UJI COBA INSTRUMEN METODE PENELITIAN

1 Menyusun kisi-kisi soal 2 Membuat butir-butir soal yang terdiri dari 5 butir soal subjektif. 3 Membuat kunci jawaban 4 Menentukan skor jawaban 5 Melakukan uji coba instrumen penelitian.

F. UJI COBA INSTRUMEN

Sebelum dilakukan penelitian, diperlukan uji coba terhadap instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes yang diberikan dengan menggunakan : 1 Validitas tes Mengenai validitas Arikunto 2006: 168 berpendapat bahwa “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”. Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah: r xy = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y √ N ∑ X 2 − ∑ X 2 N ∑ Y 2 − ∑ Y 2 Arikunto, 2006 : 170 keterangan: r xy : Koefisien korelasi product moment  X: Jumlah skor butir soal  Y: Jumlah skor total  XY: Jumlah hasil kali skor butir dengan skor total N : Jumlah siswa Setelah memperoleh angka validitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment taraf signifikan 5. Jika r xy ≥ r tabel , maka soal tersebut valid dan Jika r xy r tabel maka soal tersebut tidak valid. 2 Reliabilitas Tes Arikunto 2006: 178 menyatakan bahwa “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Hal ini berarti bahwa instrumen yang reliabel atau yang dapat dipercaya adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali hasilnya akan tetap sama. Tingkat reliabilitas suatu tes peneliti hitung dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu: r 11 = k k−1 1− ∑ σ b2 σ t 2 Arikunto, 2006: 196 keterangan: r 11 : Reliabilitas instrumen ∑ σ b 2 : Jumlah varians tiap-tiap butir soal σ t 2 : Varians total K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Untuk mencari nilai r 11 , maka harus dicari terlebih dahulu nilai varians σ 2 dari masing-masing soal dengan menggunakan rumus: σ 2 = ∑ X 2 − ∑ X 2 N N Arikunto, 2006: 184 Keretangan: σ 2 : Varians ∑ X 2 : Jumlah kuadrat skor butir ∑ X 2 : Jumlah skor butir N : Jumlah siswa Setelah nilai r 11 diketahui, maka nilai tes tersebut dikonsultasikan dengan tabel rproduct moment dengan taraf signifikan 5, dengan ketentuan sebagai berkut: - Jika r 11 r tabel , maka tes tersebut reliabel - Jika r 11 r tabel , maka tes tersebut tidak reliable 3 Tingkat Kesukaran Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: TK= S T I T Priatna, 2003: 77 Keterangan: TK : Tingkat kesukaran S T : Jumlah skor yang diperoleh siswa pada satu butir soal yang diolah. I T : Jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal tersebut. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: 0 – 15 : sangat sukar 16 - 30 : sukar 31 - 70 : sedang 71 - 85 : mudah 86 - 100 : sangat mudah Priatna, 2003: 77 Tes dapat dianggap baik apabila memiliki tingkat kesukaran 10 hingga 90 dengan syarat tingkat kesukaran yang diperoleh bersifat keterangan. 4 Daya Beda Daya pembeda soal adalah kemampuan satu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto, 2003:213 Untuk menentukan daya beda tes subjektif menggunakan rumus sebagai berikut: D p = S A −S B I A x 100 Priatna, 2003:77 Keterangan: D P : indeks daya pembeda suatu butir soal tertentu S A : jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah. S B : jumlah skor kelompok bawah pada soal yang diolah. I A : jumlah skor ideal kelompok atasbawah. Kriteria tingkat daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut: Negatif – 10 : Sangat buruk 10 - 19 : Buruk 20 - 29 : Agak baik 30 - 49 : Baik 50 - keatas : sangat baik Kanoto dalam Priatna, 2003: 77

G. TEKNIK ANALISIS DATA