PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT

PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh Siti Aisyah

Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran di kelas V pada SDN 2 Merak Batin diperoleh bahwa kualitas aktivitas dan hasil belajar siswa di bawah KKM. Untuk itu dilakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK dengan tujuan untuk meningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA pada pembelajaran materi magnet menggunakan alat peraga.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Penelitian tindakan kelas ini, terdiri atas dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa dalam proses pembelajaran, dan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan alat perga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami magnet. Pada siklus I dalam pembelajaran materi mgnet dengan menggunakan alat peraga diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 53,5 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 60,6 % sisanya 39,4 % dibawah KKM. Sedangkan rata-rata aktivitas siswa 59,1 atau 20 anak aktif mengikuti pelajaran. .Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 62,8 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 72,7 % sisanya 27,3 % dibawah KKM. Sedangkan rata-rata aktivitas siswa 70,8 atau 24 siswa aktif mengikuti pelajaran


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan belajar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam teknologi secara global telah mengalami berbagai perkembangan. Pada dasarnya Pembelajaran IPA bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar tanggap menghadapi lingkunganya, karena dengan belajar IPA siswa dapat belajar memahami fenomena-fenomena alam yang terjadi dilingkungannya.

Khairudin dan Soedjono, (2005: 15) “Menyatakan bahwa IPA bukan hanya sekedar menghafalkan konsep dan prinsip IPA melainkan, dengan pembelajaran IPA diharapkan siswa dapat memiliki sikap dan kemampuan yang berguna bagi dirinya dalam memahami perubahan yang terjadi dilingkungannya dan berprestasi dalam pelajaran IPA.”. Berdasarkan observasi dan diskusi dengan dewan guru SDN 2 Merak Batin bahwa pembelajaran IPA di kelas V masih cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu ceramah dan memerintah siswa merangkum atau mencatat dan memberi tugas Pembelajaran yang dilaksanakan selama ini hanya terpusat pada guru. Sedangkan siswa hanya sebagai penerima materi, guru jarang menggunakan alat peraga yang dapat


(3)

membantu dalam pembelajaran. Peran siswa tidak difungsikan, sehingga siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran di kelas. Kondisi pembelajaran seperti ini yang membuat siswa tidak tertarik, pasif, dan membosankan. Dari penelusuran lebih lanjut didapati hasil belajar IPA kelas V SDN 2 Merak Batin belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 6,2. Dari 33 siswa hanya 15 siswa mencapai KKM (45,5%) selebihnya 18 siswa belum mencapai KKM (54,5%).

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar IPA, guru harus mempunyai kompetensi strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yaitu, menggunakan alat peraga. Bila menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA dapat memudahkan siswa dalam memecahkan masalah yang ditemukan pada saat pembelajaran.

Pembelajaran IPA menuntut para guru untuk menggunakan alat bantu pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar. Penggunaan alat peraga IPA adalah salah satu bentuk tindakan yang mencerminkan aspek kreativitas dari pembelajaran yang dilaksanakan. Penggunaannya secara profesional akan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Menggunakan alat peraga akan berdampak positif terhadap penanaman konsep, prinsip, dan hukum IPA dapat lebih efektif. Dengan demikian, pembelajaran IPA yang mungkin pada awalnya dirasakan sulit oleh siswa, akan menjadi lebih mudah jika diperlengkapi dengan


(4)

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berhasil mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode konvensional.

2. Guru dalam pembelajaran IPA belum menggunakan alat peraga atau media yang tepat

3. Pembelajaran berpusat pada guru ( teacher centred ).

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar IPA menggunakan alat peraga pada siswa pada kelas V SDN 2 Merak Batin tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan alat peraga pada siswa pada kelas V SDN 2 Merak Batin tahun ajaran 2011/2012?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPA dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas V SDN 2 Merak Batin tahun ajaran 2011/2012.

2. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas V SDN 2 Merak Batin tahun ajaran 2011/2012.


(5)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas, diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Siswa

Dapat mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar IPA dan menyenangi pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

Diharapkan guru SDN 2 Merak Batin mempunyai wawasan tentang pembelajaran IPA dalam meningkatkan prestasi belajar IPA dengan cara pembelajaran menggunakan alat peraga magnet.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan yang berharga bagi peningkatan mutu pembelajaran di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan.

4. Bagi Peneliti

Dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas, khususnya tentang penggunaan metode dan media yang tepat. Penulis mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari solusi yang tepat.


(6)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga merupakan wahana fisik yang alami maupun buatan mengandung materi pembelajaran. Alat peraga IPA dalam pengertian terbatas yaitu sebagai alat bantu pengajaran, khususnya dalam pengajaran IPA di SD. Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar IPA yang efektif (Sujana, 2002 : 99). “Dalam kaitannya untuk meningkatan hasil belajar IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Beberapa fungsi / manfaat alat peraga dalam pengajaran IPA, yaitu :

a. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran dalam pembelajaran IPA. b. Memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

c. Memberi variasi dalam pengajaran IPA.

d. Siswa lebih cepat dan mudah memahami pelajaran materi pelajaran IPA.

2.2 Jenis-jenis alat peraga IPA di SD

Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari IPA semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pengajaran IPA.


(7)

Menurut Sujana, {2002: 99). banyak ragam jenis alat peraga IPA yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran IPA di SD. alat peraga dilihat dari jenis indera dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Media audio, yaitu alat perga yang didengar 2. Media visual, yaitu alat peraga yang dapat dilihat

3. Media audio visual, yaitu alat peraga yang dapat didengar dan dilihat Selain itu alat peraga berdasarkan dilihat dari sumbernya dapat digolongkan menjadi dua yaitu: (a) Alat peraga alamiah (Natural), yaitu alat peraga yang sesuai dengan benda aslinya di alam. (b) Alat peraga buatan (Artificial), yaitu alat peraga hasil modifikasi atau meniru benda aslinya

2.3 Keuntungan dan kelemahan penggunaan alat peraga

Menurut Russeffendi, (2001:227) Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran antara lain sebagai berikut :

1. Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu :

a. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik

b.Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan.

d. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

2. Kekurangan alat peraga yaitu :

a. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru. b. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan

c. Perlu kesediaan berkorban secara materiil.

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu.

2.4 Aktivitas Belajar

Dalam belajar sangat diperlukanya aktivitas, tanpa aktivitas kegiatan belajar dan mengajar tak mungkin berlangsung secara baik, keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.


(8)

Menurut Rohani (2004) ”aktivitas belajar dilakukan oleh aktivitas fisik dan psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan dan sebagainya. Sedangkan aktivitas psikis adalah jiwanya, seperti berpikir, mengingat dan lain-lain”.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 175) ”mengatakan penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses belajar siswa dapat mencari pengalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja sama menrut minat dan kemampuannya sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan bagi siswa”.

Dengan demikian, aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa setelah mengamati kegiatan pembelajaran yang di lakukan oleh guru dalam KBM, kemudian siswa berlatih dengan alat peraga yang sama yang digunakan oleh guru.

Indikator keberhasilan aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah (1) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah menunjukkan

peningkatan. (2) Perhatian siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. (3) Siswa aktif dalam pembelajaran. (4) Dua per tiga dari keseluruhan siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan pendapat.

2.5 Pengertian Belajar

Margaret E. Bell Gredler, (1994:1) “Menyatakan bahwa belajar adalah proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap”. Menurut Oemar Hamalik, (2008:36)“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is difined as the modification or strengthening of behavior through experience)”. Menurut Slameto, (2003:2) “Berpendapat


(9)

Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Winataputra (2002) “belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif”. Contohnya : siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa diskusi, dll.

Sedangkan Surya (2001), “berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh perilaku secara keseluruhan. Proses perilaku tersebut meliputi beberapa pola dasar, yaitu: generalisi, diskriminasi, pembentukan dan penghapusan”.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil latihan pengalaman individu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku.

2.6 Hasil Belajar

Menurut Soedijanto, (1997:49) “Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan”. Dari beberapa definisi di atas bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang berupa perubahan


(10)

tingkah laku, pengetahuan dan sikap yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses kegiatan belajar.

Surya, (2001), ”berpendapat bahwa hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya satu atau dua saja. Perubahan tingkah laku meliputi aspek-aspek kognitif, afektif”. Selama hasil proses pembelajaran belum baik, latihan berbagai cara harus diupayakan agar membuahkan hasil yang baik. Hasil proses pembelajaran tidak hanya mengenai kecerdasan (kognitif), tapi juga kepribadian dan ketrampilan” Nasution, (2002).

Dari uraian disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai angka maupun huruf yang ditulis dalam buku laporan nilai atau rapor yang diberikan setelah selesai mengikuti tes. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan jika sekurang-kurangnya 60 % siswa mencapai nilai 71 atau lebih dari (KKM).

2.7 Pengertian pembelajaran IPA di SD

Ilmu penetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti seperti pengamatan, penyelidikan , penyusunan, hipotesis (dugaan sementara) yang diikuti pengujian gagasan-gagasan sementara. Depdiknas, (2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari


(11)

tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”.

Pendapat di atas berbeda dengan Slamet, (2009) yang menyebutkan “bahwa IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan”. Pengamatan fenomena-fenomena alam tidaklah lengkap bila tidak disertai dengan data kuantitatif .

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan tentang alam yang diperoleh dengan cara yang terkontrol.

2.8 Magnet

Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.


(12)

Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja. adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2 = 1 tesla, yang memengaruhi satu meter persegi. Jenis- jenis magnet:

1. Magnet tetap

Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik). Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:

Magnet neodymium, merupakan magnet tetap yang paling kuat. Magnet neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo), merupakan sejenis magnet tanah jarang, terbuat dari campuran logam neodymium.

Magnet Samarium-Cobalt: salah satu dari dua jenis magnet bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan samarium dan kobalt.


(13)

2. Magnet tidak tetap

Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh magnet tidak tetap adalah elektromagnet.buatan.

3. Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini.Bentuk magnet buatan antara lain:

a. Magnet U b. Magnet batang c. Magnet lingkaran d. Magnet jarum (kompas)

Cara membuat magnet antara lain: (a) Digosok dengan magnet lain secara searah. (b) Induksi magnet. (c) Dialiri listrik. Menghilangkan sifat kemagnetan,cara menghilangkan sifat kemagnetan antara lain: (a) Dibakar. (b) Dibanting-banting. (c) Dipukul-pukul.

2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka yang diuraikan diatas, hipotesis penelitian ini yaitu Jika pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pada siswa kelas V SDN 2 Merak Batin tahun pelajaran 2012/2013.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar dengan jumlah siswa sebanyak 33 anak, terdiri laki-laki ada 17 anak dan perempuan 16 anak.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti.

3. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian di semester genap selama 4 bulan, yaitu bulan Maret sampai Juni 2012.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

1. Teknik Tes

Poerwanti, dkk. (2008:2.26) “Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut”. Dalam penelitian ini, teknik tes


(15)

digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga pada kelas V SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar. Data yang terkumpul melalui teknis tes berupa data kuantitatif.

2. Teknis Nontes

Poerwanti,dkk.(2008:2.26) “Teknis nontes dapat dilakukan melalui observasi”.Kerlinger dalam Aunurrahaman, dkk. (2009: 8-20)“Secara langsung maupun tidak langsung, dan angket”.. secara sederhana,observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen pembelajaran dikelas akan lebih efektif dan apakah ada pengaruhnya. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.

3.3 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes dan lembar observasi.

1. Tes yang digunakan adalah tes obyektif untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran metematika.

2. Lembar panduan observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru saat pembelajaran berlangsung.

3.4 Teknik Analisis Data

Menurut Aunurrahman dkk. (2009: 9-1) “Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan,


(16)

proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran”. Analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Teknik analisis data yang dilakukan adalah:

1. Analisis Kualitatif

Penelitian ini menggunakan teknik deskripstif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat memaparkan secara jelas yang sesuai dengan data dan fakta yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja guru terhadap kegiatan pembelajaran serta kegiatan siswa. Analisis data kualitatif digunakan teknik statistik sederhana sebagai berikut:

a. Rumus analisis aktivitas siswa:

% 100 % x Siswa Tuntas Siswa Ketuntasan

Tabel: 3.1 Aktivitas Siswa

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 86-100% Aktif sekali

2 71-85% Aktif

3 56-70% Cukup Aktif

4 < 56% Kurang Aktif

b. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran

x100%

Maksimal Skor Perolehan Skor Akhir Skor

Tabel 3.2 Kinerja Guru

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 86-100% Baik sekali

2 71-85% Baik

3 56-70% Cukup


(17)

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

a. Penilaian hasil belajar tes tertulis

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai siswa didapat dengan menggunakan rumus: x100 Maksimal Skor Perolehan Skor Siswa Nilai

b. Penilain Ketuntasan Belajar

Penelitian ini menggunakan dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar individual didapat dari KKM mata pelajaran yang telah dit etapkan yaitu siswa dinyatakan tuntas dala m be la jarnya jika t ela h mendapat kan nila i ≥7. Ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa menyeluruh untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan. rumus:

x100%

Seluruhnya Siswa Jumlah Tuntas Siswa Jumlah Siswa Nilai

Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.


(18)

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah-langkah berbentuk spiral yang dikemukakan Kemmis dalam Wiriaatmadja (2006 : 66) yaitu “Setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama dilakukan pada tahap perencanaan (planning). Dilanjutkan dengan tindakan (action) disertai dengan pengamatan (observe)”.

Ebbut dalam Syukri. M, dalam Aunnurahman, dkk.. (2009: 3.6) “Bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan. Siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Proses Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Metode PTK Kemmis dalam Wiriaatmaja, (2006: 66)

Siklus 1

Siklus 2

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Refleksi

Observasi

Perbaikan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Refleksi

Observasi


(19)

3.6 Urutan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

1. Pelaksanaan Tindakan

Adapun pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar.

b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa.

c. Memilih dan menentukan media yang akan digunakan. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun menggunakan alat peraga sebagai berikut :

Siklus pertama dilaksanakan sesuai rencana. Dengan kompetensi dasar 5.1.Mendeskripsikan hubungan antara gaya dan energi melalui percobaan ( gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)

Kegiatan yang dilakukan meliputi : 1. Kegiatan Awal ( 10 menit ):

a. Kegiatan ini dimulai dengan menunjukan magnet dan benda-benda yang dapat ditarik oleh gaya magnet..


(20)

b. Guru mengajukan berbagai pertanyaan, sesuai dengan materi yang disajikan, seperti: Sebutkan dua macam benda yang dapat ditarik oleh magnet?

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah melakukan kegiatan pratik siswa diharapkapkan bisa menunjukan benda magnetis dan benda non magnetis.

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

a. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan Kegiatan 8.1 untuk mengelompokkan

benda yang bersifat magnetis dan benda yang bersifat tidak magnetis. b. Dengan dipandu guru, siswa mendeskripsikan pengertian benda yang

bersifat magnetis dan benda yang bersifat tidak magnetis.

c. Dengan dipandu guru, siswa mendeskripsikan pengertian gaya magnet. d. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan Kegiatan 8.2 untuk

menunjukkan kekuatan gaya magnet.

e. Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan macam-macam bentuk

Gambar 4.2 bentuk magnet

f. Siswa diminta untuk mengenali macam-macam magnet. Elaborasi


(21)

b. Siswa diminta untuk menunjukan sifat kemagnetan dengan mencoba mendekatkan benda dengan magnet.

c. Siswa diminta untuk meletakan serbuk besi atau peniti diatas kertas dan dibawah kertas diberi magnet kemudian digeser-geser, siswa diminta mengamati apa yang terjadi untuk membuktikan daya tembus magnet. d. Siswa diminta untuk mencatat dan mendiskusikan dari apa yang telah

dilakukan. Konfirmasi

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Penutup

a. Memberikan kesimpulan bahwa magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari logam tertentu

b. Memberikan kesimpulan bahwa Gaya magnetis dapat menembus benda non magnetis

c. Memberikan kesimpulan bahwa Kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan benda dan jarak magnet dengan benda non magnetis.

Pertemuan ke-2

1. Kegiatan Awal ( 10 menit )

a. Kegiatan ini dimulai dengan menunjukan gambar kutub-kutub magnet.. b. Guru mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan,

seperti: Terdapat dibagian manakah kutub magnet ?, Ada berapa kutub magnet ?


(22)

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran jika sifat-sifat kutub senama dan tidak senama jika didekatkan

2. Kegiatan Inti ( 50 menit ) : Eksplorasi

Kegiatan . Menemukan sifat-sifat kutub magnet

a. Guru meminta siswa mendekatkan dua buah magnet yang senama dan diminta untuk menyimpulkannya.

Gambar 4.3 Magnet senama

b. Siswa diminta mendekatkan dua buah kutub magnet yang tidak senama dan diminta untuk menyimpulkannya

Gambar 4.4 Magnet tidak senama

c. Siswa diminta mengarahkan jarum kompas kearah barat, timur, selatan,dan utara kemudian diminta untuk mengamati jarum kompas. d. Siswa diminta untuk mendekatkan paku-paku dengan magnet dan mengamatinya bagian mana yang banyak paku menempel


(23)

Gambar 4.5 Magnet menarik benda logam Elaborasi

a. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

b. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

c. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

Konfirmasi

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. d. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan e. Melalui bimbingan guru siswa membuat kesimpulan.. f. Siswa mengerjakan tugas individu dalam bentuk LKS g. Siswa mengumpulkan tugas.


(24)

3. Penutup

a. Memberikan kesimpulan dari kegiatan gaya tarik magnet yang paling kuat terletak di bagian kutubnya

b. Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan 3. Observasi

a. Observasi, mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi.

b. Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal tes. 4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk dapat memperbaiki dalam menyusun rencana tindakan yang akan diterapkan pada siklus berikutnya.

Siklus 2

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa.

c. Memilih dan menentukan media yang akan digunakan. 2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun menggunakan alat peraga sebagai berikut :

Siklus kedua dilaksanakan sesuai rencana. Dengan kompetensi dasar 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.


(25)

Kegiatan yang dilakukan meliputi : 1. Kegiatan Awal ( 10 menit )

d. Kegiatan ini dimulai dengan menunjukan pesawat sederhana seperti palu dan obeng.

e. Guru mengajukan berbagai pertanyaan, sesuai dengan materi yang disajikan, seperti: Sebutkan dua macam pesawat sederhana yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari?

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah melakukan kegiatan pratik siswa diharapkapkan bisa menunjukan keuntungan menggunakan pesawat sederhana.

2. Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi

a. Menjelaskan peta konsep tentang pesawat sederhana

b. Menjelaskan tujuan penggunaan pesawat sederhana seperti: melipatgandakan gaya atau kemampuan kita, mengubah arah gaya yang kita lakukan, menempujh jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.

c. Dengan dipandu guru, siswa mendeskripsikan pengertian tuas jenis I. d. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan Kegiatan 9.1 untuk

membuktikan kemudahan kerja dengan menggunakan tuas jenis I. Elaborasi

a. Menyebutkan jenis pesawat sederhana

- Tuas (pengukit) - Bidang miring


(26)

- Katrol - Roda

b. Dengan dipandu guru, siswa menunjukkan kedudukan beban, titik tumpu,dan kuasa pada tuas jenis I.

c. Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan tuas jenis I yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

d. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

Konfirmasi

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. 3. Penutup (10 menit)

a. Memberikan kesimpulan bahwa setiap alat yang berguna bagi manusia disebut pesawat

b. Pada tuas golongan pertama posisi titik tumpu berada di antara beban dan kuasa.

Pertemuan ke-2

1. Kegiatan Awal ( 10 menit )

a. Kegiatan dimulai dengan menunjukan pesawat sederhana tuas gologan kedua.


(27)

b. Guru mengajukan berbagai pertanyaan, sesuai dengan materi yang disajikan, seperti: Sebutkan tiga macam pesawat sederhana jenis kedua yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari?

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah melakukan kegiatan pratik siswa diharapkapkan bisa membuktikan kemudahan kerja dengan menggunakan tuas jenis kedua.

2. Kegiatan Inti (50 menit) Eksplorasi

a. Dengan dipandu guru, siswa mendeskripsikan pengertian tuas jenis II. b. Dengan dibimbing guru, siswa melakukan Kegiatan 9.2 untuk

membuktikan kemudahan kerja dengan menggunakan tuas jenis II.

c. Dengan dipandu guru, siswa menunjukkan kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa pada tuas jenis II.

Elaborasi

a. Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan tuas jenis II yang ada dalam kehidupan sehari-hari seperti: gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.

Gambar tuas golongan kedua: gerobak roda satu, alat pemotong kertas, dan pemecah kemiri.

b. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.


(28)

Konfirmasi

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Penutup (10 menit)

a. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa akan keaktifan dan kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.

b. Guru menyimpulkan dengan cara menjelaskan bagian-bagian tuas adalah beban, kuasa, dan titik tumpu.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan sela ma pelaksanaan pembela jaran untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar. Guru mengarahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, memberikan pengarahan kepada semua siswa ketika siswa merasa sedikit ada kesulitan dalam melakukan eksperimen dan dalam mengerjakan soal individu.

4. Refleksi

Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis terhadap semua data yang diperoleh melalui proses observasi dan evaluasi. Apabila hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah tercapai maka penelitian dihentikan.

3.7 Indikator Keberhasilan.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan jika sekurang-kurangnya 60 % siswa mencapai nilai 71 atau lebih dari (KKM).


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab IV maka kesimpulan penelitian ini adalah

1. Dari hasil pembahasan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus satu sampai siklus dua. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan hasil pada siklus I ini sebanyak 20 siswa atau 6,6 % aktif saat mengikuti pembelajaran dan sisanya 13 siswa atau 39,4 % siswa masih terlihat pasif. Pada siklus dua terlihat sebanyak 24 siswa atau 72,7 % aktif saat mengikuti pembelajaran dan sisanya 9 siswa atau 27,3 % siswa masih terlihat pasif.

2. Adanya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan alat peraga dari siklus satu sampai dua. Pada siklus I dalam pembelajaran materi magnet dengan menggunakan alat peraga magnet diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 53,48 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 60,6 % sisanya 39,4 % masih dibawah KKM. Pada siklus II dalam pembelajaran materi magnet dengan menggunakan alat peraga diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 62,8 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 72,7 % sisanya 27,3 % masih dibawah KKM.


(30)

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami magnet secara optimal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran menggunkan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami magnet pada siswa kelas V SD Negeri 2 Merak Batin Kecamatan Natar tahun pelajaran 2013.

5.2 Saran

Hasil penelitian tindakan kelas, diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Siswa

Dapat mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar IPA dan menyenangi pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

Diharapkan guru SDN 2 Merak Batin mempunyai wawasan tentang pembelajaran IPA dalam meningkatkan prestasi belajar IPA dengan cara pembelajaran menggunakan alat peraga magnet.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan yang berharga bagi peningkatan mutu pembelajaran di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian Tindakan Kelas ini diterapkan dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).


(31)

Kompetensi Dasar 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Bentuk itu diterapkan bagi peneliti memberikan kontribusinya untuk menerapkan pada SK/KD lainnya.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan

Nasional: Jakarta

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. PT. Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas: Jakarta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses belajar mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung.

Khairudin, dan Soedjono. 2005 Kapita Selekta. Diknas: Jakarta

Kemmis, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas SD. Departemen Pendidikan

Nasional: Jakarta

Nasution. 2002. Pendidikan IPA di SD, Universitas Terbuka: Jakarta

Poerwanti, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan

Nasional: Jakarta.

Rohani , Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Rineka Cipta:

Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhinya. Rhineka Cipta:

Jakarta

Slamet Adeng, dkk. 2009 Pratikum IPA. Diknas: Jakarta

Soedijanto. 1997. Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka:

Jakarta.

Sujana Nana, 2002 Strategi pembelajaran. 2009. Diknas: Jakarta

Surya, dkk. 2001. Kapita Selekta Kependidikan SDUT: Jakarta


(1)

b. Guru mengajukan berbagai pertanyaan, sesuai dengan materi yang

disajikan, seperti: Sebutkan tiga macam pesawat sederhana jenis kedua

yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari?

c.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah melakukan

kegiatan pratik siswa diharapkapkan bisa membuktikan kemudahan kerja

dengan menggunakan tuas jenis kedua.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

Eksplorasi

a.

Dengan dipandu guru, siswa mendeskripsikan pengertian tuas jenis II.

b.

Dengan dibimbing guru, siswa melakukan Kegiatan 9.2 untuk

membuktikan kemudahan kerja dengan menggunakan tuas jenis II.

c. Dengan dipandu guru, siswa menunjukkan kedudukan beban, titik tumpu,

dan kuasa pada tuas jenis II.

Elaborasi

a.

Dengan dipandu guru, siswa menyebutkan tuas jenis II yang ada dalam

kehidupan sehari-hari seperti:

gerobak beroda satu, alat pemotong kertas,

dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.

Gambar tuas golongan kedua: gerobak roda satu, alat pemotong kertas,

dan pemecah kemiri.

b.

Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.


(2)

27

Konfirmasi

a.

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

b.

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Penutup (10 menit)

a. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa akan keaktifan dan

kesungguhannya mengikuti proses belajar mengajar.

b. Guru menyimpulkan dengan cara menjelaskan bagian-bagian tuas adalah

beban, kuasa, dan titik tumpu.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan sela ma pelaksanaan pembela jaran untuk

mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil

belajar. Guru

mengarahkan

siswa

dalam

pelaksanaan

pembelajaran,

memberikan

pengarahan kepada semua siswa ketika siswa merasa sedikit ada kesulitan

dalam melakukan eksperimen dan dalam mengerjakan soal individu.

4. Refleksi

Setelah pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis terhadap

semua data yang diperoleh melalui proses observasi dan evaluasi. Apabila

hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa indikator kinerja telah

tercapai maka penelitian dihentikan.

3.7 Indikator Keberhasilan.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan jika

sekurang-kurangnya 60 % siswa mencapai nilai 71 atau lebih dari (KKM).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada bab IV maka kesimpulan penelitian ini adalah

1. Dari hasil pembahasan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus satu sampai siklus dua. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dengan hasil pada siklus I ini sebanyak 20 siswa atau 6,6 % aktif saat mengikuti pembelajaran dan sisanya 13 siswa atau 39,4 % siswa masih terlihat pasif. Pada siklus dua terlihat sebanyak 24 siswa atau 72,7 % aktif saat mengikuti pembelajaran dan sisanya 9 siswa atau 27,3 % siswa masih terlihat pasif.

2. Adanya peningkatan hasil belajar IPA menggunakan alat peraga dari siklus satu sampai dua. Pada siklus I dalam pembelajaran materi magnet dengan menggunakan alat peraga magnet diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 53,48 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 60,6 % sisanya 39,4 % masih dibawah KKM. Pada siklus II dalam pembelajaran materi magnet dengan menggunakan alat peraga diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 62,8 dan presentase ketuntasan belajar sebesar 72,7 % sisanya 27,3 % masih dibawah KKM.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga yang disertai dengan pemberian tugas di setiap akhir pertemuan


(4)

57

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami magnet secara optimal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran menggunkan alat peraga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami magnet pada siswa kelas V SD Negeri 2 Merak Batin Kecamatan Natar tahun pelajaran 2013.

5.2 Saran

Hasil penelitian tindakan kelas, diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Siswa

Dapat mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar IPA dan menyenangi pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

Diharapkan guru SDN 2 Merak Batin mempunyai wawasan tentang pembelajaran IPA dalam meningkatkan prestasi belajar IPA dengan cara pembelajaran menggunakan alat peraga magnet.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan yang berharga bagi peningkatan mutu pembelajaran di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar Lampung Selatan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian Tindakan Kelas ini diterapkan dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).


(5)

Kompetensi Dasar 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Bentuk itu diterapkan bagi peneliti memberikan kontribusinya untuk menerapkan pada SK/KD lainnya.


(6)

25 DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas: Jakarta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses belajar mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Bandung. Khairudin, dan Soedjono. 2005 Kapita Selekta. Diknas: Jakarta

Kemmis, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas SD. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

Nasution. 2002. Pendidikan IPA di SD, Universitas Terbuka: Jakarta

Poerwanti, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Rohani , Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhinya. Rhineka Cipta: Jakarta

Slamet Adeng, dkk. 2009 Pratikum IPA. Diknas: Jakarta

Soedijanto. 1997. Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka: Jakarta.

Sujana Nana, 2002 Strategi pembelajaran. 2009. Diknas: Jakarta Surya, dkk. 2001. Kapita Selekta Kependidikan SDUT: Jakarta Winataputra, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar, UT: Jakarta


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA DAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 JATIBARU TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN 4 WAYHARONG WAY LIMA PESAWARAN

1 12 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONTRASI MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI KELAS V SD NEGERI 2 BULUKARTO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/ 2012

2 19 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 22 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN 3 SIMPANG KANAN KECAMATAN SUMBEREJO TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI KELAS V SD NEGERI 2 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG

0 12 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 32

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS V SDN 2 MERAK BATIN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

5 74 32

PENGGUNAAN ALAT PERAGA MAGNET UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MARGAAGUNG

0 7 45