lubuk hati yang paling dalam, akan kupersembahkan karya kecil ini untuk:

1. Bapak dan Mama yang sangat aku hormati dan sayangi, yang telah sabar dalam doa dan harapan yang tulus demi keberhasilanku, terima kasih yang tak terhingga untuk segalanya.

2. Keluarga besar yang senantiasa menantikan keberhasilanku. 3. Para pendidik yang kuhormati.


(8)

MOTO

“Hiduplah seperti lebah yang hanya mengambil yang baik, menghasilkan yang terbaik, dan meninggalkan kebaikan bagi makhluk lainnya.”

“All our dreams can come true if we have the courage to pursue them.” (Walt Disney)

“Jalan mencapai kesuksesan itu sangatlah hebat, tetapi tetap bertahan di puncak kemenangan akan jauh lebih hebat.”


(9)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang karena berkat ridha-Nya jualah skripsi ini dapat penulis selesaikan. Skripsi ini ditulis berdasarkan suatu praktek yang merupakan bagian dari suatu penelitian yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini merupakan karya mandiri Retno Handayani yang berjudul “Penggunaan Alat Peraga Magnet untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas V SD Negeri 2 Margaagung”.

Penulis banyak mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan penelitian ini bukan saja dari segi keilmuan, melainkan juga dari segi kerjasama dengan kepala sekolah dan dewan guru yang merupakan teman sejawat penulis di tempat mengajar.

Banyak kesulitan yang didapat dalam melaksanakan percobaan yang umumnya dapat diatasi karena perencanaan yang cukup matang dalam mempersiapkan penelitian. Kesulitan di lapangan yang utama adalah dalam membagi waktu antara tugas mengajar dengan tugas kuliah. Di samping itu, guru pamong yang sudah menyelesaikan S1 PGSD di SD Negeri 2 Margaagung hanya ada satu orang.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada:


(10)

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Riswanti Rini, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd selaku ketua pelaksana program PJJ S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

5. Bapak Drs. Syaifuddin Latif, M.Pd dosen pembimbing penulis, atas bimbingan terutama waktu menulis skripsi.

2. Bapak Dr. Ngadimun, M.Pd dosen pembahas penulis yang telah memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam perbaikan laporan ini.

3. Bapak Purwanto, S.Pd.SD Kepala SD Negeri 2 Margaagung, atas kelapangan dada dan kebaikan hati Beliau kepada penulis selama penulis melakukan penelitian di sekolah yang Beliau pimpin.

4. Ibu Suminah, S.Pd.SD dan kawan-kawan di SD Negeri 2 Margaagung, atas segala bantuan waktu penulis melaksanakan siklus satu dan siklus dua.

5. Ayah dan Ibu penulis yang selalu memberikan dorongan baik moral maupun material.

6. Diki Samsudi, suami penulis, atas kesabaran dan pengertian yang ditunjukkannya selama penulis melakukan praktek serta bantuannya dalam mengetik sebagian skripsi ini.


(11)

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi ini berguna.

Bandar Lampung, 6 November 2014 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR GAMBAR ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A.Latar Belakang ……... 1

B.Rumusan Masalah ……... 2

C.Pemecahan Masalah.…... 3

D.Tujuan Penelitian ………... 3

E. Manfaat Hasil Penelitian ……… 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……... .. 5

A.Ilmu Pengetahuan Alam ……... 5

B.Belajar ... 7

C.Aktivitas Belajar ……… 8

D.Hasil Belajar ... 9

E. Alat Peraga ... 11

F. Magnet ……….……... 13

G.Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga Magnet ……….. 13

H.Kebaikan Penggunaan Alat Peraga Magnet ……….. 17

I. Kelemahan Penggunaan Alat Peraga Magnet ……… 17

J. Hipotesis Tindakan ……… 18

BAB III METODE PENELITIAN …….……... 19

A.Jenis Penelitian …... 19

B.Setting Penelitian ... 19

C.Subjek Penelitian ………... 19

D.Prosedur Penelitian ……… 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 24

F. Instrumen Penelitian ... 25

G.Teknik Analisis Data ………. 26

H.Indikator Keberhasilan ……….. 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 28

A.Hasil Penelitian Siklus 1 ... 28

B.Hasil Penelitian Siklus 2 ... 40


(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ……... 52

A.Kesimpulan ... 52

B.Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ………. 53 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Benda magnet dan bukan magnet ……… 16

3.1. Kategori aktivitas siswa ………. 26

4.1. Observasi aktivitas siswa ……… 31

4.2. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 1 ………..……… 32

4.3. Data persentase aktivitas siswa siklus 1 ……….. 33

4.4. Hasil observasi aktivitas guru .………. 33

4.5. Hasil belajar siswa pada siklus 1 ……….. 35

4.6. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa siklus 1 ……….………... 36

4.7. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus 2 ……… 43

4.8. Data persentase aktivitas siswa siklus 2 ..………... 44

4.9. Hasil observasi aktivitas guru ………. 45

4.10. Hasil belajar siswa pada siklus 2 ……… 47

4.11. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa siklus 2 ……… 48

4.12. Hasil persentase aktivitas siswa siklus 1 dan siklus 2 ……… 50

4.13. Progres aktvitas siswa tiap siklus ……… 50


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu bangsa tercermin dari keberlangsungan pendidikan bangsa itu. Bangsa dengan tingkat pendidikan yang memadai diyakini mampu menciptakan kehidupan yang beradab. Artinya peningkatan mutu pendidikan dianggap suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian yang besar agar kita dapat mengejar ketinggalan di bidang ilmu pendidikan dan teknologi yang mutlak kita perlukan untuk mengisi pendidikan.

Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan Bangsa ini, karena dari salah satu tunas muda harapan Bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tapi Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan. Setelah problematika ini dicari akar pemasalahannya adalah sebuah mata rantai yang melingkar dan tak tahu di mana awalnya.


(17)

2

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pada SD Negeri 2 Margaagung sampai saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Penggunaan metode ceramah dalam mengajarkan IPA membuat siswa kurang terlibat aktif dalam proses belajar mengajar karena pembelajaran kurang menyenangkan. Kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar membuat pembelajaran kurang bermakna sehingga tidak melekat dalam fikiran siswa yang hanya dituntut untuk menghafal konsep. Hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya aktivtas belajar siswa tersebut, beberapa upaya dilakukan, salah satunya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan media alat peraga. Penggunaan alat peraga kepada siswa, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga terjadi penyusunan (mengkonstruksi) dan penguatan materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar dan prestasi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Apakah melalui penggunaan alat peraga magnet dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung?


(18)

3

C. PEMECAHAN MASALAH

Implementasi sangat dibutuhkan guru yang profesional. Guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain:

1. Kemampuan menguasai bahan ajar. 2. Kemampuan dalam mengelola kelas.

3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar. 4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil.

Dengan diberikan perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan keterampilan atau konsep terhadap mata pelajaran-mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan penggunaan alat peraga secara rutin dan terorganisir dengan baik, paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk konstruktifisme bagi siswa itu sendiri.

Demikian halnya dengan guru memberikan pemahaman konsep melalui model IPA terpadu sehingga siswa mempunyai gambaran nyata tentang materi yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak akan lebih berminat dan tertarik dalam belajar.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung melalui penggunaan alat peraga magnet.


(19)

4

2. Meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung melalui penggunaan alat peraga magnet.

E. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa

a. Sebagai bahan masukan siswa untuk memanfaatkan alat peraga dalam rangka meningkatkan minat belajarnya.

b. Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan. 2. Guru

Sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.

3. SD Negeri 2 Margaagung

Dengan hasil ini diharapkan SD Negeri 2 Margaagung dapat meningkatkan penggunaan alat peraga agar aktivitas belajar siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan dalam pelajaran lain.

4. Bagi peneliti lainnya

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian sejenis.


(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. ILMU PENGETAHUAN ALAM

IPA berasal dari kata sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Sains menurut Suyoso dalam Nana, dkk (2008) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta memperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal”.

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada empat kemampuan dalam IPA, yaitu:

1. Kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati.

2. Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati. 3. Kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil eksperimen. 4. Dikembangkannya sikap ilmiah.

Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”


(21)

6

tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi.

Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah yang meliputi:

1. Mengidentifikasi masalah. 2. Menyusun hipotesis.

3. Memprediksi konsekuensi dari hipotesis. 4. Melakukan eksperimen untuk menguji prediksi.

5. Merumuskan hukum umum yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

Dalam Pembelajran IPA, peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek bagi pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah.

Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”. Hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Keterampilan proses penyidikan atau “incuiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun, hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan,


(22)

7

mengklarifikasikan, mengolah dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana, mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara (dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya).

Melalui keterampilan proses dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak percaya tahyul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dn bekerja sama dengan orang lain.

B. BELAJAR

Winataputra (2002), belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Contohnya : siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa diskusi, dll.

Sedangkan Surya (2001), berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh perilaku secara keseluruhan. Proses perilaku tersebut meliputi beberapa pola dasar, yaitu: generalisi, diskriminasi, pembentukan dan penghapusan.

Belajar dalam penelitian ini diartikan sebagai segala usaha yang diberikan guru kepada siswa agar dapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


(23)

8

C. AKTIVITAS BELAJAR

Dalam kegiatan belajar, siswa melakukan aktivitas. Tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berjalan dengan baik. Aktivitas memegang peranan penting dalam proses beajar karena dengan aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan. Menurut Sardiman (2001) aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Hal ini sesuai juga dengan pendapat Winkel (1983: 48) yang menyatakan bahwa aktivitas belajar atau kegiatan belajar adalah “segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang dicapai.” Menurut Annurrahman (2010) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah “seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung keberhasilan belajar.”

Jadi, aktivitas belajar dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya baik yang tampak maupun yang tidak tampak diamati. Aktivitas siswa sangat penting dalam proses belajar supaya prestasi belajar siswa dapat optimal, karena aktivitas siswa sangat menentukan prestasi belajar siswa.

Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan keinginan untuk belajar secara mandiri. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagai pegembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri di bawah bimbingan tenaga pengajar. Aktivitas belajar merupakan factor yang sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar siswa, karena


(24)

9

pada prinsipnya belajar adalah berbuat, learning by doing. Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Hal ini sesuai dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis, Sardiman (2001).

Prestasi belajar sangat ditentukan oleh aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Jadi tidak mungkin prestasi belajar itu baik jika anak tidak melakukan belajar karena tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran. Aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri di bawah bimbingan tenaga pengajar.

Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas merupakan rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

D. HASIL BELAJAR

Hasil belajar adalah perubahan keterampilan dan kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian, pengetahuan, dan apresiasi yang dikenal dengan istilah kognitif, afektif, da psikomotor melalui perbuatan belajar, Abror (1993: 65). Sedangkan Hamalik menyatakan bahwa siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya, apabila dapat mengembangkan kemampuan pengetahuan dan pengembangan sikap, Hamalik (1990: 97). Pada bagian lain, Naawi (1981: 10) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat


(25)

10

keberhasilan siswa dalam memelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Tes hasil belajar menurut Alwasilah dapat diartikan sebagai penilaian untuk mendapatkan gambaran kemajuan siswa secara menyeluruh. Sejumlah prinsip yang mendasari penilaian sebagaimana dirangkum oleh Weaver dalam Alwasilah (2000: 90-91) yaitu:

1. Penilaian seyogyanya bersifat kolaboratif, dalam artian melibatkan guru dan siswa itu sendiri, teman dan orang tua.

2. Penilaian berdimensi banyak, yakni bukan hanya terfokus pada produk tapi juga proses dan persepsi (strategi, sikap, kebiasaan siswa dan sebagainya).

3. Penilaian seyogyanya berkelanjutan, artinya berdasarkan pengamatan kegiatan siswa sehari-hari di dalam kelas.

4. Penilaian seyogyanya tidak sekedar hanya pemberian angka tetapi mencerminkan dan menumbuhkan tujuan pengajaran bagi siswa dan guru.

Beberapa pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa hasil belajar adalah salah satu hasil ujian dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan secara formal. Tingkat keberhasilan siswa di dalam menguasai pelajaran di sekolah dinyatakan dengan symbol angka atau huruf dalam raport yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Pengukuran hasil belajar siswa diukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pengukuran konvensional (tes baku)


(26)

11

dilaksanakan melalui ulangan-ulangan baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Nasional (UN). Indikasi yang jelas dari hasil belajar tersebut berupa nilai raport, nilai ujian sekolah dan nilai ujian akhir nasional. Dari hasil belajar tersebut dapat diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan telah dicapai.

Belajar, menurut Benjamin S. Bloom dalam Suedjono (2004: 59-60), dikatakan berhasil apabila terdapat perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Domain kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesa dan evaluasi. Domain afektif meliputi menerima, menjawab, menilai, mengorganisasikan dan memberi sifat atau karakter. Domain psikomotor meliputi gerakan reflek, gerakan dasar dan sederhana, kemampuan menghayati, kemampuan fisik/jasmaniah, gerakan yang sudah terampil dan komunikasi ekspresif.

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa hasi belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai angka maupun huruf yang ditulis dalam buku laporan nilai atau raport yang diberikan setelah selesai mengikuti tes.

E. ALAT PERAGA

Alat peraga merupakan wahana fisik yang alami maupun buatan mengandung materi pembelajaran. Alatperaga IPA dalam pengertian terbatas yaitu sebagai alat bantu pengajaran, khususnya dalam pengajaran IPA di SD. Alat peraga


(27)

12

dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar IPA yang efektif, Sujana (2002: 99). Dalam kaitannya untuk meningkatan hasil belajar IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Alat peraga seharusnya digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataannya kerap kali tidak digunakan dengan berbagai alasan. Banyak alasan tidak mengunakan alat peraga saat memberikan pelajaran. Beberapa alasan tersebut misalnya:

1. Terbatasnya waktu untuk membuat persiapan pembelajaran. 2. Sulit mencari alat peraga yang tepat.

3. Biaya tidak tersedia.

Sebaiknya tidak demikian, karena ada banyak jenis alat peraga yang dapat digunakan, disesuaikan dengan kondisi waktu, keuangan maupun karakteristik materi pembelajaran. Karakteristik dan kemampuan masing-masing alat peraga perlu diperhatikan untuk memilih alat peraga yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

Alat peraga yang digunakan dalam materi magnet adalah magnet, kompas, magnet batang, serbuk besi, paku, jarum, peniti, sapu tangan, karet gelang, uang logam, tripleks, kaca, plastik, seutas tali, statif, penggaris, kabel, dan baterai.


(28)

13

F. MAGNET

Kata magnet berasal dari nama kota kuno di wilayah Turki. Nama kota itu adalah Magnesia. Di kota Magnesia banyak ditemukan batu yang dapat menarik benda-benda kecil dari besi. Karena ditemukan di kota Magnesia, batu itu disebut magnet.

Bentuk magnet yang sudah dikenal adalah magnet batang, magnet jarum, magnet tabung (silinder), dan magnet ladam (tapal kuda). Magnet dapat menarik benda-benda tertentu yang terbuat dari besi atau baja. Setiap magnet mempunyai dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub magnet senama saling tolak menolak dan kutub mgnet tidak senama saling tarik menarik. Kekuatan magnet tidak merata di seluruh bagian magnet. Kemagnetan terbesar terletak di kedua kutubnya. Daerah di sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut medan magnet,. Magnet dapat dibuat dengan tiga cara, yaitu cara gosokan , induksi, dan electromagnet.

G. LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET 1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat:

a. Melakukan percobaan yang menunjukkan adanya gaya magnet.

b. Menyimpulkan bahwa gaya magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi atau baja.

c. Menyebutkan kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari.


(29)

14

e. Menyimpulkan bahwa gaya listrik statis dapat menarik benda-benda tertentu.

2. Peralatan

Kit murid: Magnet Benda-benda lain: a. Klip plastik b. Klip logam c. Kertas d. Paku kecil e. Peniti f. Kain perca g. Uang logam h. Selembar daun i. Aluminium j. Lempengan seng k. Jarum

l. Sepotong besi yang besarnya sama dengan magnet dalam kit m.Sisir plastik

n. Penggaris plastik o. Kain flanel atau wol 3. Persiapan

Sebelum pelajaran dimulai, bungkuslah magnet dan sepotong besi dengan kertas, sehingga membentuk dua buah silinder. Bungkusan magnet diberi


(30)

15

tanda A, bungkusan besi diberi tanda B. Siswa mempersiapkan benda-benda yang dibutuhkan untuk percobaan, kecuali magnet.

4. Langkah-langkah Pembelajaran a. Pengenalan

Gaya Magnet

Memperlihatkan kedua bungkusan yang berisi magnet dan besi kepada siswa sambil bertanya: “Apa yang akan terjadi jika benda-benda ini didekatkan ke jarum?”

Kemudian beberapa siswa diminta mendekatkan benda-benda tadi ke jarum. Dari kegiatan tersebut, siswa disuruh untuk menuliskan semua permasalahan yang muncul, misalnya:

1. Mengapa benda A dapat menarik jarum? 2. Mengapa benda B tidak dapat menarik jarum?

Kemudian dekatkan benda A dan benda B. Salah satunya dipegang oleh siswa. Ajukan pertanyaan di bawah ini kepada mereka:

1. Apa yang terjadi dengan kedua benda tersebut? 2. Mengapa kedua benda tersebut dapat menempel?

Siswa disuruh membuka kedua bungkusan itu serta menentukan mana yang magnet dan mana yang bukan magnet. Ulangi lagi dengan mendekatkan magnet yang sudah tidak terbungkus tadi dengan jarum. Tanykan kepada mereka: “Mengapa magnet itu dapat menarik jarum?” Menginformasikan kepada siswa bahwa magnet memiliki gaya tarik terhadap benda-benda tertentu. Gaya tarik ini disebut gaya magnet.


(31)

16

b. Percobaan

Memperingatkan siswa agar jangan mendekatkan magnet ke jam tangan mereka, karena dapat merusak jam tersebut.

Lakukan percobaan yang menunjukkan adanya gaya magnet. Gerakkan sebatang magnet secara perlahan-lahan ke arah benda-benda yang ada di sekitarmu. Apa yang terjadi dengan benda-benda tersebut?

Catat dalam tabel pengamatan dengan memberi tanda (√) pada kolom yang sesuai dan dengan tanda (-) pada kolom yang tidak sesuai.

Tabel 2.1. Benda magnet dan bukan magnet

No Benda yang Didekatkan ke Magnet Bahan Pembuat Benda Dapat Ditarik Magnet Tidak dapat Ditarik Magnet 1. 2. Paku Buku Besi Kertas Hasil pengamatan:

Kertas, kayu, karet, ... tidak ditarik magnet. Besi, baja ditarik magnet.

Kemudian membimbing siswa untuk menarik kesimpulan di bawah ini: Kesimpulan:

Gaya magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja.


(32)

17

H. KEBAIKAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET 1. Proses beajar mengajar lebih menyenangkan.

2. Siswa lebih aktif karena terdorong rasa ingin tahu.

3. Siswa dapat menemukan konsep sendiri melalui kesimpulan setelah melakukan percobaan menggunakan alat peraga.

4. Pengetahuan yang diperoleh saat siswa menemukan sendiri lebih kokoh melekat dalam fikiran mereka dibandingkan pengetahuan yang mereka dapat dari ceramah guru.

5. Setiap kelompok siswa berlomba-lomba menjadi kelompok yang paling cepat menemukan.

6. Siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia merasa lebih terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar.

7. Proses belajar mengajar menggunakan alat peraga berpusat pada anak, guru sebagai teman belajar atau fasilitator.

I. KELEMAHAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET 1. Memerlukan banyak waktu.

2. Siswa yang aktif akan memonopoli aktivitas sedangkan siswa yang pasif akan menjadi semakin malas.


(33)

18

J. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian pustaka di atas, hipotesis penelitian ini adalah:

“Jika pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan alat peraga magnet dengan langkah-langkah yang tepat, maka aktivitas dan hasil belajar. siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung akan meningkat”


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian tindakan kelas.

B. SETTING PENELITIAN 1. Tempat Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 2 Margaagung Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010 – 2011 selama empat bulan, yaitu bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei.

C. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung Kecamatan Jatiagung Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah siswa


(35)

20

sebanyak 35 orang. Pertimbangan penulis memilih subjek penelitian di SD Negeri 2 Margaagung, karena penulis bertugas di sekolah ini.

D. PROSEDUR PENELITIAN

Alur pelaksanaan penelitian tindakan digambarkan seperti berikut:

Sikus 1

Siklus 2

Pelaksanaan dst Tindakan

Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Aunurrahman (2010))

Menurut Aunurrahman (2010), gambar di atas menunjukkan bahwa:

1. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, terlebih dahulu harus merencanakan secara bersama jenis tindakan yang akan dilakukan.

2. Setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan dilakukan. Refleksi

Rencana Tindakan Obsrvasi

Pelaksanaan Tindakan

Obsrvasi

Refleksi

Rencana Tindakan


(36)

21

3. Bersamaan dengan dilaksanakan tindakan peneitian, juga dilakukan kegiatan untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan.

4. Berdasarkan hasil penelitian kemudian dilakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya.

Siklus I

1. Perencanaan

a. Menetapkan standar kompetensi, yaitu: Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energy serta fungsinya.

b. Menetapkan kompetensi dasar, yaitu: Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energy melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak dan gaya magnet).

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

e. Mempersiapkan alat peraga berupa kit magnet. f. Mempersiapkan media pembelajaran.


(37)

22

2. Tindakan

a. Kegiatan Awal

1 Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

2 Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi gaya magnet.

3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4 Guru menyampiakan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti

1. Guru melibatkan siswa mencari informasi yang luas dan dalam tentang gaya magnet.

2. Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain

3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. 4. Guru meibatkan siswa secara katif dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

5. Guru memfasilitasi percobaan di dalam kelas. c. Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan pelajaran. 2. Guru melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah


(38)

23

3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Pengamatan

Menilai aktivitas siswa dengan menggunakan format lembar observasi aktivitas siswa.

4. Refleksi

a. Melihat keberhasilan dengan berdiskusi bersama supervisor dan guru pamong.

b. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu jumlah dan waktu dari setiap tindakan.

c. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.

d. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus II 1. Perencanaan

a. Idntifikasi masalah yang muncul dari siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. c. Pengembangan program tindakan siklus II


(39)

24

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang telah ditentukan. Antara lain melalui:

a. Guru melaksanakan apersepsi siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

b. Siswa bertanya jawab.

c. Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

3. Pengamatan (Observasi)

Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan

4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

b. Membahas hasil evaluasi terhadap skenario pembelajaran pada siklus II.

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk diguakan pada siklus berikutnya.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Teknik non Tes

Data aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan berlangsung dengan cara mengamati aktivitas


(40)

25

yang dilakukan siswa sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.

2. Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari eneliian selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan guru sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.

3. Teknik Tes

Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk mendapat data yang akurat/valid, peekiti menggunakan instrumen berupa:

1. Lembar observasi aktivitas siswa.

Aktivitas siswa yang diamati selama pembelajaran meliputi: bekerja dalam kelompok, partisipasi dalam pembelajaran, motivasi, interaksi dengan sesame siswa dan interaksi siswa dengan guru.

2. Penilaian kinerja guru.

Selama kegiatan pembelajaran, kinerja guru diobservsi menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

3. Tes hasil belajar.

Tes dilaksanakan pada setiapakhir siklus. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda, isian dan uraian.


(41)

26

G. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Data Kualitatif

Untuk melihat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh teman sejawat. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

NA = ∑

∑ x 100%

Selanjutnya dikonversi ke dalam tabel berikut: Tabel 3.1. Kategori Aktivitas Siswa

No Nilai Aktivitas Kategori

1. Nilai ≥ 70 Aktif

2. Nilai 60 – 69 Cukup aktif 3. Nilai < 60 Kurang aktif

Untuk menentukan persentase siswa aktif, digunakan rumus berikut: %A = ∑ x 100%

Keterangan: %A = persentase siswa yang aktif

∑Na= jumlah siswa aktif N = jumlah siswa

2. Data Kuantitatif

Untuk data hasil belajar, dapat dilihat nilai perbandingan yang diberikan setelah tindakan selesai dilakukan pada setiap akhir siklus dengan rumus: NS=

X 100

Ketuntasan klasikal dihitung dengan mengguanakan rumus berikut: %X = ∑ x 100%


(42)

27

Keterangan: %X = Ketuntasan hasil belajar

∑Na= jumlah siswa siswa tuntas belajar N = Jumlah siswa

3. Data Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari penelitian selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan guru sesuai denga descriptor yang terdapat dalam lembar observasi (IPKG: Instrumen Penilaian Kinerja Guru). Untuk data kinerja guru, dapat dilihat dengan rumus:

Nk = x 100

H. INDIKATOR KEBERHASILAN Penelitian ini dikatakan berhasil apabila:

1. Adanya peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasrkan hasil penelitian dan observasi serta analisis data yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga magnet dapat meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung yang ditunjukkan pada persentase siswa aktif dari siklus 1 sebesar 67,71% menjadi 77,57% pada siklus 2.

B. SARAN

1. Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan belajar dan bekerja sama dengan siswa lain. Guru memperkaya ilmu pengetahuan yang maksimal agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

2. Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran IPA agar siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abror. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Alwasilah. (2000). Perspektif Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia dalam Konteks Persaingan Global. Bandung: Andira.

Aunurrahman, dkk. (2010). Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2007). Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.

Ertikanto, Chandra. (2010). Pendalaman Materi IPA SD. Jakarta: Universitas Lampung.

Hamalik, Oemar. (1990). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harmi, Sri. (2005). Jendela Sains Lingkungan dan Alam Sekitar. Solo: Tiga Serangkai.

Nana, dkk. (1998). Teori-teori dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Indonesia. Nawawi. (1981). Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Jakarta:

Depdiknas.

Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Gravindo Persada.

Surya, dkk. (2001). Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: UT.

Tim SEQIP. (2005). Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.


(45)

54

Winataputra, dkk. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT.


(1)

25

yang dilakukan siswa sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.

2. Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari eneliian selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan guru sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.

3. Teknik Tes

Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes formatif.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk mendapat data yang akurat/valid, peekiti menggunakan instrumen berupa:

1. Lembar observasi aktivitas siswa.

Aktivitas siswa yang diamati selama pembelajaran meliputi: bekerja dalam kelompok, partisipasi dalam pembelajaran, motivasi, interaksi dengan sesame siswa dan interaksi siswa dengan guru.

2. Penilaian kinerja guru.

Selama kegiatan pembelajaran, kinerja guru diobservsi menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

3. Tes hasil belajar.

Tes dilaksanakan pada setiapakhir siklus. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda, isian dan uraian.


(2)

26

G. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Data Kualitatif

Untuk melihat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh teman sejawat. Nilai aktivitas siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

NA = ∑

∑ x 100%

Selanjutnya dikonversi ke dalam tabel berikut: Tabel 3.1. Kategori Aktivitas Siswa

No Nilai Aktivitas Kategori

1. Nilai ≥ 70 Aktif

2. Nilai 60 – 69 Cukup aktif 3. Nilai < 60 Kurang aktif

Untuk menentukan persentase siswa aktif, digunakan rumus berikut: %A = ∑ x 100%

Keterangan: %A = persentase siswa yang aktif ∑Na= jumlah siswa aktif

N = jumlah siswa

2. Data Kuantitatif

Untuk data hasil belajar, dapat dilihat nilai perbandingan yang diberikan setelah tindakan selesai dilakukan pada setiap akhir siklus dengan rumus: NS=

X 100

Ketuntasan klasikal dihitung dengan mengguanakan rumus berikut: %X = ∑ x 100%


(3)

27

Keterangan: %X = Ketuntasan hasil belajar

∑Na= jumlah siswa siswa tuntas belajar N = Jumlah siswa

3. Data Kinerja Guru

Data kinerja guru diperoleh dari penelitian selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan guru sesuai denga descriptor yang terdapat dalam lembar observasi (IPKG: Instrumen Penilaian Kinerja Guru). Untuk data kinerja guru, dapat dilihat dengan rumus:

Nk = x 100

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila:

1. Adanya peningkatan aktivitas siswa pada setiap siklus 2. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasrkan hasil penelitian dan observasi serta analisis data yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga magnet dapat meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri 2 Margaagung yang ditunjukkan pada persentase siswa aktif dari siklus 1 sebesar 67,71% menjadi 77,57% pada siklus 2.

B. SARAN

1. Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan belajar dan bekerja sama dengan siswa lain. Guru memperkaya ilmu pengetahuan yang maksimal agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

2. Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran IPA agar siswa tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abror. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Alwasilah. (2000). Perspektif Pendidikan Bahasa Inggris di Indonesia dalam Konteks Persaingan Global. Bandung: Andira.

Aunurrahman, dkk. (2010). Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2007). Kapita Selekta Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.

Ertikanto, Chandra. (2010). Pendalaman Materi IPA SD. Jakarta: Universitas Lampung.

Hamalik, Oemar. (1990). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harmi, Sri. (2005). Jendela Sains Lingkungan dan Alam Sekitar. Solo: Tiga Serangkai.

Nana, dkk. (1998). Teori-teori dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Indonesia. Nawawi. (1981). Pedoman Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Jakarta:

Depdiknas.

Poerwadarminta. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Gravindo Persada.

Surya, dkk. (2001). Kapita Selekta Kependidikan SD. Jakarta: UT.

Tim SEQIP. (2005). Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.


(6)

54

Winataputra, dkk. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN 4 WAYHARONG WAY LIMA PESAWARAN

1 12 35

PENGGUNAAN MODEL DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA KELAS VI A SD NEGERI 2 WAY LUNIK KOTA BANDAR LAMPUNG

1 16 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 32

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

5 74 32

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, T

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, Tru

0 3 14

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PETA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penggunaan Alat Peraga Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Brujul Kecamatan Jaten T

0 1 15

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PETA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Penggunaan Alat Peraga Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Brujul Kecamatan Jaten T

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I ABSTRAK - PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD

0 0 13

PENGGUNAAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 0 9