yang diambil secara acak yaitu dengan lotre. Dari homogenitas yang telah diperoleh, dipilih dua kelas homogen yang memiliki ciri-ciri pokok populasi
dan merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi. Sehingga berdasarkan wawancara dengan guru matematika
SMAN 3 Sampang dan nilai pre-tes matematika kelas XI-IPS serta di ajarkan oleh guru matematika yang sama, terpilih kelas XI-IPS
1
sebanyak 29 siswa sebagai kelas eksperimen yang akan diajar dengan metode pembelajaran
student facilitator and explaining, dan kelas XI-IPS
2
sebanyak 29 siswa sebagai kelas kontrol yang akan diajar dengan metode ceramah.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2010: 308. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data dengan metode tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2006: 150. Tes ada dua yaitu
tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah tes yang terbentuk pilihan ganda sedangkan tes subjektif adalah tes yang terbentuk uraian. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tes subjektif. Sehingga dengan demikian jawaban yang
diinginkan adalah berbentuk uraian. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa setelah di ajar menggunakan metode
pembelajaran Student Facilitator and Explaining dan metode Ceramah. Menurut Sudjana 2010:36 kelebihan tes uraian antara lain:
a Dapat mengukur proses mental
yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi. b
Dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c Dapat melatih kemampuan
berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir logis, analitis dan sistematis. d
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah problem solving .
e Adanya keuntungan teknis
seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berpikir siswa.
Menurut Sudjana 2010:36 kekurangan tes uraian antara lain:
a Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat
menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan. b Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat
pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. c Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relatif besar.
Cara mengatasi kekurangan tes uraian adalah : a Memberikan skor terhadap siswa yang mempunyai jawaban berbeda dengan
jawaban guru, dengan ketentuan skor yang diberikan pada tiap langkah pengerjaannya tidak jauh berbeda dengan skor yang sudah ditentukan.
b Berilah waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan soal- soal tersebut.
Memeriksa jawaban soal uraian jangan dipaksakan selesai pada saat itu, tapi lakukan secara bertahap. Hal ini penting untuk mencegah kelelahan sehingga
pemeriksaan tidak subjektif lagi.
Langkah-langkah membuat tes subjektif sebagai berikut:
1 Menyusun kisi-kisi soal
2 Membuat butir-butir soal yang terdiri dari 5 butir soal subjektif.
3 Membuat kunci jawaban
4 Menentukan skor jawaban
5 Melakukan uji coba instrumen penelitian.
F. UJI COBA INSTRUMEN