KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI TAMAN AGRO SATWA DAN WISATA BUMI KEDATON (TASWBK)

(1)

ABSTRACT

STUDY OF BEHAVIOR AND DROP IN FOOD OF SULAWESI BLACK MONKEY (Macaca nigra) IN AGRO ANIMAL AND GARDEN TOURS BUMI

KEDATON (TASWBK) By

Dwi Suherli

Sulawesi black monkey (Macaca nigra) is endemic animal in Sulawesi. Habitat of sulawesi black monkey are in tropical rain forest, primary and secondary forest. Sulawesi black monkeys are hunted for consumption, trade, and used as pets. The efforts of breeding and protection of the existence of sulawesi black monkey can be performed by insitu or eksitu conservation. For successful breeding, we need information about the behavior and food nutrient content , therefore the study was conducted. The aims of this study are to determine the daily behavior and nutritional value of drop in food in the breeding cage. The research was done in Agro Animal And Garden Tours Bumi Kedaton (TASWBK).

The research methods of daily behavioral used focal sampling and nutrient content of sulawesi black monkey food were analyzed by proximate and conversion methods of food composition. The results showed the highest proportion of daily activities of sulawesi black monkey is resting (34.22%), followed by eating (32.89%), moving (24.89%), and others (8%). The type of drop in food provided form muli bananas, carrots, sweet potatoes, cucumbers, kale, spinach, beans and corn.


(2)

ABSTRAK

KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI TAMAN AGRO SATWA DAN WISATA

BUMI KEDATON (TASWBK) Oleh

Dwi Suherli

Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan hewan endemik Sulawesi berada di hutan hujan tropis, primer dan sekunder. Monyet hitam sulawesi diburu untuk dikonsumsi, diperdagangkan, dan dijadikan hewan peliharaan. Upaya penangkaran dan perlindungan keberadaan monyet hitam sulawesi dapat dilakukan secara konservasi insitu maupun eksitu. Untuk keberhasilan penangkaran diperlukan informasi mengenai perilaku dan kandungan gizi pakan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku harian dan kandungan gizi pakan drop in dalam kandang penangkaran. Penelitian ini di lakukan di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).

Metode penelitian perilaku harian menggunakan metode focal animal sampling. Kandungan gizi pakan monyet hitam sulawesi dianalisis dengan metode proksimat dan metode konversi komposisi bahan makanan. Hasil penelitian menunjukan aktivitas harian monyet hitam sulawesi paling tinggi adalah istirahat ( 34,22%), diikuti makan (32,89%), pindah (24,89%), dan lain-lain (8%). Jenis pakan drop in yang diberikan berupa pisang muli, wortel, ubi, mentimun, kangkung, bayam, kacang panjang dan jagung. Nilai kandungan gizi tertinggi yang dikonsumsi monyet hitam sulawesi per hari yaitu kadar air (550,09 gr/hr), kadar abu (33,95 gr/hr), protein (33,12 gr/hr), serta diikuti serat kasar (19,43 gr/hr) terdapat pada pisang muli dan lemak (13,48 gr/hr) diperoleh dari ubi.


(3)

KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI TAMAN AGRO SATWA WISATA

BUMI KEDATON

Oleh Dwi Suherli

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN

pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) di TAMAN AGRO, SATWA DAN WISATA

BUMI KEDATON

(Skirpsi)

Oleh

DWI SUHERLI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Penelitian Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa dan

Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) ... 6 2. Perbandingan Proporsi Perilaku Harian Monyet Hitam di Alam dan

dalam Kandang pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi

Kedaton, Mei 2015 ... ... 31 3. Diagram Tingkat Palatabilitas Pakan Drop In Monyet Hitam dari yang

Tertinggi Hingga yang Terendah pada Penelitian Kajian Perilaku

dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di TASWBK ... 39 4. Foto Kegiatan Mencatat Berat dan Jenis Pakan Monyet pada Penelitian

Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) ... 82 5. Foto Salah Satu Pakan Drop In Pisang Muli (Musa paradisiaca) yang

diberikan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton

(TASWBK) ... 82 6. Foto Salah Satu Pakan Drop In Bayam (Amaranthus hibridus) yang

diberikan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton

(TASWBK) ... 83 7. Perilaku Monyet Hitam Sulawesi Saat Memilih Pakan Kesukaan pada

Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK). ... 83 8. Perilaku Pakan Monyet Hitam pada Penelitian Kajian Perilaku dan

Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan


(6)

1

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 3

D.Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Pemikiran ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Klasifikasi Monyet Hitam Sulawesi ... 7

B. Morfologi Monyet Hitam Sulawesi ... 8

C.Tingkah Laku Kawin Monyet Hitam Sulawesi ... 10

D. Reproduksi Monyet Hitam Sulawesi ... 10

E. Habitat dan Penyebaran Monyet Hitam Sulawesi ... 11


(7)

ii

G.Pakan Monyet Hitam Sulawesi ... 13

H.Populasi dan Status Konservasi Monyet Hitam Sulawesi ... 14

I. Analisis Proksimat ... 15

J. Penangkaran ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 17

B. Alat dan Objek Penelitian ... 17

C. Batasan Penelitian ... 17

D. Jenis Pengumpulan Data ... 18

E. Metode Pengumpulan Data ... 18

F. Analisis Data ... 19

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 24

B. Letak dan Luas ... 25

C. Keadaan Fisik Lokasi Penelitian ... 26

1 Iklim ... 26

2 Topografi ... 26

3 Keadaan Tanah ... 26

D. Flora dan Fauna ... 27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perilaku Harian Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 30

B.Jenis dan Jumlah Pakan Drop In yang dimakan Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 32

5.1 Pisang Muli (Musa paradisiaca) ... 34


(8)

iii

5.3 Ubi (Discorea batatas) ... 35

5.4 Ketimun (Cuccumis sativus) ... 35

5.5 Kangkung (Ipomoea reptans) ... 35

5.6 Bayam (Amaranthus hibridus) ... 36

5.7 Kacang Panjang (Vigna unguculata) ... 36

5.8 Jagung (Zea mays)... 36

C.Pakan Kesukaan dan Tingkat Palatabilitas Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 38

D.Nilai Gizi Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 40

E. Kesesuain Pakan ... 42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar Kerja Pengamatan Perilaku ... 20

2. Lembar Kerja Perilaku Makan Monyet dimulai bulan Mei 2015 ... 21

3. Daftar Jenis-jenis Tumbuhan di TASWBK ... 27

4. Jenis Satwa yang ada di TASWBK... 28

5. Data Perilaku Harian Monyet Hitam dalam kandang penangkaran di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton 2015 ... 31

6. Bagian dan Cara Makan Monyet pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton 2015... 33

7. Jumalah Nilai Persentase Jumlah Pakan Drop In yang dimakan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton, Mei 2015 ... 37

8. Komposisi Kandungan Gizi Pakan Drop In Monyet Hitam pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton, 2015 ... 40

9. Hasil Nilai Konversi Kandungan Gizi Pakan Drop In Monyet Hitam perhari pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton 2015 ... 41


(10)

(11)

MOTO

“Jika kamu sudah berazzam/bertekad bulat, maka bertawakkallah pada Allah” (QS. 3: 159).

“Dan bersabarlah, dan tidaklah ada kesabaranmu itu kecuali dari Allah” (QS. An-Nahl: 128)

Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan


(12)

Judul

$lsipsi

IT&'IAI!

PDruLAITT' DAN P.ATTAN DNOP

IN

UON,IPT HHAITI' gUI"AlllDSI

(l,Iacaa nlgral

DI

Tf,TIAT{AGRO SAIITIA UNSffTA

BUI{I

.

IGI}IINON

.

Nama'Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

Jurusan'

Fakultas

{Drd

Suttcrtt

tLL4L5tO22

Kehutanan P,ertanian,

UENTETUJUI

1. Komisi,,Pembimbing

Dr.

Ir.'

Agus Setlarua&

!l.Sl.

NIP 1959081 11986051001

,,,,,,,H.-''

trr.

Yusuf

trIldodo,

[f.P.

: NrP 19560L09198505 L005

Prof.

Dr.

Ir.

$ugdngP.

Hffifio;rlr.trl$l


(13)

RIWAYAT HIDUP

Dengan rahmat Allah SWT penulis Dwi Suherli dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 06 Juni 1993. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan ayahanda Alm. Agus Suherli dan Ibunda Sumiyati. Penulis menempuh pendidikan di Taman Kanak-kanak Tunas Melati 11 Tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) Al-Kautsar Bandar lampung Tahun 2005, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Lampung Selatan dan selesai pada tahun 2011.

Penulis menjadi mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian tahun 2011 melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Pada tahun 2014 penulis melakukan Praktek Umum selama 40 hari di KPH Randu Blatung BKPH Banyuurip. Dalam organisasi, penulis pernah menjadi anggota utama Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasilva).

Kemudian pada Januari 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Pekon Dalam, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat dan pada tahun yang sama penulis telah menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat meraih gelar


(14)

Sarjana Kehutanan di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

dengan judul skripsi “Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton”.


(15)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, Ku persembahkan karya kecil ini untuk

Ayahanda (Alm. Agus Suherli) dan Ibunda tercinta (Sumiyati)

atas doa yang tak pernah putus, bimbingan, pengorbanan serta

kasih sayang yang berlimpah.

Saudara-saudaraku yang senantiasa menantikan keberhasilanku,

Dewi Suherli, Devi Suherli, M. Agus Suderajat, M. Agus Hidayah

serta Keluarga Besarku terima kasih atas semangat, doa, dan

dukungan selama ini.

Teman se-angkatan 2011 (FOREVER), Rekan di Himasylva,

abang/mbak dan adik tingkat terima kasih atas bantuan dan

motivasinya selama ini serta kebersamaan yang tak kan

dilupakan mulai dari awal di Kehutanan hingga sekarang.


(16)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbilalamin penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan

judul “Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto., M.Si selaku Pembimbing Utama atas

kesedian memberikan waktu, bimbingan, ilmu, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. Yusuf Widodo, M.P., selaku pembimbing kedua atas bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal terdahulu.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung..

5. Kepala Pengelola Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton, atas pemberian izin pemakaian lokasi penelitian dan fasilitas yang diberikan selama

penelitian.


(17)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan salah satu dari delapan jenis Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di Cagaralam Dua Saudara, Pulau Bacan, Menembo Nembo, Kota Mobagu dan Modayah (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi mempunyai ciri khas khusus, pada bagian kepala terdapat rambut panjang, lebat dan halus berwarna hitam yang biasa disebut jambul. Bagian punggung berambut panjang, lebat, dan halus berwarna hitam serta bagian wajahnya berwarna hitam. Berdasarakan Undang-Undang No.5 tahun 1990 monyet hitam sulawesi dilindungi oleh pemerintah RI dan SK Menteri Pertanian 29 Januari 1970 No.421/Kpts/um/8/1970, SK Menteri Kehutanan 10 Juni 1991 No.301/Kpts-II/ 1991 (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah (endangered) (Internasional Union for Conservionan and Resources, 2007), sedangkan CITES menggolongkan monyet hitam sulawesi dalam daftar Appendix II.

Menurut Supriyanti dan Andayani (2008), saat ini kepadatan monyet hitam Sulawesi di alam diperkirakan 3 individu/km2, dan di Cagar Alam Tangkoko kepadatannya diperkirakan sebesar 60 individu/km2.


(19)

2

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah konversi habitat, fragmentasi, perburuan, bencana alam, faktor genetik, dan gangguan manusia. Timbulnya berbagai ancaman menyebabkan semakin banyak lembaga - lembaga yang mengedepankan perlindungan monyet hitam sulawesi dengan tujuan menjaga populasi monyet hitam sulawesi di alam (Akhtariana, 2013). Berbagai kebijakan dan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah masih belum berjalan secara optimal, pemerintah telah meningkatkan pengamanan dan pengelolaan satwa dibeberapa kawasan koservasi seperti Taman Nasional, Suaka Marga Satwa dan Cagar Alam agar dapat menjamin kelestarian satwa liar dari kepunahan. Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk mempertahankn populasi monyet hitam sulawesi adalah dengan memelihara di alam (insitu) dan di luar habitatnya (exsitu).

Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) merupakan taman wisata yang berbasis pelestarian satwa. Keberadaan TASWBK menjadi alternatif fasilitas rekreasi masyarakat Kota Bandar Lampung (Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton, 2009). Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu satwa yang terdapat di TASWBK. Di alam monyet hitam sulawesi dapat dijumpai pada hutan primer dan sekunder serta aktif di pagi sampai sore hari (diurnal) (Rowe, 1996). Monyet hitam sulawesi merupakan satwa frugivor, dan memakan buah sebanyak 60-90% dari total konsumsi pakannya (Clutton-Brock dan Harvey 1977 dalam Bercovitch dan Huffman, 1999). Selain buah, monyet ini juga memakan daun, tunas, umbi, serangga, dan ulat (Rowe, 1996) Lebih dari 145 jenis buah-buahan (60% dari total konsumsi), tumbuhan hijau (2,5%), invertebrata (31,5%), dan kadang-kadang memangsa satwa vertebrata yang lebih kecil


(20)

3

(Supriyatna dan Wahyono, 2000). Beberapa jenis serangga yang dimakan monyet ini antara lain tawon, rayap, ulat dalam gulungan daun Pongamia sp., lebah, semut, dan belalang (Saroyo, 2002 dalam Saroyo, 2005).

Untuk mengetahui perilaku dan kandungan nutrisi pakan drop in selama di dalam penangkaran, maka diperlukan penelitian mengenai perilaku dan kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan pertimbangan dalam pengelolaan pakan dan pemenuhan kebutuhan nurtisi yang ada di TASWBK.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK. 2. Bagaimana palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in

yang diberikan di TASWBK.

3. Berapa besar kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK. 2. Mengetahui palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in

yang diberikan di TASWBK.

3. Mengetahui besar kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK.


(21)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku harian dan kandungan nutrisi pakan drop in di dalam penangkaran sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemeliharaan monyet hitam sulawesi yang meliputi pengelolaan pakan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK.

E. Kerangaka Pemikiran

Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton merupakan taman wisata yang juga merupakan pelestartian alam. Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu dari delapan jenis Macaca endemik Sulawesi. Populasinya saat ini semakin menurun. Salah satu penyebab penurunan populasi satwa dalah peningkatan populasi penduduk yang membutuhkan lahan untuk tempat kehidupan, persaingan pemanfaatan untuk lahan hidup akibat perburuan liar, dan penebangan liar. Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu satwa yang di tangkarkan di TASWBK yang keberdaannya hampir punah.

Sebagai upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaan populasi monyet hitam sulawesi yaitu dengan cara melakukan konservasi di luar habitat atau exsitu. Monyet hitam sulawesi yang ditangkarkan membutuhkan sediaan pakan yang cukup per hari. Pemberian pakan monyet hitam sulawesi berupa buah segar dan jumlah pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu Pola makan sangat berpengaruh terhadap kondisi biologis dan aktivitas hidup satwa, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan organisasi sosialnya (Meijid dkk,


(22)

5

2001). Menurut Maple (1980), Satwa yang hidup di penangkaran memiliki waktu aktif yang berkolerasi positif dengan waktu pemberian pakan.

Penelitian perilaku monyet hitam sulawesi dilakukan dengan mengamati perilaku harian monyet menggunakan metode focal animal sampling, sehingga dapat diketahui proporsi aktivitas harian monyet terhadap aktivitas lainnya. Perilaku makan diamati secara deskriptif dan kandungan nutrisi dalam pakan drop in monyet diketahui dengan menggunakan metode analisi proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat di Laboraturium Fakultas Peternakan Universitas Lampung. Diagram alir kerangka pemikiran Penelitian kajian perilaku dan pakan Drop in monyet hitam sulawesi dideskripsikan pada Gambar 1.


(23)

6

s

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).

Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra)

Taman Agro, Satwa dan Wisata Bumi Kedaton

(TASWBK) Penelitian

Perilaku Harian Palatabilitas Pakan Kandungan Nutrisi

Focal Animal Sampling 1. Moving 2. Feeding 3. Resting 4. Lain-lain Jumlah konsumsi Perilaku makan Analisis proksimat

1.Kadar air 2. Kadar abu 3. Protein 4. Lemak 5. Serat kasar

Identifikasi Perilaku dan Kandungan Nutrisi Pakan Drop In Monyet hitam Sulawesi

(Macaca nigra)

- 1. Waktu pakan 2. Jenis pakan 3. Sumber pakan 4. Cara makan


(24)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan salah satu dari delapan jenis Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di Cagaralam Dua Saudara, Pulau Bacan, Menembo Nembo, Kota Mobagu dan Modayah (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi mempunyai ciri khas khusus, pada bagian kepala terdapat rambut panjang, lebat dan halus berwarna hitam yang biasa disebut jambul. Bagian punggung berambut panjang, lebat, dan halus berwarna hitam serta bagian wajahnya berwarna hitam. Berdasarakan Undang-Undang No.5 tahun 1990 monyet hitam sulawesi dilindungi oleh pemerintah RI dan SK Menteri Pertanian 29 Januari 1970 No.421/Kpts/um/8/1970, SK Menteri Kehutanan 10 Juni 1991 No.301/Kpts-II/ 1991 (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah (endangered) (Internasional Union for Conservionan and Resources, 2007), sedangkan CITES menggolongkan monyet hitam sulawesi dalam daftar Appendix II.

Menurut Supriyanti dan Andayani (2008), saat ini kepadatan monyet hitam Sulawesi di alam diperkirakan 3 individu/km2, dan di Cagar Alam Tangkoko kepadatannya diperkirakan sebesar 60 individu/km2.


(25)

2

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah konversi habitat, fragmentasi, perburuan, bencana alam, faktor genetik, dan gangguan manusia. Timbulnya berbagai ancaman menyebabkan semakin banyak lembaga - lembaga yang mengedepankan perlindungan monyet hitam sulawesi dengan tujuan menjaga populasi monyet hitam sulawesi di alam (Akhtariana, 2013). Berbagai kebijakan dan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah masih belum berjalan secara optimal, pemerintah telah meningkatkan pengamanan dan pengelolaan satwa dibeberapa kawasan koservasi seperti Taman Nasional, Suaka Marga Satwa dan Cagar Alam agar dapat menjamin kelestarian satwa liar dari kepunahan. Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk mempertahankn populasi monyet hitam sulawesi adalah dengan memelihara di alam (insitu) dan di luar habitatnya (exsitu).

Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) merupakan taman wisata yang berbasis pelestarian satwa. Keberadaan TASWBK menjadi alternatif fasilitas rekreasi masyarakat Kota Bandar Lampung (Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton, 2009). Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu satwa yang terdapat di TASWBK. Di alam monyet hitam sulawesi dapat dijumpai pada hutan primer dan sekunder serta aktif di pagi sampai sore hari (diurnal) (Rowe, 1996). Monyet hitam sulawesi merupakan satwa frugivor, dan memakan buah sebanyak 60-90% dari total konsumsi pakannya (Clutton-Brock dan Harvey 1977 dalam Bercovitch dan Huffman, 1999). Selain buah, monyet ini juga memakan daun, tunas, umbi, serangga, dan ulat (Rowe, 1996) Lebih dari 145 jenis buah-buahan (60% dari total konsumsi), tumbuhan hijau (2,5%), invertebrata (31,5%), dan kadang-kadang memangsa satwa vertebrata yang lebih kecil


(26)

3

(Supriyatna dan Wahyono, 2000). Beberapa jenis serangga yang dimakan monyet ini antara lain tawon, rayap, ulat dalam gulungan daun Pongamia sp., lebah, semut, dan belalang (Saroyo, 2002 dalam Saroyo, 2005).

Untuk mengetahui perilaku dan kandungan nutrisi pakan drop in selama di dalam penangkaran, maka diperlukan penelitian mengenai perilaku dan kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan pertimbangan dalam pengelolaan pakan dan pemenuhan kebutuhan nurtisi yang ada di TASWBK.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK. 2. Bagaimana palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in

yang diberikan di TASWBK.

3. Berapa besar kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK. 2. Mengetahui palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in

yang diberikan di TASWBK.

3. Mengetahui besar kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK.


(27)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku harian dan kandungan nutrisi pakan drop in di dalam penangkaran sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemeliharaan monyet hitam sulawesi yang meliputi pengelolaan pakan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK.

E. Kerangaka Pemikiran

Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton merupakan taman wisata yang juga merupakan pelestartian alam. Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu dari delapan jenis Macaca endemik Sulawesi. Populasinya saat ini semakin menurun. Salah satu penyebab penurunan populasi satwa dalah peningkatan populasi penduduk yang membutuhkan lahan untuk tempat kehidupan, persaingan pemanfaatan untuk lahan hidup akibat perburuan liar, dan penebangan liar. Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu satwa yang di tangkarkan di TASWBK yang keberdaannya hampir punah.

Sebagai upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaan populasi monyet hitam sulawesi yaitu dengan cara melakukan konservasi di luar habitat atau exsitu. Monyet hitam sulawesi yang ditangkarkan membutuhkan sediaan pakan yang cukup per hari. Pemberian pakan monyet hitam sulawesi berupa buah segar dan jumlah pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu Pola makan sangat berpengaruh terhadap kondisi biologis dan aktivitas hidup satwa, yang pada akhirnya akan mempengaruhi perilaku dan organisasi sosialnya (Meijid dkk,


(28)

5

2001). Menurut Maple (1980), Satwa yang hidup di penangkaran memiliki waktu aktif yang berkolerasi positif dengan waktu pemberian pakan.

Penelitian perilaku monyet hitam sulawesi dilakukan dengan mengamati perilaku harian monyet menggunakan metode focal animal sampling, sehingga dapat diketahui proporsi aktivitas harian monyet terhadap aktivitas lainnya. Perilaku makan diamati secara deskriptif dan kandungan nutrisi dalam pakan drop in monyet diketahui dengan menggunakan metode analisi proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat di Laboraturium Fakultas Peternakan Universitas Lampung. Diagram alir kerangka pemikiran Penelitian kajian perilaku dan pakan Drop in monyet hitam sulawesi dideskripsikan pada Gambar 1.


(29)

6

s

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).

Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra)

Taman Agro, Satwa dan Wisata Bumi Kedaton

(TASWBK) Penelitian

Perilaku Harian Palatabilitas Pakan Kandungan Nutrisi

Focal Animal Sampling 1. Moving 2. Feeding 3. Resting 4. Lain-lain Jumlah konsumsi Perilaku makan Analisis proksimat

1.Kadar air 2. Kadar abu 3. Protein 4. Lemak 5. Serat kasar

Identifikasi Perilaku dan Kandungan Nutrisi Pakan Drop In Monyet hitam Sulawesi

(Macaca nigra)

- 1. Waktu pakan 2. Jenis pakan 3. Sumber pakan 4. Cara makan


(30)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi

Di Seluruh dunia, terdapat 20 jenis spesies Macaca yang tersebar di Afrika bagian utara, Eropa, Rusia bagian tenggara, dan Asia (Nowak, 1999). Dari 20 spesies tersebut delapan spesies merupakan endemik pulau Sulawesi yakni Macaca nigrescens, Macaca heckii, Macaca maura, Macaca brunescens, Macaca ochreata, Macaca tonkeana, Macaca ochreata, dan Macaca nigra (Bercovitch dan Huffman, 1999). Klasifikasi monyet hitam sulawesi adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Primata

Keluarga : Cercopithecidae Kelas : Macaca

Spesies : Macaca nigra Desmarest, 1822.

Nama Inggris : Celebes Crested Macaque, Black Crested Macaque Nama lokal : Yaki, Monyet Hitam Sulawesi


(31)

8

B. Morfologi

Monyet hitam sulawesi memiliki ciri tubuh yang mudah dibedakan dengan jenis monyet sulawesi lainnya. Panjang tubuh betina 445-550 mm, sedangkan jantan 520-570 mm (Rowe, 1996). Panjang ekor rata-rata 20 mm, dan berat tubuh antara 7 sampai 15 kg. Rambut menutupi seluruh tubuh berwarna sampai hitam kelam dengan bagian belakang dan paha berwarna lebih terang dibandingkan pada bagian lain. Wajahnya juga berwarna hitam dan tidak ditumbuhi rambut (Supriyatna dan Wahyono, 2000).

Monyet hitam sulawesi memiliki moncong jauh lebih menonjol dibandingkan dengan monyet sulawesi lainnya. Kepala memiliki jambul, yang merupakan ciri khas dari monyet Sulawesi lainnya. Betina dan juvenil memiliki warna yang sedikit pucat dibandingkan dengan jantan dewasa. Monyet ini memiliki bantalan tungging berbentuk seperti ginjal dan berwarna kuning (Supriyatna dan Wahyono, 2000).

Saroyo (2005) mengelompokkan monyet hitam sulawesi kedalam beberapa kelompok umur yakni bayi, anak, remaja, dan dewasa. Ciri-ciri kelompok umur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bayi (0-1 Tahun), mempunyai muka yang berwarna putih dan hal ini membedakan dengan kelompok umur yang lain. Rentang umur bayi adalah saat baru lahir, diasuh oleh induknya, sampai dengan masa sapih. Bayi jantan memiliki penis yang sangat panjang bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.


(32)

9

2. Anak, fase yang dimulai setelah bayi yang sebelum dewasa. Ditunjukkan dengan fase reproduksi yang belum matang. Ciri yang paling khas dari kelompok umur ini adalah kebiasaan bermain. Jenis kelamin dibedakan dengan melihat organ genital luarnya.

3. Remaja, ukuran tubuh lebih besar dibandingkan dengan ukuran tubuh anak dan sedikit lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh dewasa. Terdapat dimorfisme seksual pada ukuran tubuh yakni jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingakan betina. Jantan remaja memiliki warna tubuh yang sudah mulai menyerupai jantan dewasa yakni berwarna hitam terang pada bagian tangan dan bahu. Skrotum mulai membesar dan memisahkan diri dari kelompok anak tetapi belum bergabung dengan kelompok dewasa. Betina remaja ukurannya hampir sama dengan betina dewasa, namun pada betina remaja puting susu masih pendek dan berwarna putih.

4. Dewasa, ciri umum kelompok umur dewasa yakni pertumbuhan yang sudah penuh dan matang secara reproduksi. Jantan mencapai kedewasaan pada saat umur 7-8 tahun, sedangkan betina pada umur 5 tahun. Jantan dewasa memiliki ciri skrotum yang sudah membesar dan berwarna merah, sedangkan betina dewasa dicirikan dengan adanya estrus yang dapat dilihat dengan membengkaknya daerah ischial serta memiliki puting susu panjang, menggantung, dan berwarna merah muda.


(33)

10

C. Tingkah Laku Kawin Macaca nigra

Tingkah laku kawin muncul karena adanya rangsangan dari dalam kemudian terjadi perkawinan jikka ada rangsangan dari lawan jenisnya, dan dilakukan oleh satwa liar jantan dewasa dan betina dewasa (Alikodra, 1990). Tingkah laku kawin yang dilakukan oleh primata jantan dan betina dengan berbagai alas an antara lain untuk reproduksi, dan juga sebagai penampakan tingkah laku aviliatif (Siwi, 2001).

Tingkah laku kawin Macaca nigra dilakukan oleh jantan dewasa Dan betina dewasa, yang ditandai dengan sinyal awal dari betina dewasa yang selalu dan melihatkan bagian bokongnya untuk memberikan sinyal berupa pancingan pada jantan dewasa untuk melaksanakan perkawinan. Adanya beberapa kegiatan yang berupa inspeksi oleh jantan sebelum kopulasi, yaitu dengan mencium, meraba dan menyentuh bagian belakang betina dewasa (bokong).

D. Reproduksi

Masa kehamilan monyet hitam sulawesi berkisar antara 170-190 hari dan jarak kelahiran 18 bulan. Persentase kematian bayi cukup besar yakni 21% (Rowe, 1996). Monyet ini dapat bertahan hidup hingga 26 tahun (Supriyatna dan Wahyono, 2000), Tetapi Rowe (1996) menyatakan bahwa masa hidup jenis ini adalah 18 tahun.


(34)

11

E. Habitat dan Penyebaran

Marga macaca merupakan marga dengan pesebaran yang paling luas saat ini dan merupakan marga dengan kemampuan adaptasi terhadap iklim serta habitat yang paling paik dibandingkan dengan marga primata yang lain (Bercovitch dan Huffman, 1999). Monyet hitam sulewasi dapat dijumpai pada hutan primer dan sekunder (Rowe, 1996). Monyet hitam sulawesi lebih sering melakukan aktivitas di perkebunan masyarakat dan mengambil hasil panen perkebunan sehingga seringkali jenis ini dianggap sebagai hama perkebunan.

Monyet hitam sulawesi dapat dijumpai di Sulawesi Utara antara lain di Cagar Alam Dua Saudara, Pulau Bacan, Manembo Nembo, Kota Mobagu dan Modayak (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Di Cagar Alam Tangkoko, monyet hitam Sulawesi dapat dijumpai di semua ketinggian (O’Brien dan Kinnaird, 1997). F. Perilaku Monyet Hitam Sulawesi

Monyet hitam sulawesi merupakan primata dengan struktur sosial multimale-multifemale dengan perbandingan nisbah kelamin (sex ratio) 1: 3,4 (Rowe, 1996). Grooming adalah perilaku sosial yang bersifat mendekatkan sedangkan untuk perebutan wilayah, pakan dan betina dilakukan dengan perkelahian yang seringkali memakan korban karena gigitan dari gigi taring jantan yang berukuran besar. Komunikasi antar individu dilakukan dengan bersuara dan beberapa mimik muka dan postur tubuh (Cawthon, 2006).

Menurut O’Brien dan Kinnaird (1997) terdapat lima kelas aktivitas harian yang


(35)

12

1) Moving : Pergerakan, termasuk berjalan, berlari, memanjat dan melompat.

2) Feeding : Pendekatkan, memetik, menggerakkan, mengunyah atau menempatkan makanan di mulut.

3) Foraging : Bergerak perlahan dengan perhatian tertuju pada sumber pakan potensial atau menggerakkan substrat untuk mencari pakan.

4) Resting : Tubuh tidak bergerak, biasanya duduk atau berbaring, tidak terlibat dalam aktivitas sosial termasuk mengutu.

5) Social : Mengutu, bermain, noncopulatory mounting, kopulasi, dan berkelahi.

Pergerakan dari monyet hitam sulawesi adalah menggunakan keempat anggota geraknya atau quadropedal, aktif di pagi sampai sore hari (diurnal), dan lebih banyak melakukan aktivitasnya di atas tanah (terrestrial) (Rowe, 1996).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh O’Brien dan Kinnaird di Cagar Alam Tangkoko, monyet hitam sulawesi menghabiskan lebih dari 60% waktu hariannya untuk beraktivitas secara terrestrial baik untuk istirahat dan pergerakan yang

menempuh jarak yang jauh (O’Brien dan Kinnaird, 1997).

Homerange dari monyet hitam sulawesi adalah 114-320 ha dengan jelajah harian mencapai 6000 meter (Rowe, 1996). Namun luasan homerange dan jelajah harian tersebut dapat berubah tergantung pada akses dari monyet tersebut terhadap hutan primer. Saat monyet hitam sulawesi mendapatkan akses terhadap hutan primer maka mereka menghabiskan sedikit waktu untuk bergerak karena mereka


(36)

13

mendapatkan kelimpahan yang tinggi dari buah-buahan di wilayah tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa saat musim berbuah, jelajah harian Macaca nigra tidak terlalu jauh (Kinnaird & O'Brien, 2000 dalam Cawthon, 2006).

Betina menampakkan perilaku seksual yaitu pembengkakan (swellings) pada bantalan pantat (ischial callosities) dari merah muda menjadi merah. Dewasa kelamin pada betina adalah 49 bulan dengan siklus estrus 36 hari dan interval kelahiran 18 bulan (Rowe, 1996). Betina mengutu pada jantan lebih sering dari pada jantan yang mengutu pada betina saat mereka berada pada masa birahi (Reed et al., 1997 dalam Cawthon, 2006). Pada jantan, perilaku seksual ditunjukkan dengan sistem hirarki yang ditentukan dengan perkelahian. Jantan dominan akan mendapatkan sumberdaya dan perhatian dari betina lebih besar dari pada jantan tidak dominan (Cawthon, 2006).

G. Pakan Monyet Hitam Sulawesi

Monyet hitam Sulawesi adalah jenis hewan frugivor, dan memakan buah sebanyak 60-90% dari total konsumsi pakannya (Clutton-Brock dan Harvey 1977 dalam Bercovitch dan Huffman, 1999). Selain buah, monyet ini juga memakan daun, tunas, umbi, serangga, dan ulat (Rowe, 1996). Menurut O’Brien dan Kinnaird (1997), pakan monyet ini terdiri lebih dari 145 jenis buah-buahan (66% dari total konsumsi), tumbuhan hijau (2,5%), invertebrata (31,5%), dan kadang-kadang memangsa satwa vertebrata yang lebih kecil. Beberapa jenis serangga yang dimakan monyet ini antara lain tawon, rayap, ulat dalam gulungan daun Pongamia sp., lebah, semut, dan belalang (Saroyo, 2002 dalam Saroyo, 2005). Di Cagar Alam Tangkoko monyet hitam sulawesi sering ditemukan di tepi laut untuk


(37)

14

mencari moluska sebagai salah satu sumber pakan (Supriyatna dan Wahyono 2000).

H. Populasi dan Status Konservasi

Saat ini kepadatan monyet hitam sulawesi di alam diperkirakan 3 ind/km2, dan di Cagar Alam Tangkoko kepadatannya diperkirakan sebesar 60 ind/km2 (Supriyatna dan Andayani, 2008). Monyet hitam sulawesi berdasarakan SK Menteri Pertanian 29 Januari 1970 No.421/Kpts/um/8/1970, SK Menteri Kehutanan 10 Juni 1991 No.301/Kpts-II/ 1991 dan undang-undang No.5 tahun 1990 dilindungi oleh pemerintah RI (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi menurut IUCN termasuk dalam kategori Critically Endangered atau satwa hampir punah. Sedangkan menurut CITES Macaca nigra tergolong dalam daftar Appendix II. Masalah serius dalam pelestarian Macaca nigra adalah konversi habitat, fragmentasi, perburuan, bencana alam, faktor genetik, dan gangguan manusia.

Meningkatnya populasi manusia di wilayah Sulawesi utara menyebabkan kebutuhan terhadap lahan semakin tinggi yakni untuk kebutuhan pertanian dan perumahan, perkebunan, permintaaan hasil hutan menyebabkan dibukanya lahan yang awalnya merupakan habitat Macaca nigra. Monyet hitam sulawesi juga dijadikan sebagai makanan tradisional dan digunakan sebagai makanan khas pada saat perayaan agama terutama pada saat natal. Monyet hitam sulawesi juga dipandang sebagai hama yang merusak perkebunan dan dijual sebagai binatang peliharaan. Hal inilah yang menyebabkan tingginya degradasi populasi Macaca nigra.


(38)

15

I. Analisis Proksimat

Analsis proksimat merupakan metode analisis yang tidak menguraikan kandungan nutrien secara rinci, namun berupa nilai perkiraan (Soejono, 1990). Analisis proksimat menggolongkan komponen bahan pakan berdasarkan komposisi kimia dan fungsinya, yaitu : air (moisture), abu (ash), protein kasar (crude protein), lemak kasar (etherextract), serat kasar (crude fiber) dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (nitrogen free extract). Analisis proksimat menggolongkan vitamin berdasarkan kelarutannya. Vitamin yang larut dalam air dimasukkan ke dalam fraksi air, sedang yang larut dalam lemak dimasukkan ke dalam lemak kasar (Suparjo, 2010).

J. Penangkaran

Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pngembangbiakan dan pembesaran tumbuhan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Penangkaran tumbuhan dan satwa liar berbentuk pengembangbiakan satwa, pembesaran satwa, yang merupakan pembesaran anakan dari telur yang diambil dari habitat alam yang ditetaskan di dalam lingkungan terkontrol dan atau dari anakan yang diambil dari alam (ranching/rearing) dan perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam kondisi yang terkontrol (artificial propagation) (BKSDA Bali, 2011).

Tujuan penangkaran adalah untuk mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwa liar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik yang terjamin, untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan langsung


(39)

16

terhadap populasi alam serta mendapatkan kepastian secara administratif maupun secara fisik bahwa pemanfaatan spesimen tumbuhan atau satwa liar yang dinyatakan berasal dari kegiatan penangkaran adalah benar-benar berasal dari kegiatan penangkaran (BKSDA Bali, 2011).


(40)

17

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK). Waktu pengamatan untuk penelitian ini adalah 12 hari pada bulan Mei 2015.

B. Alat dan Objek Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, jam digital, timbangan, dan lembar kerja. Alat yang digunakan untuk analisis proksimat yang terdiri dari timbangan analitik, desikator, oven, tang penjepit, kertas saring, gelas ukur, corong kaca. Objek penelitian yang diamati yaitu monyet hitam sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).

C. Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah monyet hitam sulawesi dalam kandang di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).

2. Peneliti mengamati perilaku harian dan menghitung kandungan nutrisi pakan monyet hitam sulawesi dari pakan drop in yang diberikan oleh keeper dalam kandang.


(41)

18

D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti (Suryana 2010). Data primer meliputi perilaku, dan palatabilitas serta kandungan nutrisi pakan monyet hitam sulawesi. Penimbangan bobot berat badan Monyet hitam sulawesi pada awal dan akhir penelitian.

2. Data Sekunder

Data deskriptif yaitu data yang dideskrisipsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu (Suryana, 2010). Data sekunder diperoleh dari studi pustaka seperti jurnal dan terbitan lainnya untuk mendukung data primer. Data sekunder meliputi karakteristik lokasi penelitian dan komposisi bahan pakan Indonesia.

E. Metode Pengambilan Data

1. Data Primer

1.1. Pengamatan perilaku harian

Dilakukan dengan metode focal animal sampling (Altman, 1974) yang terdiri dari aktivitas moving, feeding, dan resting. Perilaku makan diamati secara deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang tidak dimaksudkan untuk mengkaji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya mengenai suatu variabel, gejala, atau keadaan (Arikunto, 2010). Perilaku makan yang diamati meliputi : waktu makan, sumber pakan, jenis pakan, cara makan dan bagian yang dimakan.


(42)

19

1.2 Pengumpulan data jumlah konsumsi pakan dan palatabilitas drop in.

Monyet hitam sulawesi yaitu dengan penimbangan berat awal pakan dikurangi sisa pakan monyet hitam sulawesi per hari. Jumlah konsumsi pakan yang diperoleh diolah kedalam presentase dan ditabulasikan untuk melihat perbandingan per jenis pakan monyet hitam sulawesi.

1. 3. Analisis Proksimat

Analsis proksimat merupakan metode analisis yang tidak menguraikan kandungan nutrien secara rinci, namun berupa nilai perkiraan (Soejono, 1990). Analisis proksimat menggolongkan komponen bahan pakan berdasarkan komposisi kimia dan fungsinya, yaitu: air (moisture), abu (ash), protein kasar (crude protein), lemak kasar (etherextract), dan serat kasar (crude fiber).

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi literatur dengan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan sedang diteliti. Informasi tersebut diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, skripsi, tesis, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

F. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Data deskriptif merupakan pencarian data fakta dengan interpretasi yang tepat (Moh.Nazir, 2005). Penjelasan mengenai perilaku dan kandungan nutrisi pakan


(43)

20

1. Analisis Perilaku Harian

Analisis perilaku harian dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus metode focal animal sampling. Data perilaku moving, feeding, dan resting ditabulasikan pada lembar kerja (Tabel 1).

Tabel 1. Lembar Kerja Pengamatan Perilaku

No Waktu Perilaku Keterangan

Moving Feeding Resting

1 2

Rumus metode focal animal sampling : Analisis Kegiatan = � ℎ ��

� ℎ �� x 100 % Analisis Waktu = � ℎ �

� ℎ x 100 %

2. Tingkat Palatabilitas Satwa

Jumlah konsumsi pakan monyet hitam sulawesi dapat dihitung dengan rumus (Sari, 2006).

Jumlah konsumsi per jenis pakan (%) = � ℎ � � � �

� ℎ � � � � � x 100 %

Sedangkan perilaku makan monyet yang meliputi waktu makan, sumber pakan, jenis pakan, cara makan dan bagian yang dimakan dicatat dalam lembar kerja (Tabel 2) kemudian dianalisis secara deskriptif.


(44)

21

Tabel 2. Lembar Kerja Perilaku Makan monyet di mulai bulan Mei 2015 . No Sumber

pakan Nama ilmiah Nama lokal Cara makan Bagian yang dimakan 1 2

3 Analisis Proksimat

Komposisi kandungan gizi pakan drop in monyet hitam sulawesi dapat diketahui dengan analisis proksimat. Komposisi kandungan gizi pakan drop in menurut Sari, (2006) dapat dihitung dengan rumus :

a. Kadar air KA = C-A

B-A Keterangan: KA : Kadar air (%)

A : Bobot cawan porselein (gram)

B : Bobot cawan porselein berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) C : Bobot cawan porselein berisi sampel sesudah dipanaskan (gram) Kemudian dihitung kadar air rata-rata dengan rumus:

KA (%) = KA1+ KA2 2

Keterangan :

KA1 : Kadar air pada ulangan 1 KA2 : Kadar air pada ulangan 2

b. Kadar Abu KAb = (B-A)-(C-A)

(B-A) Keterangan :

KAb : Kadar abu (%) X 100 %


(45)

22

A : Bobot cawan porselein (gram)

B : Bobot cawan porselein berisi sampel sebelum diabukan (gram) C : Bobot cawan porselein berisi sampel sesudah diabukan (gram) Kemudian dihitung kadar abu rata-rata dengan rumus:

KAb (%) = KAb1 + KAb2 2

Keterangan :

KAb1 : kadar abu pada ulangan ke 1 KAb2 : Kadar abu pada ulangan ke 2

c. Kadar Protein

N = [ Lblanko – Lsampel ] x N Basa/100 B-A

Keterangan :

N : Besarnya kandungan nitrogen (%) Lblanko : Volume titran untuk blanko (ml) Lsampel : Volume titran untuk sampel ( ml) N basa : Normalitas NaOH sebesar 0,1 N : Berat atom nitrogen sebesar 14 A : Bobot kertas saring biasa (gram)

B : Bobot kertas saring biasa berisi sampel (gram)

Kadar protein rata- rata dapat dihitung dengan rumus : Kadar protein (%) = KP1 + KP2

2 Keterangan :

KP1 : Kadar protein ulangan ke 1 KP2 : Kadar protein ulangan ke 2

d. Kadar Lemak

KL = [ (B-A) x Bk ] – (D-A ) x 100% B-A


(46)

23

Keterangan :

KL : Kadar lemak (%) BK : Kadar bahan kering (%)

A : Bobot kertas saring (gram)

B : Bobot kertas saring berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) D : Bobot kertas saring berisi sampel sesudah dipanaskan (gram) Kadar lemak rata-rata dapat dihitung dengan rumus :

KL (%) : KL1 + KL2 2 Keterangan :

KL1 : Kadar lemak ulangan ke 1 KL2 : Kadar lemak ulanganm ke 2

e. Kadar Serat

KS = (D-C) – (F-E) x 100% A-B

Keterangan :

KS : Kadar serat (%) A : Bobot kertas (gram)

B : Bobot kertas berisi sampel (gram)

C : Bobot kertas saring whatman ashles (gram)

D : Bobot kertas saring whatman ashles berisi residu (gram) E : Bobot cawan porselein (gram)


(47)

24

IV. GAMBARAN UMUM

A.Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton

Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota Bandar Lampung, merupakan area yang pada awalnya berupa sebidang tanah dan kebun tanaman keras yang terletak di Kelurahan Batu Putu, Kecamatan Teluk Betung Utara.

Pada tanggal 20 Oktober 2004 PT Bumi Kedaton dengan akta Nomer : C-3149 HT.01.01.2004 didirikan dengan sistem penataan lingkungan, serta membuat sarana dan prasarana dengan melakukan kerjasama dengan pihak Taman Nasional Way Kambas. Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton pertama dibuka untuk umum pada hari raya pertama Idul Fitri 1 Syawal 1425 H. Keberdaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort menjadi fasilitas rekreasi masyarakat Kota Bandar Lampung khususnya dan masyarakat Provinsi Lampung umumnya.

Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton merupakan taman wisata yang berbasis edukasi hal ini ditunjukan dengan adanya sejumlah satwa liar yang dilindungi dan ditangkarkan di dalamnya seperti gajah Sumatera


(48)

25

(Elephans maximus sumatranus), beruk (Macaca nemerstrina), siamang (Symphalangus syndactylus), monyet hitam sulawesi (Macaca nigra), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), ayam hutan (Gallus gallus), elang (Folconidae), biawak (Varanus salvator) dan berbagi jenis satwa lainnya (Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton, 2009).

B.Letak dan Luas

Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton terletak tujuh kilometer dari pusat Kota Bandar Lampung arah Kampung Sukarame II, Kelurahan Batuputu, Kecamatan Teluk Betung Barat Provinsi Lampung, dengan luas wilayah keseluruhan 30 ha dan 5 ha merupakan wilayah Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton.

Batas-batas wilayah Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton adalah sebagai berikut :

Sebelah utara : berbatasan dengan Jalan WA. Rahman,

Sebelah selatan : berbatasan dengan kebun Bapak Hi. Fachrudin, Sebelah barat : berbatasan dengan kebun Bapak Syarif Hidayah Sebelah timur : berbatasan dengan kebun Bapak Winarta.


(49)

26

C.Keadaan Fisik Lokasi Penelitian

1. Iklim

Kawasan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton mempunyai curah hujan lebih dari 100 mm/bulan merupakan bulan-bulan basah hanya terjadi pada Desember sampai Maret, curah hujan 60-100 mm/bulan merupakan bulan-bulan lembab terjadi selama 5 bulan dan curah hujan kurang dari 60 mm/bulan merupakan bulan-bulan kering terjadi pada Mei-Juli (Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton, 2009).

2. Topografi

Pada umumnya kawasan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton memiliki topogarfi bergelombang ringan sampai berat, serta sebagian kecil datar. Ketinggian 153 mdpl dan kemiringan lereng yang bervariasi dari landai sampai berbukit.

3. Keadaan tanah

Jenis tanah di Wilayah ini berasal dari bahan induk batuan vulkanik muda dan terbentuk dengan fisiologi pegunungan serta beriklim basah. Tanah ini termasuk jenis Inceptisol (tanah yang baru berkembang), dengan kondisi umum sebagai berikut : keadaan tanah cukup dalam, tekstur liat berlempung, struktur kubus membulat (angular blocky), reaksi tanah masam, serta drainase baik.


(50)

27

D. Flora dan Fauna

Berbagai macam flora terdapat di TASWBK disajikan pada (Tabel 3). Tabel 3. Daftar jenis-jenis tumbuhan di TASWBK.

No. Nama Tumbuhan Nama Ilmiah

1. Alpukat Persea americana

2. Belimbing Averrhoa carambola

3. Bungur Lagerstroemia flosreginae

4. Cemara Casuarina equisetifolia

5. Dadap Erythrina fusca

6. Durian Durio zibethinus

7. Jambu Biji Psidium guajava

8. Jati Tectona grandis

9. Jengkol Pithecellobium lobatum

10. Kayu manis Cinnamomum burmanii

11. Kelapa Cocos nucifera

12. Kemiri Aleurites mollucana

13. Kopi Coffea sp.

14. Kuweni Mangifera odorata

15. Mahoni Swietenia mahagoni

16. Maja Aegle marmelos

17. Mangga Mangifera indica

18. Nangka Artocarpus integra

19. Petai Parkia speciosa

20. Petai cina Leucaena glauca

21. Rambutan Nephelium lappaceum

22. Sengon Paraserianthes falcataria

23. Sirsak Annona muricata

24. Sukun Artocarpus communis

25. Tangkil Gnetum gnemon


(51)

28

Berdasarkan Tabel . Jenis vegetasi yang ada di dalam kawasan TASWBK sebanyak 26 jenis vegetasi dan didominasi oleh tumbuhan Jati (Tectona grandis) . Vegetasi TASWBK banyak dimanfaatkan oleh salah satu satwa yaitu kera ekor panjang (Macaca fascicularis) untuk aktivitas mereka berayun dan makan, karena jenis satwa ini diliarkan oleh pengelola TASWBK karena dianggap tidak mengganggu aktivitas pengunjung.

Saat ini koleksi satwa yang ada di TASWBK berjumlah 48 jenis. Satwa-satwa tersebut ditempatkan pada kandang-kandang yang terbuat dari besi disajikan pada (Tabel 4).

Tabel 4. Jenis satwa yang ada di TASWBK

No. Nama Jumlah (ekor) Nomor Kandang

1. Angsa 6 43

2. Ayam arab 4 9

3. Ayam hutan 7 9

4. Ayam jambul 1 11

5. Ayam kalkun 8 42

6. Ayam merak 3 13

7. Ayam merak biru anak 4 13

8. Ayam merak biru dewasa 1 13

9. Ayam merak silangan 3 13

10. Ayam mutiara 2 10

11. Ayam silangan 7 42

12. Beruang madu 4 -

13. Beruk 5 24

14. Biawak 2 -

15. Binturung 1 20

16. Buaya 2 39


(52)

29

No. Nama Jumlah (ekor) Nomor Kandang

18. Burung jambul putih 2 10

19. Burung merpati 2 34

20. Burung merpati 2 38

21. Burung rangkong 1 2

22. Burung tong-tong 2 34

23. Gajah 2 -

24. Harimau sumatera 1 18

25. Iguana 3 38

26. Kambing adu garut 2 -

27. Kambing ettawa 2 -

28. Kambing gembel 2 -

29. Kambing tanduk empat 2 -

30. Kuda poni 3 -

31. Kuda tunggang 2 -

32. Kukang 3 15

33. Landak 2 3

34. Lutung 2 47

35. Monyet 4 48

36. Musang bulan 1 21

37. Onta 1 21

38. Owa merah 1 31

39. Pheasant golden 2 32

40. Pheasant Ladys 4 32

41. Pheasant Silangan 4 32

42. Pheasant Silver 4 32

43. Rusa jawa 1 23

44. Rusa sambar 0 23

45. Rusa sitatungga 1 23

46. Rusa tutul 14 23

47. Siamang 4 28


(53)

45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :

1. Pengamatan aktifitas harian monyet di TASWBK dalam kandang secara kontinu 108 jam dengan 225 kali kegiatan meliputi moving 55 kali, feeding 74 kali, resting 77kali, dan lain-lain 18 kali. Dengan perbandingan proporsi perilaku harian monyet hitam di alam makan 25,1%, mencari makan 9,0%, berpindah 18,3%, istirahat 28,9%, dan sosial 18,7% dan dalam kandang diperoleh 24,89% moving, 32,89% feeding, 34,22% resting, dan 8% lain-lain.

2. Jenis pakan drop in yang diberikan adalah pisang muli, wortel, ubi, mentimun, kangkung, bayam, kacang panjang, dan jagung. Total presentasi pakan drop in monyet yang dimakan terhadap palatabilitas ketimun 100%, jagung 100%, ubi ungu 98,86%, pisang muli 97,83%, bayam 95,23, kacang panjang 92,5%, kangkung 90,83%, wortel 83,6%.

3. Pakan drop in yang memiliki kandungan gizi tertinggi adalah pisang muli dengan kadar abu 550,09 gr/hari, kadar air 33,95 gr/hari, protein33,12 gr/hari, dan serat kasat 19,43 gr/hari. Ubi ungu memiliki lemak tertinggi dengan 13,48% gr/hari.


(54)

45

B. Saran

Saran dari penelitian ini adalah:

1. Pemberian pakan drop in monyet hitam sulawesi dalam kandang sebaiknya ditambah dengan pakan alami dari satwa serta disesuaikan dengan kebutuhan gizi pakan perhari satwa tersebut.

2. Kandang penangkaran untuk monyet hitam sulawesi sebaiknya dibuat sesuai dengan ukuran tubuh dan perilaku satwa atau seperti dihabitat alaminya. Agar tidak terjadi perilaku menyimpang yang membahayakan kesehatan dan kesejahteraan satwa.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Akhtariana, R. 2013. Aktivitas Makan dan Preferensi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Resort Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser. (Skripsi). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Altman, J. 1974. Observational Study of Behavior. Sampling Methods. Illinois: Alle Laboratory of Animal Behavior 48: 227 – 265p.

Alikodra, H.S.1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat antar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Bercovitch, FB dan Huffman, MA. 1999. The Macaques di dalam: Dolhinow P, Fuentes A. editor. The Non-Human Primates. California: Mayfield

Publishing Company. hlm 77-85.

Cawthon, L. 2006. Primate Factsheet Crested Balck Macaque (Macaca nigra) Taxonomy,Morphology,andEcology.http://pin.primate.wisc.edu.factsheet/e ntry/crested_black_macaque. (di akses pada tanggal 17 April 2015).

Clutton-Brock dan P.H.Harvey, 1977. Spesies Differences in Feeding and Ranging Behaviour In Primates. In : Primate Ecology, T.H. CLUTTON-BROCK (ed), Academic Press, New York, pp. 557-584.

International Union for Conservation and Natural Resources (IUCN). 2007 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN, Gland, Switzerland. Http://www.iucnredlist.org. (diakses pada tanggal 14 April 2015).

Kinnaird, MF dan O’Brien, TG. 1999. A Contextual Analysis of The Loud Call of The Sulawesi Crested Black Macaque (Macaca nigra). Tropical

Biodiversity 6 (1&2): 37-42.

Lee, R.J., J. Riley, R. Merrill, and R.P. Manoppo. 2001. Keanekaragaman Hayati dan Konservasi di Sulawesi Bagian Utara. WCS-IP dan NRM. Manado.


(56)

Leger, D. W. 1992. Biologycal Foundation of BehaviourAn Integrative Approach, Harper Collins Publisher. New York.

Maple, T. L. 1980. Orangutan Behaviour. Van Nostrand, Reinhold Company: New York.

Meijaard, E., Rijksen, H.D., Kartikasari, S.N. 2001. Di Ambang Kepunahan, Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21. The Gibbon Foundation. Jakarta.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nowak, RM. 1999. Walker’s Primates of The World. Baltimore: The John Hopkins University Press.

O’Brien TG, Kinnaird MF. 1997. Behaviour, diet, and movement of the Sulawesi crested black macaque (Macaca nigra). International Journal of Primatology 18(3): 321-351p.

Quiatt, D dan Reynolds, V. 1993. Primate Behaviour. University Press, Cambridge. Great Britain.

Reed, C., O’Brien, TG., dan Kinnaird, MF. 1997. Male Social Behaviour and Dominance in The Sulawesi Crested Black Macaque (Macaca nigra). International Journal of Primatology 18(2): 247-260.

Rahasia, R. F., J. S. Tasirin., dan S. Sumarno. 2013. Potensi Tumbuhan Pakan Alami Bagi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Hutan Lindung Gunung Masarang. Tomohong.

Rinaldi, D. 1992. Penggunaan Metode Triangle dan Concentrasion Count dalam Penelitian Sebaran dan Populasi Hylobatidae(Hylobatidae). Media KonservasiVol.IV(1):9-2.

Rowe, N. 1996. Pictorial Guide to the Living Primates. New York: Pogonias Press.

Sari, D.R.K. 2006. Studi Perilaku Makan Drop In Orang utan Kalimantan (Pongo Pygmaeus, Linnaeus 1760) di Pusat Primata Schmutzer. Taman Margasatwa Ragunan. Jakarta.

Saroyo. 2005. Karakteristik Dominansi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Cagar Alam Tangkoko Batuangus Sulawesi Utara [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


(57)

Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat & Analisis Serat. Jambi: Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Supriatna J, Andayani N. 2008. Macaca nigra. 2008 IUCN Red List of Threatened Species. www.iucnredlist.org. [16 April 2015].

Supriyatna, J dan E.H. Wahyono. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Jakarta.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Modul Praktis Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

Undang – Undang No. 5 Tahun 1990. Tentang Konsrvasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan. Jakarta.


(1)

29

No. Nama Jumlah (ekor) Nomor Kandang

18. Burung jambul putih 2 10

19. Burung merpati 2 34

20. Burung merpati 2 38

21. Burung rangkong 1 2

22. Burung tong-tong 2 34

23. Gajah 2 -

24. Harimau sumatera 1 18

25. Iguana 3 38

26. Kambing adu garut 2 -

27. Kambing ettawa 2 -

28. Kambing gembel 2 -

29. Kambing tanduk empat 2 -

30. Kuda poni 3 -

31. Kuda tunggang 2 -

32. Kukang 3 15

33. Landak 2 3

34. Lutung 2 47

35. Monyet 4 48

36. Musang bulan 1 21

37. Onta 1 21

38. Owa merah 1 31

39. Pheasant golden 2 32

40. Pheasant Ladys 4 32

41. Pheasant Silangan 4 32

42. Pheasant Silver 4 32

43. Rusa jawa 1 23

44. Rusa sambar 0 23

45. Rusa sitatungga 1 23

46. Rusa tutul 14 23

47. Siamang 4 28


(2)

45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :

1. Pengamatan aktifitas harian monyet di TASWBK dalam kandang secara kontinu 108 jam dengan 225 kali kegiatan meliputi moving 55 kali, feeding 74 kali, resting 77kali, dan lain-lain 18 kali. Dengan perbandingan proporsi perilaku harian monyet hitam di alam makan 25,1%, mencari makan 9,0%, berpindah 18,3%, istirahat 28,9%, dan sosial 18,7% dan dalam kandang diperoleh 24,89% moving, 32,89% feeding, 34,22% resting, dan 8% lain-lain.

2. Jenis pakan drop in yang diberikan adalah pisang muli, wortel, ubi, mentimun, kangkung, bayam, kacang panjang, dan jagung. Total presentasi pakan drop in monyet yang dimakan terhadap palatabilitas ketimun 100%, jagung 100%, ubi ungu 98,86%, pisang muli 97,83%, bayam 95,23, kacang panjang 92,5%, kangkung 90,83%, wortel 83,6%.

3. Pakan drop in yang memiliki kandungan gizi tertinggi adalah pisang muli dengan kadar abu 550,09 gr/hari, kadar air 33,95 gr/hari, protein33,12 gr/hari, dan serat kasat 19,43 gr/hari. Ubi ungu memiliki lemak tertinggi dengan 13,48% gr/hari.


(3)

45

B. Saran

Saran dari penelitian ini adalah:

1. Pemberian pakan drop in monyet hitam sulawesi dalam kandang sebaiknya ditambah dengan pakan alami dari satwa serta disesuaikan dengan kebutuhan gizi pakan perhari satwa tersebut.

2. Kandang penangkaran untuk monyet hitam sulawesi sebaiknya dibuat sesuai dengan ukuran tubuh dan perilaku satwa atau seperti dihabitat alaminya. Agar tidak terjadi perilaku menyimpang yang membahayakan kesehatan dan kesejahteraan satwa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akhtariana, R. 2013. Aktivitas Makan dan Preferensi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Resort Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser. (Skripsi). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Altman, J. 1974. Observational Study of Behavior. Sampling Methods. Illinois: Alle Laboratory of Animal Behavior 48: 227 – 265p.

Alikodra, H.S.1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat antar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Bercovitch, FB dan Huffman, MA. 1999. The Macaques di dalam: Dolhinow P, Fuentes A. editor. The Non-Human Primates. California: Mayfield

Publishing Company. hlm 77-85.

Cawthon, L. 2006. Primate Factsheet Crested Balck Macaque (Macaca nigra) Taxonomy,Morphology,andEcology.http://pin.primate.wisc.edu.factsheet/e ntry/crested_black_macaque. (di akses pada tanggal 17 April 2015).

Clutton-Brock dan P.H.Harvey, 1977. Spesies Differences in Feeding and Ranging Behaviour In Primates. In : Primate Ecology, T.H. CLUTTON-BROCK (ed), Academic Press, New York, pp. 557-584.

International Union for Conservation and Natural Resources (IUCN). 2007 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN, Gland, Switzerland. Http://www.iucnredlist.org. (diakses pada tanggal 14 April 2015).

Kinnaird, MF dan O’Brien, TG. 1999. A Contextual Analysis of The Loud Call of The Sulawesi Crested Black Macaque (Macaca nigra). Tropical

Biodiversity 6 (1&2): 37-42.

Lee, R.J., J. Riley, R. Merrill, and R.P. Manoppo. 2001. Keanekaragaman Hayati


(5)

Leger, D. W. 1992. Biologycal Foundation of BehaviourAn Integrative Approach, Harper Collins Publisher. New York.

Maple, T. L. 1980. Orangutan Behaviour. Van Nostrand, Reinhold Company: New York.

Meijaard, E., Rijksen, H.D., Kartikasari, S.N. 2001. Di Ambang Kepunahan, Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21. The Gibbon Foundation. Jakarta.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nowak, RM. 1999. Walker’s Primates of The World. Baltimore: The John Hopkins University Press.

O’Brien TG, Kinnaird MF. 1997. Behaviour, diet, and movement of the Sulawesi crested black macaque (Macaca nigra). International Journal of Primatology 18(3): 321-351p.

Quiatt, D dan Reynolds, V. 1993. Primate Behaviour. University Press, Cambridge. Great Britain.

Reed, C., O’Brien, TG., dan Kinnaird, MF. 1997. Male Social Behaviour and Dominance in The Sulawesi Crested Black Macaque (Macaca nigra). International Journal of Primatology 18(2): 247-260.

Rahasia, R. F., J. S. Tasirin., dan S. Sumarno. 2013. Potensi Tumbuhan Pakan Alami Bagi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Hutan Lindung Gunung Masarang. Tomohong.

Rinaldi, D. 1992. Penggunaan Metode Triangle dan Concentrasion Count dalam Penelitian Sebaran dan Populasi Hylobatidae(Hylobatidae). Media KonservasiVol.IV(1):9-2.

Rowe, N. 1996. Pictorial Guide to the Living Primates. New York: Pogonias Press.

Sari, D.R.K. 2006. Studi Perilaku Makan Drop In Orang utan Kalimantan (Pongo

Pygmaeus, Linnaeus 1760) di Pusat Primata Schmutzer. Taman

Margasatwa Ragunan. Jakarta.

Saroyo. 2005. Karakteristik Dominansi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Cagar Alam Tangkoko Batuangus Sulawesi Utara [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.


(6)

Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat & Analisis Serat. Jambi: Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

Supriatna J, Andayani N. 2008. Macaca nigra. 2008 IUCN Red List of Threatened Species. www.iucnredlist.org. [16 April 2015].

Supriyatna, J dan E.H. Wahyono. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Jakarta.

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Modul Praktis Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

Undang – Undang No. 5 Tahun 1990. Tentang Konsrvasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan. Jakarta.